Anda di halaman 1dari 21

CLINICAL SCIENCE SESSION

KRISIS TIROID

Oleh :
Mohammad Syafri S 12100115096
Felina Elindra 12100115124

Pembimbing :
dr. Octo, Sp.PD

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT MUHAMMADIAH BANDUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2017
PENDAHULUAN
Krisis tiroid tirotoksikosis (berbahaya, jarang terjadi)
Tidak ada satu indikator biokimiawipun mampu
meramalkan terjadinya krisis tiroid tindakan kita
didasarkan pada kecurigaan atas tanda-tanda krisis tiroid
Ditandai oleh demam tinggi, takikardi, mual, muntah,
agitasi, dan psikosis stupor atau komatose yang
disertai dengan hipotensi.
Krisis tiroid jarang terjadi sekitar 1-2% pasien
hipertiroidisme insidensi hipertiroidisme 0,05-1,3%
dimana kebanyakannya bersifat subklinis
Karena mortalitas amat tinggi, kecurigaan krisis saja
cukup menjadi dasar mengadakan tindakan agresif.
Krisis tiroid dapat terjadi akibat manipulasi operasi,
infeksi, dan trauma.
Kelenjar tiroid tiroksin (T4) bentuk aktifnya yaitu
triiodotironin (T3).
Bahan baku iodium non organik yang diserap dari
saluran cerna.
T4 dan T3 yang dihasilkan ini kemudian akan disimpan
dalam bentuk koloid di dalam tiroid dilepas ke
sirkulasi
KRISIS TIROID
Krisis tiroid merupakan komplikasi hipertiroidisme yang ditandai
oleh demam tinggi, takikardi, mual, muntah, agitasi, dan psikosis.
Awalnya, timbul hipertiroidisme yang merupakan kumpulan
gejala akibat peningkatan kadar hormon tiroid yang beredar
dengan atau tanpa kelainan fungsi kelenjar tiroid.
Ketika jumlahnya menjadi sangat berlebihan, terjadi kumpulan
gejala yang lebih berat, yaitu tirotoksikosis. Krisis tiroid
merupakan keadaan dimana terjadi dekompensasi tubuh terhadap
tirotoksikosis tersebut.
ETIOLOGI
Krisis tiroid merupakan keadaan hipertiroidisme yang ekstrim, dan
biasanya terjadi pada individu dengan hipertiroidisme yang tidak
diobati. Faktor pencetus lain termasuk:
Trauma dan tekanan
Infeksi
Pembedahan tiroid pada pasien dengan overaktivitas kelenjar tiroid
Mengentikan obat-obatan yang diberikan pada pasien hipertiroidisme
Dosis penggantian hormone tiroid yang terlalu tinggi
Pengobatan dengan radioaktif yodium
Persalinan
EPIDEMIOLOGI

Mortalita
s
Jenis
frekuensi Dan Usia
kelamin
morbidit
as
PATOGENESIS
Perubahan kadar hormon tiroid
mendadak di sirkulasi paska bedah,
pemberian yodium radioaktif, dan
faktor pencetus lainnya.
Diduga : intoleransi jaringan terhadap
T3 dan T4
PATOFISIOLOGI
GAMBARAN KLINIS
Pada anamnesis :
kehilangan berat badan sebesar 15% dari berat badan sebelumnya,
Nyeri dada,
Menstruasi yang tidak teratur pada wanita,
Sesak nafas,
Mudah lelah,
Banyak berkeringat,
Gelisah
Emosi yang tidak stabil.
Keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, nyeri perut.
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan :
Demam > 38,5oC. Pasien bahkan dapat mengalami hiperpireksia
hingga melebihi 41oC dan keringat berlebih.
Tanda-tanda kardiovaskular seperti hipertensi atau hipotensi
pada fase berikutnya dan disertai syok.
Tanda-tanda gagal jantung antara lain aritmia
Tanda-tanda neurologik mencakup agitasi dan kebingungan,
hiperrefleksia dan tanda piramidal transien, tremor, kejang, dan
koma.
Tanda-tanda tirotoksikosis mencakup tanda orbital dan goiter..
Kecurigaan akan terjadi krisis apabila terdapat triad :
Menghebatnya tanda tirotoksikosis

Kesadaran menurun
Hipertermia
SKOR INDEKS KLINIS KRISIS TIROID DARI BURCH-WARTOSKY.

KRITERIA DIAGNOSIS UNTUK KRISIS TIROID


Disfungsi pengaturan panas (suhu)
99-99.9 5
100-100.9 10
101-101.9 15
102-102.9 20
103-103.9 25
> 104.0 30

Efek pada susunan saraf pusat


Tidak ada 0
Ringan (agitasi) 10
Sedang (delirium, psikosis, letargi berat) 20
Berat (koma, kejang) 30
Disfungsi gastrointestinal-hepar
Tidak ada 0
Ringan (diare, nausea/muntah/nyeri perut) 10
Berat (ikterus tanpa sebab yang jelas) 20
Disfungsi kardiovaskular (takikardi)
99-109 5
110-119 10
120-129 15
130-139 20
> 140 25
Gagal jantung
Tidak ada 0
Ringan (edema kaki) 5
Sedang (ronki basal) 10
Berat (edema paru) 15
Fibrilasi atrium
Tidak ada 0
Ada 10
Riwayat pencetus
Ada 0
Tidak ada 10

Ket: pada kasus tirotoksikosis pilih angka tertinggi.


> 45 Highly Suggestive
25-44 Suggestive of Impending Storm
< 25 kemungkinan kecil
GAMBARAN LABORATORIUM
kadar T3, T4 dan bentuk bebasnya, kadar TSH
Bisa ditemukan anemia normositik normokrom dengan
limfositosis relative
Hiperglikemia sering ditemukan
Enzim transaminase hati meningkat
Azotemia prarenal akibat gagal jantung dan dehidrasi
PENATALAKSANAAN
Perawatan suportif
Atasi faktor pencetus segera

Koreksi gangguan cairan dan elektrolit


Kompres atau pemberian antipiretik, asetaminofen lebih dipilih

Atasi gagal jantung dengan oksigen, diuretik, dan digitalis.

Mengoreksi hipertiroidisme dengan cepat, dengan cara:


Memblok sintesis hormone baru
Memblok keluarnya cikal bakal hormone

Menghambat konversi perifer dari T4 menjadi T3


KOMPLIKASI
Komplikasi dapat ditimbulkan dari tindakan bedah, yaitu
antara lain hipoparatiroidisme, kerusakan nervus
laringeus rekurens, hipotiroidisme pada tiroidektomi
subtotal, gangguan visual atau diplopia akibat
oftalmopati berat, miksedema pretibial yang terlokalisir,
gagal jantung dengan curah jantung yang tinggi,
pengurangan massa otot dan kelemahan otot proksimal
PROGNOSIS
Krisis tiroid dapat berakibat fatal jika tidak ditangani.
Angka kematian keseluruhan akibat krisis tiroid
diperkirakan berkisar antara 10-20% tetapi dengan
diagnosis yang dini dan penanganan yang adekuat,
prognosis biasanya akan baik
PENCEGAHAN
Melakukan terapi tirotoksikosis yang ketat
setelah diagnosis ditegakkan
Operasi dilakukan pada pasien tirotoksik hanya
setelah dilakukan blokade hormon tiroid dan/atau
beta-adrenergik
Pemeriksaan fungsi tiroid sebelum prosedur
operatif dilakukan pada pasien yang berisiko
mengalami hipertiroidisme
KESIMPULAN
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan tirotoksikosis yang secara
mendadak menjadi hebat dan disertai antara lain adanya panas
badan, delirium, takikardi, dehidrasi berat dan dapat dicetuskan
oleh antara lain: infeksi dan tindakan pembedahan.

Prinsip pengelolaan krisis tiroid yakni mengendalikan


tirotoksikosis dan mengatasi komplikasi yang terjadi.

Sedangkan untuk mengatasi komplikasinya tergantung kondisi


penderita dan gejala yang ada. Tindakan harus secepatnya karena
angka kematian pada penderita ini cukup besar
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai