ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Dayak/ Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Cilik Riwut Km 40
Tgl MRS : 14 Februari 2017
Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure (CHF)
GENOGRAM KELUARGA:
Keterangan :
: Laki laki
K : Perempuan
K : Pasien
: Tinggal Serumah
X : Meninggal
C. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum:
Pada saat pengkajian psien tampak lemah, kesadaran compos menthis,
berbaring setengah duduk atau semifowler, penampilan cukup rapi,
terpasang infus Nacl 500 cc/24 jam terpasang nasal kanul oksigen 4
tpm, terpasang kateter dan terpasang bed side monitor.
2. Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : Composmentis
b. Ekspresi wajah : Gelisah
c. Bentuk badan : Sedang
d. Cara berbaring/bergerak : Berbaring semifowler
e. Berbicara : Pasien berbicara lancar
f. Suasana hati : sedih
g. Penampilan : Cukup rapi
h. Fungsi kognitif :
Orientasi waktu : Pasien mampu mengenal waktu
dengan baik
Orientasi Orang : Pasien mampu mengenal orang
dengan baik
Orientasi Tempat : Pasien mampu mengenal tempat
dengan baik
i. Halusinasi : Dengar/Akustic Lihat/Visual Lainnya
j. Proses berpikir : Blocking Circumstansial Flight oh
ideas Lainnya
k. Insight : Baik Mengingkari Menyalahkan orang lain
m. Mekanisme pertahanan diri : Adaptif Maladaptif
n. Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan
3. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 36,5 0C Axilla Rektal Oral
b. Nadi/HR : 86 x/m
c. Pernapasan/RR : 28 x/m
d. Tekanan Darah/BP : 132/89 mmHg
e. SPO2 : 95%
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : Simetris
Kebiasaan merokok : tidak ada
Batuk, tidak ada
Batuk darah, tidak ada
Sputum, tidak ada
Sianosis, tidak ada
Nyeri dada
Dyspnoe nyeri dada Orthopnoe Lainnya
Sesak nafas Saat inspirasi Saat aktivitas Saat Istirahat
Type Pernafasan Dada Perut Dada dan perut
Kusmaul Cheyne-stokes Biot
Lainnya
Irama Pernafasan Teratur Tidak teratur
Suara Nafas Vesikuler Bronchovesikuler
Bronchial Trakeal
Suara Nafas tambahan Wheezing Ronchi kering
Ronchi basah (rales)
Keluhan lainnya :
Tidak ada keluhan lain
Masalah Keperawatan :
Pola Nafas Tidak Efektif
5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
Nyeri dada Kram kaki Pucat
Pusing/sinkop Clubing finger Sianosis
Sakit Kepala Palpitasi Pingsan
Capillary refill > 2 detik < 2 detik
Oedema : Wajah Ekstrimitas atas
Anasarka Ekstrimitas bawah
Asites, lingkar perut tidak ada
Ictus Cordis Terlihat Tidak terlihat
Vena jugularis Tidak meningkat Meningkat
Suara jantung Normal, S1 S2 Tunggal
Ada kelainan
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan : Nyeri akut
P : Nyeri diakibatkan kelainan jantung
Q : Nyeri di rasakan seperti di tusuk-tusuk
R: Nyeri di dada sebelah kiri
S : Skala nyeri 4 (sedang)
T : Nyer hilang timbul 15 menit
6. PERSYARAFAN (BRAIN)
Nilai GCS : E : 4 (Membuka mata spontan)
V : 5 (Komunikasi verbal baik)
M : 6 (Gerakan sesuai perintah)
Total Nilai GCS : 15
Kesadaran : Composmenthis Somnolent Delirium
Apatis Soporus Coma
Pupil : Isokor Anisokor
Midriasis Meiosis
Refleks Cahaya : Kanan Positif Negatif
Kiri Positif Negatif
Nyeri,
Vertigo Gelisah Aphasia Kesemutan
Bingung Disarthria Kejang Trernor
Pelo
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I : Pasien dapat membedakan bau seperti bau obat
atau minyak kayu putih
Nervus Kranial II : Pasien dapat melihat dengan jelas seperti saat
membaca tulisan kecil
Nervus Kranial III : Pasien dapat menggerakkan otot bola mata
dengan melirik ke kanan dan kiri pada saat
diberikan obat tetes mata
Nervus Kranial IV : Pasien dapat menggerakkan bola mata
Nervus Kranial V : Pasien dapat mengunyah ditandai dengan
pasien tidak ada masalah saat makan
Nervus Kranial VI : Pasien dapat mengerakkan bola mata
Nervus Kranial VII : Pasien mampu mengecap dan mengatur mimik
wajah
Nervus Kranial VIII : Pasien dapat mendengar dengan baik ditandai
dengan pasien nyambung saat diajak bicara
Nervus Kranial IX : Pasien mampu membedakan rasa dengan baik
Nervus Kranial X : Pasien mampu mengecap dengan baik
Nervus Kranial XI : Pasien mampu berbicara dan mengerakkan
kepala dengan baik
Nervus Kranial XII : Pasien mampu menelan dan mengunyah
dengan baik
Uji Koordinasi :
Ekstrimitas Atas : Jari ke jari Positif Negatif
Jari ke hidung Positif Negatif
Ekstrimitas Bawah : Positif Negatif
Uji Kestabilan Tubuh : Positif Negatif
Refleks :
Bisep : Kanan + Kiri + Skala 5/5
Trisep : Kanan + Kiri + Skala 5/5
Brakioradialis : Kanan + Kiri + Skala 5/5
Patella : Kanan + Kiri + Skala 5/5
Akhiles : Kanan + Kiri + Skala 5/5
Refleks Babinski Kanan + Kiri +
Refleks lainnya : Tidak ada
Uji sensasi : Tidak dilakukan
Keluhan lainnya :
Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
7. ELIMINASI URI (BLADDER) :
Produksi Urine : 1500 ml/6 jam
Warna : kuning pekat
Bau : Khas urin
Tidak ada masalah/ lancer Menetes Inkotinen
Oliguri Nyeri Retensi
Poliuri Panas Hematuri
Dysuri Nocturi
Kateter Cystostomi
Keluhan Lainnya :
Pasien mengeluh banyak kencing dan bengkak pada payudaranya
Masalah Keperawatan :
Kelebihan volume cairan
8. ELIMINASI ALVI (BOWEL) :
Mulut dan Faring
Bibir : Kering
Gigi : Tidak lengkap
Gusi : Lembab
Lidah : Baik tidak ada lesi dan peradangan
Mukosa : Bersih dan tidak ada lesi
Tonsil : Baik tidak terjadi pembengkakan
Rectum : Ada
Haemoroid : Tidak ada
BAB : 1x/ hari Warna : Coklat Konsistensi : Lunak
Tidak ada masalah Diare Konstipasi Kembung
Feaces berdarah Melena Obat pencahar Lavement
Bising usus : Ada
Nyeri tekan, lokasi : Tidak ada
Benjolan, lokasi : Tidak ada
Keluhan lainnya :
Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
9. TULANG - OTOT INTEGUMEN (BONE) :
Kemampuan pergerakan sendi Bebas Terbatas
Parese, Tidak ada
Paralise, Tidak ada
Hemiparese, Kaki sebelah kiri
Krepitasi, Tidak ada
Bengkak, Tidak ada
Kekakuan, Tidak ada
Flasiditas, Tidak ada
Spastisitas, Tidak ada
Ukuran otot Simetris
Atropi
Hipertropi
Kontraktur
Malposisi
Uji kekuatan otot : Ekstrimitas atas 5/5 Ekstrimitas bawah
5/5
Deformitas tulang, tidak ada
Peradangan, tidak ada
Perlukaan, tidak ada
Patah tulang, tidak ada
Tulang belakang Normal Skoliosis
Kifosis Lordosis
10. KULIT-KULIT RAMBUT
Riwayat alergi Obat, Tidak ada
Makanan, Tidak ada
Kosmetik, Tidak ada
Lainnya
Suhu kulit Hangat Panas Dingin
Warna kulit Normal Sianosis/ biru Ikterik/kuning
Putih/ pucat Coklat tua/ hyperpigmentasi
Turgor Baik Cukup Kurang
Tekstur Halus Kasar
Lesi : Macula, lokasi
Pustula, lokasi
Nodula, lokasi
Vesikula, lokasi
Papula, lokasi
Ulcus, lokasi
Jaringan parut lokasi
Tekstur rambut, Baik
Distribusi rambut, Baik
Bentuk kuku Simetris Irreguler
Clubbing Finger Lainnya
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
8. Nilai-Pola Keyakinan
Pasien mengatakan tidak ada nilai keyakinan yang dianut bertentangan
dengan tindakan medis yang dilakukan di rumah sakit.
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
E. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik antara dokter, perawat,
teman satu kamar, dan orang lain
2. Bahasa sehari-hari
Bahasa sehari-hari yang digunakan pasien dan keluarga yaitu
menggunakan bahasa indonesia dan bahasa daerah jawa.
3. Hubungan dengan keluarga :
Pasien mengatakan hubungan dalam keluarga terjalin baik
4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Hubungan pasien dengan teman/ petugas kesehatan terjalin baik
5. Orang berarti/terdekat :
Pasien mengatakan orang terdekat dan berarti saat ini yaitu keluarga.
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Pasien mengatakan jika ada waktu luang, biasanya pasien berkumpul
bersama keluarga
7. Kegiatan beribadah :
Pasien mengatakan biasanya mampu melakukan ibadah secara rutin,
namun karena sakit pasien hanya beribadah di atas tempat tidur.
FOTO THORAX
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tanggal 20 Februari 2017
Furosemide 2 ml/10 1x1 oral Sebagai obat lini pertama pada keadaan edema yang
mg disebabkan oleh penyakit gagal jantung kongestif,
penyakit sirosis hati, dan penyakit ginjal serta
sindrom nefrotik.
Valsartan 40mg 2x1 Oral Obat ini berguna untuk mengobati hipertensi, gagal
jantung, dan melindungi jantung dari kemungkinan
komplikasi setelah mengalami serangan jantung.
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien: Ny. S
Ruang Rawat : ICVCU (BED 8)
I:
1. Mempertahakan posisi pasien semi fowler.
Posisi setengah duduk akan membuka jalan napas dan meningkatkan
pengembangan paru sehingga akan mengurangi sesak.
2. Mengobservasi suara napas tambahan pasien.
Tidak ada suara nafas tambahan
3. Berkolaborasi dalam pemberian terapi O2:
Pertahankan pemberian O2 sesuai indikasi, 3 lpm nasal kanul.
4. Mengobservasi keluhan sesak yang dialami pasien.
Pasien mengatakan sesak nafasnya agak berkurang
5. Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 1 jam.
TD: 132/70 mmHg, N: 95 x/menit, S: 36,5oC
RR: 26x/menit, SPO2 : 97%
6. Melakukan Observasi intake dan output
Intake: 300ml/7 jam
Output: 500 ml/7 jam
Intake: 24 jam 1320 ml
Output 24 jam: 1200 ml
E:
DS:
Klien mengatakan sesak nafasnya agak berkurang
DO:
1. TTV TD : 132/70 mmHG
N : 95x / menit
S : 36,5 C
RR: 26 x/menit
SPO2 : 97%
2. Posisi semi fowler
3. Tidak ada suara nafas tambahan
4. Pernafasan perut dan dada
5. Oksigen kanul 3 lpm
6. Intake: 24 jam 1320 ml
7. Output 24 jam: 1200 ml
R:
1. Berikan posisi semi fowler
2. Auskultasi suara nafas tambahan
3. Kolaborasi dalam pemberian oksigen
4. Observasi tanda-tanda vital
5. Observasi intake dan output
6. Observasi keluhan sesak nafas
SOAPIER Paraf
A:
Masalah keperawatan teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
2. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
3. Ajarkan teknik nafas dalam.
4. Kolaborasi dalam pemberian obat (ketorolac 30 mg)
5. Observasi keluhan nyeri yang dialami pasien
6. Observasi skala nyeri pasien
7. Observasi TTV pasien
I:
1. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
2. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi
Menganjurkan kepada pasien dengan berkomunikasi dengan keluarga untuk
mengalihkan rasa nyeri
3. Mengajarkan teknik nafas dalam
Menganjurkan klien nafas dalam dengan cara menarik nafas melalui hidung,
nafas ditahan 3 detik kemudian dikeluarkan melalui mulut seperti mencucu.
4. Berkolaborasi dalam pemberian obat
injeksi ketorolac 30 mg/IV
5. Mengobservasi keluhan nyeri yang dialami pasien
Pasien mengatakan nyeri agak berkurang
6. Mengobservasi skala nyeri pasien
Skala nyeri 3 (skala nyeri ringan)
7. Mengobservasi TTV pasien
TTV: TD: 130/75 mmHg, N: 78 x/menit, S: 36,5oC, RR: 24x/menit, SPO2 :
97%
E:
DS:
Klien mengatakan nyerinya agak berkurang
DO:
1. TTV TD : 132/70 mmHG
N : 95x / menit
S : 36,5 C
RR: 26 x/menit
2. Posisi semi fowler
3. Pemberian obat ketorolac 30 mg/IV
4. Skala nyeri 3
5. Oksigen kanul 3 lpm
6. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi
R:
A:
Masalah keperawatan teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis
terjadi.
2. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam
3. Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase
akut.
4. Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)
I:
1. memantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis
terjadi.
2. memantau /hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam
Intake: 300ml/7 jam, Output: 500 ml/7 jam, Intake 24 jam: 1320 cc, Output
24 jam: 1200 cc
3. mempertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama
fase akut.
4. memberikan obat sesuai indikasi (kolaborasi) injeksi forusemid 2 ml/iv
E:
DS:
Klien mengatakan banyak kencing
DO:
1. TTV TD : 132/70 mmHG
N : 95x / menit
S : 36,5 C
RR: 26 x/menit
2. Balance cairan 24 jam: -230 cc
3. Intake 24 jam: 1320 cc
4. Output 24 jam: 1200 cc
5. IWL 7 jam: 350
6. injeksi forusemid 2 ml/iv
7. Intake: 300ml/7 jam
8. Output: 500 ml/7 jam
R:
1. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis
terjadi.
2. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam
3. Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase
akut.
4. Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)
SOAPIER Paraf
I:
1. Mempertahakan posisi pasien semi fowler.
Posisi setengah duduk akan membuka jalan napas dan meningkatkan
pengembangan paru sehingga akan mengurangi sesak.
2. Mengobservasi suara napas tambahan pasien.
Tidak ada suara nafas tambahan
3. Berkolaborasi dalam pemberian terapi O2:
Pertahankan pemberian O2 sesuai indikasi, 3 lpm nasal kanul.
4. Mengobservasi keluhan sesak yang dialami pasien.
Pasien mengatakan sesak nafasnya agak berkurang
5. Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 1 jam.
TD: 114/74 mmHg, N: 95 x/menit, S: 36,5oC
RR: 14x/menit, SPO2 : 94%
6. Melakukan Observasi intake dan output
Intake: 200 ml/6 jam
Output: 600 ml/6 jam
E:
DS:
Klien mengatakan sesak nafas mulai berkurang
DO:
1. TTV TD : 114/74 mmHG
N : 95x / menit
S : 36,5 C
RR: 14 x/menit
SPO2 : 94%
2. Posisi semi fowler
3. Tidak ada nafas tambahan
4. Pernafasan perut dan dada
5. Oksigen kanul 3 lpm
6. Intake: 200 ml
7. Output: 600 ml
R:
1. Berikan posisi semi fowler
2. Auskultasi suara nafas tambahan
3. Kolaborasi dalam pemberian oksigen
4. Observasi tanda-tanda vital
5. Observasi intake dan output
6. Observasi keluhan sesak nafas
SOAPIER Paraf
A:
Masalah keperawatan teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
2. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
3. Ajarkan teknik nafas dalam.
4. Kolaborasi dalam pemberian obat (ketorolac 30 mg)
5. Observasi keluhan nyeri yang dialami pasien
6. Observasi skala nyeri pasien
7. Observasi TTV pasien
I:
1. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
2. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi
Menganjurkan kepada pasien dengan berkomunikasi dengan keluarga untuk
mengalihkan rasa nyeri
3. Mengajarkan teknik nafas dalam
Menganjurkan klien nafas dalam dengan cara menarik nafas melalui hidung,
nafas ditahan 3 detik kemudian dikeluarkan melalui mulut seperti mencucu.
4. Berkolaborasi dalam pemberian obat
injeksi ketorolac 30 mg/IV
5. Mengobservasi keluhan nyeri yang dialami pasien
Pasien mengatakan nyeri agak berkurang
6. Mengobservasi skala nyeri pasien
Skala nyeri 3 (skala nyeri ringan)
7. Mengobservasi TTV pasien
TTV: TD: 114/74 mmHg, N: 95 x/menit, S: 36,5oC, RR: 14x/menit, SPO2 :
94%
E:
DS:
Klien mengatakan nyerinya agak berkurang
DO:
1. TTV TD : 114/74 mmHG
N : 95x / menit
S : 36,5 C
RR: 14 x/menit
SPO2 : 94%
2. Posisi semi fowler
3. Pemberian obat ketorolac 30 mg/IV
4. Skala nyeri 3
5. Oksigen kanul 3 lpm
6. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi
R:
A:
Masalah keperawatan teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis terjadi.
2. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam
3. Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase
akut.
4. Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)
I:
1. memantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis
terjadi.
2. memantau /hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam
Intake: 200ml/6 jam, Output: 600 ml/7 jam
3. mempertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama
fase akut.
4. memberikan obat sesuai indikasi (kolaborasi) injeksi forusemid 2 ml/iv
E:
DS:
Klien mengatakan banyak kencing
DO:
1. TTV TD : 114/74 mmHG
N : 95x / menit
S : 36,5 C
RR: 14 x/menit
2. Balance cairan 6 jam: -575 cc
3. Intake 6 jam: 200 cc
4. Output 6 jam: 600 cc
5. IWL 6 jam: 175
6. injeksi forusemid 2 ml/iv
R:
1. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis terjadi.
2. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam
3. Pertahankan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase
akut.
4. Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)