Abstrak
1
Pendahuluan
seperti ini, pertanyaan yang muncul adalah: Apa standar yang bisa
2
norma Islam yang di dalamnya terdapat pandangan integral terhadap
konsep ilmu (epistemology) dan konsep Tuhan (theology). Bahkan
lebih dari itu Islam adalah agama yang memiliki pandangan yang
integral tentang Tuhan, kehidupan, manusia, alam semesta, iman,
ilmu, amal, akhlak dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, Islam adalah
agama sekaligus peradaban.4
4 Wan Mohd Noor Wan Daud, The Educational Philoshopy and Practice of
Syed M. Naquib Al-Attas, (Malaysia: ISTAC, 1998), h. 298.
3
Penghambaan kepada Allah (adz-dzariyat: 56), dan khilfah (al-
Baqarah: 30). Pengahambaan adalah ketundukan dan penyerahan
seorang hamba secara total dalam segala sendi kehidupan tuannya.
Ketundukan ini tidak akan terealisasi kecuali dengan menerapkan
semua kehendak tuannya itu (Allah), yang dituangkan dalam perintah
dan larangan (ajaran), prinsip-prinsip dasar, norma dan etika.
Sedangkan khilfah artinya mewakili tuan dalam mengelola seluruh
aset yang diamantkan kepadanya. Tentu saja dalam mengelola aset-
aset tersebut diharuskan mengacu kepada garis-garis besar yang
telah diletakkan dan ditetapkan oleh tuannya.
5 H. Ahmad Syadaly, dan Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 34.
4
..ilm is one of those concept that have dominated Islam and
given Muslim civilization its distinctive shape and
complexion. In fact there is no other concept that has been
operative as determinant of Muslim civilization in all its
aspects to the same extent as ilm.6
6 Makna ungkapan di atas, yaitu ilmu adalah salah satu konsep yang
mendominasi Islam dan yang memberi bentuk dan karakter yang khas
terhadap peradaban Muslim. Sebenarnya tidak ada konsep lain yang
setanding dengan konsep ilmu yang secara efektif menjadi (faktor) penentu
dalam peradaban Muslim dalam berbagai aspek. Lihat, Franz Rosenthal,
Knowledge Triumphant, The Concept of Knowledge in Medieval Islam, Leiden E.J. Brill, 1970,
hal.2.
7 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan
Bahasa, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 879.
5
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa islamisasi
ilmu pengetahuan adalah menjadikan seluruh aspek pengetahuan
(terminologi, epistemologi, framework, konsep, asumsi, teori dan
metodologi serta prosesnya) selaras dengan worldview, prinsip-prinsip
ajaran, nilai-nilai dan norma Islam.8
8 Wan Mohd Nor Wan Daud, The Educational Philoshopy, Op. Cit., h.18.
6
Selain itu juga, problem kerancuan ilmu pengetahuan sudah
tentu hanya dapat diselesaikan melalui pembenahan ilmu
pengetahuan. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui lembaga
pendidikan. Karena ilmu pengetahuan berkaitan erat dengan
pandangan hidup, maka yang perlu diperhatikan oleh lembaga
pendidikan Islam adalah penanaman elemen-elemen pandangan
hidup Islam ke dalam kurikulum pendidikan.
7
Pendidikan Islam (Islamic Studies)
8
Terjadinya kerancuan berfikir, korupsi ilmu pengetahuan, pelacuran
ilmiah adalah akibat-akibat yang dihasilkan oleh kegagalan ilmu
pengetahuan menanamkan adab. Kerusakan ini akan menghambat
masyarakat dalam melahirkan pemimpin yang berkualitas di segala
bidang dan lapisan, atau sebaliknya memaksa masyarakat melahirkan
pemimpin gadungan yang lebih cenderung menghancurkan
masyarakat daripada membangunnya. Semua itu berasal dari kualitas
lembaga pendidikan yang telah kehilangan konsep adab.
9
perbaikan-perbaikan bagi diri dan masyarakatnya agar terhindar dari
keterbekalangan dan ketertinggalan di bidang ilmu pengetahuan.
Sebagai seorang modernis seringkali berusaha memahami ajaran-
ajaran dan nilainilai mendasar yang terdapat dalam al-Quran dan al-
Hadits, dengan mempertimbangkan khazanah intelektual pada masa
kontemporer dan mengabaikan pemikiran-pemikiran tokoh intelektual
Muslim klasik.
10
dipengaruhi oleh faktor pembawaan, (b) aliran empirisme, yang
meyakini bahwa perkembangan jiwa seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan, (c) aliran konvergensi yang memadukan kedua faktor di
atas.14 Dalam khazanah pemikiran intelektual muslim klasik dikenal
perkataan al-Syafii yang terkenal yaitu Ilmu itu adalah cahaya Allah,
dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang-orang melakukan
masiat kepada- Nya.15 Perkataan al-Syafii di atas menegaskan
bahwa ada faktor hidayah yang mempengaruhi perkembangan
belajar seseorang.
15 Faktor hidayah inilah yang tidak dikenal dalam teori pendidikan yang
dicetuskan para tokoh Barat. Dalam perspektif Islam, hidayah adalah
otoritas dan hak prerogatif Allah yang diberikan kepada siapa saja yang
dikehendaki-Nya.
11
Selanjutnya islamisasi ilmu pengetahuan dengan model neo-
modernisme dalam pendidikan Islam misalnya dapat dilakukan
dengan mengangkat pernyataan al-Ghazali yang memberikan
anjuran-anjuran kepada guru dalam mengajar. Al-Ghazali menyatakan
mengajar adalah pekerjaan dan tugas yang mulia.
17 Ibid, h. 231.
12
Kesimpulan
13
Daftar Pustaka
Al-Harari, Muhammad al-Amn bin Abdillh al-Uram al-`Alaw. 2001. Tafsr Hadiq
ar-Rauh wa ar-Raihn fi Rawb `Ulm al-Qurn. Bairut: Dar Thauq an-Najah.
14
Fandy, Misbahuddin. Pendidikan Karakter dalam Konsep Tadib Syed
Naquib Al-Attas. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta 2011.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan &
Pengembangan Bahasa. Jakarta: Balai Pustaka.
Shihab, M. Quraish, 2007. Membumikan Alquran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan.
Suhartono, Suparlan. 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jogjakarta: Ar-
Ruz.
Syadaly, Ahmad dan Mudzakir. 1997. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia.
15
Yunus, Mahmud. 1973. Kamus Bahasa Indonesia, Cet. I. (Jakarta:
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Pentafsir al-Quran.
16