Anda di halaman 1dari 8

Imboost

Imboost Force merupakan obat yang mengandung 3 jenis zat aktif yaitu
Echinacea purpurae, Black elderberry, dan Zinc Piccolinate.
Echinacea adalah herba yang telah terbukti secara klinis dapat
meningkatkan kekebalan tubuh. Echinacea memiliki sifat imunostimulan terhadap
fungsi imun nonspesifik dan spesifik.
Terhadap sistem imun nonspesifik, herba ini dapat meningkatkan
proliferasi makrofag, proses fagositosis, sekresi interferon, sekresi TNF
serta sekresi IL-1.
Terhadap sistem imun sistem imun spesifik, herba ini akan mengaktivasi
komponen jalur komplemen, serta meningkatkan kadar atau aktiviyas
limfosit T dan sel Natural Killer.
Penelitian medis telah menunjukkan bahwa Echinaccea terbukti aman dan
efektif untuk mengurangi frekuensi, durasi, dan keparahan beberapa penyakit,
termasuk pilek, flu, infeksi telinga tengah dan radang rongga sinus.
Buah Black Elderberry memiliki nama latin Sambucus nigra. Buah ini
mengandung dua kali lebih banyak antioksidan dibanding blueberry. Buah ini
dapat mengurangi sekresi lendir, selaput lendir, membantu mengeringkan lendir
sinus dan mengurangi hidung tersumbat. Buah ini telah terbukti secara klinis
dapat meringankan gejala flu seperti hidung tersumbat, batuk, sakit kepala, panas,
serta sakit tenggorokan. Selain meringankan gejala, buah ini juga dapat
mempersingkat durasi gejala flu. Jus buah Black Elderberry telah terbukti mampu
mencegah dan mengatasi berbagai jenis penyakit sistem pernapasan seperti asma
dan bronkitis.
Zinc piccolinate adalah mineral yang ditemukan hampir di semua jaringan
tubuh. Zinc memiliki sejumlah fungsi penting termasuk menjaga kekebalan tubuh.
Zinc ditemukan dalam sekresi lendir pada sistem pernapasan, dan pada permukaan
paru-paru serta tenggorokan. Adanya zinc ini dapat memberikan efek antimikroba,
sehingga dapat membantu mematikan bakteri dan virus sebelum sempat
menginfeksi. Zinc juga disekresikan ke dalam air liur dan selaput lendir sistem
pencernaan. Di sini zinc berfungsi untuk mematikan bakteri yang ikut tertelan
bersamaan dengan makanan. Selain sebagai antimikroba, zinc juga membantu
penciptaan sel-sel baru dan membantu proses penyembuhan luka serta diare.
Indikasi
Membantu memperbaiki dan memelihara daya tahan tubuh
Membantu meredakan gejala yang ditimbulkan oleh selesma atau bersin-
bersin pada flu dan Rinitis Alergi
Sebagai terapi suportif untuk merangsang sistem kekebalan tubuh pada
infeksi akut, infeksi kronis atau infeksi berulang terutama pada infeksi
saluran pernafasan, dan infeksi genital

Dosis
Imboost Force dan Cara Pemakaian
Adapun dosis Imboost Force yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Dosis Dewasa: 3 x 1 kaplet.
Anak anak 2-6 tahun : 3 x 2,5-5 ml atau setara dengan 1/2-1 sendok
takar Imboost Force syrup.
Anak anak 7-12 tahun : 3 x 5 ml atau setara dengan 1 sendok takar.

Efek Samping
Imboost ForceObat Imboost Force sangat jarang menimbulkan efek samping.
Meskipun demikian obat ini bisa menimbulkan reaksi alergi dan gangguan perut
ringan. Reaksi alergi di antaranya ruam kemerahan dan terasa gatal pada kulit,
pembengkakan wajah, mata, dan saluran pernafasan.

Pantogar
Pantogar mempunyai formula sebagai anti rambut rontok yang terdiri dari:
Cystine adalah komponen utama dari keratin rambut, zat ini mempunyai
peran sebagai penjaga kealamian dari akar rambut juga sebagai
antioksidan.
Thiamine mempunyai fungsi meningkatkan aktivitas metabolic dari akar
rambut
Calcium pantothenate (vitamin B5) membantu dalam reproduksi
metabolism energy dari akar rambut, menstimulasi pembelahan sel, dan
juga membantu regenerasi dari sel yang sudah ada.
Medicinal yeast menyediakan zat dan vitamin, mengaktidkan metabolism
dan menstimulasi dari pertumbuhan rambut baru.
Keratin adalah komponen utama rambut dan sangat penting untuk
membentuk dari rambut yang sehat.
Para-aminobenzoic acid mempunyai efek yang baik atau positif terhadap
pembentukan pigmen rambut.

Alopecia
Merupakan kehilangan atau penipisan rambut. Sering disebut kebotakan.
Berdasarkan daerahnya, alopecia dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Alopesia universal : kebotakan yang mengenai seluruh rambut yang ada
pada tubuh
2. Alopecia totalis : kebotakan yang mengenai seluruh rambut kepala
3. Alopecia areata : kebotakan yang terjadi setempat-setempat dan berbatas
tegas, umumnya terdapat pada kulit kepala, tetapi dapat juga mengenai
daerah berambut lainnya.
Berdasarkan jaringan parut atau tidak, alopecia diklasifikasikan menjadi :
1. Scarring alopecia, keadaan ini terkait dengan fibrosis, peradangan, dan
hilangnya folikel rambut kulit kepala yan halus dengan penurunan jumlah
bukaan folikel biiasanya dapat diamati secara klinis, namun beberapa
kasus perubahan hanya terlihat dalam specimen biopsy dari daerah yang
terkena dampak. Biasanya disebebkan oleh penyakit kulit primernya,
seperti lichen planus, folliculitis decalvans.
2. Nonscaring alopecia, batang rambut tampak hilang, tetapi folikel rambut
tetap ada. Hal ini menjelaskan sifat reversible dari nonscarring alopecia.
Biasanya disebabkan oleh telogen effluvium, androgenetic alopecia,
alopecia areata, tinea capitis dan beberapa kasus dari alopesia akibat
trauma kepala.
Bentuk alopesia
1. Alopesia areata
2. Alopesia androgenika
3. Alopesia premature
4. Alopesia yang lain : alopesia liminaris, trikotilomania, alopesia karena
factor lisis, alopesia karena sisir panas, alopesia karena tarikan, alopesia
perinevi, alopesia sifilitika, alopesia seberoik, alopesia musinosa, alopesia
akibat radang, tinea kapitis, alopesia karena endokrin, alopesia karena
obat, alopesia karena stress dan alopesia kongenital.

Effluvium
Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut yang berkisar lebih kurang
120 helai perhari. Dapat terjadi difus atau setempat (lokal). Kelainan setempat
dapat berupa inifokal atau multifocal. Bila kerontokan ini berlanjut dapat
terjadi kebotakan (alopesia).
Dikaji atas adanya kerusakan dari folikel rambut (permanen) atau hanya
karena gangguan pertumbuhan rambut sementara (nonpermanen). Kerontokan
rambut dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Difus
a. Effluvium telogen
b. Effluvium anagen
c. Alopesia androgenika pada wanita
d. Kelainan batang rambut
2. Setempat (lokal)
a. Karena infeksi
b. Karena trauma
c. Kerusakan batang rambut
d. Alopesia androgenika pada pria

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Prof. Dr. dr. Adhi., Hamzah, dr.Mochtar., Aisah, Prof. Dr. dr. Siti.
Ilmu PenyakitKulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Soepardiman, Lily.
Kelainan Rambut. Jakarta: BalaiPenerbit FKUI. 2008. Hal: 301-311.
2. Gilhar, A., Etzioni, A. et all. The New England Journal of Medicine.
366;16. Medical Progress: Alopecia Areata. 2012. Massachusetts Medical
Society.
3. Wolff, K,. Johnson, R.A., et all. Fitzpatricks Color Atlas and Synopsis of
ClinicalDermatology. 8 th Edition.
Part IV: Skin Signs of Hair, Nail, and Mucosal Disorders.Section 29.
Disorders of Hair Follicles and Related Disorders. 2007. United
Sates:McGraw-Hill Companies.
4. Farrel, A., Sinclair, R., et all. Fact Fast Indispensable Guides To Clinical
Practice ofDisorders Hair Scalp. Anatomy and Physiology.2000. London:
Health Press. Pg. 9-10.
5. Schawrtz, Robert A., Erlston, Dirk M. Anagen Effluvium. Medscape.
2013.WebMD.Availableat: http://emedicine.medscape.com/article/107348
8-overview#showall
6. Tosti, A., Deque, E.B. Journal of Egyptian Women Dermatologic Society.
Vol 7 No. 1.Dermoscopy in Hair Disorders. 2010.
7. Ehrlich, S.D.Hair Disorders 2013. London:A.D.A.M. Available
at: http://umm.edu/health/medical/altmed/condition/hair-disorders
8. Fauci, Anthony S., Kasper, Dennis L., et all.Chapter 54. Skin
Manifestations of Internal Disease. Alopecia.Harrison's Internal Medicine.
17th Edition. 2008. United States:McGraw-Hill Companies.
9. J, Cafardi. The Manual of Dermatology.Hair Disorders. 2012. Springer.
Pg. 15-64.
10. Sugito, Sp.KK, dr. Titi Lestari. Hakim, Sp.KK, dr. Lukman. Et all.
Panduan PelayananMedis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.
Alopesia Androgenik. Jakarta: PP Perdoski.2011. Hal. 166.
11. Hughes, E., Elston, D. et all. Telogen Effluvium. Medscape.
2013.WebMD. Available at :
http://emedicine.medscape.com/article/1071566-overview#showall
TUGAS
Pembimbing:
dr. Sofwan S. Rahman, Sp. KK

Disusun oleh:
Felina Elindra 12100115125

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RSUD SYAMSUDIN, SH SUKABUMI
2016

Anda mungkin juga menyukai