Benjolan di Payudara
Seorang perempuan berumur 55 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik
bedah karena adanya benjolan di payudara sebelah kanan sudah setahun ini. Mula-
mula sebesar biji rambutan, kemudian sekarang sebesar bola tenis. Tidak terasa sakit,
hanya kadang terasa pegal. Pasien merasa berat badannya menurun drastis dalam
empat bulan terakhir ini. Pada keluarga terdapat riwayat penderita tumor ganas
payudara, yaitu bibi pasien (adik kandung dari ibu pasien). Bibi pasien meninggal
karena penyakitnya ini. Pasien tidak mempunyai anak. Sebulan ini timbul luka koreng
berbau di kulit di atas benjolan payudara. Pasien juga merasa sesak sebulan terakhir
yang bertambah dengan aktifitas tapi tidak berkurang dengan istirahat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, BB 40 kg, vital sign
dalam batas normal. Status lokalis pada payudara kanan didapatkan massa oval lebih
kurang 8x7x7cm3 di kwadran medial atas, keras, berbenjol, melekat ke dinding dada,
peau de orange, ulkus, retraksi papilla mammae, dan nipple discharge. Teraba
limfonodi aksilla 2 buah, ukuran 1cm, saling melekat satu dengan yang lain. Pada
pemeriksaan Rontgen thoraks didapatkan coin lesion di lobus superior paru kanan
disertai efusi pleura. USG abdomen tidak didapatkan nodul. Biopsy insisi memastikan
pasien menderita kanker payudara (stadium terminal) kemudian menjalani operasi
simple mastectomy dilanjutkan kemoterapi dan radioterapi. Bagaimanakah
seharusnya pasien menghadapi penyakit berat dan terminal yang dideritanya dari sisi
agama Islam?
KATA SULIT
1. Peau De Orange : gambaran sepertu kulit jeruk karena metastasis sel tumor
pada saluran limfe kulit
2. Coin Lesion : lesi seperti gambaran uang logam pada rontgen, biasanya terjadi
saat ada massa dalam paru paru
3. Nipple Discharge : supstasi yang terekskresi dari papilla mammae
4. efusi pleura : pengumpulan cairan dalam ringga pleura yang terletak diantara
ruang visceral dan pariental
5. Simple Mastectomy : oprasi pengangkatan payudara karena sudah menyebar
ke seluruh payudara
6. Stadium Terminal : stadium terakhir perubahan dari pre-maligna ke maligna
dan sudah menginvasi ke jaringan sekitar
7. Retraksi Papila: Tertariknya papilla mammae ke dalam
BRAINSTORMING
Salah satu penyebab kanker payudara adalah riwayat keluarga (genetic) yang
menimbulkan gejala nipple discharge karena tumor mengenai ductus mammae,
penurunan berat badan karena nutrisi seperti glukosa diambil oleh sel-sel kanker,
timbul koreng diatas payudaran karena sel kanker menyumbat pembuluh dara
sehingga terjadi nekrosis, dan efusi pleura karena sel kanker metastasis ke paru.
Untuk membantu menegakan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
mamografi, USG, MRI, dan gold standard nya adalah Biopsi. penatalaksanaan yang
dapat dilakukan adalah simple mastectomy dan dapat dicegah dengan periksa dini,
menyusui anak, menurangi makanan yang mengandung karsinogenik. dalam
pandangan islam seorang muslim harus sabar dan tawakal dalam menghadapi
penyakit yang berat.
SASARAN BELAJAR
SASARAN BELAJAR
LI. 1 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN CA MAMMAE
LO.1.1. DEFINISI
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit
neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health
Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases
(ICD).
Kanker payudara adalah Kanker yang membentuk jaringan payudara. Jenis yang
paling umum kanker payudara adalah karsinoma duktal, yang dimulai pada lapisan
saluran susu (tabung tipis yang membawa susu dari lobules payudara dengan pentil).
Lain jenis kanker payudara adalah karsinoma lobular, yang dimulai di lobules
(kelenjar susu) payudara. Kanker payudara invasif adalah kanker payudara yang telah
menyebar dari mana dimulai di saluran payudara atau lobules ke sekitar jaringan
normal. Kanker payudara terjadi pada pria dan wanita, meskipun kanker payudara
laki-laki langka.
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara.
Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
LO.1.3. KLASIFIKASI
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara
diklasifikasi dalam tabel
Sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari T yaitu tumor size atau ukuran tumor, N
yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan M yaitu metastasis atau
penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis
sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan
histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut
Pengelompokan Stadium TNM
Stadium 0 Tis N0 M0
*
Stadium 1 T1 N0 M0
Stadium IIA T0 N1 M0
*
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium IIIC Tiap T N3 M0
Stadium IV Tiap T Tiap N M1
Keterangan:
TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai
Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma)
T1 : Tumor diameter 2 cm
T2 : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm
T3 : Tumor diameter > 5 cm
T4 : Tumor ukuran apapun invasi ke daerah sekitar (otot, kulit)
LO.1.4. EPIDEMIOLOGI
LO.1.6. PATOGENESIS
Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas.Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih
rentan terhadap suatu karsinogen.Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa
membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh
oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya
keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker
payudara, beberapa diantaranya disertai komplikasi lain seperti
simtomahiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord compression.
Metastasis demikian bersifat osteolitik, yang berarti bahwa osteoklas hasil
induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan mempengaruhi
diferensiasi dan aktivitas osteoblas serta osteoklas lain hingga meningkatkan
resorpsi tulang.
Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang
mengandung kalsium dengan kristalhydroxyappatite sehingga mekanisme
yang biasa digunakan oleh sel kanker untuk membuat ruang pada matriks
ekstraselular dengan penggunaan enzimmetaloproteinase matriks tidaklah
efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang memungkinkan invasi neoplastik
terjadi akibat interaksi antara sel kanker payudara dengan sel endotelial yang
dimediasi oleh ekspresiVEGF. VEGF merupakan mitogen angiogenik positif
yang bereaksi dengan sel endotelial. Tanpa faktor angiogenik negatif seperti
angiostatin, sel endotelial yang berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui
pencerap VEGFR-1 dan VEGFR-2, akan meluruhkan matriks ekstraselular,
bermigrasi dan membentuk tubulus.
Patofisiologi
Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi
yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi
dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di
dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir
semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna
dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal.
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal. Mula mula terjadi hiperplasia sel sel dengan perkembangan sel sel atipik.
Sel sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma.
Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai
menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira kira berdiameter 1 cm).
Pada ukuran itu kira kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis.
Pada keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat, banyak perempuan
memiliki mutasi dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA-1 (di kromosom
17q21.3). Pola keturunan adalah dominan autosomal dan dapat diturunkan melalui
garis maternal maupun paternal. Sindrom kanker payudara familial lainnya berkaitan
dengan gen pada kromosom 13, yang disebut BRCA-2 (di kromosom 13q12-13).
Kedua gen ini diperkirakan berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduanya
bekerja sebagai gen penekan tumor, karena kanker muncul jika kedua alel inaktif atau
cacat pertama disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan kedua oleh sel somatik
berikutnya.
Kanker payudara dibagi menjadi kanker yang belum menembus membran basal
(noninvasif) dan kanker yang sudah menembus membran basal (invasif).
3 Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke
jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4
berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
Sel, gen-gen atau produk-produk yang berperan dalam pertumbuhan tumor pada ca
mammae diantaranya (Brashers, 2008) :
1. Lob 1
Lob 1 mengandung banyak ssel tidak berdiferensiasi dengan tingkat
proliferasi tinggi dan sangat sensitif terhadap karsinogen
Kehamilan dan menyusui mengurangi jumlah Lob 1 di payudara
2. BRCA 1
Normalnya gen BRCA1 menghasilkan produk sebagai inhibitor
pertumbuhan yang mengontrol proliferasi sel payudara
Produk gen ini hilang ketika gen mengalami mutasi, lokasi mutasi
biasanya pada kromosom 17 lengan panjmutasi pada gen ini
menyebabkan kanker payudara pada 54% wanita usia 60tahun
3. Mutasi p53
Normalnya, gen ini merupakan regulator transkripsi, penstabil genom,
berperan dalam repair DNA dan fasilitatorapoptosis sel yang rusak
Mutasi sel ini sering menyebabkan ca mammae
6. Molekul adhesi
Sel tumor melepaskan diri dari molekul adhesi di membran basal sel
normal sehingga dapat menginvasi
Untuk di payudara molekul adhesi yang penting adalah E-cadherin yang
diatur secara lambat di dalam kanker payudara
A. Anamnesis
Riwayat
keluarga
Adakah faktor- faktor resiko dan faktor-
faktor etiolgi
Keluhan-keluhan, gejala klinis
B. Pemeriksaan fisik
Tujuannya adalah untuk mencari benjolan, dilakukan pada
kurang lebih 1 minggu dari siklus menstruasi
a) Inspeksi
Menurut Muchlis (2002) baiknya dilakukan pada posisi duduk
Perhatikan tanda-tanda perubahan pada kulit seperti retraksi dan warna
Ada atau tidaknya retraksi papil, skin dimpling (tarikan berupa
cekungan kulit akibat terperangkapnya ligamentum Cooper segmental),
peau dorange (terjadinya oenyumbatan aliran limf sehingga kulit
menjadi smebab dan menebal) kemerahan, ulser,
b) Palpasi mamae
Dilakukan pada posisi berbaring
Menggunakan falang medial dan distal jari II.III. IV
Dipalpasi 3 macam tekanan sesuai dengan kedalaman (superfisial,
tengah dan profunda)
Dilakukan dengan vertikal (dari kranial iga 2 sampai distal iga 6) atau
sirkuler (dari papilla ke puncak axilla atau sebaliknya)
c) Palpasi KGB
Dilakukan pada posisi duduk
Tangan pasien dilemaskan, disanggah oleh tangan yang sama pada
tangan pemeriksa dan dipalpasi oleh jari tangan yang satunya
Gambar.13.Palpasi Limfonodus pada Puncak Axilla (Oxfrd, 2010)
d) Lokalisasi benjolan
C. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin untuk menunjang diagnosis tumor padat
penting dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan pasien apakah ada
penyulit kanker atau penyakit sekunder, dan juga untuk persiapan terapi yang
akan dilakukan baik itu tindakan bedah maupun tindakan medik. Beberapa
pemeriksaan yang perlu dilakukan, antara lain :
a. Darah lengkap
b. Urin lengkap imunoglobulin
c. Tes fungsi hati SGOT SGPT jika tinggi berarti ada metastase ke liver
d. Tes fungsi ginjal
e. Gula darah
f. Faal hemostatik
g. Protein serum
h. Alkali fosfatase jika tinggi dalam darah mengindikasikan adanya
metastasis ke liver, saluran empedu dan tulang
i. Elektrolit serum
j. LDH
k. Asam urat
l. Serum
m. Tumor marker ca mammae Carsinoembrionik antigen (CEA), cancer
antigen (CA) 15-3, dan CA 27-29, sensitif tapi tidak spesifik
2) Sitologi
Pemeriksaannya meliputi : Aspirasi jarum halus, needle core biopsy dengan
jarum silverman, biopsi eksisi, dan pemeriksaan frozen section saat operasi.
Pada umumnya pungsi dengan jarum halus (FNAB/Fine Needle Aspiration
Biopsy) sering dipakai. Pemeriksaan ini juga dapat menentukan perlu tidaknya
segera pembedahan dengan sediaan beku atau dilanjutkan dengan pemeriksaan
lain ataupun langsung dilakukan ekstirpasi. Penentuan derajat differensiasi
histologis :
- G1 : Derajat keganasan rendah.
- G2 : Derajat keganasan sedang.
- G3 : Derajat keganasan tinggi.
Hasil positif pada pemeriksaan sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal,
sebab hasil negatif palsu sering terjadi, sedangkan hasil pemeriksaan positif
palsu selalu dapat terjadi.
3) Mammografi
Merupakan teknik pemeriksaan soft tissue, menggunakan X-ray dosis
rendah
Tanda keganasan primer fibrosis reaktif, cornet sign, dan
mikrokalsifikasi
Tanda keganasan sekunder retraksi, perubahan kulit, bertambahan
vaskularisasi perubahan posisi papilla
Dapat untuk mendeteksi tumor yang secara tidak teraba
Cukup mahal
Ketepatan 83% - 95% tergantung teknisi dan radiologist. Terkadang
terjadi negatif palsu dikarenakan jaringan payudara mirip dengan
jaringan kanker, tapi harus perhatikan tanda-tanda klinisinya
4) Termografi
Suhu karsinoma mammae meningkat dari jaringan sekitarnya
Darah vena yang keluar yang memperdarahi karsinoma mammae lebih
panas dari darah arteri
5) Xerografi ketepatan diagnosis 95,3%
6) Scintimammografi
Teknik radionuklir menggunakan TC 99m sestambi
Sensitifitas tingkat
Untuk menilai aktifitas dari karsinoma
Mendeteksi lesi multiple dan keterlibatan KGB regional
Tanda-tanda resiko karsinoma mammae yag segera memerlukan eksisional
bipsy / jarum halus FNAB :
1. Keluarnya darah segar hitam dari papilla
2. Kista mengeluarkan cairan darah
3. Pada mammogram terlihat bayangan batas tidak tegas, bentuk stellata,
spikula dengan distorsi struktur arsitektur payudara dan mikrokalsifikasi
Diagnosis Banding:
a. Fibroadenoma
o Pada usia 1530 tahun
o Padat kenyal, mobile, bulet lonjong, berbatas tegas
o Pertumbuhan lambat,tidak nyeri
o Tidak ada perubahan kulit
o Pengobatan eksisi tumor
b. Fibrokista
o Gejala nyeri timbul menjelang haid
o Ukurannya dipengaruhi pada saat menstruasi
o Ditemukan pada usia pertengahan usia
c. Kistasarkoma filoides
o Tidak bermetastase
o Bentuk haid lonjong permukaan berbenjol
o Batas tegas, ukuran 20-30 cm
o Pengobatan simple mastektomi
d. Galactocele
o Bukan neoplasia, tapi massa berisi asi mengental yang terjadi karena adanya
sumbatan duktus laktiferus
o Biasanya terjadi pada ibu yang sedang / baru selesai masa laktasi
LO.1.7. TATALAKSANA
Biasanya pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh
terhadap kondisi penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi.
Pengobatannya terdiri dari pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat
penghambat hormon. Terapi penyinaran digunakan membunuh sel-sel kanker di
tempat pengangkatan tumor dan daerah sekitarnya, termasuk kelenjar getah bening.
Kemoterapi (kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembanganbiak
dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya) dan obat-obat penghambat
hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel
kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.
Pengobatan untuk kanker payudara yang terlokalisir
Untuk kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir selalu meliputi
pembedahan (yang dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan) untuk mengangkat
sebanyak mungkin tumor. Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama
adalah mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) atau pembedahan breast-
conserving (hanya mengangkat tumor dan jaringan normal di sekitarnya).
Pembedahan
Pembedahan breast-conserving
Mastektomi radikal
Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi dan
metastasis.
Rekonstrusi payudara
Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau salin maupun
jaringan yang diambil dari bagian tubuh lainnya. Rekonstruksi bisa dilakukan
bersamaan dengan mastektomi atau bisa juga dilakukan di kemudian hari. Akhir-akhir
ini keamanan pemakaian silikon telah dipertanyakan. Silikon kadang merembes dari
kantongnya sehingga implan menjadi keras, menimbulkan nyeri dan bentuknya
berubah. Selain itu, silikon kadang masuk ke dalam laliran darah.
Kemoterapi & Obat Penghambat Hormon
Terapi Hormonal
Obat Antiesterogen
LO.1.8. PENCEGAHAN
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,
yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap
epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit
tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker
payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan
diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan
payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko
terkena kanker payudara.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena
kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal
merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan
dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami
perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari
semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada
mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan
dengan beberapa pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan
mammografi setiap tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai
mencapai usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit
pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker
payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas
mendeteksi secara dini menjadi 75%
PENGERTIAN SADARI
Usaha atau cara pemeriksaan payudara yang secara teratur dan sistematik oleh
wanita itu sendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program
screening atau deteksi dini. (Romauli, Suryati, 2009 : 166)
TUJUAN SADARI
Dapat mendeteksi ketidaknormalan atau perubahan yang terjadi pada
payudara.
4. Fungsi payudara: Suatu organ tambahan yang ada pada perempuan yang fungsinya
sebagai produksi susu setelah melahirkan
Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita
serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan
pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan
kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan
hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Beberapa ahli diet dan ahli
kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup secara umum bisa mengurangi
angka kejadian kanker. Diusahakan untuk melakukan diagnosis dini karena kanker
payudara lebih mudah diobati dan bisa disembhan jika masih pada stadium
dini.SADARI, pemeriksan payudara secara klinis dan mammografi sebagai prosedur
penyaringan merupakan 3 alat untuk mendeteksi kanker secara dini.
Penelitian terakhir telah menyebutkan 2 macam obat yang terbukti bisa mengurangi
resiko kanker payudara, yaitu tamoxifen dan raloksifen.Keduanya adalah anti
estrogen di dalam jaringan payudara.tamoxifen telah banyak digunakan untuk
mencegah kekambuhan pada penderita yang telah menjalani pengobatan untuk kanker
payudara. Obat ini bisa digunakan pada wanita yang memiliki resiko sangat tinggi.
Mastektomi pencegahan adalah pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua
payudara dan merupakan pilihan untuk mencegah kanker payudara pada wanita yang
memiliki resiko sangat tinggi (misalnya wanita yang salah satu payudaranya telah
diangkat karena kanker, wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita
kanker payudara dan wanita yang memiliki gen p53, BRCA1 atauk BRCA 2).
LO.1.9. KOMPLIKASI
Metastasis di parenkim paru pada rontgenologis memperlihatkan gambaran
coin lesion
yang multiple dengan ukuran yang bermacam-macam. Metastasis ini seperti
pula mengenai pleura yang dapat mengakibatkan pleural effusion. Metastasis ke
tulang vertebra akan terlihat pada gambaran rontgen sebagai gambaran osteolitik atau
destruksi yang dapat pula menimbulkan fraktur patologis berupa fraktur kompresi.
LO.1.10. PROGNOSIS
1. Menyesal.
Adanya penyesalan setelah melumuri diri dengan dosa
dan kenistaan; adanya penyesalan setelah berbicara
kotor; penyesalan ketika mata melihat kemaksiatan;
penyesalan ketika menyakiti orang, adalah sikap-sikap
yang menunjukkan adanya kecenderungan tobat nasuha.
Orang yang tidak menyesal, tidak termasuk tobat.
Orang yang bangga pada dosa-dosa yang pernah
dilakukannya, menunjukkan bahwa dia belum sungguh-
sungguh bertobat.
Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan
kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah
kamu mengambil penolong selain Aku,
Lihat juga QS.3:160, 5:11, 5:23, 7:89, 8:2, 9:51, 58:10, 64:13.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakkal kepada-Nya.
) (
( )
http://www.eramuslim.com/syariah/
Kapita Selekta Kedokteran 2000. edisi 3. Jilid II, Jakarta: Media Aesculapius
FKUI