(AS) yang dilakukan oleh Kraft dan Kraft (1978), menunjukkan adanya temuan hubungan
kausal antara Gross National Product (GNP) dan konsumsi energi. Temuan tersebut
konsumsi energi di AS. Jumbe (2004) menyatakan bahwa para ekonom dan analis kebijakan
memberikan perhatian pada hubungan kausal antara konsumsi listrik dan pertumbuhan
ekonomi, karena arah hubungan kausal memiliki implikasi kebijakan bagi pemerintah
kausal antara konsumsi listrik dan pertumbuhan ekonomi dapat dibagi menjadi 4 macam
memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi (Altinay & Karagol, 2005; Shiu & Lam,
2004). Kedua, hubungan kausal searah dari pertumbuhan ekonomi ke konsumsi listrik
menunjukkan bahwa penerapan kebijakan konservasi akan menekan konsumsi listrik dan
yang tidak sangat tergantung pada energi. Ketiga, adanya hubungan kausal dua arah antara
konsumsi listrik dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa konsumsi listrik dan
pertumbuhan ekonomi secara kesatuan saling menentukan dan mempengaruhi pada saat yang
sama. Keempat, ketiadaan hubungan kausal menunjukkan bahwa konsumsi listrik tidak saling
memiliki hubungan dengan pertumbuhan ekonomi, yang artinya kebijakan yang bersifat
konservatif ataupun ekspansif dalam hubungannya dengan konsumsi listrik tidak memiliki
antara konsumsi listrik dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia (1971-2002) hanya bersifat
searah, yakni dari pertumbuhan ekonomi ke konsumsi listrik dan tidak berlaku bagi arah yang
sebaliknya. Hal tersebut diakibatkan oleh kecilnya proporsi pemakaian listrik untuk
Murry & Nan (1996) yang menjelaskan bahwa arah hubungan kausal antara konsumsi
konsumsi listrik.
Chen, et al. (2006), melakukan uji kausalitas dengan periode penelitian yang hampir sama
yakni 1971-2001, yang kemudian dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan
kausalitas hanya terjadi dalam jangka panjang, tidak jangka pendek dan arah hubungannya
bergerak dari konsumsi listrik ke pertumbuhan ekonomi. Bahkan dalam studi yang dilakukan
Yang (2000) menunjukkan adanya hubungan duaarah antar kedua variabel tersebut. Hal ini
memberikan makna tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara variabel
konsumsi listrik dengan pertumbuhan ekonomi. Di Satu pihak konsumsi listrik akan
mendorong aktivitas ekonomi, sehingga mampu mempengaruhi tingkat output suatu negara,
dan di lain pihak petumbuhan output akan mendorong peningkatan permintaan energi listrik.