Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Diare

OLEH:

I PUTU SATRYA PRAYOGA P07 120 114 019


MIRA MARDIANA P07 120 114 076

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MATARAM
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIARE

Mata Ajar : Pelayanan Kesehatan Primer I


Materi : Diare
Pokok Bahasan : Mengenal Penyakit Diare
Sasaran : Keluarga yang memiliki Bayi dan Balita
Waktu : 20 menit
Tempat : Posyandu Dusun Selat Timur Kec.Narmada Kab.Lobar

I. LATAR BELAKANG
Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak balita, khususnya di Negara
berkembang seperti Indonesia (Segeren, 2005).Diare adalah penyakit yang ditandai
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah atau lendir (Suraatmaja, 2007).Apabila
pada diare pengeluaran cairan melebihi pemasukan maka akan terjadi defisit cairan tubuh, maka
akan terjadi dehidrasi. Berdasarkan derajat dehidrasi maka diare dapat dibagi menjadi diare tanpa
dehidrasi, diare dehidrasi ringan sedang dan diare dehidrasi berat.
Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa faktor yang
berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh
tinja, kekurangan sarana kebersihan (pembangunan tinja yang tidak higienis), kebersihan
perorangan dan lingkungan yang jelek, penyiapan makanan kurang matang dan penyimpanan
makanan masak pada suhu kamar yang tidak semestinya (Sander, 2005).
Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi pendorong terjadinya
diare yaitu faktor agen, penjamu, lingkungan dan perilaku.Faktor lingkungan merupakan faktor
yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor
berinteraksi bersama dengan perilaku manusia.Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena
tercemar kuman diare serta terakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat, maka
penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Zubir, 2006).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa lebih dari sepertiga kematian anak
secara global disebabkan karena diare sebanyak 35%. United Nations International Childrens
Emergency Fund (UNICEF) memperkirakan bahwa secara global diare menyebabkan kematian
satu anak setiap 30 detik dan menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun.
Secara umum kematian akibat diare pada anak di dunia mencapai 42.000 kasus per
minggu, 6000 kasus per hari, 4 kasus setiap menit dan 1 kematian setiap 14 detik. Dari jumlah
tersebut, total episode diare pada bayi kurang dari 11 bulan sebanyak 475 juta kali dan usia 1-4
tahun sekitar 945 juta per tahun. (PressRelease, WHO, 2002).
Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008,
penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian akibat diare
adalah 2.5%.Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7% dengan jumlah penderita
diare adalah 3.661 orang.Untuk tahun 2006, penderita diare di Indonesia adalah 10.280 orang
dengan angka kematian 2.5%.
Survey Morbiditas Diare tahun 2010 yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI,
didapatkan pada tahun 2000 angka kematian balita akibat diare di Indonesia adalah 1.278 per
1000 turun menjadi 1.100 per 1000 pada tahun 2003 dan naik lagi pada tahun 2006 kemudian
turun pada tahun 2010.
Sedangkan di Bali, menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (P2PL) Dinkes Provinsi Bali, dr Gede Wira Sunetra, sebanyak 26.860 orang
masyarakat di sembilan kabupaten/kota di Bali terserang diare dari total jumlah penduduk
3.737.567 jiwa selama tujuh bulan periode Januari-Juli 2014. Dari sembilan kabupaten/kota yang
ada di Bali tercatat Kabupaten Buleleng yang paling tinggi penderita diare yakni 4.947 orang,
menyusul Kota Denpasar (4.394), Kabupaten Gianyar (4.121), Tabanan (3.613), Badung (2.584),
Karangasem (2.737 jiwa) dan Bangli (1.779). Kasus diare terendah berada di Kabupaten
Jembrana dengan jumlah 1.390 dan Klungkung (1.295) yang didominasi oleh balita.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2006, menunjukkan bahwa berbagai
intervensi perilaku melalui modifikasi lingkungan dapat mengurangi angka kejadian diare
sampai dengan 94% melalui pengolahan air yang aman dan penyimpanan di tingkat rumah
tangga dapat mengurangi angka kejadian diare sebesar 32%, meningkatkan penyediaan air bersih
dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 25% dan melakukan praktek mencuci tangan
yang efektif dapat menurunkan kejadian diare sebesar 45%.
II. ANALISA SITUSIONAL
a) Penyuluh : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Mataram Prodi D III Keperawatan
b) Peserta : Keluarga yang Memiliki Bayi dan Balita

III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta mengerti tentang Penyakit Diare.

b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, keluarga yang memiliki bayi dan balita
mampu :
a. Setelah dilakukan penyuluhan, Keluarga mengerti tentang Pengertian dan Penyebab
Diare.
b. Setelah dilakukan penyuluhan, Keluarga mengerti tentang Tanda dan Gejala Diare
c. Setelah dilakukan penyuluhan, Keluarga mengerti tentang Tindakan Bila Anak
Mengalami Diare
d. Setelah dilakukan penyuluhan, Keluarga mengerti tentang cara mencegah terjadinya
diare
e. Setelah dilakukan penyuluhan, Keluarga mampu membuat larutan gula garam

IV. SASARAN
Adapun sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah Keluarga memiliki Bayi dan Balita

V. TEMPAT DAN WAKTU


1. Hari / Tanggal : Kamis, 24 November 2016
2. Tempat : Posyandu Dusun Selat Timur Kec.Narmada Kab.Lobar
3. Waktu : 19.00 19.20 WITA

VI. METODE
Metode yang digunakan:
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi / Tanya Jawab
VII. MEDIA
Peralatan yang digunakan :
- Leaflet
- LCD
- Power point
- Alat dan Bahan Pembuatan Larutan Gula Garam (LGG)

VIII. PENGORGANISASIAN
a. Moderator & Fasilitator : I Putu Satrya Prayoga
b. Penyuluh / Penyaji : Mira Mardiana
Rincian tugas:
Moderator : Orang yang menjalankan jalannya penyuluhan
Penyuluh : Orang yang menyampaikan materi penyuluhan
Fasilitator : Orang yang mengkordionasikan dan mengkondisikan peserta

IX. MATERI
1. Pengertian dan Penyebab Diare
2. Tanda dan Gejala Diare
3. Tindakan Bila Anak Diare
4. Bagaimana Cara Mencegah Diare
5. Demonstrasi Mengenai Pembuatan Larutan Gula Garam

X. STRATEGI
a. Persiapan
1). Penyuluh
- Pembuatan satuan penyuluhan dengan materi Diare
- Pembuatan leaflet
- Persiapan alat dan bahan larutan gula garam

2). Sasaran
- Menentukan tempat dan waktu.
- Melakukan kontrak dengan masyarakat
XI. Kegiatan
No Tahap Kegiatan Penyuluh Respon Peserta
1 Persiapan - Menyampaikan salam. - Masyarakat
I. ( 5 menit) menjawab salam. E
- Menyimak dan v
- Memperkenalkan diri.
mendengarkan. al
- Menyimak dan
- Menyampaikan tujuan penyuluhan. u
mendengarkan.
- Menjawab as
- Menanyakan kepada masyarakat pertanyaan i
tentang pengertian diare umum.

2 Pelaksanaan - Menjelaskan Pengertian dan - Memperhatikan


(10 menit) Penyebab Diare
- Menjelaskan Tanda dan Gejalan Diare
- Memperhatikan
- Memberi kesempatan kepada peserta
untuk bertanya - Bertanya dan
- Menjelaskan tindakan bila anak menjawab pertanyaan
yang diajukan
terkena Diare,
- Memperhatikan
- Menjelaskan cara mencegah
terjadinya Diare
- Demonstrasi dan menjelaskan - Memperhatikan
Mengenai Pembuatan Larutan Gula
Garam - Memperhatikan
- Memberi kesempatan kepada peserta
- Bertanya dan
untuk bertanya
menjawab pertanyaan
yang diajukan

3 Penutup - Mengevaluasi dengan cara tanya - Bertanya jika belum


( 5 menit) jawab. mengerti dan
menjawab pertanyaan
dari penyuluh.
- Mendengarkan.
- Menjawab salam.
- Menjelaskan kembali (kesimpulan).
- Memberikan salam.
Evaluasi dilakukan dengan melihat proses selama penyuluhan dan evaluasi hasil
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.

Narmada, 21 November 2016


Mengetahui
Pembimbing, Mahasiswa Poltekkes Mataram,

(.........................................) (Kelompok Diare)

MATERI
Diare

I. Pengertian dan penyebab diare.


Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali sehari dengan/tanpa darah dan
atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
Penyebab diare adalah sebagai berikut :
1. Infeksi : virus, bakteri, parasit.
2. Makanan : basi, beracun, alergi terhadap makanan.
3. Gangguan penyerapan makanan : tidak toleransi terhadap karbohidrat, lemak atau
protein.
4. Sistem kekebalan tubuh menurun.
5. Psikologis : rasa takut dan cemas.

II. Tanda dan Gejala Diare


Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, napsu makan
berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja menjadi cair, mungkin mengandung
darah dan/atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur
empedu, anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan/atau sesudah diare. Bila telah banyak
kehilangan cairan dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan menurun. Pada bayi
ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir
kering, mata cekung, denyut nadi sangat cepat.

III. Tindakan Bila Anak Diare.


A. Diare tanpa dehidrasi/kekurangan cairan tubuh :
1. Berikan anak lebih banyak cairan daripada
biasanya. Gunakan cairan rumah tangga (CRT) seperti oralit, makanan cair (sup, air
biasa, air tajin) atau larutan gula garam yang lebih praktis dan hampir efektif sebagai
upaya mencegah dehidrasi.
a. Kebutuhan oralit sesuai kelompok umur :
Umur Setiap Mencret Jumlah oralit yang disediakan di
rumah Catatan: 1
< 1 tahun gelas 400 ml/hari (2 bungkus) bungkus oralit = 1
gelas 1 - 4 tahun 1 gelas 600-800 ml/hari (3-4 bungkus) = 200 ml.
5 12 tahun 11/2 gelas 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus) Perkiraan oralit
Dewasa 3 gelas 1200-2800 ml/hari (6-10 untuk kebutuhan
2 bungkus) hari.
b. Ca
ra memberi oralit :
Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak < 2 tahun, untuk anak yang lebih
tua berikan beberapa teguk dari gelas. Bila anak muntah, tunggulah 10 menit,
kemudian berikan cairan lebih sedikit.
c. Larutan gula garam.
Dibuat dengan cara air matang sebanyak 200 ml dicampur dengan 1 sendok teh
gula dan sendok teh garam.
Berikan larutan ini sebanyak anak mau.
2. Teruskan hingga diare berhenti.
4. Beri makanan untuk mencegah gizi : teruskan ASI atau susu yang biasa diberikan :
a. untuk anak < 6 bulan dan belum mendapat
makanan padat, diberikan susu yang dicairkan dengan air yang sebanding selama
2 hari.
b. Untuk anak > 6 bulan atau telah mendapat
makanan padat :
- berikan bubur dicampur dengan kacan-kacangan, sayur, daging atau ikan.
- Berikan sari buah segar atau pisang halus
- Berikan makanan yang segar, masak dan haluskan atau tumbuk dengan baik
- Dorong anak untuk makan, sedikitnya 6 kali sehari
B. Segera bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau
menderita sebagai berikut :
1. Buang air besar cair sering kali
2. Muntah berulang-ulang
3. Sangat haus sekali
4. Makan atau minum sedikit
5. Demam
6. Tinja berdarah

IV. Bagaimana Cara Mencegah Diare.


Orang dapat mencegah diare bila mereka memahami disebabkan oleh apa diare itu dan
bagaimana serta tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap penyakit itu.
1. Pemberian ASI saja sampai dengan 4-6 bulan.
2. Mencuci tangan setelah buang air besar, sebelum memasak,
mengolah makanan dan makan, sebelum memberi makan pada anak-anak.
3. Membuang tinja secara benar.
4. Jangan makan sembarang makanan apalagi makanan mentah.
5. Menggunakan air bersih untuk minum.
Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal 2 tahun pertama, meningkatkan status gizi, dan
imunisasi

V. Demonstrasi Pembuatan Larutan Gula Garam


1. Membuat Larutan Gula Garam
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 sdm gula
2) sdm garam
3) Segelas air putih yang telah dimasak (200 ml)
c. Cara Membuat:
1) Cucilah tangan dengan bersih
2) Tuangkan air masak ke dalam satu gelas air
3) Masukkan gula 1 sdm penuh
4) Masukkan sdm garam
5) Aduk sampai larut
6) Larutan gula garam segera minum

2. Membuat Larutan Oralit


Larutan oralit adalah larutan untuk mengobai diare.
Tujuannya: mencegah kehilangan cairan berlebih
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 bungkus oralit
2) Segelas air masak (200 ml)
c. Cara membuat:
1) Cuci tangan sampai bersih
2) Tuang air masak satu gelas
3) Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak
4) Aduk sampai semua bubuk larut dengan sendok

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1999, Buku Ajar Diare ; Pegangan Bagi Mahasiswa, Jakarta.

Grimes, E.D, Grimes, R.M, and Hamelik, M, 1991, Infectious Diseases, Mosby Year
Book, Toronto.
Kuzemko, Jan, 1995, Pemeriksaan Klinis Anak, alih bahasa Petrus Andrianto, cetakan III,
EGC, Jakarta.

Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr.
Soetomo Surabaya.

Mansjoer, A, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Media Aesculapius, Jakarta.

Rampengan dan Laurentz, 1995, Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, cetakan kedua,
EGC, Jakarta.

WHO, 1993, Kader Kesehatan Masyarakat, alih bahasa Adi Heru S, EGC, Jakarta.

Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai