Anda di halaman 1dari 5

222 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

Aplikasi Transformasi Hartley


pada Analisa Kontinuasi Data Gravitasi dan Geomagnet
Syamsu Rosid dan Benny Irawan
Departemen Fisika, FMIPA Universitas Indonesia
Kampus Depok, Depok 16424
E-mail: srosid@fisika.ui.ac.id

Abstrak Transformasi Hartley (HT) sesungguhnya hampir sama dan memiliki banyak kesamaan sifat dengan transformasi
Fourier (FT). Algoritme yang digunakan pada FT dapat dimodifikasi untuk digunakan pada HT. Akan tetapi, HT merupakan
transformasi ke bilangan real sementara FT menghasilkan bilangan kompleks, sehingga transformasi Hartley diskrit (DHT)
dapat lebih cepat dan menggunakan lebih sedikit memori komputer daripada transformasi Fourier diskrit (DFT). Dalam
paper ini kami implementasikan transformasi Hartley (HT) untuk menganalisis data gravitasi dan magnetik dalam domain
frekuensi. Kontinuasi upward dan downward merupakan salah satu alat dan berfungsi sebagai filter kontinuasi. Ia dapat
digunakan untuk menganalisis data gravitasi dan magnetik dalam eksplorasi geofisika. Analisis kontinuasi ini biasanya
dilakukan untuk data survey airborne, dan untuk melihat trend data regional dalam survey darat. Dalam prosesnya, analisis
data dapat dilakukan dalam domain frekuensi maupun dalam domain ruang atau waktu. Analisis data yang dilakukan dalam
domain frekuensi umumnya menggunakan transformasi Fourier. Dalam hal ini penulis mencoba menggunakan HT. Algoritme
DHT telah di-running dengan menggunakan software MatLab. Implementasi DHT pada filter kontinuasi upward dan
downward untuk analisis data gravitasi dan magnetik ternyata memberikan beberapa keuntungan prosesing matematis.
Analisis data geofisika ini dapat memberi gambaran dengan baik dalam mengestimasi benda anomali bawah tanah.

Kata kunci: Transformasi Hartley, transformasi Fourier, Upward and Downward Continuation, Data Gravitasi dan Magnetik.

I. PENDAHULUAN anomali regional. Dengan demikian kontinuasi up ward


Dalam banyak kasus geofisika, pengolahan datanya dapat dikatakan sebagai low pass filter. Dan sebaliknya
banyak melakukan filtering frekuensi. Meskipun dalam untuk kontinuasi down ward, ia mendekatkan bidang
proses akuisisi data telah dilakukan filtering dengan pengukuran terhadap benda anomali dan ini berarti
melakukan set up dari sampling rate maupun konfigurasi mendominankan pengaruh anomali benda lokal/dangkal.
sensornya, tidak dapat dipungkiri noise masih mungkin Meskipun kontinuasi down ward bukanlah low cut filter
terekam dalam data kita. Selain itu filter frekuensi juga tetapi ia dapat dikatakan sebagai sebuah high pass filter.
disesuaikan dengan target obyek pengukuran (ukuran dan Transformasi Fourier lebih awal dan masih lebih populer
posisi kedalamannya). Akuisisi data umumnya dilakukan digunakan dalam mentransformasi domain waktu-frekuensi.
dalam domain waktu dan/atau ruang, sementara filtering Filtering kontinuasi dilakukan dalam domain frekuensi.
frekuensi harus dilakukan dalam domain frekuensi. Sejak tahun 70-an hingga era 80-an transformasi waktu-
Transformasi Fourier telah dikenal secara umum sebagai frekuensi dilakukan dengan menggunakan transformasi
alat matematis untuk melakukan transformasi domain Fourier oleh [3] dan [4]. Dan mulai era 90-an penggunaan
waktu-frekuensi ini secara bolak-balik. Sejak tahun 1942 [1] transformasi Hartley mulai ditawarkan oleh [5] sebagai
telah mengajukan alternatif lain dalam proses transformasi alternatif yang dirasakan lebih efisien dari pada transformasi
waktufrekuensi ini. Fourier.
Transformasi Hartley sesungguhnya sangat mirip dan
II. METODE PENELITIAN
memiliki relasi yang dekat dengan transformasi Fourier.
A. Kontinuasi
Perbedaannya dengan transformasi Fourier dan sekaligus
Medan gravitasi dan magnetik memenuhi hukum Laplace.
merupakan keuntungan dari transformasi Hartley adalah ia
Dengan demikian dimungkinkan untuk menghitung medan
mentransformasi fungsi/data real (dalam domain ruang dan
gravitasi dan magnetik pada suatu area permukaan tertentu
waktu) menjadi fungsi/data real juga (dalam domain
jika diketahui besar medan gravitasi dan magnetik di suatu
frekuensi) dan oleh karenanya relatif lebih mudah dalam
luasan permukaan yang lain selama diantara kedua
inversinya [2]. Transformasi Hartley tidak perlu melakukan
permukaan tersebut dianggap tidak ada benda bermassa
integrasi bilangan kompleks dalam prosesnya.
(yang dapat menimbulkan medan gravitasi dan magnetik).
Dalam analisis data gravitasi dan geomagnetik kita kenal
Prinsip inilah yang mendasari konsep kontinuasi.
dua macam kontinuasi: up ward dan down ward. Kontinua-
h / 2 (1)
si up ward merupakan proses kontinuasi data yang seakan F ( x ', y ', h) = F ( x, y,0)dxdy
{( x x ') + ( y y ') + h }
2 3/ 2
2 2
kita melakukan pengukuran di tempat yang lebih tinggi dari
pada tempat pengukuran sesungguhnya. Metode ini
Persamaan (1) merupakan persamaan untuk kontinuasi up
memberikan hasil yang hampir sama dengan hasil
ward pada medan gravitasi ataupun medan magnetik dimana
pengukuran airborne gravity atau aeromagnetic. Survey ini
memang dimaksudkan untuk mengurangi efek anomali F ( x ', y ', h) merupakan total medan di titik P( x ', y ', h) yang
dangkal dan untuk mendapatkan efek anomali berada di atas permukaan yang besar medannya ( F ( x, y , 0) )
gravitasi/magnetik dari benda dalam yang dikenal sebagai diketahui. Persamaan (1) disebut juga dalam pustaka [6]

ISSN 0853-0823
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 223

sebagai integral konvolusi dari F ( x , y ) dan fungsi filter Transformasi Hartley diskrit dua dimensi berbentuk
M 1 N 1
H (x , y ) = f ( x, y ) cas (x x / M + y y / N ) , (10)
h / 2 atau Wup ( x, y ) . Konvolusi dalam domain
(x )
3/ 2
2
+ y 2 + h2 x =0 y =0

ruang sama dengan perkalian dalam domain frekuensi sedangkan inversi dari transformasi Hartley diskrit dua
Fourier. Dalam bentuk frekuensi, persamaan kontinuasi dimensi adalah
M 1 N 1
berupa f ( x, y ) = M 1 N 1 H ( , ) cas ( x / M +
x y x y y/ N)
K (u , v ) = G (u , v )Yup (u , v ) (2) x =0 y =0

dengan K (u , v), G (u , v) , dan merupakan (11)


Yup (u , v )
Untuk mendapatkan transformasi Fourier dari
transformasi Fourier dari H ( x, y ) , F ( x, y) , dan fungsi filter transformasi Hartley ataupun sebaliknya, dapat dengan
Wup ( x, y ) . memecah transformasi tersebut menjadi dua bagian: ganjil

(odd/o) dan genap (even/e). Dengan menggunakan bagian
h / 2
Yup ( u , v ) =
imajiner dan real dari transformasi Fourier, maka
e i (ux + vy ) dxdy
(x 2
+ y +h 2
)
2 3/ 2 (3) H ( ) = Re F ( ) Im F ( ) .
Dari analisis di atas dapat dilihat bahwa perhitungan
(12)

= e h(u + v 2 )1/ 2
2
dengan transformasi Fourier lebih banyak daripada
sehingga persamaan kontinuasi upward dalam domain menggunakan transformasi Hartley. Semakin panjang
prosesnya semakin besar juga perbedaan jumlah perhitungan
frekuensi 2D berbentuk K (u, v) = G (u , v)e h (u + v 2 )1/ 2
2
, dan
antara transformasi Fourier dengan transformasi Hartley,
h u
disederhanakan oleh [7] menjadi K (u , v) = G (u , v)e .
seperti antara transformasi data dua dimensi dengan satu
dimensi. Selain itu menggunakan transformasi Fourier juga
Untuk kontinuasi downward dapat diperoleh dengan
membutuhkan memori komputer lebih besar dari pada
hanya membalik persamaan kontinuasi upward. Pada
menggunakan transformasi Hartley karena data hasil
kontinuasi downward, H ( x, y ) atau K (u, v) merupakan
transformasi Fourier berupa bilangan kompleks sedangkan
besar medan yang diketahui atau diukur, sedangkan F ( x, y) hasil transformasi Hartley berupa bilangan real. Selain itu,
atau G (u , v ) merupakan medan yang dicari. filter kontinuasi yang dapat digunakan pada transformasi
G (u , v ) = K (u , v )Ydown (u , v ) (4) Fourier juga dapat digunakan pada transformasi Hartley
karena merupakan fungsi genap.
Dari persamaan kontinuasi upward dapat diperoleh
K (u, v) C. Program Antar Muka
G (u, v) = Dalam penelitian ini, penulis mencoba membuat program
e h (u +v )
2 2 1/ 2
(5)
antar muka untuk program kontinuasi menggunakan Matlab
+ h ( u 2 + v 2 )1 / 2
= K (u , v)e yang hanya menggunakan skrip MATLAB supaya dapat
digunakan di semua seri MATLAB. Program ini dibuat
sehingga persamaan kontinuasi downward dua dimensi untuk dapat mengolah data 1-D ataupun 2-D.
+ h ( u 2 + v2 )1/ 2
dalam domain frekuensi G(u, v) = K (u, v)e dan
+h u
dapat disederhanakan menjadi G (u, v) = K (u , v)e

B. Transformasi Hartley
Transformasi Hartley berbentuk:

H ( ) = f ( x ) cas ( x ) dx (6)

Sedangkan inversi transformasi Hartley berbentuk:

f ( x ) = H ( ) cas ( x ) d (7)

dimana: cas ( x ) = cos ( x ) + sin ( x ) . Gambar 1. Tampilan Awal Program Kontinuasi


dengan pilihan data (gravitasi/magnetik) yang akan
Untuk data diskrit maka bentuk transformasi Hartleynya diproses dan metoda (upward/downward) yang
adalah sebagai akan digunakan.
N 1
X ( k ) = x ( n ) cas ((2 / N ) nk ) (8)
n =0
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
sedangkan inversi dari transformasi Hartley diskrit adalah Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data
1 N 1 sekunder. Data lapangan tidak diakuisisi secara langsung.
x(n) = X (k ) cas ( 2 nk / N ) (9) Data awal gravitasi dan magnetik yang diperoleh sudah
N k =0 dalam bentuk data anomali Bouger dan anomali magnetik
dengan N jumlah data, n = 0,1,..., N 1 , k = 0,1,..., N 1 seperti nampak pada Gambar 2.

ISSN 0853-0823
224 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

1600
100 1400
1200
95
1000
9271600 90 9271600 800
85 600

80 400
200
75
9271400 9271400 0
70 -200
65 -400
-600
60
-800
9271200 55 9271200 -1000
50 -1200
45 -1400
-1600
40
9271000 9271000 -1800
711800 712000 712200 712400 712600 712800 713000 711800 712000 712200 712400 712600 712800 713000

(a) (b)
Gambar 2. Peta data (a) Anomali Bouger dan (b) Anomali magnetik.

Sebelum menggunakan program kontinuasi yang dibuat kontinuasi yang sama antara hasil MatLab dan SignProc.
untuk mengolah data real, penulis terlebih dahulu mencoba Pengolahan data magnetik dan gravitasi menggunakan spasi
menggunakan data sintetik untuk diolah. Data sintetik yang grid 30 meter dan dilakukan beberapa kali kontinuasi
digunakan merupakan data yang sudah tersedia di software upward dengan perubahan tinggi 10 m, 50 m, 100 m, 200 m,
SignProc. Penggunaan data sintetik ini hanya untuk 500 m, dan 1000 m. Kemudian melakukan kontinuasi
membandingkan dan menguji hasil pengolahan data yang downward dengan perubahan tinggi 10 meter, 15 meter, 20
dibuat oleh program kami dengan program yang sudah ada meter, 25 meter, dan 30 meter. Di antara hasilnya dapat
(SignProc). dilihat pada Gambar 4 hingga Gambar 6.
Gambar 3 menunjukkan bahwa program telah bekerja
dengan baik. Hal ini terlihat dari bentuk kurva hasil

(a) (b)

(d)
(c)

Gambar 3. Hasil uji program untuk kontinuasi Upward data magnetic (a) sintetik terhadap (b) SignProc dan data gravitasi (c)
sintetik terhadap (d) SignProc.

Hasil kontinuasi upward (Gambar 4 dan Gambar 5) olah pengukuran dilakukan dari tempat yang lebih tinggi
memperlihatkan bahwa nilai anomali semakin kecil dan daripada tempat pengukuran sebenarnya. Hasil kontinuasi
kurva semakin smooth dengan naiknya ketinggian h. Hal ini upward mendominankan pengaruh data regional terhadap
karena kontinuasi upward memberikan hasil yang seolah- anomali lokalnya.

ISSN 0853-0823
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 225

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 4. Hasil kontinuasi upward dari data anomali magnetik dengan variasi ketinggian h (a) 50 m, (b) 100 m, (c) 200 m, dan
(d) 500 m. Nampak trend regional anomali magnetik makin jelas pada nilai h yang makin besar.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 5. Hasil kontinuasi upward dari data anomali gravitasi dengan variasi ketinggian h (a) 50 m, (b) 100 m, (c) 200 m, dan (d)
500 m. Sebagaimana data magnetik, trend regional anomali gravitasi makin jelas pada nilai h yang makin besar.

Sedangkan pada kontinuasi downward sebaliknya (lihat pengaruh anomali lokal relatif terhadap data regionalnya.
Gambar 6), yaitu seolah-olah data diambil dari tempat yang Namun hal ini dapat membuat data magnetik dan gravitasi
lebih rendah dari tempat pengukuran yang sebenarnya. Hal menjadi nampak ringing dan noisy. Walau demikian filter
itulah yang menyebabkan kontinuasi downward kontinuasi adalah bukan filter frekuensi (seperti high cut
memberikan hasil yang lebih besar daripada data aslinya. filter misalnya).
Kontinuasi downward berfungsi untuk mendominankan

ISSN 0853-0823
226 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 6. Hasil downward data magnetik untuk h (a) 10 m, dan (b) 30 m; dan data gravitasi Bouguer untuk h (c) 5 m, dan (d) 15 m.

Pengolahan satu dimensi dan dua dimensi telah [5] B. Narasimha Rao, and P.Rama Krishna, , Magpros : An Interactive
Fortran-77 PC Program for Magnetic Data Processing, Computers &
memperlihatkan hasil yang sama untuk kedua data magnetik Geosciences, 20, 681-717, 1994.
dan gravitasi. Hanya saja dalam prosesnya 2D memerlukan [6] L.J. Peters, The Direct Approach to Magnetic Interpretation and Its
waktu lebih lama daripada penghitungan 1D. Makin besar Practical Aplication, Geophysics, 14, 290-320, 1949.
dimensinya makin banyak parameternya sehingga makin [7] Maurizio Fedi, Upward Continuation of Scattered Potential Field
Data, Geophysics, 64, 443-451, 1999.
lama waktu yang dibutuhkan untuk prosesing. Apalagi
ketika dimensi tinggi itu di implementasikan pada
transformasi Fourier dibandingkan pada transformasi TANYA JAWAB
Hartley.
M. F. Rosyid (UGM)
IV. KESIMPULAN ? Hartley transform ataupun Fourier Transform biasa
Program MatLab kami telah teruji dapat digunakan untuk sesungguhnya adalah Generalized Fourier Transform dalam
melakukan filter kontinuasi pada data magnetik dan mekanisme ruang Hilbert. Bagaimana dengan basis
gravitasi, baik satu dimensi ataupun dua dimensi. Kontinuasi abnormal lain?
upward menghasilkan data regional yang lebih dominan dan
mengurangi efek anomali lokal. Kontinuasi downward Syamsu Rosyid
sebaliknya menghasilkan pengaruh data lokal yang semakin @ Belum dicoba tetapi akan dicoba.
tajam. Kontinuasi menggunakan transformasi Hartley
memberikan hasil yang sama dengan menggunakan Pekik Nurwantoro (UGM)
transformasi Fourier. Hanya saja menggunakan transformasi ? Pertimbangan pemilihan Transformasi Hartley dibanding
Hartley lebih cepat dan lebih kecil dalam penggunaan transformasi Fourier adalah kesederhanaannya, yaitu dapat
memori daripada menggunakan transformasi Fourier. menghindari bentuk atau bilangan kompleks. Tetapi ada
faktor lain yang belum disinggung bahwa transformasi
PUSTAKA Fourier bersifat simetri dengan inversnya sehingga dapat
[1] R. V. L., Hartley, A more symmetrical Fourier analysis applied to
transmission problems, Proc. IRE 30, 144150, 1942.
dibangun Fast Fourier Transform. Dalam konteks ini
[2] R.S. Saatcilar, Ergintav, and N. Cannitez, The Use of Hartley nampaknya akan sulit apabila dibangun Fast Hartley
Transform in Geophysical Applications, Geophysics, 55, 1488-1495, Transform karena fungsi genap dan ganjil (cos & sin)
1990. menjadi tercampur, tidak terpisah.
[3] B.K. Bhattacharya and M.E.Navolio, A Fast Fourier Transform
Method for Rapid Computation of Gravity and Magnetic Anomalies
due to Arbitrary Bodies, Geophysics Prospecting, 24, 633-649, Syamsu Rosyid
1976. @ Memang belum dikaji hingga ke sana, jadi baru
[4] B.K.Bhattacharya, , Computer Modeling in Gravity and Magnetic dibandingkan dengan trasnformasi Fourier baku, bukan
Interpretation, Geophysics, 43, 912-929, 1978.
dengan Fast Fourier Transform.

ISSN 0853-0823

Anda mungkin juga menyukai