Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan kemudahan kepada kami untuk dapat mengerjakan tugas Makalah
Kebijakan Kesehatan Nasional

Melalui tugas ini di harapkan para mahasiswa dapat memahami tentang Posyandu
dan Desa Siaga. Makalah yang kami buat ini tentunya masih banyak kekurangan, demi
kesempurnaan makalah ini kami membutuhkan masukan-masukan dari teman-teman.

Gorontalo, Maret 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Posyandu .......................................................................................................... 4
B. Desa Siaga ........................................................................................................ 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 1

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari. 2005).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemmudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar/social dasar untuk mempercepat penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen Kesehatan RI. 2006 ). Posyandu adalah
sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya
yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya
program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan
dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989)
Desa siaga merupakan strategi baru pembangunan kesehatan. Desa siaga
lahir sebagai respon pemerintah terhadap masalah kesehatan di Indonesia yang tak
kunjung selesai. Tingginya angka kematian ibu dan bayi, munculnya kembali
berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis paru, merebaknya berbagai penyakit
baru yang bersifat pandemik seperti SARS, HIV/AIDS dan flu burung serta belum
hilangnya penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah merupakan masalah
utama kesehatan di Indonesia. Bencana alam yang sering menimpa bangsa
Indonesia seperti gunung meletus, tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor dan
kecelakaan massal menambah kompleksitas masalah kesehatan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelasakan Posyandu
2. Menjelaskan Desa Siaga

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Posyandu
1.1 Pengertian Posyandu
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari,
oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan (Cessnasari.
2005). Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemmudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/social dasar untuk mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen Kesehatan RI. 2006 ).
Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan
program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan
dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan
teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. berencana yang mempunyai nilai
strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud
dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini
yaitu dalam peningkat mutu manusia di masa yang akan datang dan akibat dari
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :
Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk
menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai
usia balita.
Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk
membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun
mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.

4
Intervensi 1 dan 2 dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat
dengan sedikit bantuan dan pengarahan dari petugas penyelenggara dan
pengembangan Posyandu merupakan strategi yang tepat untuk intervensi
ini. Intervensi ke 3 perlu dipersiapkan dengan memperhatikan aspek-aspek
Poleksosbud.

1.2 Manfaat Posyandu


1. Bagi Masyarakat :
Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga sehingga:
Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya.
Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali,
Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali.
Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000 SI)
Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI)
setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)
Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat
Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar.
Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi.
Mendukung pelayanan KB.
Memperoleh bantuan dalam pemecahan masalah kesehatan.
Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu.

2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh Masyarakat


Mendapatkan informasi tentang upaya kesehatan.
Dapat membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan.

3. Bagi Puskesmas
Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan S1.
Membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan.
Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana dengan pemberian pelayanan
secara terpadu.

5
4. Bagi Sektor Lain
Lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah.
Meningkatkan efiseiansi pemberian pelayanan sesuai tupoksi masing-masing.

1.3 Tujuan Posyandu


Tujuan didirikannya Posyandu Yaitu :
Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil,
melahirkan dan nifas).
Membudayakan NKKBS.
Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

1.4 Jenis Posyandu


Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes RI 2006, Posyandu
secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu :
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader
terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan
rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena
belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan
peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.

2. Posyandu Madya
Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5
orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu <
50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkat

6
cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih
menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 (lima) orang
atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu menyelenggarakan program
tambahan seta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola
oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di
wilayah kerja Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 (lima) orang
atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%, mampu menyelenggarakan
program tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat
yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Posyandu Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan
termasuk pembinaan dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.

1.5 Kegiatan Utama Posyandu


Kegiatan utama di posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh kembang
balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk mencegah
penyakit, penanggulangan diare, pelayanan KB penyuluhan dan konseling/rujukan
konseling bila diperlukan.

1.6 Pengelola dan Sasaran Posyandu


Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/ keluarga, utamanya adalah bayi
baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS.
1. Tingkat desa dan kelurahan
Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan
Pembinaan mutu Posyandu ditingkat desa dan kelurahan sebagai berikut :
- Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD (Kades/Lurah).
- Penggungjawab operasional: Ketua I LKMD (Tokoh Masyarakat)
- Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10 LKMD ( Ketua Tim
Penggerak PKK).

7
- Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD
- Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-Kes.
2. Pokjanal Posyandu
Pokjanal Posyandu yang dibentuk disemua tingkatan pemerintahan terdiri
dari unsur Instansi dan Lembaga terkait secara langsung dalam pembinaan
Posyandu yaitu :
Tingkat Propinsi : BKKBN, BKKBN tingkat provinsi terdiri dari PMD
(Pembinaan Masyarakat Desa), Bappeda, dan Tim Penggerak PKK.
Tingkat Kab/Kodya : Kantor Depkes/Kantor Dinkes, BKKBN, PMD,
Bappeda.
Tingkat Kecamatan : Tingkat Pembina LKMD Kec ( puskesmas, Pembina
petugas Lapangan, KB, Kaur Bang (Kepala Urusan Pembangunan), dan
KPD (Kader Pembangunan Desa)

3. Pokjanal Posyandu bertugas :


Menyiapkan data dan kelompok sasaran serta cakupan program.
Menyiapkan kader.
Menganalisis masalah dan menetapkan aIternatif pemecahan masalah.
Menyusunan rencana.
Melakukan pemantauan dan bimbingan.
Menginformasikan masalah kepada instansi/lembaga terkait.
Melaporkan kegiatan kepada Ketua Harian Tim Pembina LKMD.

1.7 Dasar Pelaksanaan Posyandu


Surat keputusan bersama Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing
No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang
penyelenggaraan Posyandu yaitu :
Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan
Posyandu dalam lingkup LKMD dan PKK.
Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi
Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-
program pembangunan masyarakat desa.

8
Meningkatkan fungsi dan peranan LKMD PKK dan mengutamakan
peranan kader pembangunan.
Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/ di daerah masing-
masing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes
dan BKKBN.
Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66 , dana sehat sebagai cara
penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara
paripurna.

1.8 Kegiatan Posyandu


Beberapa kegiatan di Posyandu diantaranya terdiri dari lima
kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain:
1. Kesehatan Ibu dan Anak
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta
bayi, anak balita dan anak prasekolah.
Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk
karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian
makanan tambahan vitamin dan mineral
Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara
stimilasinya
Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai
tujuan program KIA.

2. Keluarga Berencana
Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan
perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena
melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi
Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya

3. Immunisasi
Imunisasi Tetanus Toksoid 2 kali pada ibu hamil. Pada bayi
umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali,
Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali. Bayi 6-11 bulan

9
memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru (100.000 SI). Anak 12-59
bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) setiap 6
bulan (Februari dan Agustus).
4. Peningkatan gizi
Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.
Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan
kalori cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada
ibu yang menyusui.
Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5
tahun.
5. Penanggulangan Diare
Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan menjadi tujuh
kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu:
Kesehatan Ibu dan Anak
Keluarga Berencana
Immunisasi
Peningkatan gizi
Penanggulangan Diare
Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran
dan air limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman.
Penyediaan Obat essensial
Berdasarkan hal diatas adapun kegiatan pokok yang dilakukan dalam
pelaksanaan Posyandu yaitu :
KIA
KB
Lmunisasi
Gizi.
Penanggulangan Diare

1.9 Alasan Pembentukan dan Pendirian Posyandu


Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:
Pos penimbangan balita

10
Pos immunisasi
Pos keluarga berencana desa
Pos kesehatan
Pos lainnya yang dibentuk baru
Posyandu didirikan karena mempunyai beberapa alasan sebagai berikut:
Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam
upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan
KB.
Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat,
sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya
dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana (Effendi, 1998).

1.10 Keberhasilan Posyandu


Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
S : Semua balita di wilayah kerja posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang Berat Badannya naik.

1.11 FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kedatangan Ibu di Posyandu


FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kedatangan Ibu di Posyandu adalah
sebagai berikut:
Pengetahuan ibu tentang manfaat posyandu.
Motivasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu
Pekerjaan ibu
Dukungan dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat
Sarana dan prasarana di posyandu
Jarak dari posyandu tersebut

1.12 Sistem Informasi Posyandu (SIP)


Sistem informasi Posyandu (SIP) adalah rangkaian kegiatan untuk
menghasilkan data dan informasi tentang pelayanan terhadap proses tumbuh

11
kembang anak dan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak yang meliputi
cakupan program, pencapaian program, kontinuitas penimbangan, hasil
penimbangan dan partisipasi masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan secara
tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu. Oleh sebab itu Sistem
Informasi Posyandu (SIP) merupakan bagian penting dari pembinaan
Posyandu secara keseluruhan. Konkritnya, pembinaan akan lebih terarah
apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual. Dengan
kata lain pembinaan merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi
karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam lingkup terbatas
maupun lingkup yang lebih luas.
Adapun manfaat System Informasi Posyandu (SIP) yaitu sebagai bahan
kader Posyandu untuk memahami permasalahan sehingga dapat
mengembangkan kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan kebutuhan
sasaran dan sebagai bahan informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai
pengelolaan posyandu, agar berbagai pihak yang berperan dalam pengelolaan
Posyandu dapat menggunakannya untuk membina posyandu demi kepentingan
masyarakat.
Macam-macam format System Informasi Posyandu (SIP) seperti:
Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian ibu hamil,
melahirkan nifas. Berisi catatan dasar mengenai sasaran posyandu.
Registrasi bayi dan balita di wilayah kerja posyandu. Berisi catatan
pemberian tablet besi, vitamin A, pemberian oralit, tanggal imunisasi, dan
apabila bayi meninggal, maka perlu dicatat tanggal bayi meninggal
diwilayah kerja posyandu tersebut.
Register WUS dan PUS diwilayah kerja posyandu. Berisi daftar ibu hamil,
catatan umur kehamilan, pemberian tablet tambah darah, imunisasi,
pemeriksaan kehamilan, tanggal dan penolong kelahiran, data bayi yang
hidup dan meninggal, serta data ibu meninggalndi wilayah kerja posyandu.
Register ibu hamil dan nifas di wilayah kerja posyandu. Berisi daftar
wanita dan suami istri usia produktif yang memiliki kemungkinan
mempunyai anak ( hamil ).

12
Data posyandu. Berisi catatn jumlah pengunjung (bayi, balita, WUS, PUS,
ibu hamil, menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas yang hadir
(kader posyandu, kader PKK, PKB/PLKB, paramedic dan sebagainya).
Data hasil kegiatan posyandu. Berisi catatan jumlah ibu hamil yang
diperiksa dan mendapat tablet tambah darah, jumlah ibu menyusui, peserta
KB ulang yang dilayani, penimbangan balita, semua balita yang
mempunyai KMS, balita yang timbangannya naik dan di Bawah Garis
Merah (BGM), balita yang mendapatkan vitamin A, KMS yang
dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat sirup besi, dan imunisasi
(DPT, Polio, campak, hepatitis B) serta balita yang menderita diare.

Mekanisme Operagional Sistem Informasi Posyandu (SIP) :


Penggung jawab Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah Pokjanal
Posyandu di Propinsi dan Dati II di tingkat kecamatan adalah Tim Pembina
LKMD/Kelurahan berkoordinasi dengan LKMD Seksi 10.
Pemerintah Desa bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi
Posyandu.
Pengumpul data dan informaosi adalah Tim Penggerak PKK dan
LKMD dengan menggunakan instrumen :
Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua
kelompok Dasa Wisma (kader PKK) .
Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d
Desember.
Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d
Desember.
Register WUS- PUS alam wilayah ketiga Posyandu bulan Januari
s/d Desember.
Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d
Desember.
Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi
dan kematian ibu hamil melahirkan dan nifas.
Data hasil kegiatan Posyandu.

13
1.13 Pembiayaan Posyandu
Adapun beberapa pembiayaan yang didapatkan untuk melakukan posyandu
didapatkan dari:
1. Sumber Daya Masyarakat
Iuran Pengguna Posyandu
Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
Sumbangan dari perorangan atau kelompok masyarakat
Dana social keagamaa, misalnya zakat, infak dsb
2. Swasta/ Dunia Usaha
Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat
perusahaan dan bantuannya dapat berupa dana, prasarana atau tenaga
sukarelawan.
3. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha dimana
hasilnya dapat disumbangkab untuk pengelolaan Posyandu, contohnya
Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan Taman Obat Keluarga (TOGA).
4. Pemerintah
Bantuannya berupa dana stimulant atau dalam bentuk sarana dan
prasarana Posyandu.

B. Desa Siaga
1. Pengertian Desa Siaga
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini dapat berarti Kelurahan atau negeri atau
istilah-istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adapt-istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan
mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan

14
masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB, kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan
memanfaatkan potensi setempat, secara gotong-royong.

2. Tujuan Desa Siaga


Tujuan dari dibentuknya Desa Siaga adalah:
Mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa.
Menyiapsiagakan masyarakat untuk menghadapi masalah-masalah yang
berhubungan dengan kesehatan masyarakat.
Memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup
bersih dan sehat.

3. Sasaran dan Kriteria Pengembangan Desa Siaga


Sasaran
Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa Siaga
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu
melaksanakan hidup sehat, serta perduli dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan di wilayah desanya.
b. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu dan
keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan
perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh
perempuan dan pemuda; kader; serta petugas kesehatan.
c. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan
perundang-undangan, dana, tenaga, sarana, dan lain-lain, seperti Kepala
Desa, Camat, para pejabat terkait, swasta, para donatur, dan pemangku
kepentingan lainnya.
Kriteria
Sebuah desa telah menjadi Desa Siaga apabila desa tersebut memiliki
sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa.

4. Program-program yang Terdapat Dalam Desa Siaga

15
Inti dari kegiata Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau
dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu dalam pengembangannya
diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif. Yaitu upaya mendampingi
(memfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa
proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.
Untuk menuju Desa Siaga perlu dikaji berbagai kegiatan bersumberdaya
masyarakat yang ada dewasa ini seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa,
Dana Sahat, Siap-Antar-Jaga, dan lain-lain sebagai embrio atau titik awal
pengembangan menuju Desa Siaga. Dengan demikian, mengubah desa menjadi
Desa Siaga akan lebih cepat bila di desa tersebut telah ada berbagai Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

5. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Dalam Desa Siaga


Pengertian Poskendes
Poskesdes adalah upaya UKBM yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan / menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.
Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader
atau tenaga sukarela lainnya.

Kegiatan Poskendes
Poskesdes diharapkan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat desa, sekurang-kurangnya:
Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, dan
faktor-faktor resikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil
yang beresiko.
Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor resikonya (termasuk
kurang gizi).

16
Kesiapsiagaan dan penanggualangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.
Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.
Kegiatan-kegiatan lain, yaitu promosi kesehatan untuk peningkatan
keluarga sadar gizi, peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), penyehatan lingkungan, dan lain-lain, merupakan kegiatan
pengembangan.
Poskesdes juga diharapkan sebagai pusat pengembangan atau
revitalisasi berbagai UKBM lain yang dibutuhkan masyarakat desa
(misalnya Warung Obat Desa, Kelompok Pemakai Air, Arisan Jamban
Keluarga dan lain-lain). Dengan demikian, Poskesdes sekaligus
berperan sebagai coordinator dan UKBM-UKBM tersebut.

Sumber Daya Poskendes


Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang bidan),
dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya dua orang kader.
Untuk menyelenggarakan Poskesdes harus tersedia sarana fisik bangunan,
perlengkapan, dan peralatan kesehatan. Guna kelancaran komunikasi dengan
masyarakat dan dengan sarana kesehatan (khususnya Puskesmas), Poskesdes
seyogyanya memiliki juga sarana komunikasi (telepon, ponsel, atau kurir).
Pembangunan saranan fisik Poskesdes dapat dilaksanakan melalui berbagai
cara, yaitu dengan urutan alternative sebagai berikut:
a. Mengembangkan Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang telah ada
menjadi Poskesdes.
b. Memanfaatkan bangunan yang sudah ada, yaitu misalnya Balai RW,
Balai Desa, Bali Pertemuan Desa, dan lain-lain.
c. Membangun baru, yaitu dengan pendanaan dari Pemerintah (Pusat atau
Daerah), donator, dunia usaha, atau swadaya masyarakat.

6. Pelaksanaan Desa Siaga


a. Persiapan
Dalam tahap persiapan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
Pusat:

17
Penyusunan pedoman.
Pembuatan modul-modul pelatihan.
Penyelenggaraan Pelatihan bagi Pelatih atau Training of Trainers
(TOT).
Provinsi:
Penyelenggaraan TOT (tenaga kabupaten / Kota).
Kabupaten / Kota:
Penyelenggaraan pelatihan tenaga kesehatan.
Penyelenggaraan pelatihan kader.

b. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
Pusat:
Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
Provinsi:
Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
Kabupaten / Kota:
Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain.
Penyiapan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam rangka
penanggualangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
Kecamatan:
Pengembangan dan Pembinaan Desa Siaga.

7. Pendekatan Pengembangan Desa Siaga


Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan dengan membantu / memfasilitasi
masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau spiral
pemecahan masalah yang terorganisasi (pengorganisasian masyarakat), yaitu
dengan menempuh tahap-tahap:
Mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, dan sumber daya yang
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah.
Mendiagnosis masalah dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan
masalah.

18
Menetapkan alternative pemecahan masalah yang layak, merencanakan
dan melaksanakannya.
Memantau, mengevaluasi dan membina kelestarian upaya-upaya yang
telah dilakukan.

Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaanya, namun secara


garis besar langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut:

Pengembangan Tim Petugas


Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan
lainnya dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah mempersiapkan para
petugas kesehatan yang berada di wilayah Puskesmas, baik petugas teknis
maupun petugas administrasi. Persiapan pada petugas ini bisa berbentuk
sosialisasi, pertemuan atau pelatihan yang bersifat konsolidasi, yang
disesuaikan dengan kondisi setempat.
Keluaran (output) dan langkah ini adalah para petugas yang memahami
tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama dalam satu tim untuk
melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan masyarakat.

Pengembangan Tim di Masyarakat


Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para petugas, tokoh
masyarakat, serta masyarakat, agar mereka tahu dan mau bekerjasama
dalam satu tim untuk mengembangkan Desa Siaga.
Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada para penentu
kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik berupa kebijakan
atau anjuran, serta restu, maupun dana atau sumber dana yang lain, sehingga
pembangunan Desa Siaga dapat berjalan dengan lancar. Sedangkan
pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat bertujuan agar mereka
memahami dan mendukung, khususnya dalam membentuk opini publik
guna menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan Desa Siaga.

19
Jadi dukungan yang diharapkan dapat berupa dukungan moral,
dukungan financial atau dukungan material, sesuai kesepakatan dan
persetujuan masyarakat dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan
masyarakat di bidang kesehatan seperti Konsil Kesehatan Kecamatan atau
Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga Pemberdayaan Desa, PKK, serta
organisasi kemasyarakatan lainnya, hendaknya lembaga-lembaga ini diikut
sertakan dalam setiap persemuan dan kesepakatan.

Survei Mawas Diri


Survey Mawas Diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) atau
Community Self Survey (CSS) bertujuan agar pemuka-pemuka masyarakat
mampu melakukan telaah mawas diri untuk desanya. Survey ini harus
dilakukan oleh pemuka-pemuka masyarakat setempat dengan bimbingan
tenaga kesehatan. Dengan demiian, mereka menjadi sadar akan
permasalahan yang dihadapi di desanya, serta bangkit niat dan tekad untuk
mencari solusinya, termasuk membangun Poskesdes sebagai upaya
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa. Untuk
itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan pembekalan keterampilan
bagi mereka.
Keluaran atau output dan SDM ini berupa identifikasi masalah-masalah
kesehatan serta daftar potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam
mengatasi masalah-masalah kesehatan tersebut, termasuk dalam rangka
membangun Poskesdes.

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


Tujuan penyelenggaraaan musyawarah masyarakat desa (MMD) ini
adalah mencari alternative penyelesaian masalah kesehatan dan upaya
membangun Poskesdes, diakitkan dengan potensi yang dimiliki desa. Di
samping itu, juga untuk menyusun rencana jangka panjang pengembangan
Desa Siaga.
Inisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari tokoh
masyarakat yang telah sepakat mendukung pengembangan Desa Siaga.
Peserta musyawarah adalah tokoh-tokoh masyarakat, termasuk tokoh-tokoh

20
perempuan dan generasi muda setempat. Bahkan sedapat mungkin
dilibatkan pula kalangan dunia usaha yang mau mendukung pengembangan
Desa Siaga dan kelestariannya (untuk itu diperlukan advokasi).
Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disajikan,
utamanya dalah daftar masalah kesehatan, data potensial, serta harapan
masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan
prioritas, dukungan dan kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh
masing-masing individu / institusi yang diwakilinya, serta langkah-langkah
solusi untuk pembangunan Poskesdes dan pengembangan masing-masing
Desa Siaga.

8. Pelaksanaan Kegiatan
Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukan dengan kegiatan
sebagai berikut:
Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga
Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan melalui pertemuan
khusus para pemimpin formal desa dan tokoh masyarakat serta beberapa
wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah dan mufakat,
sesuai dengan tata cara dan kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh
Puskesmas.

Orientasi / Pelatihan Kader Desa Siaga


Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengelola dan kader desa yang
telah ditetapkan perlu diberikan orientasi atau pelatihan. Orientasi /
pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota sesuai
dengan pedoman orientasi / pelatihan yang berlaku. Materi orientasi /
pelatihan yang berlaku. Materi orientasi / pelatihan mencakup kegiatan yang
akan dilaksanakan di desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga
(sebagaiman telah dirumuskan dalam Rencana Operasional). Yaitu meliputi
pengelolaan Desa Siaga secara umum, pembangunan dan pengelolaan
Poskesdes, pengembangan dan pengelolaan UBKM lain, serta hal-hal
penting terkait seperti kehamilan dan persalinan sehat, Siap-Antar-Jga,
Keluarga Sadar Gizi, Posyandu, kesehatan lingkungan, pencegahan

21
penyakit menular, penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan
pemukiman (PAB-PLP), kegawatdaruratan sehari-hari, kesiap-siagaan
bencana, kejadian luar biasa, warung obat desa (WOD), dversifikasi
pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Taman
Obat Keluarga (TOGA), kegiatan surveilans, PHS, dan lain-lain.

Pengembangan Poskesdes dan UKBM lain


Dalam hal ini, pembangunan Poskesdes bisa dikembangkan dari
Polindes yang sudah ada.
Apabila tidak ada Polindes, maka perlu dibahas dan dicantumkan dalam
rencana kerja tentang alternative lain pembangunan Poskesdes. Dengan
demikian diketahui bagaimana Poskesdes tersebut akan diadakan ,
membangun baru dengan fasilitas dari pemerintah, membangun baru
dengan bantuan dari donator, membangun baru dengan swadaya
masyarakat, atau memodifikasi bangunan lain yang ada.
Bilamana Poskesdes sudah berhasil diselenggarakan, kegiatan
dilanjutkan dengan membentuk UKBM-UKBM yang diperlukan dan belum
ada di desa yang bersangkutan, atau merevitalisasi yang sudah ada tetapi
kurang / tidak aktif.

Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga


Dengan telah adanya Poskesdes, maka desa yang bersangkutan telah
dapat ditetapkan sebagai Desa Siaga. Setelah Desa Siaga resmi dibentuk,
dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Poskesdes secara rutin, yaitu
pengembangan sistem surveilans berbasis masyarakat, pengembangan
kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawat-daruratan dan bencana,
pemberantasan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB., penggalangan dana, pemberdayaan masyarakat menuju
KADARZI dan PHBS, penyehatan lingkungan, serta pelayanan kesehatan
dasar (bila diperlukan). Selain itu, diselenggarakan pula pelayanan UKBM-
UKBM lain seperti Posyandu dan lain-lain dengan berpedoman kepada
panduan yang berlaku.

22
Secara berkala kegiatan Desa Siaga dibimbing dan dipantau oleh
Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan
pengembangan Desa Siaga selanjutnya secara lintas sektoral.

9. Pembinaan dan Peningkatan


Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor
lain, serta adanya keterbatasan sumber daya, maka untuk memajukan Desa
Siaga perlu adanya pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak.
Perwujudan dan pengembangan jejaring Desa Siaga dapat dilakukan melalui
Temu Jejaring UKBM secara internal di dalam desa sendiri dan atau Temu
Jejaring antar Desa Siaga (minimal sekali dalam setahun). Upaya ini selain
untuk memantapkan kerjasama, juga diharapkan dapat menyediakan wahana
tukar-menukar pengalaman dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
bersama. Yang juga tidak kalah pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas
sektor, khususnya dengan program-program pembangunan yang bersasaran
Desa.
Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian Desa Siaga adalah keaktifan
para kader. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan perlu dikembangkan
upay-upayauntuk memenuhi kebutuhan para kader agar tidak drop out. Kader-
kader yang memiliki motivasi memuaskan kebutuhan sosial psikologinya harus
diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kreatifitasnya.
Sedangkan kader-kader yang masih dibebani dengan pemenuhan kebutuhan
dasarnya, harus dibantu untuk memperoleh pendapatan tambahan, misalnya
dengan pemberian gaji / intensif atau difasilitasi agar dapat berwirausaha.
Untuk dapat melihat perkembangan Desa Siaga, perlu dilakukan
pemantauan dan evaluasi. Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan di Desa
Siaga perlu dicatat oleh kader, misalnya dalam Buku Register UKBM
(contohnya: kegiatan Posyandu dicatat dalam buku Register Ibu dan Anak
Tingkat Desa atau RIAD dalam Sistem Informasi Posyandu).

10. Peran Jajaran Kesehatan dan Pemangku Kepentingan Terkait


Peran Jajaran Kesehatan
a. Peran Puskesmas

23
Dalam rangka pengembangan Desa Siaga, Puskesmas merupakan ujung
tombak dan bertugas ganda yaitu sebagai penyelenggara PONED dan
penggerak masyarakat desa. Namun demikian, dalam menggerakkan
masyarakat desa, Puskesmas akan dibantu oleh Tenaga Fasilitator dari
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang telah dilatih Provinsi.
Adapun peran Puskesmas adalah sebagai berikut:
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, termasuk Pelayanan
Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim tingkat kecamatan dan
desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga.
Memfasilitasi pengembangan Desa Siaga dan Poskesdes.
Melakukan monitoring Evaluasi dan pembinaan Desa Siaga.

b. Peran Rumah Sakit


Rumah Sakit memegang peranan penting sebagai sarana rujukan dan
pembina teknis pelayanan medik. Oleh karena itu, dalam hal ini peran
Rumah Sakit adalah:
Menyelenggarakan pelayanan rujukan, termasuk Pelayanan Obstetrik
dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).
Melaksanakan bimbingan teknis medis , khususnya dalam rangka
pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan dan
bencana di Desa Siaga.
Menyelenggarakan promosi kesehatan di Rumah Sakit dalam rangka
pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan dan
bencana.

24
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang


diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan (Cessnasari. 2005). Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelanggraan pembangunan
kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemmudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/social dasar untuk
mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi ( Departemen Kesehatan
RI. 2006 ). Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program
dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan
dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri.

25
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan
mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan
masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB, kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan
memanfaatkan potensi setempat, secara gotong-royong.

DAFTAR PUSTAKA

http://novithasari03.blogspot.co.id/2013/10/makalah-posyandu.html

Depkes RI. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Poskesdes.


Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. 2006. Promosi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. 2006. Pengamatan Epidemiologi Sederhana. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. 2002. Pendekatan Kmasyarakatan. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Pusat Promosi
Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

http://www.google.co.id/gwt/n?u=http%3A%2F%2Fcatatanetja.wordpress.com...

26

Anda mungkin juga menyukai