Anda di halaman 1dari 1

Seni dan arsitektur adalah dua hal yang tidak dapat terpisahkan, karena pada

hakikatnya arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk
berimajinasikan diri mereka dalam merancang bangunan. Arsitektur mencakup
matematika, sains, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan tentunya
seni. Menurut Vitruvius, arsitektur adalah ilmu yang muncul dari ilmu yang lainnya,
dan dilengkapi dengan proses belajar; dibantu dengan penilaian terhadap karya
tersebut sebagai karya seni.
Sejauh ini kebanyakan orang membedakan seni dan arsitektur dinilai dari
nilai fungsionalnya. Karya seni diartikan sebagai sebuah objek yang tidak memiliki
fungsi, bersifat dekoratif, sedangkan arsitektur merupakan disiplin ilmu yang
memiliki banyak aturan, memiliki konteks fungsi dan tempat. Pada kenyataannya
kini seni dan arsitektur saling mempengaruhi, menimbulkan ambiguitas pada
perkembangan disiplin ilmunya. Sulit untuk menentukan batas, seperti apa yang
disebut objek arsitektural, karena beberapa kaidah desain arsitektur tidak diacu dan
mengacu pada karya seni, begitu juga sebaliknya. Pada hakikatnya arsitektur dan
seni memiliki landasan yang sama, arsitektur dikelompokkan sebagai aspek seni
pada tingkat makrokosmos dan seni dimasukkan dalam tingkat mikrokosmos.
Seni sebagai wujud dari ekspresi diri dapat terinspirasi dari apa saja. Alam
merupakan pengaruh yang cukup besar dalam seni, karena manusia hidup
didalamnya. Manusia melihat, merasakan dan mengalami alam setiap saat,
manusia bagian dari alam. Manusia bertahan hidup dengan berinteraksi dengan
alam, baik mengeksploitasi maupun beradaptasi dengannya. Karena adanya
interaksi dengan alam itulah kita menyadari keindahan alam dan mengapresiasinya
dalam bentuk seni. Kecantikan alam secara historis menjadi tema umum dalam
seni, banyak yang mengasosiasikan alam dengan keindahan.

Anda mungkin juga menyukai