Dahulu Islam dianggap sebagai agama yang tinggi, agama para pemimpin, semua
orang Islam berakhlak mulia dan memiliki kecerdasan luar biasa. Seperti halnya
kisah-kisah berikut ini
1. Ibnu Al Haitsami atau dikenal sebagai Alhazen seorang sarjana teknil
sipil yang dipenjara 10 tahun, beliau malah menulis kitab tentang mata. Dia
menulis bagaimana teori-teori mata dan teori optic, dalam kitabnya Al-
Manazhir. Ia meneliti cara kerja Lensa Mata dan Penglihatan Manusia. Islam
menemukan teori tentang lensa pada 1000M sedangkan Newton baru
membahasnya 700 tahun setelah Alhazen wafat.
3. Ibnu sina merupakan salah seorang pakar sains dari Iran. Dalam bukunya
Al Qanun fi al-tibb kanun telah diterbitkan di Roma tahun 1593 sebelum
dialihbahasakan ke bahasa inggris Precepts of medicine. Dalam jangka kurang
dari 100 tahun buku tersebut telah dicetak dalam 15 bahasa. Malahan hingga
abad-19 bukunya masih dicetak ulang dan digunakan oleh pelajar perobatan.
Muslim saat ini seolah menjadi keranjang sampah dunia. Lihatlah sekarang kaum
muslim terpuruk dalam segala bidang. Tidak hanya di Indonesia namun juga di
Dunia.
Bicara Islam, orang-orang teringat pada teroris.
Padahal ajaran Islam dahulu dan sekarang sama? Al-Quran jaman dahulu dan
jaman sekarang sama saja, jumlah suratnya tidak berubah, jumlah ayatnya juga
tetap sama.
Apa lagi yang diingat orang-orang tentang Islam?Kacau balau, jorok, kotor,
berantakan dan tidak teratur.
Inilah yang terjadi dalam dunia Islam, identik dengan kemiskinan dimana-mana,
meminta-minta sumbangan. Orang rela makan apa saja untuk bertahan hidup.
Banyak stigmasi negatif pada Islam saat ini.
Di Indonesia, tersangka-tersangka yang sedang di siding, tiba-tiba terlihat
mengenakan peci dan baju koko, mengenakan jilbab dan bahkan bercadar.
Saat teroris digerebek, media tak segan menyorot Al-Quran. Seolah-olah ingin
menyampaikan semakin kamu beriman, semakin kamu berpotensi menjadi
teroris.
Kenapa? Kenapa peradaban Islam bisa begitu tingginya pada satu zaman,
sementara di zaman sekarang peradaban Islam terpuruk sebagaimana kita saksikan
sekarang?
Padahal zaman dahulu para sahabat tidak memiliki Al-Quran yang dibukukan
sebelum masa Utsman bin Affan, mereka hanya menghapalkan saja di ingatan.
Sekarang Al-Quran dicetak berjuta-juta eksemplar.
Dahulu Imam Bukhari harus berkeliling dunia untuk mendatangi periwayat-
periwayat hadits dan mendengarkan secara langsung dari mereka. Sementara saat
ini teknologi telah mempermudah segala-galanya tanpa harus bersusah keliling
dunia.
Lalu mengapa teknologi dan semua suasana modern ini yang seharusnya
memudahkan kita malah menjerumuska dalam keterpurukan tak berujung??