TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Ketuban pecah dini adalah ketuban pecah sebelum ada tanda- tanda
persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi dan dapat terjadi kapan saja
yang dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan.(Nugroho,T. 2011)
Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnyab ketuban
sebelum waktu melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
prawirohardjo,2008)
melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh
preterm terjadi 1% dari semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi pada
kehamilan cukup bulan. KPD merupakan penyebab kelahiran prematur
sebanyak 30%.
2. Penyebab
Apabila jaringan ini dipacu oleh persalinan atau infeksi maka jaringan
dini dan ketuban pecah dini preterm terutama pada pasien risiko tinggi
(Nugroho, 2010).
Wanita yang mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan atau
kembali antara 3-4 kali dari pada wanita yang tidak mengalami ketuban
dan bikornis. Sebagian besar kasus merupakan akibat dari trauma bedah
(Prawirohardjo, 2008).
Diagnosa inkompetensi serviks ditegakkan ketika serviks menipis
dan membuka tanpa disertai nyeri pada trimester kedua atau awal
abortus elektif pada trimester pertama atau kedua, atau sebelumnya ibu
bayi hidup atau mati untuk pertama kali. Multiparitas adalah wanita
yang telah melahirkan bayi hidup atau mati beberapa kali (sampai 5 kali
monozigot atau dizigot. Selain itu, dapat juga ditentukan apakah janin
terdiri dari satu atau dua amnion. Upaya membedakan ini diperlukan
ketuban pecah dini juga preeklamsi. Hal ini biasanya disebabkan oleh
tergolong usia yang terlalu tua untuk melahirkan khususnya pada ibu
(Nugroho, 2010).
Usia dan fisik wanita sangat berpengaruh terhadap proses
seks dan melahirkan sebelum usia 20 tahun ini. Berbeda dengan wanita
usia 20-30 tahun yang dianggap ideal untuk menjalani kehamilan dan
masa transisi Kehamilan pada usia ini masih bisa diterima asal kondisi
keadaan baik. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, proses kehamilan
yang menurun. Semakin bertambah usia, semakin sulit hamil karena sel
telur yang siap dibuahi semakin sedikit. Selain itu, kualitas sel telur
3. Patofisiologi
Banyak teori, mulai dari defek kromosom, kelainan kolagen, sampai
vagina. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak,
mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat
dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena
terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila ibu duduk atau berdiri,
Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
5. Diagnosa
Menegakkan diagnosa KPD secara tepat sangat penting. Karena
tidak ada indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negatif palsu berarti akan
dengan cara :
a. Anamnesa
banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir atau ngepyok. Cairan berbau
tersebut his belum teratur atau belum ada, dan belum ada pengeluaran
lendir darah.
b. Inspeksi
vagina, bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak,
dari orifisium uteri eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar,
fundus uteri ditekan, penderita diminta batuk, megejan atau megadakan
keluar cairan dari ostium uteri dan terkumpul pada fornik anterior.
d. Pemeriksaan dalam
Didapat cairan di dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboraturium
konsentrasi, bau dan pH nya. Cairan yang keluar dari vagina ini
kecuali air ketuban mungkin juga urine atau sekret vagina. Sekret
penderita oligohidromnion.
6. Komplikasi KPD
bayi baru lahir. Risiko infeksi meningkat pada kejadian KPD. Semua ibu
kejadian prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi pada KPD.
ketuban habis.
Risiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm.
7. Penatalaksanaan
selama masih beberapa masalah yang masih belum terjawab. Kasus KPD
kalau menempuh cara-cara aktif harus dipastikan bahwa tidak akan terjadi
memberi waktu pematangan paru, harus bisa memantau keadaan janin dan
Resiko yang lebih sering pada KPD dengan janin kurang bulan adalah
RDS dibandingkan dengan sepsis. Oleh karena itu pada kehamilan kurang
bulan perlu evaluasi hati-hati untuk menentukan waktu yang optimal untuk
KPD yaitu umur kehamilan dan ada tidaknmya tanda-tanda infeksi pada
ibu.
akan melahirkan dalam waktu 24 jam setelah kulit ketuban pecah, bila
dikurangi.
Pelaksanaan induksi persalinan perlu pengawasan yang sangat
dapat menimbulkan komplikasi yang fatal bagi bayi dan ibunya (his
sesaria.
b. Penatalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (< 37 minggu)
Pada kasus-kasus KPD dengan umur kehamilan yang kurang
profilaksi.
Penderita perlu dirawat di rumah sakit, ditidurkan dalam posisi
kehamilan
Induksi persalinan sebagai usaha agar persalinan mulai
mati, tetani uteri, ruptura uteri, emboli air ketuban, dan juga mungkin
terjadi intoksikasi.
Kegagalan dari induksi persalinan biasanya diselesaikan dengan
obstetrik yang lain, misalnya kelainan letak, gawat janin, partus tak
maju,dan lain-lain.
Selain komplikasi-kompilkasi yang dapat terjadi akibat tindakan
Risiko kelahiran bayi prematur adalah risiko terbesar kedua setelah infeksi
Hasil akhir dari kemampuan janin untuk hidup sangat menentukan langkah
yang akan diambil. Kontraksi akan terjadi dalam waktu 24 jam setelah
dini ketuban pecah terjadi maka semakin lama jarak antara ketuban pecah
Tetapi jika memang sudah masuk tanggal persalinan dokter tak akan
menunggu selama itu untuk memberi induksi pada ibu, karena menunda
tidak adanya risiko peningkatan terjadinya infeksi pada ibu dan janin.
KPD preterm. Dan yang kedua adalah berdasarkan hipotesis bahwa KPD