POST OPERATIF
BY :
KELOMPOK 10
PRODI DIII KEPERAWATAN
ANGGOTA KELOMPOK :
1)
2)
3)
4)
5)
DESTI SABRINA
IDA AYU LANDITA ARASWARI
LALU WIRE HAMDANI
RASMI HARTINAH
YONI WAWANTARA
Lanjutan
Pengangkutan Pasien
K eruangan
Hal - hal yang harus diperhatikan selama
membawa pasien ke ruangan antara lain :
1. Keadaan penderita serta order dokter.
2. Usahakan pasien jangan sampai kedinginan.
3. Kepala pasien sedapat mungkin harus
dimiringkan untuk menjaga bila muntah
sewaktu - waktu, dan muka pasien harus
terlihat sehingga bila ada perubahan sewaktu waktu terlihat.
Asuhan
Keperawatan Pada
Pasien Post
Operasi
Pengkajian A wal
2. Status Sirkulator
Meliputi :
Kebersihan jalan nafas.
Kedalaman pernafasaan.
Kecepatan dan sifat
pernafasan.
Bunyi nafas
1. Status Respirasi
Meliputi :
Nadi
Tekanan darah
Suhu
Warna kulit
3. Status Neurologis
Meliputi : tingkat
kesadaran
4. Balutan
Meliputi :
Keadaan drain.
Terdapat pipa yang harus
disambung dengan
sistem drainase.
5. Kenyamanan
Meliputi :
Terdapat nyeri
Mual
Muntah
6. Keselamatan
Meliputi :
Diperlukan penghalang
samping tempat tidur.
Kabel panggil yang mudah
dijangkau.
Alat pemantau dipasang
dan dapat berfungsi.
7. Perawatan
Meliputi :
Cairan infus, kecepatan,
jumlah cairan, kelancaran
cairan.
Sistem drainase : bentuk
kelancaran pipa, hubungan
dengan alat penampung,
sifat dan jumlah drainage.
8. Nyeri
Meliputi :
Waktu
Tempat.
9. Frekuensi.
10.Kualitas.
11. Faktor yang
memperberat /
memperingan.
A. Data Subyektif
Pasien hendakanya ditanya mengenai gejala-gejala
ketidaknyamanan setelah ditempatkan ditempat tidur
dengan posisi tubuh yang menunjang. Pertanyaanpertanyaan yang langsung misalnya : Bagaimana
perasaan anda?, dapat memperlihatkan data mula dan
nyeri tanpa memfokuskan pada daerah yang spesifik,
dimana tidak ada keluhan. Penginderaan rasa nyeri sering
kali meningkat pada waktu ini akibat pemindahan dari
brankard ke tempat tidur. Sangat penting untuk mengetahui
lokasi, bentuk serangan dan perubahan intensitas rasa
nyeri, dan bukan menyangka bahwa nyeri berasal dari
torehan.
Lanjutan
Mual jarang timbul setelah pasca
anaesthesi baru. Sangat besar
kemungkinan terjadi mual bila perut
mengalami manipulasi yang ekstensif
pada waktu prosedur bedah atau telah
mendapat narkotika yang cukup banyak.
B. Data Objektif
1. Sistem Respiratori
2. Status sirkulatori
3. Tingkat Kesadaran
4. Balutan
5. Posisi tubuh
6. Status Urinari / eksresi.
C. Pengkajian
Psikososial
Yang perlu diperhatikan : umur, prosedur
pembedahan, efek samping dari
prosedur pembedahan dan pengobatan,
body image dan pola / gaya hidup. Juga
tanda fisik yang menandakan
kecemasan termasuk denyut nadi,
tekanan darah, dan kecepatan respirasi
serta ekspresi wajah.
Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium berdasarkan pada
Masalah Keperawatan
A.
Diagnosa
Umum
Yang Lazim Muncul
B. Diagnosa Tambahan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan peningkatan produksi sekret.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan
salah memahami informasi.
3. Cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang prosedur pembedahan.
4. Nausea berhubungan dengan efek anaesthesi,
narkotika, ketidakseimbangan elektrolit.
Lanjutan
5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri.
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia, lemah, nyeri, mual.
7. Konstipasi berhubungan dengan efek
anaesthesi.
MEMBIMBING
LATIHAN NAFAS
DALAM & BATUK
EFEKTIF
PENGERTIAN
Napas dalam merupakan bentuk latihan
napas yang terdiri atas pernapasan
abdominal (diafragma) dan pursed lip
breathing.
Batuk efektif adalah merupakan latihan
batuk untuk mengeluarkan sekret.
TUJUAN
Sputum pot
Lisol 2-3%
Pengalas
Peniti
Bantal (jika diperlukan)
Tisu
Bengkok
Tahap O rientasi
1. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
2. Berikan kesempatan kepada pasien atau
keluarga untuk bertanya sebelum
tindakkan dimulai.
3. Pasang sampiran
4. Cuci tangan.
PROSEDUR
a. Napas Dalam :
PELAKSANAAN
Lanjutan
3.
4.
5.
6.
b.1. Batuk
Efetif
:
Atur posisi pasien sehingga pasien duduk ditepi tempat
2.
3.
4.
Lanjutan
5. Ulangi tiga kali batuk efektif atau sampai sekret
(mukus) keluar.
6. Evaluasi :
Frekuensi pernapasan
Ekspansi paru
Auskultasi bunyi paru
Kenyamanan pasien
7. Rapikan peralatan dan cuci tangan
8. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dan
hasilnya.
Tahap T erminasi
1. Menanyakan pada pasien apa yang
dirasakan setelah dilakukan kegiatan
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang
dilakukan
3. Melakukan kontrak untuk tindakan
selanjutnya
4. Berikan reinforcement sesuai dengan
kemampuan klien
Tahap D okumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam
catatan keperawatan.