PENDAHULUAN
(selisih antara pendapatan dengan beban), pusat tersebut lah yang disebut sebagai
produksi atau fungsi pasarnya diubah menjadi satu-satunya yang mana setiap unit
sebagai divisionalisasi.
organisasi yang terpisah. Jika organisasi tersebut diubah menjadi suatu organisasi
yang besar yang bertanggungjawab sekaligus terhadap fungsi produksi dan fungsi
untuk memperoleh laba tertentu. Pusat laba biasanya dibentuk jika perusahaan
bersangkutan dengan pendapatan dan biaya kepada manajer yang lebih rendah.
1.3.Tujuan Makalah
Adapun kegunaan akademis yang diharapkan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
Pengendalian Manajemen.
Manfaat bagi program studi yaitu memberikan satu topik baru yang
Manajemen dan dapat menjadi referensi khususnya bagi pihak yang mengkaji
digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan
permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data teoretis dalam makalah
ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil
data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengn tema makalah.
Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data
PEMBAHASAN
lingkup laba (yaitu, selisih antara pendapatan dan pengeluaran), maka pusat ini disebut
Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan pihak
yang berbeda).
Menurut Supriyono (2000:384) pengertian Pusat Laba (unit bisnis) adalah unit
organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab terhadap laba.
2.2 Pembahasan
produksi dan manufaktur utama yang dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah.
Ketika suatu organisasi diubah menjadi organisasi yang didalamnya setiap unit utama
bertanggungjawab terhadap manufaktur dan pemasaran, maka proses ini disebut dengan
bisnis karena mereka telah memutuskan untuk melimpahkan kewenangan yang lebih
berbeda antara perusahaan satu dengan yang lain, seluruh kewenangan yang ada untuk
menghasilkan laba tidak pernah dilimpahkan kepada segmen tunggal dalam suatu
bisnis.
pengeluaran dengan harapan akan ada peningkatan yang lebih besar dalam pendapatan
(expense/revenue trade-off). Tambahan biaya iklan adalah salah satu contohnya. Untuk
dapat melimpahkan keputusan trade-off semacam ini dengan aman kepada tingkat
2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektifnya suatu trade-off yang
Langkah utama dalam membuat pusat-pusat laba adalah menentukan titik terendah
berkisar mulai dari yang sangat jelas merupakan pusat laba dan mana yang bukan. Pihak
(desain) sistem pengendalian manajemen, tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas.
kantor pusat.
Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian
manajer yang bertanggung jawab atas laba akan selalu mencari cara
kompetitif mereka.
Selain manfaat yang diperoleh tadi, pusat-pusat laba dapat menimbulkan beberapa
masalah:
pengendalian.
Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi lebih baik
daripada manajer pusat laba pada umumnya, kualitas keputusan yang diambil
harga transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum (common cost) yang
tepat, dan kredit untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-
saling berkompetisi satu sama lain. Peningkatan laba untuk satu manajer dapat
berarti pengurangan laba bagi yang lainnya. Dalam situasi seperti ini, seorang
manajer dapat mengalami kegagalan dalam memotivasi unit bisnis lain untuk
pandang seluruh perusahaan, akan lebih menguntungkan bila disapat dari unit
lain, ataukah akan lebih baik jika unit tersebut membuat keputusan produksi
sendiri yang akan mengakibatkan konsekuensi biaya yang tidak diinginkan bagi
unit lain.
Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan
laba yang tinggi, manajer pusat laba dapat lupa melaksanakan R&D (penelitian
pusat lebih relatif tinggi. Dalam situasi seperti ini, para manajer memiliki alasan
secara keseluruhan.
Sebagian besar unit bisnis yang ada menjadi pusat-pusat laba sejak para manajer
yang berwenang memiliki kendali atas pengembangan produk, proses produksi, dan
dan hal tersebut dapat ditangani dengan baik oleh bottom line. Meskipun demikian,
kewenangan seorang manajer dapat mengalami beberapa hambatan, di mana hal ini
Untuk menyadari manfaat sepenuhnya dari konsep pusat laba, manajer unit bisnis
akan berperan seperti presiden dari suatu perusahaan independen. Meskipun demikian,
dalam praktik sehari-hari, otonomi semacam ini tidak pernah ada. Jika suatu perusahaan
dibagi menjadi unit-unit yang sepenuhnya independen, maka perusahaan tersebut akan
kehilangan manfaat sinergi dan ukuran yang ada. Lebih jauh lagi, dalam melimpahkan
kewenangan seperti yang diberikan dewan direksi kepada CEO, manajer senior akan
mencerminkan trade-off antara otonomi unit bisnis dan halangan perusahaan. Efektifnya
Salah satu masalah utama terjadi ketika suatu unit bisnis harus berurusan dengan
unit bisnis yang lain. Sangatlah berguna jika kita memikirkan pengelolaan suatu pusat
laba dalam hal pengendalian atas tiga jenis keputusan tersebut : (1) keputusan produk
(barang atau jasa apa saja yang harus dibuat dan dijual); (2) keputusan pemasaran
(bagaimana, dimana, dan berapa jumlah barang atau jasa yang akan dijual?); dan (3)
memproduksi barang atau jasa). Jika seorang manajer unit bisnis mengendalikan ketiga
aktivitas tersebut, biasanya tidak akan ada kesulitan dalam melaksanakan tanggung
jawab laba dan mengukur kinerja. Pada umumnya, makin besar tingkat integras dalam
Sistem Pengendalian Manajemen Page
dalam suatu perusahaan, makin sulit melaksanakan tanggung jawab pusat laba tunggal
untuk ketiga aktivitas tersebut dalam lini produk yang ada; yaitu, akan lebih sulit jika
keputusan produksi, sourcing,dan pemasaran untuk lini produk tunggal dipecah menjadi
dua unit bisnis atau lebih, memisahkan kontribusi tiap-tiap unit bisnis demi kesuksesan
strategis. (2) yang timbul karena adanya keseragaman yang diperlukan; dan (3) yang
finansial, pada tingkat korporasi, setidaknya untuk tingkat domestik. Akibatnya, salah
satu hambatan utama dalam unit-unit bisnis timbul dari pengendalian korporasi terhadap
investasi baru. Unit-unit biania yang ada harus saling bersaing untuk mendapatkan porsi
dana yang tersedia. Karena itu, suatu unit bisnis dapat kacau rencana ekspansinya
unit diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen. Tetapi subunit yang ada
dalam unit bisnis tersebut dapat saja terorganisisr secara fungsional missal aktivitas
operasi pemasaran, manufaktur, dan jasa yang dijadikan sebagai pusat laba. Tidak ada
prinsip-prinsip tertentu yang menyatakan bahwa unit tertentu yang merupakan pusat
biaya dari produk yang terjual. Harga transfer ini memberikan informasi yang relevan
optimal, dan praktek standar untuk mengukur manajer pusat laba berdasarkan
2. Manufaktur.
dengan penilaian atas kinerja manajemen versus biaya standar (standar cost) dan
karena tidak mengindikasikan sejauh mana kinerja manajemen atas seluruh aspek dari
produk dengan kualitas inferior dalam rangka mendapatkan kredit biaya standar.
Seorang manajer dapat lupa untuk memeriksa jadawal produksi dalam rangka
Karena itu, di mana ada pengukuran atas kinerja proses manufaktur terhadap biaya
standar, dianjurkan untuk membuat evalusi yang terpisah atas kegiatan-kegiatan seperti
(make-or-buy decision).
Salah satu cara mengukur aktivitas organisasi manufaktur secara keseluruhan adalah
dengan menjadikannya suatu pusat laba dan memberikan kepadanya kredit untuk harga
layanan konsumen, dan aktivitas pendukung sejenis dapat dijadikan sebagai pusat laba.
Hal ini dapat diberlakukan terhadap kantor pusat dan divisi pelayanan perusahaan, atau
4. Organisasi Lainnya
pemasaran produk perusahaan di wilayah geografis tertentu sering kali menjadi pusat
laba secara alamiah. Meskipun para manajer cabang tidak memiliki tanggung jawab
suatu pusat laba, sama seperti dalam mengevaluasi perusahaan secara keseluruhan.
Pertama adalah pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki fokus pada bagaimana
hasil kinerja para manajer. Pengukuran ini digunakan untuk planning, coordinating, dan
controlling kegiatan sehari-hari dari pusat laba dan sebagai alat untuk memberikan
motivasi yang tepat bagi manajer. Yang kedua adalah ukuran kinerja ekonomis, yang
memiliki fokus pada bagaimana kinerja pusat laba sebagai suatu entias ekonomi.
Informasi yang dibutuhkan untuk kedua tujuan di atas biasanya tidak dapat
diperoleh dari satu sumber saja. Karena laporan manajemen digunakan pada frekuensi
Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari pendapatan bersih (net
income). Meskipun demikian, kinerja manajer pusat laba dapat dievaluasi berdasarkan
lima ukuran profitabilitas : (1) contribution margin, (2) direct profit, (3) laba terkontrol,
manajer pusat laba adalah bahwa karena pengeluaran tetap (fixed expense) berada diluar
kendali mereka, maka para manajer harus memusatkan perhatian mereka untuk
alasannya tidak tepat; pada kenyataannya, hampir seluruh pengeluaran tetap dapat
Pengukuran ini mencerminkan kontribusi pusat laba dalam general overhead dan
laba perusahaan. Ia menggabungkan seluruh pengeluaran pusat laba, baik yang dapat
langsung ditelusuri ataupun tidak, di luar apakah pos-pos ini termasuk atau tidak
terkontrol dan tak terkontrol. Yang termasuk dalam kategori pertama adalah
manajer unit bisnis (teknologi informasi contohnya). Jika biaya-biaya ini termasuk
dalam sistem pengukuran, maka laba dihasilkan setelah dikurangi seluruh biaya yang
tidak dapat langsung dibandingkan dengan data yang diterbitkan atau data asosiasi
dagang yang melaporkan laba dari perusahaan lain dalam industri yang sama.
berdasarkan jumlah pengeluaran yang terjadi relatif terhadap laba dari pusat laba.
Jika pusat-pusat laba dibebankan oleh sebagian overhead perusahaan, maka hal ini
harus dikalkulasikan berdasarkan biaya yang telah dianggarkan, dan bukan biaya aktual,
di mana kolom anggaran dan aktual dalam laporan kinerja pusat laba menunjukkan
jumlah yang hampir sama untuk pos khusus ini. Hal ini akan memberi kepastian bahwa
para manajer pusat laba tidak akan mengeluh, baik karena kebijakan ini maupun karena
kurang pengendalian mereka atas biaya-biaya ini. Sebaliknya, varian semacam ini akan
muncul dalam laporan pusat tanggung jawab yang benar-benar menunjukkan semua
biaya tersebut.
Perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestik berdasarkan bottom line, jumlah
pendapatan bersih setelah pajak. Terdapat dua argumen utama yang menentang
yang konstan atas pendapatan sebelum pajak, di mana didalamnya mungkin tidak
keputusan yang mempengaruhi pajak pendapatan dibuat di kantor pusat, maka tidaklah
tepat jika para manajer pusat laba harus menanggung konsekuensi dari keputusan-
keputusan ini.
Meskipun demikian ada beberapa situasi dimana tarif pajak penghasilan efektif
dapat berbeda untuk masing-masing pusat laba. Sebagai contoh, anak perusahaan di luar
negeri atau unit-unit bisnis yang beroperasi di luar negeri akan memiliki tarif pajak
penghasilan efektif yang berbeda. Pada kasus lain, pusat-pusat laba dapat
mereka dalam membeli atau menjual peralatan, dan penggunaan standar akuntansi di
luar GAAP yang mengakibatkan adanya perbedaan jumlah penghasilan kotor yang
beban pajak penghasilan kepada pusat-pusat laba, tidak hanya untuk mengukur laba
ekonomis tetapi juga untuk memotivasi para manajer untuk meminimalkan beban pajak.
Apakah pendapatan dicatat ketika pesanan dibuat, ketika pesanan di kirim, atau ketika
uang kas diterima. Sebagai tambahan untuk keputusan ini, ada hal-hal yang berkaitan
situasi tertentu ada dua pusat laba atau lebih yang terlibat dalam suatu penjualan yang
sukses, idealnya setiap pusat laba harus diberikan kredit yang cukup untuk tiap transaksi
yang dilakukannya.
mengukur kinerja manajer pusat laba biasanya muncul akibat pengukuran ekonomis
pos yang mereka pengaruhi, meskipun jika mereka tidak memiliki pengendalian yang
bahwa semua masalah terpecahkan. Tingkat pengaruh yang ada sangat bervariasi, dan
selalu ada pos-pos dimana manajer mempengaruhinya tetapi sedikit kontrolnya. Jadi,
analisis varian merupakan hal yang penting dalam mengevaluasi kinerja manajemen.
Tetapi sistem analisis varian yang paling baik pun masih tetap membutuhkan unsur
penilaian dan satu cara untuk membuat penilaian ini dapat diandalkan adalah dengan
BAB III
PENUTUP
Sistem Pengendalian Manajemen Page
3.1 Simpulan
dan pengeluaran diukur berdasarkan kondisi moneter. Dalam menetapkan sebuah pusat
kepada tingkat yang lebih rendah yang memiliki informasi relevan dalam membuat
lebih besar untuk profitabilitas, dan memberikan pengukuran yang lebih luas atas
unit bisnis lain dan oleh manajemen perusahaan. Dalam kondisi tertentu, penilaian tetap
harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang ada, meskipun fungsi produksi
3.2 Saran
akuntansi, melainkan yang lebih penting lagi adalah pertimbangan perilaku . Kuncinya
adalah dengan melibatkan pengeluaran dan pendapatan dalam laporan manajer pusat
laba yang dipengaruhi oleh tindakan manajer tersebut, meskipun mereka tidak
sepenuhnya mengontrolnya.
DAFTAR PUSTAKA