Anda di halaman 1dari 34

KONSEP DASAR

POST OPERATIF
BY :
KELOMPOK 10
PRODI DIII KEPERAWATAN

ANGGOTA KELOMPOK :
1)
2)
3)
4)
5)

DESTI SABRINA
IDA AYU LANDITA ARASWARI
LALU WIRE HAMDANI
RASMI HARTINAH
YONI WAWANTARA

Pengertian Post Operasi


Perawatan post operasi merupakan
tahap lanjutan dari perawatan pre dan
intra operatif yang dimulai saat klien
diterima di ruang pemulihan / pasca
anaestesi dan berakhir sampai evaluasi
selanjutnya.

Perawatan Pasien Di Ruang


Pemulihan / Recovery
1. Posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala
Room
2.
3.
4.
5.
6.
7.

dimiringkan pada pasien dengan pembiusan


umum, sedang pada pasein dengan anaesthesi
regional posisi semi fowler.
Pasang pengaman pada tempat tidur.
Monitor tanda vital : TN, Nadi, respirasi / 15 menit.
Penghisapan lendir daerah mulut dan trakhea.
Beri O2 2,3 liter sesuai program.
Observasi adanya muntah.
Catat intake dan out put cairan.

Petunjuk tentang keadaan


yang memungkinkan
1. Tekanan sistolik
< 90 100
mmHg atau
terjadinya
situasi
krisis
2.
3.
4.
5.

> 150 160 mmH, diastolik < 50 mmHg


atau > dari 90 mmHg.
HR kurang dari 60 x menit > 10 x/menit.
Suhu > 38,3 o C atau kurang dari 35 o C.
Meningkatnya kegelisahan pasien
Tidak BAK + 8 jam post operasi.

Pengeluaran dari Ruang


Pemulihan
Recovery
Room
Kriteria umum /yang
digunakan dalam
mengevaluasi pasien :
1. Pasien harus pulih dari efek anaesthesi.
2. Tanda-tanda vital harus stabil.
3. Tidak ada drainage yang berlebihan dari tubuh.
4. Efek fisiologis dari obat bius harus stabil.
5. Pasien harus sudah sadar kembali dan tingkat
kesadaran pasien telah sempurna.

Lanjutan

6. Urine yang keluar harus adekuat ( 1cc/ Kg/jam).


Jumlahnya harus dicatat dan dilaporkan.
7. Semua pesan harus ditulis dan dibawa ke
bangsal masing-masing.
8. Jika keadaan pasien membaik, pernyataan
persetujuan harus dibuat untuk kehadiran pasien
tersebut oleh seorang perawat khusus yang
bertugas pada unit dimana pasien akan
dipindahkan.
9. Staf dari unit dimana pasien harus dipindahkan,
perlu diingatkan untuk menyiapkan dan menerima
pasien tersebut.

Pengangkutan Pasien
K eruangan
Hal - hal yang harus diperhatikan selama
membawa pasien ke ruangan antara lain :
1. Keadaan penderita serta order dokter.
2. Usahakan pasien jangan sampai kedinginan.
3. Kepala pasien sedapat mungkin harus
dimiringkan untuk menjaga bila muntah
sewaktu - waktu, dan muka pasien harus
terlihat sehingga bila ada perubahan sewaktu waktu terlihat.

Asuhan
Keperawatan Pada
Pasien Post
Operasi

Pengkajian A wal
2. Status Sirkulator

Meliputi :
Kebersihan jalan nafas.
Kedalaman pernafasaan.
Kecepatan dan sifat
pernafasan.
Bunyi nafas

1. Status Respirasi

Meliputi :
Nadi
Tekanan darah
Suhu
Warna kulit

3. Status Neurologis
Meliputi : tingkat
kesadaran
4. Balutan
Meliputi :
Keadaan drain.
Terdapat pipa yang harus
disambung dengan
sistem drainase.

5. Kenyamanan
Meliputi :
Terdapat nyeri
Mual
Muntah
6. Keselamatan
Meliputi :
Diperlukan penghalang
samping tempat tidur.
Kabel panggil yang mudah
dijangkau.
Alat pemantau dipasang
dan dapat berfungsi.

7. Perawatan
Meliputi :
Cairan infus, kecepatan,
jumlah cairan, kelancaran
cairan.
Sistem drainase : bentuk
kelancaran pipa, hubungan
dengan alat penampung,
sifat dan jumlah drainage.
8. Nyeri
Meliputi :
Waktu
Tempat.

9. Frekuensi.
10.Kualitas.
11. Faktor yang
memperberat /
memperingan.

A. Data Subyektif
Pasien hendakanya ditanya mengenai gejala-gejala
ketidaknyamanan setelah ditempatkan ditempat tidur
dengan posisi tubuh yang menunjang. Pertanyaanpertanyaan yang langsung misalnya : Bagaimana
perasaan anda?, dapat memperlihatkan data mula dan
nyeri tanpa memfokuskan pada daerah yang spesifik,
dimana tidak ada keluhan. Penginderaan rasa nyeri sering
kali meningkat pada waktu ini akibat pemindahan dari
brankard ke tempat tidur. Sangat penting untuk mengetahui
lokasi, bentuk serangan dan perubahan intensitas rasa
nyeri, dan bukan menyangka bahwa nyeri berasal dari
torehan.

Lanjutan
Mual jarang timbul setelah pasca
anaesthesi baru. Sangat besar
kemungkinan terjadi mual bila perut
mengalami manipulasi yang ekstensif
pada waktu prosedur bedah atau telah
mendapat narkotika yang cukup banyak.

B. Data Objektif

1. Sistem Respiratori
2. Status sirkulatori
3. Tingkat Kesadaran
4. Balutan
5. Posisi tubuh
6. Status Urinari / eksresi.

C. Pengkajian
Psikososial
Yang perlu diperhatikan : umur, prosedur
pembedahan, efek samping dari
prosedur pembedahan dan pengobatan,
body image dan pola / gaya hidup. Juga
tanda fisik yang menandakan
kecemasan termasuk denyut nadi,
tekanan darah, dan kecepatan respirasi
serta ekspresi wajah.

Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium berdasarkan pada

prosedur pembedahan, riwayat medis, dan


manifestasi klinik post operasi.
Pemeriksaan laboratorium lab post operasi secara
umum anatara lain :
1. Analisa serum dan elektrolit, glukosa dan
pemeriksaaan darah lengkap.
2. Pemeriksaann urine sekitar setiap 4 jam untuk klien
dengan resiko dehidrasi dan insufisisensi ginjal.

Masalah Keperawatan
A.
Diagnosa
Umum
Yang Lazim Muncul

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan


efek samping dari anaesthesi.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
luka post operasi.
3. Nyeri akut berhubungan dengan proses
pembedahan.
4. Resiko injury berhubungan dengan kelemahan
fisik, efek anaesthesi, obat-obatan ( penenang,
analgesik ) dan imobilisasi terlalu lama.

B. Diagnosa Tambahan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan peningkatan produksi sekret.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan
salah memahami informasi.
3. Cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang prosedur pembedahan.
4. Nausea berhubungan dengan efek anaesthesi,
narkotika, ketidakseimbangan elektrolit.

Lanjutan
5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri.
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia, lemah, nyeri, mual.
7. Konstipasi berhubungan dengan efek
anaesthesi.

MEMBIMBING
LATIHAN NAFAS
DALAM & BATUK
EFEKTIF

PENGERTIAN
Napas dalam merupakan bentuk latihan
napas yang terdiri atas pernapasan
abdominal (diafragma) dan pursed lip
breathing.
Batuk efektif adalah merupakan latihan
batuk untuk mengeluarkan sekret.

TUJUAN

Tujuan Napas Dalam :


1. Meningkatkan ventilasi alveoli
2. Memelihara pertukaran gas
3. Mencegah atelektasi paru
4. Meningkatkan efisiensi batuk
Tujuan Batuk Efektif :
1. Merangsang terbukanya system kolateral.
2. Meningkatkan distribusi ventilasi.
3. Meningkatkan volume paru
4. Memfasilitasi pembersihan saluran napas

Indikasi Napas Dalam :


INDIKASI
1. Restriksi ekspansi dada,
2. Klien dengan PPOM (misal asma dan bronkitis)
3. Pada klien pada tahap penyembuhan setelah
pembedahan toraks.
Indikasi Batuk Efektif :
1. COPD/PPOK,
2. Emphysema,
3. Fibrosis,
4. Asma,
5. Chest infection,
6. Pasien bedrest, atau
7. Post operasi

ALAT DAN BAHAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sputum pot
Lisol 2-3%
Pengalas
Peniti
Bantal (jika diperlukan)
Tisu
Bengkok

Tahap Pra I nteraksi


1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis
pasien
2. Beri salam dan panggil pasien dengan nama
yang disukai
3. Hitung frekuensi pernapasan dan kaji
kedalaman serta pengembangan paru
4. Kaji bunyi paru pasien
5. Kaji tingkat nyeri, tetapkan prosedur yang akan
dilakukan serta waktu dan frekuensi prosedur.

Tahap O rientasi
1. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
2. Berikan kesempatan kepada pasien atau
keluarga untuk bertanya sebelum
tindakkan dimulai.
3. Pasang sampiran
4. Cuci tangan.

PROSEDUR
a. Napas Dalam :
PELAKSANAAN

1. Atur posisi pasien untuk duduk di kursi atau tempat


tidur.
2. Anjurkan pasien untuk menirukan yang
dicontohkan perawat.
Tarik napas dengan kekuatan penuh dari perut dan
dialirkan kedalam paru-paru.
Tahan napas selama 3 detik dan hembuskan
napas melalui mulut dengan bentuk mulut
mencucu atau seperti orang meniup.

Lanjutan
3.
4.
5.
6.

Observasi pengembangan paru dan perut.


Betulkan teknik yang dilakukan pasien jika perlu.
Ulangi sampai 10 kali.
Evaluasi :
Frekuensi pernapasan
Ekspansi paru
Auskultasi bunyi paru
Kenyamanan pasien
7. Rapikan peralatan dan cuci tangan
8. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dan
hasilnya.

b.1. Batuk
Efetif
:
Atur posisi pasien sehingga pasien duduk ditepi tempat
2.

3.

4.

duduk membungkuk kedepan.


Minta pasien untuk bernapas yang dalam dan pelan
dengan menggunakan pernapasan diafragma sebanyak
3 kali.
Minta pasien untuk menarik napas dan menahannya
selama 3-5 detik, kemudian mengeluarkan napas secara
perlahan melalui mulut semaksimal mungkin (tulang
rusuk bawah dan abdomen harus cekung kedalam).
Minta pasien untuk mengambil napas kedua kali, tahan,
keluarkan sambil batukkan dengan kekuatan penuh dari
dada (bukan dari belakang mulut atau tenggorokkan).

Lanjutan
5. Ulangi tiga kali batuk efektif atau sampai sekret
(mukus) keluar.
6. Evaluasi :
Frekuensi pernapasan
Ekspansi paru
Auskultasi bunyi paru
Kenyamanan pasien
7. Rapikan peralatan dan cuci tangan
8. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan dan
hasilnya.

Tahap T erminasi
1. Menanyakan pada pasien apa yang
dirasakan setelah dilakukan kegiatan
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang
dilakukan
3. Melakukan kontrak untuk tindakan
selanjutnya
4. Berikan reinforcement sesuai dengan
kemampuan klien

Tahap D okumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam
catatan keperawatan.

Thanks You For


Your Attention

Anda mungkin juga menyukai