SUBKONJUNGTIVA BLEEDING
A. KASUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN:
- Nama pasien : Ny. Suyatmi
- Umur : 62 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pendidikan :-
- Pekerjaan :-
- Agama : Kristen
- Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
- Alamat : Rejowinangun Selatan, Magelang Selatan, Magelang
II.1. ANAMNESIS :
- Keluhan Utama :
Mata merah
- Keluhan Tambahan :
Pegal (+) Nyeri (-)
Gatal (-) Berair (-)
Trauma (-) Visus tidak turun
- Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
3 HSMRS mata kanan terasa pegal, setelah bangun tidur sclera mata kanan tampak
merah, kemudian diberi obat tetes mata namun tidak sembuh.
Sebelumnya pernah mengalami hal yang sama sebanyak 2 kali namun dapat sembuh
dengan pemberian obat tetes mata.
II.2. KESAN :
- Kesadaran : Compos Mentis
- Keadaan Umum : Baik
- OD : sclera bagian medial berwarna merah
- OS : Mata kiri tenang
3. Apparatus Lakrimalis
- Sekitar gland. Dakrioadenitis (-) Dakrioadenitis (-)
lakrimalis
- Sekitar sakus Dakriosistitis (-) Dakriosistitis (-)
lakrimalis
- Uji flurosensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Uji regurgitasi (-) (-) Tidak ada
obstruksi pada
duktus
nasolakrimalis
4. Bola mata
- Pasangan Simetris Simetris
- Gerakan Gangguan gerak Gangguan gerak Tidak ada
(-) (-) gangguan pada
syaraf dan otot
penggerak bola
mata
- Ukuran Makroftalmos (-) Makroftalmos (-)
Mikroftalmos (-) Mikroftalmos (-)
5. TIO Palpasi kenyal Palpasi kenyal
(tidak ada (tidak ada
peningkatan dan peningkatan dan
penurunan TIO) penurunan TIO)
6. Konjungtiva
- Palpebra superior Hiperemi (-) Hiperemi (-)
- Forniks Dalam Dalam
- Palpebra inferior Hiperemi (-) Hiperemi (-)
- Bulbi Injeksi siliar (-) Injeksi siliar (-)
Injeksi Injeksi
konjungtiva (+) konjungtiva (-)
7. Sclera Tampak Sklera ikterik (-)
2
perdarahan pada
subkonjungtiva
8.Kornea
- Ukuran 10 mm horizontal 10 mm horizontal Ukuran normal 12
mm
- Kecembungan normal normal
- Limbus Benjolan (-) Benjolan (-) Pada orang tua
Korpus alienum Korpus alienum dapat muncul
(-) (-) arkus senilis
Arkus senilis (+) Arkus senilis (+)
- Permukaan Licin Licin DBN
Mengkilap Mengkilap
- Medium Jernih Jernih
- Dinding Belakang Jernih Jernih
- Uji flurosensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Placido Konsentris reguler Konsentris reguler
9. Kamera Okuli anterior
- Ukuran Dalam Dalam
- Isi Jernih Jernih DBN
10. Iris
- Warna Coklat Coklat DBN
- Pasangan Simetris Simetris
- Gambaran Gambaran kripti Gambaran kripti
baik, baik,
neovaskularisasi neovaskularisasi
(-), deformitas (-) (-), deformitas (-)
- Bentuk Bulat Bulat
11. Pupil
- Ukuran 3 mm 3 mm Normal (3-6 mm)
- Bentuk bulat bulat DBN
- Tempat central central
- Tepi Reguler Reguler
- Refleks direct + +
- Refleks indrect + +
1. Lensa
- Ada/tidak Ada Ada
- Kejernihan Jernih Jernih DBN
- Letak Di tengah Di tengah
belakang iris belakang iris
- Warna kekeruhan Tidak ada Tidak ada
13. Korpus Vitreum Jernih Jernih
14. Refleks fundus (+) warna orange (+) warna orange
3
III. DIAGNOSIS
- OD : Ametrop, Subkonjungtiva Bleeding
- OS : Ametrop, sehat
IV. TERAPI
- Tidak memerlukan perawatan medis
- Air mata buatan dapat diberikan 4 kali sehari untuk iritasi ringan
- Hindari penggunaan aspirin atau NSAID
V. PROGNOSIS
Visum (Visam) : Baik
Kesembuhan (Sanam) : Baik, namun dapat kambuh
Jiwa (Vitam) : Baik
Kosmetika (Kosmeticam) : Baik
PEMBAHASAN
Konjungtiva adalah membran tipis, lembab dan transparan yang melapisi bagian putih
dari mata (disebut sklera) dan bagian dalam dari kelopak mata. Konjungtiva adalah lapisan
pelindung terluar dari bola mata.
Penyebab
Beberapa hal berikut bisa saja menghasilkan perdarahan subkonjungtival yang spontan:
4
Idiopatik
Valsava (misal, Batuk dan Bersin, Muntah)
Menggosok mata
Trauma (perlukaan)
Hipertensi
Kelainan perdarahan;
Perdarahan subkonjungtiva juga dapat terjadi bukan secara spontan dan merupakan
akibat dari infeksi mata yang parah, trauma terhadap kepala atau mata, atau setelah operasi
mata atau kelopak mata.
Gejala-Gejala
Lebih banyak tidak ada gejala spesifik yang berkaitan dengan suatu perdarahan subkon-
jungtiva selain melihat/terlihat darah pada sklera.
Sangat jarang orang merasakan nyeri saat perdarahan dimulai. Ketika perdarahan per-
tama kali terjadi, mungkin akan terasa tidak nyaman atau rasa ada sesuatu di di
mata atau di balik kelopaknya. Ketika perdarahan selesai, mungkin masih terasa
adanya iritasi yang sedang atau semata-mata rasa tidak nyaman.
Perdarahan sendiri adalah sesuatu yang pasti, wilayah merah terang yang berbatas
tegas berada di sklera. Dalam area itu biasanya seluruh bagian putih tertutupi
oleh darah.
Pada kasus perdarahan subkonjungtiva yang spontan, tidak ada darah yang keluar dari
mata.
Perdarahan akan tampak meluas/membesar dalam 24 jam pertama setelah onset (per-
tama kali terjadi) dan secara perlahan berkurang ukurannya bersamaan dengan darah
diserap kembali.
Daftar Pustaka