Ali ibn Abi Talib was Prophet Muhammad's first cousin and one of the early people

who believed in Islam. He embraced Islam while still a boy of ten and is known to be
the first child to accept Islam.

Ali was ten years old when the revelation came to Prophet Muhammad. The Prophet
invited Ali to accept Islam. Ali did not have any doubt in the Prophet's words and
immediately accepted Islam and offered his allegiance to the Prophet.

Ali grew up in the Prophet's household. He lived with the Prophet till the age of 25.
At the age of 25 or 26 he married the Prophet's daughter, Fatimah. They had three
sons, Hassan, Hussain and Mohsin and two daughters, Zainab and Umm Kulthum
from their marriage. Mohsin died during childhood.

Ali ibn Abi Talib was known for his wisdom. Ali became Caliph at the age of 56 or 57.
Simplicity was the keynote of his life. Even after becoming a Caliph, he did not
change his simple way of life. He wore the most ordinary clothes and ate the
simplest food.

Ali bin Abi Thalib adalah sepupu pertama Nabi Muhammad dan salah satu orang
yang beriman pada awal Islam. Ia memeluk Islam saat masih anak-anak dan dikenal
sebagai anak kecil pertama yang menerima Islam.

Ali berusia sepuluh tahun ketika wahyu datang kepada Nabi Muhammad. Nabi
mengajak Ali untuk menerima Islam. Ali tidak memiliki keraguan terhadap ajakan
Nabi dan segera memeluk Islam serta memberikan kesetiaannya kepada Nabi.

Ali dibesarkan di rumah Nabi. Ia tinggal bersama Nabi sampai usia 25 tahun. Pada
usia 25 atau 26 tahun ia menikah dengan putri Nabi, Fatimah. Dari pernikahan
mereka dikarunia tiga orang putra yaitu, Hasan , Husain dan Muhsin dan dua orang
putri yaitu, Zainab dan Ummu Kultsum. Muhsin meninggal ketika masih kanak-
kanak.

Ali bin Abi Thalib dikenal karena kebijaksanaannya. Ali menjadi khalifah pada usia
56 atau 57 tahun. Kesederhanaan adalah kunci hidupnya. Bahkan setelah menjadi
Khalifah, ia tidak mengubah cara hidupnya yang sederhana. Ia mengenakan
pakaian yang paling biasa dan makan makanan sederhana.