Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara pengkonsumsi cabai merah terbesar. Cabai merah
menempati urutan paling atas diantara delapan jenis sayuran komersial yang
dibudidayakan di Indonesia. Ketergantungan terhadap rasa pedas pada cabai merah
terbilang tinggi. Disamping untuk memenuhi keperluan konsumsi di dalam negeri,
cabai merah juga diekspor meskipun jumlahnya masih relatif kecil.

Dengan berkurangnya lahan pertanian, petani Indonesia berupaya menanam


tanaman yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Salah satu tanaman yang nilai
ekonomisnya tinggi adalah tanaman cabai, baik cabai rawit, cabai merah besar, cabai
merah keriting maupun paprika. Masing-masing tanaman tersebut memiliki
keistimewaan khusus sehingga selalu dicari masyarakat. Pada saat musim panen raya
buah cabai banyak ditemukan di pasaran dengan harga yang relatif murah. Karena
buah cabai termasuk bahan makanan yang mudah busuk, maka untuk
mengawetkannya sering dibuat cabai kering dan saus cabai. Selain itu untuk
mengawetkan dan meningkatkan nilai ekonomisnya, cabai biasa dibuat menjadi
bubuk

Cabe bubuk merupakan merah kering yang dihaluskan menggunakan sebuah alat
(blender). Ada dua tahap pelaksanaan. Pertama, cabe dikeringkan seperti halnya pada
proses pengeringan cabe utuh. Tahap selanjutnya untuk menghaluskannya, ibu ibu
rumah tangga biasa menggunakan alat ulekan ataupun alat tumbuk. Cabe bubuk dapat
disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama kurang lebih satu bulan. Pengolahan
cabe menjadi bubuk merupakan salah satu alternatif untuk memperpanjang daya
simpan pangan. Dengan demikian cabe yang dijadikan bubuk dapat memperpanjang
umur cabai, menyelamatkan panen dan dapat di konsumsi dengan praktis. Oleh

1
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pembubukan
cabe kering sebagai alternatif pengawetan cabe merah.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah :
1.Bagaimana proses pengolahan cabe merah menjadi cabe bubuk kering?
2.Apakah terdapat perbedaan pada rasa dan aroma dari cabe yang dijadikan
bubuk dengan cabe merah segar ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian pada kali ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses pengolahan cabe merah yang dijadikan bubuk.
2. Untuk mengetahui adakah perbedaan dari segi rasa dan aroma pada cabe
yang dijadikan bubuk.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dari membaca buku referensi
dan untuk mengali informasi mengenai cara pengawetan cabai dengan
dijadikan bubuk.
2. Bagi pembaca, untuk menambah sumber informasi mengenai cara
pengawetan cabai yang lebih baik dan efisien.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cabe

Cabe adalah tanaman perdu yang buahnya berbentuk bulat panjang dengan
ujung eliptik meruncing, apabila sudah tua akan berwarna merah kecoklatan atau
hijau tua, berisi banyak biji rasa pedas . (Alwi, Hasan Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga: 183)

Cabai berasal dari Meksiko, kemudian pada abad ke-8 tanaman cabai mulai di
Amerika Selatan dan Amerika Tengah, kini telah menyebar ke berbagai Negara
termasuk Indonesia tropik. semak cabai berbentuk yang semusim. Tanaman ini
berakar naik dengan banyak akar samping yang dangkal. Batang adalah berbulu, tapi
tidak banyak cabang. Daunnya panjang, dengan ujung meruncing. Cabai mengandung
minyak yang anggota atheris pedas dan panas. Selain itu cabai, mengandung banyak
vitamin A dan vitamin C. (Drs.H.Hendro Sunarjo, Bertanam 36 JENIS sayur,
cetakan1, 2013).

Berdasarkan isi dari cabai, cabai memiliki sejumlah manfaat dalam kehidupan sehari-
hari, seperti:

Cabai dapat membuat Anda tertidur lebih cepat dan tidur lebih baik.

Cayenne dan paprika banyak vitamin c mengandung.

Capsaicin, bahan yang membuat cabai dalam rasa pedas, dapat melayani untuk anti-
peradangan dan sinus dekongestan untuk penderita. Capsaicin juga bisa berfungsi
sebagai antioksidan dan meningkatkan kerja pencernaan. Bahan ini juga membantu
menyembuhkan diare karena infeksi bakteri. Seorang penyembuh luka: Jika jari Anda
secara tidak sengaja diiris selama memasak, pada umumnya Anda akan menemukan
obat merah untuk menyembuhkannya. Tapi meskipun Anda telah diberikan obat pada
luka, rasa sakit / nyeri masih terasa kuat.

3
1. Alternatif obat merah yang tidak hanya mencegah infeksi tapi juga segera
meredakan rasa sakit dan pendarahan sehingga mempercepat proses penyembuhan
adalah cabe merah. Bagaimana, yang dikeringkan kemudian ditumbuk cabai merah
sampai halus. Setelah itu ditempelkan pada luka. Cabe akan menghentikan rasa sakit
dan pendarahan cepat. Hal ini disebabkan karena capsaicin substansi dalam Cayenne
yang mengurangi rasa sakit.

2. Dapat menurunkan demam tinggi: perbandingan dengan pengobatan konvensional,


mengatasi demam tinggi dengan cabe merupakan solusi alternatif yang mudah, murah
dan cepat. Tapi Putih bukanlah buah cabenya tapi daunnya.

2.1.1 Klasifikasi Cabe

Klasifikasi cabe Tanaman Kingdom : Plantae (tumbuhan) subkingdom: Tracheobionta


(Vascular Plants) super Divisi: Spermatophyta (biji) Divisi: Magnoliophyta
(tumbuhan berbunga) Kelas: Taksonomi Tumbuhan (ditiup dua / India) Sub kelas:
Asteridae Ordo: SOLANALES Keluarga: Nightshade (Solanum-keluarga): Genus
Capsicum spesies: Capsicum annum l.

2.1.2 Jenis Cabe

Berdasarkan tokoh-tokohnya, terutama bentuk dan ukuran buah, spesies c.


annuum diklasifikasikan menjadi empat jenis:

1. Cabai gede. Buah cabai besar diratakan permukaan atau licin. Buah ini berdaging
dan tebal tebal diameter. dituainya, relatif kurang tahan untuk menyelamatkan, dan
relatif kurangnya pedas.

2. Cabai Keriting. Permukaan buah bergelombang atau keriting. Buah ini ramping
dan berdaging tipis. Dituainya umumnya agak lama, simpan lebih tahan, dan relatif
pedas.

4
3. Cabai rawit. Permukaan buah halus dan rasa pedas. Spesies jenis, termasuk cabe
rawit c. annuum buah Cayenne Lada adalah mudahnya bentuk buah putih hijau atau
kekuningan dan trim.

4. Paprika. Berbentuk persegi panjang atau persegi panjang Bell. Tidak rasa buah
pedas. Buah matang nya berwarna hijau, kuning, putih, Orange, atau ungu.

2.2 Cabe Kering


Cabe merah kering merupakan salah satu cara mengawetkan cabai dengan
cara dikeringkan dan dijemur di bawah sinar matahari. Cabai kering ini rasanya lebih
pedas kuat dibandingkan dengan cabai merah segar. Cara seperti ini biasa dilakukan
dengan penjemuran sederhana, cabai-cabai dijejerkan dalam wadah dan dijemur
dibawah terik sinar matahari.tujuan utama cara ini adalah untuk menghilangkan kadar
air nya, sehingga kadar air yang tersisa hanya 6-8 persen. Cabe dapat bertahan sekitar
3 hari sebelum akhirnya busuk.
(Erlin,https://www.mailarchive.com/bmania@yahoogroups.com/msg00113.html,2007)
2.3 Cabe Bubuk
Cabe merah kering lalu dihaluskan menggunakan sebuah alat. Ada dua tahap
pelaksanaan. Pertama, cabe dikeringkan seperti halnya pada proses pengeringan cabe
utuh. Tahap selanjutnya untuk menghaluskannya, ibu ibu rumah tangga biasa
menggunakan alat ulekan ataupun alat tumbuk.

Penjual-penjual cabai bubuk biasa mengemas cabai yang telah menjadi bubuk
ini dalam kemasan plastik atau di botol botol kecil sehingga memudahkan konsumen.
Batas keawetan cabai biasanya tertera dikemasan cabai bubuk tersebut. Cabai bubuk
dalam kemasan biasanya dapat bertahan sampai 2 minggu. (Erlin,
http://resepmasakan13.blogspot.co.id/2014/07/cara-membuat-bubuk-cabai-
sendiri.html, 2007)

5
2.4 Pengawetan

Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki
daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan.
Dalam melakukan pengawetan makanan perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu
jenis bahan makanan yang diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan
yang dipilih dan daya tarik produk pengawetan makanan.

Tujuan Pengawetan Makanan:

1. Pengawetan makanan bertujuan untuk:


2. Memperpanjang umur simpan bahan makanan (lamanya suatu produk dapat
disimpan tanpa mengalami kerusakan);
3. Mempertahankan sifat fisik dan kimia bahan makanan;
4. Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan makanan;
5. Mencegah pertumbuhan mikroba yang menggunakan pangan sebagai substrat
untuk memproduksi toksin didalam pangan;
6. Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan termasuk serangan
hama;
7. Mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial, dilakukan dengan cara:
8. Mencegah masuknya mikroorganisme (bekerja dengan aseptis);
9. Mengeluarkan mikroorganisme, misalnya dengan proses filtrasi;
10.Menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme misalnya dengan
penggunaan suhu rendah, pengeringan, penggunaan kondisi anaerobik atau
penggunaan pengawet kimia;
11. Membunuh mikroorganisme, misalnya dengan sterilisasi dan radiasi;
(Safnowandi, S.Pd., M.Pd,
https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/03/pengawetan-makanan-
untuk-mengendalikan-aktivitas-mikroba-perusak-makanan/ ,2012)

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional


3.1.1 Cabe
Cabe adalah tanaman perdu yang buahnya berbentuk bulat panjang dengan
ujung meruncing, apabila sudah tua akan brwarna merah kecoklat coklatan atau hijau
tua, berisi banyak biji rasa pedas.
3.1.2 Cabe Kering

Cabe merah kering merupakan salah satu cara mengawetkan cabai dengan
cara dikeringkan dan dijemur di bawah sinar matahari.

3.1.3 Cabe Bubuk

Cabe merah kering lalu dihaluskan menggunakan sebuah alat. Ada dua tahap
pelaksanaan. Pertama, cabe dikeringkan seperti halnya pada proses pengeringan cabe
utuh. Tahap selanjutnya untuk menghaluskannya, ibu ibu rumah tangga biasa
menggunakan alat ulekan ataupun alat tumbuk.

3.1.4 Pengawetan

Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki
daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif karena
teknik penelitian ini dengan penelitian eksperimen deskripsi. Penulis melakukan
pengawetan terhadap cabai yang sama dengan perlakuan yang berbeda untuk
membandingkan ketahanan, kesedapan, dan aroma mya. Dari penelitian ini, penulis
dapat mengetahui "Pengawetan Cabai melalui Pengeringan dan Menjadikan Bubuk.

7
3.3. Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Plus Negeri 17 Palembang. Penelitian ini
akan dilakukan dari 30 Oktober 16 November 2015.

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data


3.4.1TeknikPengumpulanData

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan
penelitian eksperimen deskripsi untuk mengetahui proses pengawetan pada cabai
melalui pengeringan dan menjadikan bubuk . Untuk mengetahui proses dan adanya
perubahan atau tidak pada cabai tersebut, keadaan yang di kontrol secara ketat maka
kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal inilah yang
dilakukan pada penelitian eksperimen. Sehingga penelitian eksperimen dapat
dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam
penelitian ini akan mencari alternatif pengawetan cabe merah kering yang dijadikan
bubuk.
3.4.2 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu
dengan melakukan interpretasi secara kualitatif dari sumber buku dan internet.

8
BAB VI

HASIL PENELITIAN DAN INTERPRETASI

4.1 Hasil Penelitian

TANGGAL GAMBAR DESKRIPSI


31 OKT 2015

Cabe merah segar 1kg


yang siap dikeringkan
dibawah terik sinar
matahari.

Cabe Merah yang akan


dikeringkan dipotong
menjadi 2 bagian,tujuan
nya untuk mengurangi
kadar air agar dapat
mempercepat pengeringan.

Setelah dipotong menjadi


2 bagian cabe dijemur
dibawah terik matahari
selama 2 hari.

Cabe yang telah


dikeringkan selama 2 hari.

9
Cabe yang telah kering
lalu dihaluskan
menggunakan sebuah alat
yaitu blender.

Cabe yang kering yang


telah menjadi bubuk.

4.2 Interpretasi

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis diatas didapatkan cara alternatif
pengawetan cabe merah dengan cara dijadikan bubuk. Ketergantungan terhadap rasa
pedas pada cabe merah terbilang tinggi, sehingga banyak masyarakat yang
mengkonsumsi cabe merah. Pada musim panen raya, produksi cabe merah di
Indonesia menjadi pesat yang menyebabkan bertumpuknya cabe sehingga menjadi
cepat busuk. Dengan demikian, cabe kering yang dijadikan bubuk merupakan salah
satu cara alternatif yang dapat kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, selain
mudah dan praktis. Menurut narasumber yang telah dijadikan sampel pada penelitian
ini, rasa pada cabe kering yang dijadikan bubuk lebih pedas dari pada cabe merah
segar, karena cabe merah yang telah dijadikan bubuk telah dihaluskan dengan sebuah
alat (blender) sehingga cabe tersebut tercampur menjadi satu dan membuat rasa pedas
semakin pekat.

10
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis tentang pembubukan cabe
kering sebagai alternatif pengawetan cabe merah, didapatkan kesimpulan bahwa
penggunaan cabe merah yang dijadikan bubuk proses pembuatannya tidak terlalu
sulit, dengan cara menjemur cabe merah segar dibawah sinar matahari selama kurang
lebih satu hari agar dapat menghasilkan cabe merah yang kering, lalu cabe merah
yang telah kering di haluskan menggunakan sebuah alat (blender) sehingga menjadi
bubuk, yang dapat bertahan lama. Sehingga dengan menggunakan cara alternatif ini
dapat mengurangi pembusukan terhadap produksi cabe merah yang berlebihan. Dari
segi rasa cabe merah bubuk ini lebih pedas dibandingkan cabe yang masih segar.
Kemudian dari segi aroma cabe merah yang dijadikan bubuk ini tidak kalah menarik
dari cabe merah kebanyakan. Oleh karena itu selain proses pembuatannya yang
praktis cabe bubuk ini juga memiliki kualitas yang baik dalam segi rasa dan aroma.

5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran bagi
pembaca dan penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut :
1 Bagi pembaca, penulis menyarankan penggunaan cara alternative ini dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi pembusukan cabe
sehingga tidak terbuang sia-sia,hal ini terlebih ditujukan kepada ibu rumah
tangga.
2 Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar dapat memperbanyak
sumber dan referensi, lalu mencari berbagai cara cara alternative yang lain
sehingga banyak cara yang dapat ditempuh untuk kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga: 183k.

K. Moekasan, Tony. 2014. Panduan Praktis Budidaya Cabai. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Erlin,https://www.mailarchive.com/bmania@yahoogroups.com/msg00113.html,2007

Erlin,http://resepmasakan13.blogspot.co.id/2014/07/cara-membuat-bubuk-cabai-
sendiri.html, 2007

Safnowandi, S.Pd., M.Pd,


https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/03/pengawetan- makanan-
untuk-mengendalikan-aktivitas-mikroba-perusak-makanan/ ,2012

12

Anda mungkin juga menyukai