Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi merupakan indikator
yang paling penting untuk melakukan penilaian kemampuan suatu negara
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan, khususnya dalam bidang
obstetri. Bila AKI masih tinggi berarti sistem pelayanan obstetri masih
buruk, sehingga perlu perbaikan.
Berdasarkan survei kedokteran pada 2012, yaitu angka kematian ibu
masih di atas 200 setiap 100 ribu kelahiran hidup. Sedangkan kematian
anak di atas 34 per 100 ribu kelahiran hidup.
Hingga kini pemerintah terus mendata dan mengkaji bagaimana cara
menekan kematian ibu dan bayi. Sehingga dari hasil pendataan tersebut
menjadi bahan evaluasi untuk mempercepat capaian target MDGs, yaitu
angka kematian ibu maksimal 102 per 100 ribu kelahiran dan angka
kematian bayi 23 per 100 ribu kelahiran.
Profil Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah melaporkan bahwa
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah pada tahun 2012 mencapai
675 kasus, cenderung meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Jumlah ibu hamil di Jateng pada 2011 tercatat 592 ribu orang (668 kasus
AKI), sedangkan pada 2012 jumlah ibu hamil lebih banyak, yakni 604 ribu
orang (675 kasus AKI).
Adapun penyebab kematian perinatal adalah kelainan kongenital,
prematuritas, trauma persalinan, infeksi, gawat janin dan asfiksia
neonatorum. Terjadinya gawat janin di sebabkan oleh induksi persalinan,
infeksi pada ibu, perdarahan, insufisiensi plasenta, prolapsus tali pusat,
kehamilan dan persalinan preterm dan postterm. Persalinan postterm
menunjukkan bahwa kehamilan telah melampaui waktu perkiraan
persalinan menurut hari pertama menstruasinya. Ballantyne 1902 seperti
dikutip Manuaba, seorang bidan Scotlandia, untuk pertama kali

1
menyatakan bahwa janin yang terlalu lama dalam kandungan dapat
membahayakan dirinya dan ibunya saat persalinan berlangsung. Kemudian
berturu-turut 1950 Clifford mengemukakan tentang sindrom postterm
baby, sedangkan 1960 Mc Clure menyatakan bahwa angka kematian bayi
dengan kehamilan postdate semakin meningkat (Manuaba, 2007).
Menurut WHO persalinan postterm adalah keadaan yang
menunjukkan bahwa kehamilan berlangsung sampai 42 minggu (294 hari)
atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele
dengan siklus haid rata-rata 28 hari. Defenisi ini didasarkan pada hasil
observasi epidemiologi yang membuktikan bahwa persalinan postterm
dengan disertai gawat janin mempunyai kontribusi terhadap out come
kesehatan yang buruk atau 10% dari persalinan adalah persalinan postterm
(Hidayat, 2009).
Faktor yang merupakan predisposisi terjadinya persalinan postterm
diantaranya faktor ibu adalah karena hanya sebagian kecil ibu yang
mengingat tanggal menstruasi pertamanya dengan baik dan adanya
gangguan terhadap timbulnya persalinan seperti pengaruh esterogen,
oksitosin dan saraf uterus. Banyaknya kasus persalinan postterm di
Indonesia yang tidak dapat ditegakkan secara pasti diperkirakan sebesar
22% (Prawirohardjo, 2008).
Beberapa ahli dapat menyatakan bahwa persalinan postterm akan
meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.
Seringnya kesalahan dalam mendefinisikan postterm diperlukan deteksi
sedini mungkin untuk menghindari kesalahan dalam menentukan usia
kehamilan. Jika taksiran persalinan telah ditentukan pada trimester terakhir
atau berdasarkan data yang tidak dapat diandalkan bidan harus tetap siaga
pada reabilitas taksiran persalinan tersebut. Data yang terkumpul sering
menunjukkan peningkatan resiko lahir mati seiring peningkatan usia
kehamilan lebih dari 40 minggu. Penyebab kematian tidak mudah
dipahami dan juga tidak ada kesepakatan tentang pendekatan yang paling
tepat guna mencegah kematian tersebut. (Varney, Helen, 2007).

2
Bertolak dari pernyataan diatas, maka penulis sebagai calon bidan
dalam rangka mempersiapkan diri sebagai seorang bidan yang terampil
dan memiliki keahlian diberikan penugasan untuk melakukan pembinaan
pada seorang ibu bersalin. Melalui pembinaan tersebut penulis dapat
memahami berbagai proses yang terjadi selama ibu hamil dan bersalin,
sehingga dapat menerapkan asuhan kebidanan yang tepat dan aman.
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil kasus
kehamilan dengan Suspek postterm sebagai kasus yang dipresentasikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
rumusan dan identifikasi masalah dalam studi kasus asuhan kebidanan ini
adalah sebagai berikut : Bagaimana Asuhan Kebidanan yang Dilakukan
Pada Ny.R 32 Tahun G2P1A0 Parturien 41-42 Minggu dengan suspek
postterm di RSUD Banyumas Tahun 2013 ?.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan Asuhan Kebidanan kepada Ny.R 32 Tahun G2P1A0
Parturien 41-42 Minggu dengan suspek postterm di RSUD Banyumas
Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
suspek postterm.
b. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu post partum 2 jam.
c. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir segera
setelah lahir.

3
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Studi kasus ini sebagai bahan masukan atau informasi untuk
menambah pengetahuan dan pengalaman tentang asuhan kebidanan
pada ibu dengan kehamilan lewat waktu atau serotinus serta penulis
dapat membandingkan antara teori dan kenyataan yang ada di
lapangan dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama
perkuliahan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan studi kasus dapat bermanfaat sebagai bahan masukan
bagi institusi pendidikan dalam memberikan pembelajaran kepada
mahasiswa didik supaya lebih kompeten, sehingga menghasilkan
lulusan bidan yang professional dan mandiri, juga sebagai penambah
bahan kepustakaan yang dapat dijadikan studi banding bagi studi kasus
selanjutntya.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan RSUD Banyumas dapat mempertahankan semua
pelayanan yang sudah maksimal dan dapat meningkatkan pelayanan
kebidanan pada klien selama proses persalinan secara komprehensif,
sehingga klien dapat merasa puas dan senang atas pelayanan yang
telah diberikan.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam Asuhan kebidanan pada Ny. R, yaitu:
1. Asuhan kebidanan pada masa persalinan dimulai dari kala 1 sampai
kala IV.
2. Asuhan kebidanan pada post partum 2 jam.
3. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir segera setelah lahir.

Anda mungkin juga menyukai