Anda di halaman 1dari 21

:

l-11:l',:l::::rr.ii.ir+ : r-..-_
j, .,ri :r. a:::r1:.r:1:.,i.::,:_",it_1='

:r;' :!i:':':i-,itrj1+-i-:..:=:
..,].:::

u ntu k F*m ba nS u na n 1*/i lxyah,***,*,


M I h] fi s u r.-'r A KA ru M tro D I A N AI=yrr { H I H rn ft d HY P RQI H $S

PROGRAflI SIUDI PtTIBAlIGUlIIil WII,AYAH


IURUSA]I SAI]IS I]ITORTIASI GEOORATI DAN PEIIGEilBA]IGA]I WI1AYAH
TAKU1IAS GEOGRATI UilIUERSIIAS GIDJAH ilADN
YOGYAKARTA
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

PENDAHULUAN

Analytic Hierarchy Process (AHP)


AHP dikembangkan oleh Thomas Saaty pada tahun 1970an. AHP merupakan sistem
pembuat keputusan dengan menggunakan model matematis. AHP membantu dalam
menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan
berpasangan dari masing-masing kriteria.

GOAL / TUJUAN

Bobot 100%

Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Gambar 1. Kerangka AHP


AHP merupakan salah satu model untuk pengambilan keputusan yang dapat
membantu kerangka berpikir manusia. Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki
fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Pada dasarnya AHP adalah metode
yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke
dalam kelompok-kelompoknya; menempatkan kelompok-kelompok tersebut ke dalam suatu
hirarki; menentukan dan memasukkan nilai numerik sebagai pengganti persepsi manusia
dalam melakukan perbandingan relatif; dan akhirnya dengan suatu sintesa, ditentukan
elemen mana yang mempunyai prioritas tertinggi.
Dalam sebuah penelitian sering dijumpai istilah pembobotan. Pembobotan merupakan
cara untuk melihat besaran pengaruh terhadap suatu hal yang ada. Pembobotan bisa
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pembobotan secara langsung (direct weighting),
dan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP).
Pembobotan dalam metode AHP memiliki kaidah yang perlu diketahui bersama-sama, yakni:
1. Nilai bobot faktor/kriteria berkisar antara 0 1 atau antara 0% - 100% jika kita
menggunakan prosentase
2. Jumlah total bobot semua faktor/kriteria harus bernilai 1 (100%)
3. Tidak ada bobot yang bernilai negatif.
Dalam AHP juga dikenal dengan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons).
Perbandingan berpasangan ini dilakukan antar dua faktor/kriteria yang ada, semacam cross-
tab. Pada perbandingan berpasangan, kita menetukan nilai prioritas salah satu faktor/kriteria
dibandingan dengan faktor/kriteria yang lain. Biasanya orang lebih mudah mengatakan
bahwa faktor/kriteria A lebih penting daripada faktor/kriteria B, faktor/kriteria kurang penting
dibanding dengan faktor/kriteria C dan sebagainya, namun mengalami kesulitan
menyebutkan seberapa penting faktor/kriteria A dibandingkan faktor/kriteria B atau seberapa
kurang pentingnya faktor/kriteria B dibandingkan dengan faktor/kriteria C. Untuk itu kita perlu
membuat tabel konversi dari pernyatan prioritas ke dalam angka-angka. Adapun nilai skala
prioritas faktor/kriteria sebagai berikut:

1
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

Tabel 1. Ketentuan Penentuan Nilai Prioritas


Nilai Tingkat prioritas
1 Jika faktor/kriteria A sama penting dibanding dengan faktor/kriteria B
3 Jika faktor/kriteria A sedikit lebih penting dibanding dengan faktor/kriteria B
5 Jika faktor/kriteria A lebih penting dibanding dengan faktor/kriteria B
7 Jika faktor/kriteria A sangat penting dibanding dengan faktor/kriteria B
9 Jika faktor/kriteria A jauh sangat penting dibanding dengan faktor/kriteria B
2,4,6,8 *) nilai tengah-tengah
*) Pengertian nilai tengah-tengah adalah Jika faktor/kriteria A sedikit lebih penting dari faktor/kriteria B
maka kita seharusnya memberikan nilai 3, namun jika nilai 3 tersebut dianggap masih terlalu besar
dan nilai 1 masih terlalu kecil maka nilai 2 yang harus kita berikan untuk prioritas antara faktor/kriteria
A dengan faktor/kriteria B.
*) Tabel di atas tidak disebutkan konversi nilai faktor/kriteria A kurang penting dari faktor/kriteria B
karena pernyataan faktor/kriteria A kurang penting dari faktor/kriteria B sama dengan pernyataan nilai
faktor/kriteria B lebih penting dari faktor/kriteria A

Berkaitan mengenai menilai perbedaan suatu hal, manusia mempunyai kemampuan


mengidentifikasi perbedaan secara normal adalah 7 perbedaan. Daya kognitif (kemampuan)
untuk manusia saat berhubungan dengan lebih dari 9 faktor dalam satu waktu dan hal ini
dapat mengakibatkan prioritas akurasi yang rendah. Maksimal 7+2=9 perbedaan dan
minimal 72=5 perbedaan. Misalnya dalam penerapan sehari-hari adalah membuat gradasi
warna, dan membuat penilaian pada persepsi suatu hal.
Proses yang paling menentukan dalam menentukan bobot faktor/kriteria dengan
menggunakan AHP adalah menentukan besarnya prioritas antar faktor/kriteria. Hal ini
disebabkan dalam penentuan tersebut lebih banyak menggunakan hati dan perasaan.
Sehingga penilaian setiap orang bisa berbeda-beda. Inilah salah satu kelemahan metode
AHP. Namun, bisa dilakukan juga dengan menggunakan scalling terhadap faktor/kriteria
yang memiliki nilai.
Prinsip metoda AHP adalah sebagai berikut:
Menyususn hirarki
Menentukan prioritas
Konsistensi logis

Pengolahan Data dengan Metoda AHP


Menentukan tujuan pemilihan alternative, menentukan set kriteria/sub kriteria,
menentukan set alternatif berdasarkan kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan,
menyusun struktur hirarki / model keputusan, menyusun matriks berpasangan, melakukan
sintesa menggunakan skala 1-9 (fundamental scale) di atas, melakukan proses normalisasi,
menghitung Consistency Ratio (CR), dan analisis sensisivitas

Formulasi Matematis
Apabila diasumsikan terdapat n komponen yang dinilai tingkat kepentingannya secara
berpasangan, serta C , C , ....., C adalah set dari komponen-komponen, maka judgement
1 2 n
secara berpasangan antara C dengan C , direpresentasikan dalam matriks A dengan ukuran
i j
n x n:
A=(a) ( i,j = 1,2,...,n ) ..................................tahap (1)
ij

2
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

Pemasukan nilai aij mengikuti aturan berikut:


1. Jika aij = , maka aji = 1 / ( 1)
2. Jika Ci mempunyai tingkat kepentingan relatif yang sama dengan Cj, maka aij = aji = 1
3. Hal yang khusus, aii= 1 untuk semua i
Dengan demikian, bentuk matriks A adalah sebagai berikut:

A=

..................................tahap (2)
Jika telah didapat hasil judgement berpasangan (Ci, Cj), maka hasil tersebut dapat
dipindahkan ke dalam bentuk numerik aij pada matriks A. Selanjutnya akan ditentukan bobot
C ,C ,..., C yang mencerminkan hasil dari judgement di atas. Bobot masing-masing set
1 2 n
komponen di atas dinyatakan sebagai w , w , ... , w . Yang menjadi masalah adalah
1 2 n
bagaimana mendapatkan bobot w untuk setiap judgement a tersebut. Untuk memecahkan
i ij
masalah tersebut dapat dilakukan pengerjaan melalui 3 tahap berikut:

Tahap 1:
Asumsikan bahwa judgement didasarkan atas hasil pengukuran nyata yang teliti.
Untuk membandingkan C dengan C diambil patokan dari berat (bobot) setiap komponen.
1 2
Dalam kasus ideal (yang didasarkan hasil pengukuran eksak), hubungan antara bobot w
i
dengan hasil judgement a adalah sebagai berikut:
ij
w /w = a ( untuk i,j = 1,2, ....., n ) ..................................tahap (3)
i j ij

A=

..................................tahap (4)
Karena pengukuran fisik tidak pernah eksak secara rnatematis sehingga diperlukan
kelonggaran untuk penyimpangan (deviation).

Tahap 2:
Untuk melihat seberapa besar kelonggaran yang pantas diberikan untuk
penyimpangan, perhatikan baris ke-i dari matriks A. Pada kasus umum, akan diperoleh
elemen baris yang besarnya berkisar sekitar nilai wi, sehingga beralasan jika dikatakan
bahwa wi adalah harga rata-rata dari nilai-nilai tersebut:
w = 1/ n . ( i = 1,2, ...., n ) ..................................tahap (5)
i

Tahap 3:
Pada kasus nyata, nilai a tidak selalu sarna dengan w /w ,, sehingga akan
ij i j
mempengaruhi solusi persamaan di atas, kecuali jika n juga berubah.
Untuk selanjutnya nilai n ini diganti oleh max ; sehingga:
w = 1/ max . ( i = 1,2, ...., n ) .......................tahap (6)
i

3
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

Persamaan tersebut mempunyai solusi yang unik, yang dikenal dengan masalah
eigenvalue (nilai eigen). Nilai adalah eigenvalue maksimum dari matriks A.
Dari tahap-1 dapat diturunkan hubungan:
1. aij.ajk = (wi/wj).(wj/wk) = wi/wk = aik Bentuk tersebut menyatakan harus terpenuhinya
konsistensi penilaian dari elemen matriks tersebut; sedangkan:
2. 2. aji = wj/wi = 1/wi/wj = 1/aij Menunjukkan ciri resiprocality dari matriks dalam Proses
Hierarki Analitik.
Bentuk perkalian matriks

...........................tahap (7)
Bentuk persamaan: A.W = n.W atau dalam bentuk lain: ( A - n.I ) = 0, dimana I adalah
matriks identitas. Persamaan ini mempunyai solusi tidak nol jika dan hanya jika n adalah
eigenvalue dari matriks A, dan W adalah eigenvektornya.
Apabila dihubungkan dengan tahap-3 di atas, dan mengingat adanya kenyataan dalam teori
matriks, maka:
1. Jika , , ..., adalah eigenvalue dari A dan karena a = 1 untuk semua i, maka:
1 2 n ij
= jumlah dari elemen-elemen diagonal matriks A

2. Kesalahan kecil pada koefisien matriks aij, akan menyebabkan penyimpangan yang kecil
pula pada eigenvalue pada tingkat ke j+1 yang dibandingkan terhadap aktifitas dari
tingkat ke-j.

Tabel 2. Ratio Index (RI)


Orde Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0,0 0,0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

Oleh karena itu, untuk rnendapatkan besarnya vektor bobot, kita harus
menyelesaikan persamaan:
A.W = max . W ..............................tahap (8)
Untuk mendapatkan nilai W, harga eigenvalue maksimum disubstitusikan ke dalam
matriks A, karena nilai total bobot = 1, kemudian dilakukan perkalian A kali W yang
menghasilkan beberapa persamaan yang akan diuraikan lagi, sehingga diperoleh nilai W ,
1
W , ...,W Harga W i ini merupakan eigenvektor yang bersesuaian dengan
2 n max.

4
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

Indeks Konsistensi
Pada kenyataannya akan terjadi beberapa penyimpangan hubungan sehingga matriks
tidak konsisten lagi. Hal ini terjadi karena ketidakkonsistenan preferensi seseorang
(partisipan). Salah satu keistimewaan dari Proses Hierarki Analitik dapat memperhitungkan
perbandingan konsistensi suatu hasil penilaian. Menurut Saaty (1994), hasil penilaian yang
diterima adalah matriks yang mempunyai perbandingan konsistensi < 10%. Jika lebih besar
dari 10%, berarti penilaian yang telah dilakukan random, dan perlu diperbaiki. Untuk
menghitung derajat konsistensi digunakan rumus sebagai berikut:

CI (Indeks Konsistensi = ............................tahap (9)

CR (Rasio Konsistensi) = CI / RI ............................tahap (10)

Konsistensi Hirarki
Hirarki yang disusun harus konsisten, yang dinyatakan dengan konsistensi hirarki
(CRH), yang dihitung dengan persamaan:
C = CI1 + (EV1)(CI2) .........................tahap (11)
CI
C = RI1 + (EV1)(RI2) .........................tahap (12)
RI
CRH= C /C .........................tahap (13)
CI RI
Dimana:
CRH = rasio konsistensi hierarki.
C = konsistensi hirarki terhadap konsistensi indeks dari matriks perbandingan
CI
pasangan.
C = konsistensi hirarki terhadap indeks random dari matriks perbandingan
RI
berpasangan.
CI1 = konsistensi indeks dari matriks perbandingan pasangan pada hirarki tingkat
pertama.
Cl2 = konsistensi indeks dari matriks perbandingan pasangan pada hirarki tingkat
kedua, berupa vektor kolom.
EV1 = eigenvalue dari matriks perbandingan pasangan pada hirarki tingkat pertama,
berupa vektor baris.
RI1 = indeks random dari orde matriks perbandingan pasangan pada hirarki tingkat
pertama (j).
Rl2 = indeks random dari orde matriks adalah indeks konsistensi random yang
besarnya tergantung pada ukuran matriks (Ordo Matriks).
Metode AHP dapat dilakukan dengan perhitungan secara manual yang akan lebih
mudah jika jumlah faktor/kriteria yang dimiliki hanya sedikit, namun jika jumlah faktor/kriteria
sudah lebih dari 10 maka perhitungan bobot dapat menggunakan software yang jauh lebih
mudah. Ada beberapa software yang bisa dipakai antara lain Expert Choice, Decision Lens,
TESS, Web-HIPPRE. Dalam praktikum ini, kita akan menggunakan software Expert Choice.

5
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

ACARA I:
AHP SERDERHANA DENGAN SOFTWARE EXPERT CHOICE

Langkah-langkah:
1. Buatlah kerangka AHP dengan kriteria sebagai berikut:
- Tujuan: Penentuan Prioritas Pengambangan Desa Pesisir di Kab. Kulonprogo
- Adapun faktor hingga variabelnya:
Aspek Ekonomi Optimasi Penamfaatan Sumberdaya Pesisir
Menumbuhkan Lapangan Kerja
Meningkatkan Pendapatan
Aspek Sosial Pemerataan
Tujuan Budaya
Aktivitas Sosial
Aspek Ekologi Tujuan Konservasi
Pengurangan Degradasi Lingkungan
Pengurangan Resiko Bencana

- Untuk alternatifnya, yaitu:


1. Pertanian 2. Pariwisata
3. Tambang-Industri 4. Perhubungan
5. Perikanan

2. Memulai/Membuat sebuah Model Baru (File), create new model Structuring.

Tampilan awal dalam jendela Expert Choice, terdiri dari:


Jendela TreeView menunjukkan daftar hierarki dari objektif dan sub-objektif. Jendela
Alternative menunjukkan alternatif yang aktif.
Jendela Information Document menunjukkan informasi mengenai objektif atau alternatif
yang sedang dipilih/ditampilkan pada TreeView atau jendela Alternative.

3. Ketik nama file yang diinginkan dan arahkan ke direktori mana untuk menyimpan file
tersebut.
6
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

4. Kotak dialog yang lain akan muncul yang menyuruh Anda untuk Memasukkan deskripsi
tujuan Anda. Ketik tujuan anda; kemudian klik OK.

5. Menambahkan (Memasukkan) Faktor-Kriteria ke dalam TreeView


Untuk memasukkan objektif pertama:
a. Pilih Edit, kemudian Insert Child or Current Node, kemudian sebuah node/simpul
akan muncul dibawah Goal (tujuan).

b. Ketik faktor pertama, Aspek Ekonomi, kemudian tekan Enter.


Tips: Sebuah cara cepat untuk menyisipkan sebuah objektif adalah klik kanan pada Goal
dan pilih Insert Child of Current Node dari menu turunan. Sekali Anda memasukkan
sebuah kriteria, Anda dapat melakukan klik kanan pada kriteria tersebut dan pilih Insert
Sibling of Current Node untuk memasukkan kriteria yang lainnya pada level yang sama.

c. Ketik faktor yang kedua, dan seterusnya, kemudian tekan Enter.


d. Masukkan juga kriteria/indikator/variabel yang berada di bawah faktor.
e. Tekan Enter untuk menghentikan penyisipan.

6. Untuk mengganti Nama dan Menghapus Node/Simpul


a. Pilih Edit, kemudian pilih Edit Node untuk mengganti nama node/simpul, atau
b. Pilih Edit, kemudian pilih Delete Node untuk menghapus node/simpul.

7. Trash menampung node/simpul yang telah dihapus dari model (Edit, Delete Node) atau
di-copy menggunakan Edit, Copy Plex to Trash Can.
- Dari ModelView, pilih View, Trash Can.
Sekali item-item berada di trash can, item-item tersebut muncul di Trash Window dan
dapat dikembalikan lagi ke dalam hierarki dengan cara memposisikan kursor pada
node/simpul yang akan menampung item yang ingin dikembalikan.

8. Menambahkan (Memasukkan) Alternatif/Pilihan pada Alternative Pane


Untuk memasukkan alternatif ke dalam model keputusan, lakukan hal berikut ini:
a. Tekan tombol Add Alternative pada pojok kanan dari Alternative pane.
Kemudian kotak dialog akan muncul yang menyuruh Anda agar memasukkan
Nama Alternatif.
b. Ketik Pertanian, kemudian klik OK atau tekan Enter.
7
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

c. Ulangi proses di atas untuk memasukkan alternatif yang lain.

9. membuat penilaian atau perbandingan yang adil tentang faktor dan pilihan pada model.
Faktor Pemerintah Masyarakat LSM/NGO
Ekonomi - Sosial 5 5 3
Ekonomi - Ekologi 3 3 1/3
Sosial - Ekologi 1/3 1/3 1/5
Tingkat Sub-Faktor Ekonomi
Lapangan Kerja - Pendapatan 2 2 3
Lapangan Kerja - Optimasi SD 1/3 1/3 1/2
Pendapatan - Optimasi SD 1/5 1/5 1/5
Tingkat Sub-Faktor Ekologi
Konservasi - Degradasi 3 3 1
Konservasi - Bencana 5 5 1/5
Degradasi - Bencana 3 2 1/5
Tingkat Sub-Faktor Sosial
Pemerataan - Budaya 5 5 3
Pemerataan Aktivitas Sosial 7 3 5
Budaya Aktivitas Sosial 3 1 3

Gambaran mengenai Assessments/Pairwise Comparisons


Salah satu kekuatan dari AHP dan Expert Choice adalah penggunaan perbandingan
berpasangan (pairwise comparisons) untuk menghasilkan skala prioritas rasio yang akurat.
Pairwise comparisons adalah proses membandingkan kepentingan relatif, preference
(kesukaan), atau likelihood (persamaan) dari dua unsur (faktor) dengan memperhatikan
unsur yang lain (tujuan) pada level di atas.
Terdapat tiga bentuk penilaian pairwise comparisons.

Verbal Judgement (Penilaian Verbal) digunakan untuk membandingkan faktor-faktor


dengan menggunakan kata-kata Equal (sama), Moderate (rata-rata), Strong (kuat), Very
Strong (sangat kuat), Extreme (ekstrim). Equal berarti dua unsur yang dibandingkan memiliki
tingkat kepentingan yang sama bagi Anda. Extreme berarti sebuah urutan kepentingan
kira-kira 9 atau 10 dari 1. Penilaian di antara kata-kata ini, seperti Moderate sampai Strong
juga memungkinkan.

Graphical Judgement (Penilaian Grafik) dibuat dengan cara menyesuaikan panjang


relatif dari dua bar menunjukkan seberapa sering satu unsur lebih penting daripada yang
lainnya.
Numerical Judgement (Penilaian Numerik) dibuat dengan menggunakan skala 9-titik,
menunjukkan seberapa sering satu unsur lebih penting daripada unsur yang lainnya.

Merubah Tipe Perbandingan Pasangan


Terdapat tiga tipe perbandingan pasangan yang berbeda,yaitu: importance,
preference, dan likelihood. Importance adalah yang paling sesuai ketika membandingkan
objektif atau kriteria. Preference cocok ketika membandingkan alternatif dengan
memperhatikan objektif yang membawahinya. Likelihood cocok ketika membandingkan
persamaan dari kejadian yang tidak pasti atau skenario, seperti pada analisis resiko.

8
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

10. Untuk merubah tipe perbandingan:


- Pilih Assesment, Set Mode lalu pilih salah satu dari tiga pilihan pada bagian type:
Importance, Preference, atau Likelihood.

11. Dalam sesi ini, kita akan menggunakan perbandingan berpasangan numerik
- Dari TreeView, klik Goal (sampai tertandai).
- Kemudian dari menu, pilih Assessment, Pairwise, atau cukup mengklik Verbal tab.

12. Setelah Anda memasukkan penilaian terakhir, kotak dialog akan muncul yang berisi
pertanyaan apakah Anda ingin untuk Record Judgement and Calculate (Merekam
Penilaian dan Mengkalkulasi).
- Pilih No, dan Anda akan tetap pada jendela Verbal tempat dimana Anda dapat
merubah penilaian. Sekali selesai mengulas dan/atau mengubah penilaian Anda, klik

tombol Calculate untuk merekam dan kalkulasikan prioritas Anda dan


perlihatkan sebuah grafik hasilnya.
- Jika Anda telah memilih Yes, prioritas untuk objektif akan sudah dikalkulasi dan Anda
akan dikembalikan pada jendela ModelView tanpa memperlihatkan grafik prioritas.
Tips: Ketika memasukkan penilaian, Anda dapat mengklik tombol Calculate selama tombol
Calculate tersebut berwarna kuning atau hijau. Tombol Calculate akan: Merah jika tidak
cukup penilaian yang dibuat, untuk mengkalkulasi prioritas; Hijau jika semua penilaian telah
dibuat; atau Kuning jika Anda memiliki penilaian yang tertinggal, tetapi masih terdapat
jumlah yang cukup untuk mengkalkulasi prioritas.

13. Dalam Expert Choice untuk mengidentifikasi inkonsistensi, anda dapat melihat nilai
Incon pada bagian bawah. Apabila terdapat inkonsistensi, lakukan hal-hal berikut ini:
- Pilih Inconsistency, 1st dari menu untuk mengidentifikasi penilaian yang paling
inkonsisiten.
- Pilih Inconsistency, Best Fit

9
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

14. Membandingkan Alternatif, Menggunakan Mode Grafik


- Dari TreeView, klik sub faktor terkecil
- Klik tab Graphical
- Nilai lah berdasarkan data sekunder dengan melihat perbandingan besaran nilai pada
masing-masing alternatif/pilihan terhadap faktor yang ada.
Alternatif Lapangan Kerja Pendapatan Optimasi SD Pesisir
Pertanian 4 5 3
Pertambangan-Industri 1 2 2
Perikanan 5 4 4
Pariwisata 3 3 1
Perhubungan 2 1 5
Alternatif Degradasi Bencana Konservasi
Pertanian 3 4 3
Pertambangan-Industri 5 5 5
Perikanan 2 1 2
Pariwisata 1 2 1
Perhubungan 4 3 4
Alternatif Pemerataan Budaya AktivitasSosial
Pertanian 5 2 1
Pertambangan-Industri 2 4 5
Perikanan 4 1 2
Pariwisata 3 3 3
Perhubungan 1 5 4

15. Sintesis Mendapatkan Hasil


- Dari ModelView, pilih Synthesize, kemudian With Respect to Goal. Jendela sintetis
akan muncul, menunjukkan hasil. Perhatikan tombol Ideal dan Distributive; dalam
contoh kami, mode Ideal dipilih. Setiap mode akan dijelaskan.

10
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

Sintesis Ideal (Ideal Synthesis)


Ketika menggunakan pilihan ideal synthesis, penambahan atau pengurangan alternatif
(yang tidak terbaik pada objektif yang ada manapun) akan TIDAK mempengaruhi prioritas
relatif (rasio atau ranking) dari alternatif yang lain. Pilihan Ideal digunakan ketika memilih
satu alternatif dari banyak alternatif dan ketika prioritas alternatif tidak terpilih yang bukan
termasuk kepentingan.

Distributive Synthesis (Sintesis Distributif)


Pilihan Distributive berfungsi untuk mendistribusikan bobot dari setiap objektif yang ada
ke alternatif dalam proporsi langsung menuju prioritas alternatif di bawah setiap objektif yang
ada. Ketika menggunakan pilihan sintesis distributif, penambahan atau pengurangan dari
hasil alternatif dalam sebuah penyesuaian kembali prioritas dari alternatif yang lain,dengan
rasio dan ranking yang dapat berubah. Pilihan

16. Sensitivity Analysis Graphics (Analisis Sensitivitas Grafik)


Analisis sensitivitas biasa digunakan untuk memeriksa bagaimana tingkat sensitivitas
rangking alternatif terhadap perubahan-perubahan tingkat kepentingan (bobot) kriteria atau
sub kriteria. Ada lima tipe analisis sensivitas.
Dynamic
Performance
Gradient
Head to Head
Two-Dimensional (2D Plot)

Dyanamic Sensitivity (Sensitivitas Dinamik)


Analisis Dynamic Sensitivity digunakan untuk secara dinamis merubah prioritas dari objektif-
objektif untuk menentukan bagaimana perubahan ini mempengaruhi prioritas dari pilihan
alternatif. Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah grafik Dynamic Sensitivity.

Dari TreeView, klik Goal


Dari menu pilih Sensitivity-Graphs, kemudian pilih Dynamic

Performance Sensitivity (Sensitivitas Performa)


Untuk melihat grafik Performance Sensitivity:
Klik tombol yang sesuai pada bar tombol grafik Dinamik. Selain itu, pilih Sensitivity-
Graphs dari ModelView; kemudian pilih Performance.

11
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

Analisis Performance Sensitivity menunjukkan bagaimana alternatif-alternatif


diprioritaskan secara relatif terhadap alternatif yang lainnya dengan memperhatikan setiap
objektif dan juga keseluruhan.

Grafik Sensitivitas Gradient


Garis vertikal merah mengindikasikan prioritas tujuan/objektif (berdasarkan pada
perbandingan berpasangan/paired comparisons pembuat keputusan). Untuk
mengindikasikan di mana prioritas tujuan/objektif berubah tarik bar/batang merah ke kiri atau
ke kanan; hal ini ditunjukkan dengan garis vertikal sedikit bercampur warna biru.

Grafik Head-to Head

Buatlah jendela aktif grafik Head-to-Head


Grafik ini menunjukkan bagaimana dua pilihan/alternatif saling dibandingkan pada
tujuan/objektif dalam sebuah keputusan. Satu altenatif didaftar pada sisi kiri grafik dan yang
lainnya didaftar di sebelah kanannya.

12
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

Dua Dimensi (Plot 2D)

Dari bar menu grafik terakhir yang dilihat, klik tombol Two-Dimensional (2D Plot) .
Grafik ini menunjukkan prioritas pilihan/alternatif dengan signifikan terhadap dua tujuan pada
satu waktu. Dengan mengklik perintah menu Sumbu X dan Sumbu Y Anda bisa
mengubah tujuan/objektif yang sedang ditampilkan.
Daerah plot 2D dibagi ke dalam empat kuadran. Pilihan/alternatif yang paling
menguntungkan/dapat didukung secara signifikan terhadap tujuan/objektif pada kedua
sumbu yang akan ditunjukkan di kuadran kanan atas (semakin dekat dengan sudut kanan
atas, maka akan semakin baik pilihannya). Pilihan/altenatif yang paling tidak menguntungkan
akan ditunjukkan di kuadran kiri bawah (semakin dekat dengan sudut kiri bawah, maka
semakin tidak menguntungkan pilihannya).
Pilihan/alternatif yang terletak di kuadran kiri atas dan kanan bawah mengindikasikan kunci
pertukaran di mana terdapat konflik/perselisihan antara kedua tujuan yang dipilih.

13
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

ACARA II
MEMBUAT MODEL AHP DENGAN PRO-CON

Terdapat dua pendekatan untuk memodelkan bangunan dalam


Structuring/penyusunan:
I. Penyusunan Top-down/atas-bawah (Affinity Diagramming) lebih baik disesuaikan untuk
keputusan yang bersifat strategis dimana tujuan/objektif dipahami atau diketahui dengan
lebih baik daripada pilihan/alternatif. Tujuan/objektif paling atas diidentifikasi yang diikuti
oleh identifikasi terhadap sub-objektif.
II. Penyusunan secara Bottom-up/bawah-atas disesuaikan dengan situasi terbaik dimana
pilihan/alternatif dipahami secara lebih baik daripada tujuan/objektif-nya. Pro dan kontra
tentang pilihan digunakan untuk membantu mengidentifikasi tujuan/objektif yang
kemudian dapat dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok.

Langkah-langkah:
1. Mulailah Expert Choice dan dari menu pilih File, New.
2. Ketik nama file, Pemilihan Ibukota Propinsi Jawa Tengah.
3. Ketik Goal Description: Pemilihan Ibukota Propinsi Jawa Tengah.
4. Masukkan pilihan/Alternatif: Kota Semarang dan Kota Surakarta.
5. Klik tombol Pros/Cons pane di atas pane/kaca jendela TreeView .

Tabel. Kriteria Penilaian Penentuan Ibukota Propinsi (PP no. 129 tahun 2000)
Faktor Indikator Variabel
Aspek Aksesibilitas Jarak tempuh dengan seluruh Ibukota
Ruang Kabupaten/Kota dan Ibukota Propinsi lain
Luas Daerah Luas wilayah
Demografi Jumlah Pendudk Jumlah Penduduk
Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan Penduduk tidak minus
Potensi Saran & Prasarana - Jumlah Bandara
Daearah Transportasi - Jumlah Pelabuhan
- Jumlah Terminal
Lembaga Keuangan - Jumlah Bank
Ekonomi - Jumlah Pasar Modern
- Jumlah Pasar Tradisional
Pendidikan - Jumlah PTN/Akademik
- Jumlah SMA & sederajat
Kesehatan - Jumlah Rumah Sakit
Pariwisata - Jumlah hotel
Sosial Organisasi Kemasyarakatan Jumlah organisasi kemasyarakatan
Budaya
Lain-lain Keamanan dan Ketertiban Angka kriminalitas per 10.000 penduduk
Ketersediaan sarana dan - Jumlah gedung
prasarana pemerintah - Ketersediaan lahan

6. Untuk pilihan pertama Kota Semarang, klik tombol Add Pro (Tambah Pro). Sebuah kotak
dialog akan muncul berlabel Add Pro for Kota Semarang.

14
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

7. Masukkan pernyataan yang menandakan keunggulan dari alternatif yang ada. Misal
Terletak di Tengah Propinsi Jawa Tengah kemudian klik OK. Jika perlu, tarik pro di
bawah tombol Pro.
8. Tambahkan pro lainnya
9. Sekarang masukkan kontra untuk Kota Semarang. Pilih tombol Add Con. Pada saat
kotak dialog muncul, ketik Pernyataan yang menandakan Kelemahan. OK
Perhatikan bahwa kontra ditampilkan dalam warna magenta (keungu-unguan)
sedangkan pro dalam warna biru.
10. Tambahkan kontra yang lainnya.
11. Untuk melihat Semua Daftar Pro dan Kontra
Dari menu, pilih View; kemudian pilih pane All Pros/Cons. Cara yang lebih cepat
untuk melihat ini adalah mengklik tombol All Pros/Cons di atas pane Alternative.
Catatan: Pro dalam warna biru sedamgkan Kontra berwarna magenta (keungu-unguan)

Membangun Hirarki
Sekarang Anda akan mulai membangun sebuah hirarki dengan menarik dan
menurunkan (dan juga mendefinisikan kembali) sebuah pro atau sebuah kontra (dari pane
All Pros/Cons) ke TreeView. Karena susunan tidaklah penting, Anda dapat mulai di mana
saja di daftar Pro/Con.
Mari kita mulai dengan pro, Terletak di tengah Propinsi Jawa Tengah, yang
berkaitan dengan Kota Semarang.
Klik Terletak di tengah Propinsi Jawa Tengah
Tarik dan jatuhkan ia pada Goal/tujuan di TreeView.
Ketika didorong untuk mendefinisikan kembali kontra sebagai sebuah tujuan/objektif,
ketik Aksesibilitas; klik OK.
Perhatikan, terdapat pro/con yang berwarna kelabu; hal ini menandakan bahwa ini telah
dimasukkan ke tujuan. Warna kelabu dapat dihilangkan dari pro atau kontra dengan
mengklik ganda.

Mengubah Pro dan Kontra yang Tersisa ke Tujuan


- Pertama, menarik pro dan kontra yang relevan ke hirarki yang mendefinisikan mereka
kembali. Maka akan terbentuk sebuah daftar tujuan.
- Kedua, mengklik tombol ClusterView Pane dan mulai mengelompokkan tujuan.
- Ketiga, menambahkan beberapa tujuan lagi.
- Keempat, kembali ke TreeView dengan mengklik dan menarik tujuan dalam
susunan presentasi yang berlawanan untuk menempatkan mereka dalam hirarki.
15
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

- Anda dapat menambahkan tujuan/objektif secara langsung dalam TreeView dengan


memilih Edit, Memasukkan/Insert-Child or Sibling dari puncak yang sekarang.
Kemudian, kami

Expert Choice merupakan system pendukung keputusan yang fleksibel yang dirancang
untuk bekerja sesuai alur pikir Anda.

Jika hirarki tujuan Anda sudah komplit, pilih tombol Alts/Children/InfoDocs yang
terletak pada pane Alternative. Kemudian pane Alternative akan digantikan dengan pane All
Pros/Cons.

16
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

ACARA III
AHP DENGAN SOFTWARE EXPERT CHOICE (JILID III)
Studi Kasus: Valuasi Sumberdaya Wilayah Kabupaten Sleman

DATA GRID
Data Grid berisi data tentang pilihan keputusan dengan signifikan memperhatikan pada
hirarki keputusan yang mencakup tujuan. Pilihan/alternatif muncul di barisan Data Grid
sedangkan tujuan/objektif muncul di kolom. Setiap rumusan tujuan merubah data tentang
pilihan menjadi nilai (prioritas). Terdapat lima jenis rumusan yang berbeda yang dapat
digunakan dalam Data Grid.
Data Grid juga mempunyai kolom Total, Cost dan user defined (definisi pengguna)
yang dapat dibuat terlihat atau tersembunyi dengan perintah menu View. Nilai di kolom Total
untuk setiap pilihan berisi jumlah bobot nilai (prioritas) dari pilihan/alternatif yang merupakan
jarak semua kolom tujuan/objektif yang tercakup.
Setiap sel di bagian tubuh Data Grid berisi (1) sebuah bar/batang yang
merepresentasikan nilai dari masing-masing pilihan (elemen baris) dengan perhatian
terhadap tujuan yang ada (elemen kolom) dan (2) mendasari data atau nilai (Anda dapat
meminta untuk melihat, baik data maupun nilai). Nilai di sel bagian tubuh Data Grid diperoleh
dari data berdasarkan pada satu dari lima jenis rumusan/formula:
- Ratings, (Tingkatan)
Merupakan rumusan/formula yang berupa data ordinal
- Increasing utility curve, (Kurva manfaat yang naik)
Berupa angka yang mempunyai hubungan positif dengan tujuan. Biasanya skala
0 - 100
- Decreasing utility curve, (Kurva manfaat yang turun)
Berupa angka yang mempunyai hubungan negatif dengan tujuan.
- Step function, dan (Fungsi langkah)
- Direct data entry. (Entri data langsung)

Langkah Kerja:
1. Menentukan Faktor, Indikator, maupun variabel yang akan digunakan
2. Menyusun hirarki AHP secara manual, sebagai gambaran dalam proses selanjutnya.
3. Dalam expert choice nanti, dengan melihat bentuk hirarki AHP Valuasi Sumberdaya
Wilayah maka lebih memungkinkan untuk menggunakan penyusunan hirarki secara
Top-Down
4. Membuat model baru dalam Expert Choice dengan GOAL: VALUASI
SUMBERDAYA WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

17
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

5. Menyusun hirariki melalui ClusterView Pane

6. Memasukkan obyek/kriteria/grup satu per satu.

Cara memasukkan kedalam hirarki di klik dan tarik ke dalam sub yang diinginkan.
Lakukan Proses ini hingga hirarki sempurna.

18
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

7. Masukkan alternatif berupa desa-desa yang ada di Kabupaten Sleman

atau melalui Data Grid

8. Untuk memasukkan menggunakan Data Grid, sebagai berikut:

19
Modul Praktikum DSS untuk Pembangunan Wilayah 2012 GPW 0118

9. Kembali ke ModelView, lakukan perbandingan berpasangan terhadap semua


objek/kriteria/grup dengan nilai bobot sama semua (Equal / bernilai 1)

10. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah memasukkan data variabel ke dalam Data
Grid dengan menggunakan Formula Type: Increasing, Decreasing, dan Ratings.
(Data tersedia: Sesi 5)
11. Secara otomatis, akan dihitung nilai prioritasnya.
12. Tampilkan prioritas terhadap Tujuan/Goal dalam ModelView.

--------------------------------SEKIAN & TERIMA KASIH--------------------------

20

Anda mungkin juga menyukai