Anda di halaman 1dari 148

STUDI KASUS

DIABETES MELITUS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS KECAMATAN SENEN MELALUI PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA PERIODE 5 DESEMBER 2016 6
JANUARI 2017

Disusun Oleh :
KELOMPOK 8

Anugrah Nurul Fitri 1102010031


Laila Mayangsari 1102011139
Putri Adnyani 1102011211
Shabrina Ghassani Roza 1102011257

Pembimbing
Dr. Citra Dewi , M.Kes, Dipl DK

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KEDOKTERAN


KELUARGA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 5 DESEMBER 2016 6 JANUARI 2017
KEPANITERAAN KLINIK PUBLIC HEALTH
UNIVERSITAS YARSI
2016

1
1
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul DIABETES MELLITUS


PADA PASIEN LANSIA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN
PERIODE 4 DESEMBER 2016 6 JANUARI 2017 ini telah disetujui oleh
pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Januari 2017

Pembimbing,

dr. Citra Dewi, M.Kes, DipIDK

2
2
KATA PENGANTAR

Assalamua`alaikum wr. wb.


Alhamdulillahirabbilalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan
atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul DIABETES
MELLITUS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN SENEN ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode 5 Desember 2016 6 Januari
2017. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu
sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan
Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara holistik.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen
pembimbing, staf pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Citra Dewi, M.Kes, DipIDK selaku dosen pembimbing
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas yang telah membimbing dan
memberi masukan yang bermanfaat kepada kelompok kami.
2. Dr.Sugma Agung Purbowo, MARS selakuKepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. Dr. Erlina Wijayanti, MPHselaku koordinator Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. Dr.Dini Widianti, M.KK selaku sekretaris Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. Dr. Dian Mardhiyah, M.KK, Dr. Yusnita, M.Kes, Dr. H. Sumedi
Sudarsono, M.PH, DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, Rifda
Wulansari, SP, M.Kes, Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, Dr. Andari
Rahmani Putri, MKM, Dr. Hj. Sophianita G.T. Aminy, MKK, PKK

3
3
selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas
Universitas YARSI.
6. Dr. Jhon Erdal. selaku kepala Puskesmas Kecamatan Senen yang telah
memberi masukan yang bermanfaat selama berada di Puskesmas
Kecamatan Senen.
7. Dr. Yuli Hartati selaku koordinator pembimbing kepaniteraan
Puskesmas Kecamatan Senen yang telah memberi masukan yang
bermanfaat selama berada di Puskesmas Senen.
8. Seluruh staf dan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Senen
yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk
kelancaran proses penulisan laporan ini.
9. Rekan Sejawat Kelompok 8 Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga
Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran YARSI yang
telah bekerja sama dalam menyusun laporan ini.

Wassalammu'alaikum wr. wb.

Jakarta, Januari 2017

Penulis

DAFTAR ISI

4
4
KATA PENGANTAR................................................................................................
....................................................................................................................................
i

DAFTAR ISI..............................................................................................................
....................................................................................................................................
iii

STUDI KASUS PASIEN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DENGAN


OBESITAS

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
1

STUDI KASUS PASIEN DIABETES MELLITUS PADA PASIEN LANSIA........


....................................................................................................................................
28

STUDI KASUS PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA LANSIA


DENGAN KONFLIK INTERNAL KELUARGA....................................................
....................................................................................................................................
59

STUDI KASUS PASIEN DM TIPE 2 DENGAN POLA MAKAN TIDAK


TERKONTROL PADA LANSIA..............................................................................
....................................................................................................................................
89

5
5
STUDI KASUS PASIEN
DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DENGAN OBESITAS
MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN SENEN

KELOMPOK 8
Anugrah Nurul Fitri
1102010031

PEMBIMBING:
dr. Citra Dewi, M.Kes, DipIDK

6
6
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 5 DESEMBER 2016 6 JANUARI 2017

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul DIABETES MELLITUS PADA
LANSIA DENGAN OBESITAS MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN ini telah disetujui
oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Januari 2017

Pembimbing,

Dr. Citra Dewi, M.Kes, DipIDK

7
7
KATA PENGANTAR

Assalamua`alaikum wr. wb.


Alhamdulillahirabbilalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan
atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul DIABETES
MELLITUS PADA LANSIA DENGAN OBESITAS MELALUI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN SENEN ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode 05
Desember 2016 06 Januari 2017. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat
berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama
pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit
dengan pendekatan secara holistik.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen
pembimbing, staf pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
10.Dr. Citra Dewi, M.Kes, DipIDK, selaku dosen pembimbing
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas yang telah membimbing dan
memberi masukan yang bermanfaat kepada kelompok kami.
11. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, selaku Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

8
8
12. Dr. Erlina Wijayanti, MPH, selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
13. Dr. Dini Widianti, M.KK, selaku sekretaris Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
14. Dr. Dian Mardhiyah, M.KK, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI.
15. Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
16. Dr. Yusnita, M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
17. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
18. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga dan Staf Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
19. Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
20. Dr. Andari Rahmani Putri, MKM, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
21. Dr. Hj. Sophianita G.T. Aminy, MKK, PKK, selaku staf pengajar
bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
22. Dr. John Erdal, selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Senen.
23. Dr. Yuli Hartati, selaku kepala Puskesmas Kecamatan Senen yang telah
memberi masukan yang bermanfaat selama berada di Puskesmas
Kecamatan Senen.
24. Seluruh staf dan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Senen
yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk
kelancaran proses penulisan laporan ini.
25. Rekan Sejawat Kelompok 8 Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran YARSI yang
telah bekerja sama dalam menyusun laporan ini.
Wassalammu'alaikum wr. wb.

9
9
Jakarta, Januari 2017

Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS

BERKAS PASIEN
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 57 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kalibaru Timur 5 RT 002 RW 02
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Jawa
Status : Menikah
Tanggal Berobat : 09 Desember 2016

II. Anamnesis
Dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 09 Desember 2016 pada pukul
10.00 WIB

1. Keluhan Utama : Kontrol Bulanan


2. Keluhan Tambahan :-
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien Ny. E usia 57 tahun datang ke poli lansia Puskesmas Kecamatan
Senen untuk kontrol pengobatan Diabetes Mellitus yang telah dijalani pasien
selama 5 tahun terakhir. Pasien mengatakan rutin berobat ke puskesmas tiap

10
10
bulan. Pada hari pemeriksaan pasien melakukan pemeriksaan Gula Darah
Sewaktu dan didapatkan hasil 200 mg/dL.

Pasien sebelumnya telah didiagnosis Diabetes Mellitus tipe 2 oleh dokter,


atas keluhan buang air kecil saat malam hari 5 tahun yang lalu. Pasien sering
merasa lemas seluruh badan disertai rasa lapar dan haus, serta sering buang air
kecil kurang lebih lima kali di malam hari sehingga mengganggu tidur pasien.
Lalu pasien ke dokter Puskesmas Kecamatan Senen dan dilakukan pemeriksaan
gula darah untuk pertama kalinya, dan didapatkan hasil gula darah sewaktu 240
mg/dL. Sejak saat itu pasien didiagnosa oleh dokter terkena penyakit gula atau
kencing manis (diabetes mellitus). Pasien diberikan metformin dan glimepirid
hingga saat ini.

Menurut pengakuan, pasien dianjurkan oleh dokter untuk giat berolahraga


minimal tiga kali dalam seminggu, namun pasien tidak mengerjakannya dengan
alasan malas jika hanya berolahraga sendiri. Pasien juga dianjurkan untuk
mengubah gaya hidup dan pola makan serta melakukan pengecekan kadar gula
darah secara rutin saat kontrol ke dokter. Dokter juga menganjurkan untuk
konsultasi ke bagian gizi yang ada di puskesmas. Pasien datang ke bagian gizi
untuk konsultasi, dan pasien pun menerapkan sebagian pola makan yang sudah
dianjurkan dalam praktek sehari-hari, seperti contoh pasien mulai mengurangi
porsi makan nasi. Namun pasien mengaku masih sulit dalam mengatur pola
makan. Hal tersebut diakui pasien berkaitan juga dengan motivasinya yang masih
kurang untuk sembuh. Keluarga pasien juga tidak pernah mengingatkan pasien
untuk menjaga pola makan pasien.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


- Pasien menderita diabetes mellitus sejak 5 tahun yang lalu.
- Riwayat penyakit hipertensi serta penyakit kronis lainnya disangkal oleh
pasien.
- Riwayat alergi obat ataupun makanan disangkal oleh pasien.

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Ayah pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus

11
11
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama dengan 1 anak kandung, 1
menantu dan 1 cucunya. Kebutuhan pasien dan keluarga didapat dari penghasilan
anak dan menantu pasien. Anak pasien memiliki penghasilan tidak tetap dari
pekerjaannya sebagai pedagang yaitu Rp. 1.000.000,- perbulannya. Dari
menantunya berpenghasilan Rp. 2.000.000,- perbulannya dengan bekerja sebagai
buruh pabrik. Terkadang pasien mendapat bantuan dari adik - adik pasien saat
sedang kumpul keluarga.
Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam
bergaul di lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya suka mengikuti kegiatan di
lingkungan dan acara perkumpulan lainnya bersama tetangga-tetangga di RT/RW
setempat.

7. Riwayat Kebiasaan
Sebelum terdiagnosa diabetes mellitus, riwayat kebiasaan makan pasien
dalam sehari adalah 2-3 kali/hari. Mengkonsumsi minuman yang manis seperti
minum teh manis kurang lebih dua gelas sehari. Pasien juga suka mengkonsumsi
biskuit ataupun kue-kue jajanan pasar. Pasien tidak memiliki kebiasaan olahraga
karena pasien malas untuk berolahraga.

Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesan Sakit : Tampak Sakit Ringan
b. Kesadaran : Composmentis
2. Vital Sign
a. Tekanan darah : 120/80
b. Frekuensi nadi : 82 x/menit
c. Frekuensi napas : 22 x/menit
d. Suhu : 36,5oC

3. Status Gizi (IMT)


a. Berat badan : 75 kg
b. Tinggi badan : 155 cm
c. Berat badan ideal : (BBI) = ( TB cm - 100 ) - ( TB cm - 100 )x10 %
= (155- 100 ) (55)x10 %
= 55 5,5

12
12
= 49,5kg
d. IMT = BB / TB2 (m)
IMT = 75 / (1,55)2
= 75 / 2,40
= 31,25 ( Obesitas I)
4. Status Generalis
a. Kepala : Normochepal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
sekret mata (-/-).
Telinga : serumen(-/-), keluar sekret dari telinga (-/-).
Hidung : pernapasan cuping hidung (-/-), sekret
hidung (+/+).
Mulut : mukosa mulut basah
Leher : KGB tidak teraba membesar, JVP tidak
meningkat.
b. Thorax
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
wheezing(-/-)
Cor : BJ I &II normal reguler, murmur (-),
Gallop(-)
c. Abdomen : Tampak datar, simetris, bising usus (+)
normal, hepar dan lien tidak teraba.
d. Ekstremitas
Atas : akral hangat, sianosis (-/-), CRT <2 detik,
Bawah : akral hangat, sianosis (-/-), CRT<2 detik.

5. Usulan Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan gula darah kapiler tanggal 8 Desember 2016
GDS : 200 mg/dL

BERKAS KELUARGA

13
13
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga (KK) : Ny. E (57Th)
b. Identitas Pasangan :-
c. Struktur Komposisi Keluarga

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah


No Nama Kedudukan Gende Usia Pendidika Pekerjaa
r n n
1 Ny. E Kepala Keluarga P 57 th SMP IRT
2 Ny. S Anak P 35 th SMP Pedagang
3 Tn. A Menantu L 36 th SMP Buruh
4 An. R Cucu 1 L 4 th

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah Milik sendiri.
Daerah perumahan Padat Bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Luas rumah: 5 x 10 m2 Kesimpulan
Jumlah penghuni: 4 (empat) orang. Ny. E tinggal bersama satu anak kandungnya,
Bertingkat/tidak bertingkat: tidak
satu menantu dan satu cucunya di suatu rumah
Lantai rumah: keramik
Dinding rumah: tembok milik sendiri dengan lingkungan yang padat
Jamban keluarga: ada bersih. Keadaan rumah sudah cukup memadai
Ketersediaan air bersih: ada (PAM)
Tempat pembuangan sampah: ada dengan telah adanya jamban dan pembuangan
sampah, serta sumber air bersih.

14
14
Gambar 1. Denah Rumah Keluarga

b. Kepemilikan Barang-Barang Berharga


1. satu buah sepeda motor
2. satu buah televisi
3. satu buah lemari es satu pintu
4. tiga buah kipas angin
5. satu buah rice cooker
6. satu buah kompor gas
7. satu buah mesin cuci
8. tiga buah telepon genggam

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Tempat berobat : Puskesmas
b. Jaminan kesehatan : BPJS Kesehatan

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat Kendaraan umum Ny. E jika sakit berobat ke Puskesmas.
pelayanan kesehatan atau motor Karena dengan adanya BPJS biaya

15
15
Tarif pelayanan Terjangkau dan pengobatan gratis dan jarak yang tidak
kesehatan murah terlalu jauh dari rumah, sehingga dapat
ditempuh dengan naik kendaraan umum
Kualitas pelayanan Cukup memuaskan
atau motor ke puskesmas. Dan pasien juga
kesehatan
merasa cukup puas dengan pelayanan
kesehatan yang ada di puskesmas.

5. Pola Konsumsi Makan Keluarga


a. Kebiasaan makan
Menu makanan sehari-hari keluarga bervariasi. Menu makanan
yang biasa dihidangkan terdiri dari nasi, sayur, dan lauk. Sayur yang sering
dimasak cukup bervariasi antara lain sayuran hijau baik direbus atau
ditumis. Lauk yang dihidangkan bervariasi seperti ayam, ikan, telur, tahu
maupun tempe. Sedangkan untuk buah-buahan jarang dikonsumsi oleh
keluarga ini. Pola makan keluarga ini tiga kali sehari, terdiri dari sarapan
pagi, makan siang dan makan malam, diantaranya terkadang keluarga ini
mengkonsumsi goreng - gorengan. Begitu juga teh manis, merupakan jenis
minuman yang paling sering dikonsumsi, bisa lebih dari dua gelas dalam
sehari dan ditambah kebiasaannya yang suka mengkonsumsi gorengan.
Setelah terdiagnosis diabetes mellitus, dalam lima tahun terakhir ini,
pasien mulai mengurangi makanan yang manis-manis dan mulai
mengurangi porsi makannya.

b. Menerapkan pola gizi seimbang


Keluarga Ny. E tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi
seimbang dari menu makanan sehari-hari, karena pengetahuan mengenai
pola makan gizi seimbang kurang. Pola makan pasien selama 3 hari
terakhir sebagai berikut:

Tabel 4. Food Recall Pasien dalam 3 hari


terakhir

No Waktu Menu Kalori Protein Karbohidrat Lemak

16
16
1. 06/12/2016 Mie goreng 175 kal 4 gr 40 gr 0 gr
Pagi Telur dadar 125 kal 7 gr 0 gr 10 gr
1 sdt Minyak 100 kal 0 gr 0 gr 10 gr
kelapa
50 kal 0 gr 12 gr 0 gr
Teh Manis

Siang Nasi putih 175 kal 4 gr 40 gr 0 gr

Ayam Goreng 200 kal 7 gr 0 gr 18 gr

Tumis Kangkung 75 kal 1 gr 5 gr 5 gr

1 sdt Minyak 100 kal 0 gr 0 gr 10 gr


kelapa

Es Jeruk
50 kal 0 gr 12 gr
0 gr
Malam Bakso 75 kal 7 gr 0 gr 5 gr
325 kal 4 gr 76 gr 0 gr
Pisang Goreng 100 kal 0 gr 0 gr 10 gr
0 kal 0 gr 0 gr 0 gr

1 sdt Minyak
kelapa

Air putih
Jumlah 1550 34 gr 185 gr 68 gr
kal

No Waktu Menu Kalori Protein Karbohidrat Lemak


2. 07/12/2016 Nasi uduk 175 kal 4 gr 40 gr 5 gr
Pagi
Santan 50 kal 0 gr 0 gr 5 gr

Telur dadar 125 kal 7 gr 0 gr 10 gr

1 sdt Minyak 100 kal 0 gr 0 gr 10 gr


kelapa

17
17
Teh Manis

50 kal 0 gr 12 gr 0 gr

Siang Nasi 175 kal 4 gr 40 gr 0 gr

Sayur Bayam 25 kal 1 gr 5 gr 0 gr

Tempe Goreng 37,5 kal 2,5 gr 3,5 gr 1,5 gr

1sdt Minyak 100 kal 0 gr 0 gr 10 gr


kelapa
Air Putih

0 kal 0 gr 0 gr 0 gr
Malam Nasi goring 175 kal 4 gr 40 gr 0 gr

Ayam Goreng 200 kal 7 gr 0 gr 18 gr

Minyak kelapa 100 kal 0 gr 0 gr 10 gr

Air Putih 0 kal 0 gr 0 gr 0 gr


Jumlah 1312,5 29,5 gr 140,5 gr 73,5 gr
kal

No Waktu Menu Kalori Protein Karbohidrat Lemak


3. 08/12/2016 Nasi putih 175 kal 4 gr 40 gr 0 gr
Pagi Telur dadar 125 kal 7 gr 0 gr 10 gr
1 sdt Minyak 100 kal 0 gr 0 gr 10 gr
kelapa
50 kal 0 gr 12 gr 0 gr
Teh Manis

Siang Nasi putih 175 kal 4 gr 40 gr 0 gr

Ayam Goreng 200 kal 7 gr 0 gr 18 gr

18
18
1 sdt Minyak 100 kal 0 gr 0 gr 10 gr
kelapa

Teh Manis
50 kal 0 gr 12 gr
0 gr
Malam Nasi putih 175 kal 4 gr 40 gr 0 gr

Daging sapi 75 kal 7 gr 0 gr 5 gr

Air Putih 0 kal 0 gr 0 gr 0 gr

Jumlah 1225 33 gr 144 gr 53 gr


kal

KEADAAN KATEGORI IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17


Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 18,4

Normal 18,5-25,0

Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 27,0


Gemuk

Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0


Status Gizi dan Kebutuhan Energi :

BB : 75 kg
TB : 155 cm

Tabel 5. Indeks Masa Tubuh


Sumber : Depkes, 2002

Perhitungan kebutuhan kalori:

Kebutuhan kalori:

Berat badan ideal

19
19
= (TB 100) (TB 100) x 10%

= (155 100) (55) x 10% = 49,5 kg

IMT

= BB / TB2 (m)

= 75 / (1,55)2

= 75 / 2,40 = 31,25 (Obesitas I )

Jumlah kebutuhan kalori per hari:

- Kebutuhan kalori basal wanita

= BB ideal x 25 kkal

= 49,5 x 25 kkal = 1237,5 kkal

- Faktor Koreksi

Umur diantara 40-59 tahun dikurangi 5%

= 5% x 1237,5 kkal = 61,87 kkal

- Kebutuhan untuk aktivitas ringan ditambah 10%

= 10% x 1237,5 kkal = 123,75 kkal

Jadi, total kebutuhan kalori per hari untuk pasien adalah

KKT = KKB + Aktivitas fisik faktor koreksi

= 1237,5 +123,75 61,87

= 1299,3 kkal

Untuk kebutuhan harian:

Karbohidrat = 60 x kalori total

= 60% x 1299,3 = 779,5 kal (setara dengan 194,8 gr)


Protein = 20 % x kalori total
= 20% x 1299,3 = 259,86 kal (setara dengan 64,9 gr)

20
20
Lemak = 20% x kalori total
= 20% x 1299,3 = 259,86 kal (setara dengan 28,8 gr)
Interpretasi terhadap food recall pasien:

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa mendapat total kalori per hari :

Tanggal 06 Desember 2016 : 1550 kal

Tanggal 07 Desember 2016 : 1312,5 kal

Tanggal 08 Desember 2016 : 1225 kal

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa mendapat total protein per hari
:

Tanggal 06 Desember 2016 : 34 gr

Tanggal 07 Desember 2016 : 29,5 gr

Tanggal 08 Desember 2016 : 33 gr

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa mendapat total karbohidrat per
hari :

Tanggal 06 Desember 2016 : 185 gr

Tanggal 07 Desember 2016 : 140,5 gr

Tanggal 08 Desember 2016 : 144 gr

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa mendapat total lemak per hari:

Tanggal 06 Desember 2016 : 68 gr


Tanggal 07 Desember 2016 : 73,5 gr
Tanggal 08 Desember 2016 : 53 gr

Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan


makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan,terutama pada
mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
Masalah Gizi Nutrisi merupakan bagian dari perawatan diabetes
untuk segala usia, tetapi ada pertimbangan tambahan untuk lansia dengan
diabetes. Meskipun kebutuhan energi menurun dengan usia, kebutuhan
nutrient dan kalori pada lansia lebih rendah. Lansia mungkin berisiko
untuk gizi karena anoreksia, perubahan rasa dan bau, kesulitan menelan,
21
21
masalah mulut / gigi, dan fungsional gangguan yang menyebabkan
kesulitan makanan. Pola makan yang ketat harus diperhatikan pada lansia
diabetes
Penegakan diagnosis DM ditemukannya keluhan klasik+ glukosa
plasma sewaktu >200 mg/dL. Dan dari hasil wawancara dengan
didapatkan keluhan sering buang air kecil pada malam hari, mudah haus,
mudah lapar. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan GDS 220 mg/dl.
Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari
penatalaksanaan diabetes secara total.Setiap penyandang diabetes
sebaiknya mendapat TNM sesuai dengan kebutuhannya guna mencapai
sasaran terapi.
Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gizi, umur, ada
tidak nya stress akut, dan kegiatan jasmani. Penentuan status gizi dapat
dipakai indeks masa tubuh (IMT) atau rumus brocca.
Penentuan status gizi berdasarkan rumus brocca : berusia 57 tahun,
mempunyai tinggi badan 155 cm dan berat badan 75 kg , dalam
kesehariannya hanya melakukan aktivitas ringan. Kebutuhan kalori total
per hari untuk pasien adalah 1299,3 kalori. Sedangkan asupan yang
diterima oleh Ny. E tidaklah sesuai dengan perhitungan yang ada, karena
sering melanggar pemberian asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan
gizi Ny. E sehingga penatalaksanaan nutrisi pada tidak maksimal.
Tabel 6. Contoh pola makan dalam satu hari
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Pagi Bubur ayam
Bubur 175 kal 40 gr 4 gr -
Ayam 50 kal - 7 gr 2 gr
Kecap 0 kal - - -
Kaldu 0 kal - - -
Telur rebus 75 kal - 7 gr 5 gr
Selingan Pisang 100 kal 24 gr - -
Siang Nasi 175 kal 40 gr 4 gr -
Sayur Tumis
Kacang panjang 25 kal 5 gr 1 gr -

22
22
Tempe 75 kal 7 gr 5 gr 3 gr
Minyak kelapa 100 kal - - 10 gr
Hati ayam 75 kal - 7 gr 5 gr
Minyak kelapa 100 kal - - 10 gr
Selingan Susu sapi 125 kal 10 gr 7 gr 6 gr
Malam Nasi 175 kal 40 gr 4 gr -
Sayur sop
Wortel 25 kal 5 gr 1 gr -
Buncis 25 kal 5 gr 1 gr -
Kol 25 kal 5 gr 1 gr -
Minyak kelapa 100 kal - - 10 gr
Telur ayam 75 kal - 7 gr 5 gr
Selingan Apel 100 kal 24 gr - -
Jumlah 1.775 kal 205 gr 56 gr 56 gr

Kesimpulan
Ny. E tidak teratur dalam melakukan terapi gizi medis.
Mengakibatkan penatalaksanaan nutrsi pada Ny. E tidak maksimal.

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Fasilitas seperti sarana transportasi dan jarak yang dekat dalam
menuju puskesmas serta adanya jaminan kesehatan mempermudah
pasien dalam berobat. Tidak jarang keluarga pasien mengantar
pasien ke puskesmas setiap obat penurun gula darahnya habis.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kunci utama dalam mengontrol kadar gula darah pada pasien
diabetes mellitus adalah dengan cara menjaga pola makan. Pola
makan yang baik dan benar sesuai aturan dapat menstabilkan kadar
gula darah pasien.
Pasien dalam menyajikan makanan sehari-hari tidak mengikuti
aturan pola makan dan sering sekali memasak masakan yang
mengandung minyak dan gula seperti kesukaan pasien. Pasien sudah
teratur meminum obat, setiap paginya pasien sudah menyediakan
obat dan meminumnya.

23
23
B. Genogram
1. Bentuk keluarga
Bentuk keluarga ini menurut Friedman adalah Single Family atau
Single Parent yaitu keluarga dimana suatu rumah tangga terdiri dari satu
orang tua dengan anak (kandung atau angkat) terjadi karena perceraian
atau kematian. Suami dari Ny. E sudah meninggal 2 tahun yang lalu
sehingga saat ini Ny. E tinggal bersama anak-anaknya.
2. Tahapan siklus keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari
Duvall dan Miller (1985), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada
tahap VIII yaitu keluarga dalam masa pensiUn dan lansia.
3. Dinamika Keluarga
Masalah dalam keluarga Ny. E adalah pasien dan keluarga kurang
mengerti pola makan yang sehat dan seimbang yang sesuai bagi pasien
peyakit diabetes mellitus. Keluarga juga kurang memberikan perhatian
yang lebih kepada kesehatan pasien, contohnya adalah mengingatkan
untuk makan mengikuti pola makan yang dianjurkan untuk pasien
Diabetes Mellitus. Hubungan antara Ny. E cukup baik antar anggota
keluarganya. Mereka suka berkumpul pada malam hari setelah semuanya
pulang bekerja.

Gambar 2. Family Map


Keterangan:

: : perempuan
pasien meninggal
4. : laki- Fungsi Keluarga : laki-laki
Ada laki
beberapa meninggal
: : tinggal
perempua fungsi keluarga, serumah
sebagai berikut:

24
24
1. Fungsi biologis
A. Untuk meneruskan keturunan.
B. Memelihara dan membesarkan anak.
C. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
D. Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2. Fungsi Psikologis
A. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
B. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
C. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
D. Memberikan Identitas anggota keluarga.
3. Fungsi Sosial
A. Membina sosialisasi pada anak.
B. Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
C. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
4. Fungsi Ekonomi
A. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
B. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
C. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang
akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua,
dsb.
C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
1. Masalah dalam organisasi keluarga
Dalam struktur keluarga, Ny. E selaku kepala keluarga merupakan
seorang yang tidak lagi mempunyai penghasilan untuk keluarga.
Penghasilan didapat dari anak-anak serta menantu Ny. E dari hasil
pekerjaannya. Keluarga juga tidak memperhatikan pola makan yang baik
dan benar bagi Ny. E sehingga masakan yang dihidangkan sering
bertentangan dengan penyakit yang diderita.
2. Masalah dalam fungsi biologis
Pasien memiliki riwayat penyakit keluarga diabetes mellitus, yaitu
ayah pasien. Saat ini pasien menderita penyakit diabetes melitus. Jari-jari
kaki pasien juga mulai sering kesemutan. Tubuh pasien seringkali terasa
lemas hingga mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
3. Masalah dalam fungsi psikologis
Anak-anak pasien kurang memberikan perhatian kepada pasien sehingga
dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien juga dinilai kurang
terutama sejak ia menderia penyakit ini.
4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan

25
25
Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari anak pasien yang
berasal dari berdagang dan dibantu oleh menantu pasien yang bekerja
sebagai buruh pabrik. Untuk biaya kesehatan, pasien masih dengan
biaya BPJS.
5. Masalah lingkungan
Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan cukup padat
penduduk dengan letak rumah yang berdekatan satu sama lainnya.
Kebersihan lingkungan di sekitar rumah pun terjaga dengan baik.
6. Masalah perilaku kesehatan
Keluarga kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan
pemeliharaan kesehatan. Selain itu usaha pasien dalam merubah pola
makan dan gaya hidup masih kurang.

D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi
pasien terhadap penyakit)
a. Alasan kedatangan :
Pasien datang berobat ke puskesmas kecamatan Senen untuk kontrol
pengobatan Diabetes Mellitus yang telah diderita kurang lebih 5 tahun.

b. Harapan
Pasien mengharapkan bahwa setelah berobat di puskesmas penyakit
yang diderita pasien terkontrol. Pasien juga mengharapkan diberikan
penanganan yang baik dan benar atas penyakit yang diderita serta
pasien ingin mengetahui bagaimana perkembangan kadar gula darah
pasien saat ini.
c. Kekhawatiran
Pasien khawatir akan tidak terkontrolnya penyakit yang diderita.
d. Persepsi pasien terhadap penyakit
Menurut pasien, penyakit ini merupakan akibat pola makan dan
keturunan dari ayah pasien.

2. Aspek Klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)


a. Diagnosa Kerja : Diabetes Mellitus tipe 2

26
26
3. Aspek Risiko Internal : (faktor-faktor internal yang mempengaruhi
masalah kesehatan pasien)
- Pola makan Ny. E kurang baik karena belum mengkonsumsi
makanan yang sesuai dengan aturan Terapi Nutrisi Medis (TNM)
yang merupakan bagian dari tatalaksana pasien diabetes mellitus.
- Asupan kalori yang berasal dari makanan yang dimakan pasien
sehari-hari melebihi dari kebutuhannya kalori harian pasien.
- Pasien jarang melakukan olahraga.

4. Aspek Psikososial Keluarga : (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi


masalah kesehatan pasien)
- Tidak ada pelaku rawat dari keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
Keluarga pasien kurang memerhatikan kondisi penyakit pasien.
- Keluarga kurang mengerti pola makan yang baik dan benar bagi
pasien diabetes mellitus sehingga makanan yang disajikan di rumah
yang juga akan dimakan oleh pasien tidak berpedoman pada Terapi
Nutrisi Medis (TNM).
5. Aspek Fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
(derajat fungsional 1-5)
Derajat tingkat aktivitas pada pasien ini menurut skala ICPC 2 yaitu
derajat 1. Identifikasi derajat fungsional pasien berdasarkan ICPC 2 dan
alasannya, yaitu :
- Level 1 : tidak ada keterbatasan fungsi apapun
- Level 2 : mulai ada keterbatasan fungsi
- Level 3 : banyak keterbatasan fungsi
- Level 4 : sangat banyak keterbatasan fungsi (kegiatan harian di
rumah)
- Level 5 : tidak bisa beraktivitas sama sekali (full bed)

27
27
E. Rencana Pelaksanaan

Tabel 6. Rencana Penatalaksanaan


Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan
Memberikan informasi yang sejelas-jelasnya Pasien Saat pasien berobat ke - Pasien sadar untuk Tidak menolak
kepada pasien terkait dengan penyakit diabetes Puskesmas Kecamatan berobat sebelum
mellitus secara keseluruhan, meliputi : Penjaringan dan saat obatnya habis
- Pentingnya mengecek kadar gula darah setiap kunjungan ke rumah - Pasien sadar untuk
bulannya, pasien sebanyak 1 kali meminum obat secara
- Pentingnya menjaga kadar gula darah dalam teraktur
keadaan normal, - Pasien sadar untuk
- Pentingnya berobat secara teratur dan meminum mengecek kadar gula
obat penurun kadar gula darah yang baik dan darahnya setiap bulan
Aspek
benar, - Pasien melakukan
personal
- Komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat kadar kegiatan olah raga
gula darah yang tidak terkontrol, ringan minimal 3 kali
- Pentingnya melakukan olahraga, dalam seminggu
- Bahaya rokok terhadap tingkat keparahan - Pasien menjaga pola
penyakit diabetes mellitus, dan makannya dengan
- Pentingnya menjaga pola makan yang seimbang mengurangi konsumsi
dan sehat. makanan yang
mempunyai cita rasa
manis
Aspek Memberikan obat kencing manis (Diabetes Mellitus Pasien Pada saat kunjungan ke - Kadar gula darah Tidak menolak
klinik tipe II), dan menjelaskan fungsi obat dan cara puskesmas terkontrol
meminumnya dengan benar, yaitu : Metformin tab - Pencegahan
dosis 2x500mg (diminum 15-30 menit sesudah komplikasi lebih
makan) dan Glibenklamid tab dosis 1x5mg (15-30 lanjut dari diabetes
menit sebelum makan pagi) yang berfungsi untuk mellitus
menurunkan kadar gula darah dan vitamin B-
complex tab dosis 1x1 untuk keluhan kesemutan
dan merencanakan pemeriksaan HbA1c per tiga
bulan.

Memberitahukan contoh pola makan yang baik dan Pasien Pada saat kunjungan ke - Pasien mampu Tidak menolak
benar dalam memenuhi kebutuhan makan dalam rumah mengubah pola
sehari sesuai pedoman Terapi Nutrisi Medis makan yang sesuai
(TNM). dengan kebutuhannya
Aspek
yang berpedoman
risiko
Memberitahukan pasien untuk memakan makanan pada Terapi Nutrisi
internal
yang sesuai kebutuhannya dalam sehari agar Medis (TNM)
makanan yang dimakan tidak melebihi kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh.

Aspek Mengingatkan kepada keluarga pasien untuk lebih Keluarga Pada saat kunjungan ke - Keluarga memberi Tidak menolak
psikososial memperhatikan kesehatan pasien oleh karena rumah dukungan lebih
keluarga keberhasilan dari penatalaksanaan diabetes mellitus kepada pasien
tidak lepas dari peran serta keluarganya. sehingga pasien lebih
termotivasi
Mengedukasi kepada keluarga pasien untuk meningkatkan pola
menerapkan pedoman Terapi Nutrisi Medis (TNM) hidup yang lebih sehat
saat menyajikan makanan terhadap pasien. - Pola makan pasien
mejadi sehat dan
seimbang sehingga
diharapkan dapat ikut
membantu
menormalkan kadar
gula darah pasien.
Aspek Mengajurkan kepada pasien untuk melakukan Pasien dan Pada saat kunjungan ke Kondisi tubuh pasien lebih Tidak menolak
fungsional olahraga yang teratur untuk menjaga kesehatan keluarga rumah sehat dan kuat
seperti senam lansia, jalan kaki teratur, dll.
F. Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanasionam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam
\
STUDI KASUS PASIEN
DIABETES MELLITUS PADA PASIEN LANSIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN SENEN
PERIODE 4 DESEMBER 2016 6 JANUARI 2017

Disusun Oleh :

Laila Mayangsari
1102011139
Kelompok 8

Pembimbing :
dr. Citra Dewi, M.Kes, DipIDK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 4 DESEMBER 2016 6 JANUARI 2017

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul DIABETES MELLITUS PADA PASIEN LANSIA DENGAN PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN PERIODE 4 DESEMBER 2016 6 JANUARI 2017 ini
telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran
Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
Jakarta, Januari 2017

Pembimbing,

dr. Citra Dewi, M.Kes, DipIDK


KATA PENGANTAR

Assalammua`alaykum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh


Alhamdulillahirabbilalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul DIABETES MELLITUS PADA PASIEN
LANSIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN PERIODE 4
DESEMBER 2016 6 JANUARI 2017 ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran
Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode 4 Desember 2016 6 Januari 2017. Penulis
juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu
Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara holistik.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang
terkait. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
26. Dr. Citra Dewi, M.Kes, DiplDK selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas yang telah membimbing
dan memberi masukan yang bermanfaat kepada kelompok kami.
27. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
28. Dr. Erlina Wijayanti, MPH selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
29. Dr. Dini Widianti, M.KK selaku sekretaris Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
30. Dr. Dian Mardhiyah, MKK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI
31. Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
32. Dr. Yusnita, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
33. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
34. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga dan Staf Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
35. Dr. Andari Rahmani Putri, MKM selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
36. Dr. Hj. Sophianita G.T. Aminy, MKK, PKK selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
37. Dr. John Erdal selaku kepala Puskesmas Kecamatan Senen yang telah memberi masukan yang bermanfaat selama berada di
Puskesmas Kecamatan Senen.
38. Dr. Yuli Hartati selaku koordinator pembimbing kepaniteraan Puskesmas Kecamatan Senen yang telah memberi masukan yang
bermanfaat selama berada di Puskesmas Kecamatan Senen.
39. Seluruh staf dan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Senen yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis
untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.
Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini dirasakan oleh penulis. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini
dapat memberi manfaat bagi semua pihak.
Wassalammu'alaikum wr. wb.
Jakarta, Januari 2017

Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS

BERKAS PASIEN
III. Identitas Pasien
Nama : Ny. Sumirah
Jenis Kelamin : perempuan
Usia : 60 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kramat Pulo RT 008 RW 009
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku Bangsa : Jawa
Status : Menikah
Tanggal Berobat : 8 Desember 2016

IV. Anamnesis
Dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 8 Desember 2016 pada pukul 10.00 WIB

8. Keluhan Utama : Lemas


9. Keluhan Tambahan : Kesemutan pada daerah kaki
10. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluhkan lemas yang dirasakan sejak satu minggu terakhir ini. Keluhan ini mengganngu pasien untuk beraktifitas sebagai
ibu rumah tangga. Keluhan lain yang dirasakan pasien yaitu sering merasa kesemutan pada kedua kaki ketika istirahat dan berjalan.
Kesemutan ini dirasakan semakin sering. Pasien datang ke puskesmas Senen juga untuk kontrol penyakit diabetes melitus yang telah
diderita kurang lebih 2 tahun. Pada hari pemeriksaan pasien melakukan pemeriksaan Gula Darah Sewaktu dan didapatkan hasil 233 mg/dL.

Awal mula penyakit menurut pengakuan pasien, sering merasa haus dan sering buang air kecil saat malam hari sehingga mengganggu
tidur pasien. Dengan inisiatif sendiri pasien datang ke puskesmas Senen untuk memeriksakan dirinya. Di puskesmas pasien diminta untuk
melakukan pemeriksaan GDS namun pasien lupa berapa hasil GDS saat itu. Pasien diberikan obat-obatan untuk mengontrol kadar gula
darahnya. Selain diberi obat untuk mengontrol gula darahnya, pasien juga diminta untuk menjaga pola makan, sering berolah raga dan
sering mengecek kadar gula darahnya.

Pasien sebagai ibu rumah tangga mengaku teratur minum obat tetapi sulit menjaga pola makan yang baik dan tidak ada waktu untuk
berolahraga. Dokter juga memberitahukan agar pasien menjaga pola makan dengan baik dan dianjurkan untuk konsultasi ke bagian gizi
yang ada di puskesmas. Pasien memang datang ke bagian gizi untuk konsultasi, namun pasien tidak menerapkan pola makan yang sudah
dianjurkan dalam praktek sehari-hari. Pasien juga mengatakan suka sekali makan makanan yang manis camilan seperti kue basah dan
meminum teh. Keluarga pasien juga tidak pernah mengingatkan pasien untuk menjaga pola makan pasien.

Pasien mengaku bahwa obat penurun gula darah sudah habis sejak 1 setengah bulan lalu dan tidak kontrol karena pasien merasa tidak
ada keluhan. Pasien khawatir keluhan muncul karena pasien sudah tidak minum obat selama 1 setengah bulan terakhir. Pasien berharap
dengan berobat ke puskesmas pasien diberikan penanganan yang baik dan benar atas keluhan yang sedang dirasakan serta pasien ingin
mengetahui bagaimana perkembangan kadar gula darah pasien saat ini. Pasien menganggap bahwa dirinya sakit merupakan hal yang wajar
karena usianya yang sudah tua.
11. Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien menderita diabetes mellitus sejak 2 tahun yang lalu.
- Riwayat penyakit hipertensi serta penyakit kronis lainnya disangkal oleh pasien.
- Riwayat alergi obat ataupun makanan disangkal oleh pasien.

12. Riwayat Penyakit Keluarga


- Ayah kandung pasien juga memiliki penyakit diabetes mellitus tetapi sudah meninggal.
13. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan orang yang cukup aktif bergaul dengan tetangga disekitar lingkungan tempat tinggalnya. Pasien juga suka
mengikuti beberapa acara/kegiatan yang diadakan oleh RT/RW setempat.
Pasien berasal dari sosial ekonomi menengah kebawah. Pasien sebagai ibu rumah tangga tidak mempunyai penghasilan. Suami
pasien bekerja sebagai supir bajaj dengan penghasilan rata-rata Rp 1.500.000/ bulan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Selama ini pasien tinggal bersama suami dan seorang anaknya.

14. Riwayat Kebiasaan


Sebelum terdiagnosa diabetes mellitus, pasien mempunyai riwayat kebiasaan makan sebanyak 2-3 kali perhari. Pasien memiliki
kebiasaan mengkonsumsi makan makanan yang manis, camilan kue basah, dan minum teh. Pasien menyangkal riwayat minum-minuman
beralkohol serta penggunaan obat-obatan tertentu jangka panjang.
Pasien mengaku jarang melakukan aktivitas olah raga karena pasien mengaku sibuk dengan pekerjaan rumah tangga sehingga tidak
mempunyai waktu untuk berolah raga. Pasien juga menganggap bahwa dengan pasien bekerja, maka dirinya sudah melakukan olah raga.

V. Pemeriksaan Fisik
7. Keadaan Umum
c. Kesan Sakit : Tampak sakit ringan
d. Kesadaran : Komposmentis

8. Vital Sign
e. Tekanan darah : 120/80
f. Frekuensi nadi : 80 x/menit
g. Frekuensi napas : 20 x/menit
h. Suhu : 36,7oC

9. Status Gizi (IMT)


e. Berat badan : 61 kg
f. Tinggi badan : 166 cm
g. Berat badan ideal : (BBI) = ( TB cm - 100 ) - ( TB cm - 100 ) x 10 %
= (166 - 100 ) (166 - 100) x 10 %
= 66 6,6
= 59,4 kg

h. IMT = BB / TB2 (m)


IMT = 61 / (1,66)2
= 61 / 2,76
= 22,1 (Normal)

10. Status Generalis


e. Kepala : normochepal, rambut berwarna hitam, tidak
mudah dicabut
Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
sekret mata (-/-)
Telinga : serumen (-/-), sekret telinga (-/-), nyeri
tekan (-/-)
Hidung : pernapasan cuping hidung (-/-), sekret
hidung (-/-).
Mulut : mukosa mulut basah
Leher : KGB tidak teraba membesar, JVP tidak
meningkat.
f. Thorax
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
wheezing(-/-)
Cor : BJ I & II normal reguler, murmur (-),
gallop (-)
g. Abdomen : Tampak datar, simetris, bising usus (+)
normal, hepar dan lien tidak teraba
membesar.
h. Ekstremitas
Atas : akral hangat, sianosis (-/-), CRT <2 detik,
Bawah : akral hangat, sianosis (-/-), CRT <2 detik.

11. Usulan Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan laboratorium tanggal 8 Desember 2016

GDS : 233 mg/dl

GDP : 153 mg/dl

GD2PP : 243 mg/dl


BERKAS KELUARGA

C. Profil Keluarga
5. Karakteristik Keluarga
d. Identitas Kepala Keluarga (KK) : suami pasien bernama Tn. Solihin berusia 63 tahun.
e. Identitas Pasangan : istri bernama Ny. Sumirah berusia 60 tahun.
f. Struktur Komposisi Keluarga

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah


No Nama Kedudukan Gender Usia Pendidika Pekerjaan
n
1 Tn. Solihin Kepala L 63 th SMP Supir bajaj
Keluarga
(Suami)
2 Ny. Istri P 60 th SMP Ibu rumah
Sumirah tangga
3 Tn. Anak I L 31 th SMA Pedagang
Herman sayur
4 Anak II L 20 th SMA
Tn. Ali Karyawan
swasta
GENOGRAM

Tn. H 78 th Ny. T 77 th Tn. B 81 th Ny. I 76 th

Tn. U 66 th Ny. S 62th Ny. S 60 th Tn. T 63 th Ny. L

57 th

Tn. H 31 th Tn. A 20 th

Keterangan: : Laki-laki : Pasien


: Perempuan : Tinggal serumah

: Meninggal

6. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


c. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah Milik sendiri
Daerah perumahan Padat Bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Luas rumah: 9 x 6 m2 Kesimpulan
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 Keluarga Tn. Solihin dan Ny.Sumirah
orang mempunyai rumah yang tidak memenuhi
Luas halaman rumah: 6 x 1 m2
kriteria rumah sehat, karena luas rumah tidak
Tidak bertingkat sesuai dengan jumlah penghuni dan tidak
Lantai rumah dari: Keramik semua anggota keluarga mempunyai kamar
Dinding rumah dari: Tembok untuk tidur. Ketersediaan air bersih dan
Jamban keluarga: Ada jamban keluarga cukup baik.
Tempat bermain: Tidak ada
Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Ny. Sumirah

d. Kepemilikan Barang-Barang Berharga


- Satu buah televisi
- Satu buah dispenser
- Satu buah kipas angin
- Satu buah rice cooker
- Satu buah kompor gas
- Satu buah setrika

7. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Perilaku terhadap sakit dan penyakit
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Ny. Sumirah terlebih dahulu membeli obat di warung.
Apabila tidak ada perubahan, keluarga Ny. Sumirah akan berobat ke Puskesmas Kecamatan Senen atau klinik terdekat.

b. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan


Seluruh anggota keluarga Ny. Sumirah mempunyai serta menggunakan kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam
pengobatan.
Tempat berobat : Puskesmas
Jaminan kesehatan : BPJS Kesehatan
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Aksesibilita Angkot Pasien jika sakit berobat ke PUSKESMAS.
s Karena dengan adanya BPJS biaya
pengobatan gratis dan jarak yang tidak
Tarif Tanpa biaya/gratis
terlalu jauh dari rumah, sehingga dapat
Kualitas Cukup memuaskan ditempuh dengan naik angkot ke
puskesmas. Dan pasien juga merasa cukup
puas dengan pelayanan kesehatan yang ada
di puskesmas.

c. Perilaku terhadap makanan


Menu makanan sehari-hari keluarga ini bervariasi. Menu makanan yang biasa dihidangkan Ny. Sumirah terdiri dari nasi,
sayur, dan lauk. Lauk yang dihidangkan bervariasi seperti telur, tahu maupun tempe. Pasien mengaku jarang makan ikan laut.
Untuk cemilan pasien biasa memakan kue-kue manis atau gorengan. Sedangkan untuk buah-buahan jarang dikonsumsi oleh
keluarga ini. Pola makan keluarga ini tiga kali sehari, pagi, siang dan malam hari. Pasien mengaku bahwa dia makan ketika
sudah merasa lapar, sehingga porsi makannya tidak terkendali dan berlebihan. Pasien juga sering meminum teh.
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Keluarga Ny. Sumirah tinggal di rumah milik sendiri yang berada pada lingkungan yang padat namun bersih. Rumah tersebut
kurang nyaman untuk ditempati oleh 4 orang anggota keluarga. Rumah tersebut memiliki 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar
mandi dan 1 ruang tengah sebagai ruang keluarga. Rumah Ny. Sumirah telah mempunyai ventilasi yang baik dibuktikan
dengan adanya jendela di setiap ruangan. Pintu rumah Ny. Sumirah sering dibiarkan terbuka pada siang hari sehingga
pencahayaan rumah ini cukup baik. Keluarga Ny. Sumirah menggunakan air sumur untuk mandi dan juga untuk diminum. Di
depan rumah terdapat tempat pembuangan sampah yang setiap seminggu 1 kali diangkut oleh petugas kebersihan.
4. Pola Konsumsi Makan Keluarga
a. Kebiasaan makan
Menu makanan sehari-hari yang dikonsumsi oleh keluarga Ny. Sumirah berganti-ganti setiap harinya. Menu makanan yang
terdiri dari nasi putih, sayur dan lauk pauk. Cita rasa yang disajikan juga bervariasi, mulai dari asam, asin dan manis. Namun, cita
rasa yang paling dominan disajikan adalah rasa manis. Satu teko berisi teh manis selalu tersedia di meja makan. Nasi yang dimasak
berasal dari program pemerintah yaitu Beras Untuk Keluarga Miskin (Raskin). Sayur yang dimasak biasanya adalah sayuran hijau,
dimasak dengan cara direbus. Lauk pauk yang sering disajikan adalah tahu, tempe, telur. Untuk buah-buahan dan susu, keluarga ini
jarang mengkonsumsinya.
Pola makan keluarga ini yaitu sebanyak tiga kali sehari yang terdiri dari sarapan, makan siang dan makan malam. Untuk
menu sarapan, keluarga ini biasanya mengkonsumsi nasi dengan lauk pauk yang dimasak sendiri oleh ny. Sumirah. Untuk selingan
diantara waktu makan, biasanya keluarga ini mengkonsumsi cemilan yang dibeli dari penjual yang lewat di depan rumah atau
pasarantara lain gorengan dan kue basah.
Untuk Ny. Sumirah sendiri, biasanya makan sebanyak tiga kali sehari. Minuman yang selalu dikonsumsi adalah air mineral
dan juga teh manis yang biasanya diminum minimal 4 gelas perhari dan juga Ny. Sumirah suka mengkonsumsi cemilan jenis
gorengan dan kue jajanan pasar yang terasa manis. Setelah terdiagnosa diabetes mellitus, Ny. Sumirah agak mengurangi porsi
makanannya dan juga mengurangi makan makanan yang mnais-manis.
b. Upaya penerapan pola gizi seimbang
Menu makanan gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari nasi, lauk dan pauk, sayur mayur, buah dan susu. Namun
menu makan sehari-hari keluarga Ny. Sumirah yang biasa disajikan oleh pasien terdiri dari nasi, tahu atau tempe dan untuk
sayurannya pasien lebih sering merebus sayuran tersebut, sedangkan konsumsi buah-buahan jarang sekali serta tidak
mengkonsumsi susu.
Food Recall (Pola makan dalam tiga hari)
Pagi, 8 Desember 2016
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 175 kal 40 gr 4 gr
Telur dadar 125 kal 7 gr 10 gr
Teh manis 75 kal 13gr

Tahu goreng 75 kal 7 gr


5 gr 3 gr
Tahu
Tempegoreng
37,5 kal 3,5 gr 2,5 gr
Tempe

Siang, 8 Desember 2016


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 175 kal 40 gr 4 gr
Gulai telur 236 kal 7 gr 15 gr
Tempe 2 ptg 75 kal 7gr 5 gr 3 gr
Malam, 8 Desember 2016
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Pisang goreng 2 380 kal 64 gr 10 gr
ptg
Kopi 20 kal 5 gr 1 gr

2 kue basah 500 kal 32 gr 10 gr 2 gr

Total kalori 1.873,5 kal 211,5 gr 80,5 gr 53 gr

Pagi, 10 Desember 2016


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi piring 87,5 kal 20 gr 2 gr
Indomie rebus 175 kal 40 gr 4 gr
Kopi 20 kal 5 gr
Siang, 10 Desember 2016
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 175 kal 40 gr 4 gr
Tumis kangkung 25 kal 5 gr 1 gr
Tahu 75 kal 7gr 5 gr 3 gr

Tempe 2 ptg 75 kal 7gr 5 gr 3 gr


Malam, 10 Desember 2016
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
4 Kue basah 1000 kal 128 gr 20 gr 4 gr
Teh manis 75 kal 13gr
Total kalori 1.707,5 kal 265 gr 41 gr 10 gr
Pagi, 12 Desember 2016
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi uduk 360 kal 60 gr 11,5 gr 7,5 gr
Bakwan 281 kal 32,5 gr 6,5 gr 1,5 gr
Teh manis 75 kal 13 gr
Siang, 12 Desember 2016
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Gado - gado 210 kal 21 gr 8,5 gr 9,5 gr
3 Kue basah 750 kal 96 gr 15 gr 3 gr
kopi 20 kal 5 gr 1 gr

Malam, 12 Desember 2016


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 175 kal 40 gr 4 gr
2 Telur dadar 250 kal 14 gr 20 gr

Total kalori 2.121 kal 267,5 gr 59,5 gr 42,5 gr

Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah
makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
Masalah Gizi Nutrisi merupakan bagian dari perawatan diabetes untuk segala usia, tetapi ada pertimbangan tambahan untuk
lansia dengan diabetes. Meskipun kebutuhan energi menurun dengan usia, kebutuhan nutrien dan kalori pada lansia lebih rendah.
Pola makan yang ketat harus diperhatikan pada lansia diabetes
Penegakan diagnosis DM ditemukannya keluhan klasik ditambah dengan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL. Dan dari
hasil wawancara dengan Ny. Sumirah didapatkan keluhan Ny. Sumirah merasa lemas, kesemutan pada kaki, sering merasa haus dan
sering buang air kecil saat malam hari. Pada pemeriksaan laboratorium Ny. Sumirah didapatkan GDS 233 mg/dl.
Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total. Setiap penyandang diabetes
sebaiknya mendapat TNM sesuai dengan kebutuhannya guna mencapai sasaran terapi.
Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gizi, umur, ada tidak nya stress akut, dan kegiatan jasmani. Penentuan
status gizi dapat dipakai indeks masa tubuh (IMT) atau rumus brocca.
Penentuan status gizi Ny. Sumirah berdasarkan rumus brocca : Ny. Sumirah berusia 60 tahun, mempunyai tinggi badan 166
cm dan berat badan 61 kg, dalam kesehariannya hanya melakukan aktivitas ringan.

Perhitungan kebutuhan kalori:


Kebutuhan kalori:
Berat badan ideal
= (TB 100) (TB 100) x 10%
= (166 100) (166) x 10% = 59,4 kg

IMT
= BB / TB2 (m)
= 61 / (1,66)2
= 61 / 2,76
= 22,1 (Normal)
Jumlah kebutuhan kalori per hari:
- Kebutuhan kalori basal
= BB ideal x 30 kkal
= 59,4 x 30 kkal = 1782 kkal
- Umur diantara 60-69 tahun dikurangi 10%
= 10% x 1782 kkal = 178,2 kkal
- Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 10%
= 10% x 1782 kkal = 178,2 kkal

Jadi, total kebutuhan kalori per hari untuk pasien adalah


= 1782 178,2 + 178,2
= 1782 kkal

Contoh pola diet untuk pasien dengan diet 1782 kkal:


Dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan
pagi 20% (356,4 kkal),
siang 30% (534,6 kkal),
malam 25% (445,5 kkal),
snack 20-25% (356,4-445,5 kkal).
Kebutuhan Karbohidrat
= 60% x 1782 kkal = 1069,2 kkal (setara 267,3gr karbohidrat)
Kebutuhan Protein
= 20% x 1782 kkal = 356,4 kkal (setara 89,1 gr protein)
Kebutuhan Lemak
= 20% x 1782 kkal = 356,4 kkal (setara 39,6 gr lemak)

Setelah menghitung jumlah BBI, kebutuhan energi/kalori serta kebutuhan zat gizi pada pasien, juga dengan melihat food recall
pasien selama 3 hari sebelum datang ke puskesmas didapatkan total rata-rata makan pasien selama 3 hari sebesar 1900 kal
sedangkan kebutuhan pasien dalam sehari sebesar 1782 kal sehingga dibutuhkan pengurangan kalori sebesar 118 kal. Maka dapat
disimpulkan bahwa setiap harinya menu makan pasien lebih dari jumlah kalori yang dibutuhkan setiap harinya, sehingga
penatalaksanaan nutrisi pada Ny. Sumirah menjadi tidak maksimal.

Kesimpulan
Ny. Sumirah tidak teratur dalam melakukan terapi gizi medis. Mengakibatkan penatalaksanaan nutrisi pada Ny. Sumirah
menjadi tidak maksimal.

12. Pola Dukungan Keluarga


c. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Fasilitas sarana transportasi dan angkutan umum yang tersedia cukup memudahkan keluarga Ny. Sumirah (pasien)
untuk menjangkau Puskesmas dan pelayanan kesehatan terdekat. Pasien yang lebih banyak menghabiskan waktu dirumah
seharusnya bisa menjaga pola makan yang sesuai kebutuhan kalori.

d. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga


Pasien dalam menyajikan makanan sehari-hari tidak mengikuti aturan pola makan dan sering sekali memasak
masakan yang mengandung minyak dan manis seperti kesukaan pasien. Pasien sudah teratur meminum obat, setiap paginya
pasien sudah menyediakan obat dan meminumnya. Kalau obatnya sudah habis dan tidak ada keluhan, pasien malas untuk
berobat dan kontrol ke Puskesmas.

D. Struktur Keluarga
5. Bentuk keluarga
Keluarga terdiri dari kepala keluarga (KK) yang merupakan suami pasien bernama Tn. Solihin berusia 63 tahun dan Ny.
Sumirah sebagai pasien berusia 60 tahun. Selain itu, ada anak pasien yang bernama Herman berusia 31 tahun belum menikah dan
tinggal bersama pasien, Ali berusia 20 tahun yang tinggal bersama pasangan ini. Bentuk keluarga adalah nuclear family atau
keluarga inti karena terdiri atas ayah, ibu dan anak.

6. Tahapan siklus keluarga


Tahapan siklus keluarga menurut Duvall pada keluarga Tn. Solihin dan Ny. Sumirah termasuk ke dalam tahap ke 7 yaitu
keluarga dalam masa pensiun dan lansia.

7. Dinamika Keluarga
Masalah dalam keluarga Ny. Sumirah adalah pasien dan keluarga kurang mengerti pola makan yang sehat dan seimbang
yang sesuai bagi pasien peyakit diabetes mellitus. Keluarga juga kurang memberikan perhatian yang lebih kepada kesehatan
pasien, contohnya adalah mengingatkan untuk meminum obat secara teratur, berobat secara teratur dan juga mengingatkan untuk
mengecek kadar gula darah setiap bulannya.
Hubungan antara Ny. Sumirah cukup baik antar anggota keluarganya. Namun keluarga Ny. Sumirah jarang berkumpul
karena sibuk dengan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Gambar 3. Dinamika Keluarga Ny. Sumirah

8. Fungsi Keluarga
a) Fungsi Biologis
Keluarga Ny. Sumirah telah menjalankan fungsi biologis suatu keluarga dengan baik yaitu telah meneruskan keturunannya,
lalu telah membesarkan anak-anaknya hingga dewasa.
b) Fungsi Psikologis
Keluarga Ny. Sumirah telah saling memberikan rasa aman dan rasa kasih sayang terhadap masing-masing anggota keluarga.
Ny. Sumirah merasa kurang mendapatkan perhatian karena suami dan kedua anaknya sibuk bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
c) Fungsi Sosial
Keluarga Ny. Sumirah telah menjalankan fungsi sosial dengan benar, baik terhadap sesama anggota keluarga ataupun terhadap
tetangga di lingkugan sekitar. Ny. Sumirah juga meneruskan nilai-nilai budaya yang ada di keluarga kepada anak-anaknya.

d) Fungsi Ekonomi
Ny. Sumirah sebagai ibu rumah tangga dan kurang dapat berperan dalam fungsi ekonominya dan suaminya hanya bekerja
sebagai supir bajaj yang kurang dapat menghasilkan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ny. Sumirah tidak dapat
menyisihkan sebagian penghasilan karena uang yang didapat suaminya hanya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

e) Fungsi Pendidikan
Ny. Sumirah menjalankan fungsi pendidikan dengan menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA) agar anak-anaknya mempunyai pengetahuan dan keterampilan sehingga terbentu perilaku anak yang sesuai dengan
bakat dan minat yang dimiliknya.

E. Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam Keluarga


7. Masalah dalam organisasi keluarga
Dalam struktur keluarga, kepala keluarga yang masih aktif bekerja sebagai supir bajaj dan pasien sebagai istri tidak bekerja.
Kedua anak yang tinggal serumah dan sibuk bekerja dan lebih banyak menghabiskan waktu di luar membuatnya kurang memiliki
waktu untuk memperhatikan kondisi ibunya.
8. Masalah dalam fungsi biologis
Pasien memiliki riwayat penyakit keluarga diabetes mellitus, yaitu Ayah kandung. Saat ini pasien menderita penyakit
diabetes melitus. Jari-jari kaki pasien juga mulai sering kesemutan. Terkadang tubuh pasien juga terasa lemas.
9. Masalah dalam fungsi psikologis
Suami pasien adalah seorang suami yang sibuk berkerja dan berpenghasilan pas-pasan. Anak-anak pasien kurang
memberikan perhatian kepada pasien sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien juga dinilai kurang.
10. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari suami pasien sendiri yang berasal dari supir bajaj, yang dirasakan
masih kurang dalam memenuhi kebutuhan sehari hari, dan terkadang anak pasien memberikan sedikit penghasilannya untuk
membantu orangtuanya. Biaya pengobatan pasien di tanggung BPJS sehingga tidak ada kendala.
11. Masalah lingkungan
Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan cukup padat penduduk dengan letak rumah yang berdekatan satu
sama lainnya. Kebersihan lingkungan di sekitar rumah pun terjaga dengan baik. Tingkat pencemaran udara di lingkungan rumah
pasien cukup tinggi karena terletak di pinggir jalan yang ramai dilewati kendaraan bermotor.
12. Masalah perilaku kesehatan
Keluarga kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Pasien juga tidak memiliki motivasi
yang kuat untuk menjaga pola makan, sehingga pasien sering makan makanan yang tinggi kalori. Pasien malas datang ke
Puskesmas untuk kontrol penyakitnya.
F. Diagnosis Holistik
1. Aspek personal (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi)
- Alasan datang :
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Senen dikarenakan merasa lemas yang sudah dirasakan dalam waktu satu minggu
dan disertai dengan rasa kesemutan.
Pasien mengaku bahwa obat penurun gula darah sudah habis sejak 1 setengah bulan lalu dan tidak kontrol karena pasien
merasa tidak ada keluhan.
- Kekhawatiran :
Pasien khawatir kalau keluhan muncul dan kadar gula darahnya akan tinggi oleh karena pasien sudah tidak minum obat
penurun kadar gula darah tersebut sejak 1 setengah bulan yang lalu.

- Harapan :
Harapan pasien adalah pasien diberikan penanganan yang baik dan benar atas keluhannya yang sedang dirasakan serta pasien
ingin mengetahui bagaimana perkembangan kadar gula darah pasien saat ini.
- Persepsi penyakit :
Pasien sudah mengetahui apa penyakit yang sedang dideritanya namun pasien masih malas-malasan dalam mengatur pola
makannya dan juga pasien malas untuk berobat dan mengecek kadar gula darahnya dikarenakan pasien belum terlalu mengerti
bahaya yang ditimbulkan akibat gula darah yang tidak terkontrol.

2. Aspek klinik
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan diagnosis Diabetes Mellitus tipe II tidak
terkontrol dengan komplikasi neuropati diabetik.

3. Aspek risiko internal


- Pola makan Ny. Sumirah kurang baik karena belum mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan aturan Terapi Nutrisi Medis
(TNM) yang merupakan bagian dari tatalaksana pasien diabetes mellitus
- Asupan kalori yang berasal dari makanan yang dimakan pasien sehari-hari melebihi dari kebutuhannya sebesar 118 kal.
- Pasien jarang melakukan olahraga.
- Ayah kandung pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus.

4. Aspek risiko eksternal/psikososial keluarga


- Kurangnya komunikasi antara pasien dan anggota keluarga dikarenakan kesibukan masing-masing sehingga keluarga kurang
memperhatikan kesehatan pasien. Keluarga juga tidak mengingatkan pasien untuk berobat secara teratur, mengecek kadar gula
darahnya setiap bulan dan juga untuk meminum obat secara teratur.
- Keluarga kurang mengerti pola makan yang baik dan benar bagi pasien diabetes mellitus sehingga makanan yang disajikan di
rumah yang juga akan dimakan oleh pasien tidak berpedoman pada Terapi Nutrisi Medis (TNM).

5. Aspek fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di dalam maupun diluar rumah, fisik ,maupun
mental)
Derajat tingkat aktivitas pada pasien ini menurut skala ICPC 2 yaitu derajat 1 karena pasien dapat melakukan aktivitas
sendiri dan menjalankan fungsi sosial dalam kehidupannya. Namun pasien mengaku kadang kala terganggu dengan diabetes
mellitus yang dideritanya terutama ketika tangan atau kakinya mulai terasa kesemutan dan badan terasa lemas. Identifikasi derajat
fungsional pasien berdasarkan ICPC 2 dan alasannya, yaitu :
- Level 1 : tidak ada keterbatasan fungsi apapun
- Level 2 : mulai ada keterbatasan fungsi
- Level 3 : banyak keterbatasan fungsi
- Level 4 : sangat banyak keterbatasan fungsi (kegiatan harian di rumah)
- Level 5 : tidak bisa beraktivitas sama sekali (full bed)
G. Rencana Pelaksanaan
Tabel 5. Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan


Aspek Menjelaskan mengenai penyakit diabetes serta Pasien Saat pasien berobat ke Sadar akan pentingnya untuk Tidak menolak
personal komplikasi dari penyakit tersebut edukasi dan Puskesmas dan saat kunjungan kontrol gula darah, berobat dan
motivasi pasien akan pentingnya kontrol, berolah ke rumah pasien sebanyak 1 kali fungsi dan pola makan yang
raga, menjaga pola makan, dan kepatuhan minum baik
obat

Aspek klinik Memberikan obat kencing manis (Diabetes Pasien Pada saat kunjungan ke DM terkontrol, mencegah Tidak menolak
Mellitus),dan menjelaskan fungsi obat dan cara puskesmas komplikasi
konsumsinya yaitu : glibenklamid 1x5 mg (30
menit sebelum makan pagi) dan metformin 2x500
(30 menit setelah makan) yang berfungsi untuk
menurunkan kadar gula darah.dan diberikan
tambahan vitamin B12 dosis 1x1 untuk keluhan
kesemutan.

Aspek risiko Makanan yang perlu dihindari adalah makanan Pasien dan keluarga Pada saat di puskesmas dan saat Pasien mampu mengelola dan Tidak menolak
internal yang banyak mengandung karbohidrat sederhana, kunjungan ke rumah paham pola makan yang baik
makanan yang banyak mengandung kolesterol, bagi penyandang diabetes
lemak trans dan lemak jenuh yang meningkatkan mellitus
kolesterol darah dan makanan yang banyak
mengandung natrium. Bagi glukosa darah yang
sudah terkendali gula dapat dikonsumsi tidak lebih
dari 5% kebutuhan energi. Makanan yang di
anjurkan adalah sumber karbohidrat kompleks,
makanan tinggi serat, makanan yang diolah dengan
sedikit minyak.
Aspek Menganjurkan keluarga memberi dukungan kepada Pasien dan keluarga Pada saat kunjungan ke rumah Keluarga memberi perhatian Tidak menolak
psikososial pasien agar selalu menjaga kesehatannya dan selalu dan dukungan lebih kepada
keluarga mengingatkan pasien untuk minum obat dan kontrol pasien dan pasien lebih
gula darah, dan mendukung pola diet pasien. termotivasi untuk sembuh
Menganjur-kan kepada keluarga pasien untuk
meningkat-kan komunikasi yang baik dengan
pasien
Aspek Menurunkan berat badan, menganjurkan untuk Pasien dan keluarga Pada saat kunjungan ke rumah Kondisi tubuh pasien lebih sehat Tidak menolak
fungsional latihan jasmani seperti senam diabetes minimal 30 dan kuat
menit tiap kali, sebanyak 3-4x/minggu
Menyarankan pasien untuk latihan jasmani seperti :
jalan kaki, senam diabetes ,bersepeda santai, joging
dan berenang.
F. Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanasionam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam
LAMPIRAN

Dokumentasi Home Visit


STUDI KASUS PASIEN

DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA LANSIA DENGAN KONFLIK INTERNAL KELUARGA MELALUI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN
PERIODE 5 DESEMBER 2016 6 JANUARI 2017
KELOMPOK 8
Putri Adnyani 1102011211

PEMBIMBING:
dr. Citra Dewi, M.kes, Dipl DK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 06 DESEMBER 2016 07 JANUARI 2017

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA LANSIA DENGAN

KONFLIK INTERNAL KELUARGA MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI


PUSKESMAS KECAMATAN SENEN PERIODE 5 DESEMBER 2016 6 JANUARI 2017 initelah disetujui oleh
pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Januari 2017


Pembimbing,
dr. Citra Dewi, M.kes, Dipl DK

KATA PENGANTAR

Assalamua`alaikum wr.wb.
Alhamdulillahirabbilalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA
LANSIA DENGAN KONFLIK INTERNAL KELUARGA MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN PERIODE 5 DESEMBER 2016 6 JANUARI 2017 ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran
Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode 6 Desember 2016-7 Januari 2017.Penulis
juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu
Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara holistik.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang
terkait. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
40. Dr. Citra Dewi, M.Kes, Dipl DK selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas yang telah membimbing
dan memberi masukan yang bermanfaat kepada kelompok kami.
41. Dr.Sugma Agung Purbowo, MARS selakuKepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
42. Dr. Erlina Wijayanti, MPHselaku koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
43. Dr.Dini Widianti, M.KKselaku sekretaris Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
44. Dr. Dian Mardhiyah, MKK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI
45. Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PHselaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
46. Dr. Yusnita, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
47. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
48. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga dan Staf Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
49. Dr. John Erdalselaku kepala Puskesmas Kecamatan Senenyang telah memberi masukan yang bermanfaat selama berada di
Puskesmas Kecamatan Senen
50. Dr. Yulianiselaku koordinator pembimbing kepaniteraan Puskesmas Kecamatan Senen yang telah memberi masukan yang
bermanfaat selama berada di Puskesmas Kecamatan Senen.
51. Seluruh staf dan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Senenyang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis
untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.
52. Rekan Sejawat Kelompok 8Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran
YARSI yang telah bekerja sama dalam menyusun laporan ini.
Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini dirasakan oleh penulis.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang.Semoga laporan ini
dapat memberi manfaat bagi semua pihak.
Wassalammu'alaikum wr. wb.

Jakarta, Januari 2017


Penulis

BAB I
LAPORAN KASUS

BERKAS PASIEN
VI. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 51 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kramat Raya 8 no 2, RT.002/RW.004, Kec. Senen, Jakarta Pusat.
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Suku Bangsa : Jawa
Status : Menikah
Tanggal Berobat : 15 Desember 2016
VII. Anamnesis
Dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 15 Desember 2016 pada pukul 11.00 WIB

15. Keluhan Utama : Badan terasa lemas


16. Keluhan Tambahan : Kesemutan dan Pegal-pegal
17. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Puskesmas Senen, dengan keluhan badan terasa lemas sudah selama satu minggu yang lalu.Lemas badan
dirasakan mengganggu aktivitas sehari-hari.Pasien juga mengeluhkankesemutan pada tangan dan kaki, serta badan terasa pegal-
pegal.Keluhan pandangan buram dan gatal-gatal disangkal oleh pasien.
Pasien mengatakan sejak satu tahun yang lalu pasien sering merasa lemas seluruh badan disertai rasa lapar dan haus, serta sering
buang air kecil kurang lebih empat kali di malam hari sehingga mengganggu tidur pasien.
Keluhan berat badan menurun tidak disadari oleh pasien.Lalu pasien ke dokter klinik dan dilakukan pemeriksaan gula darah untuk
pertama kalinya, dan didapatkan hasil gula darah sewaktu 320 mg/dL. Sejak saat itu pasien didiagnosa oleh dokter terkena penyakit gula
atau kencing manis (diabetes mellitus). Pasien diberikan obat-obatan untuk mengurangi kadar gula darahnya. Lalu pasien disarankan untuk
mengubah pola makan dan gaya hidup serta selalu cek gula darah dan kontrol berobat setiap bulannya. Tetapi pasien tidak melakukannya,
pasien mengatakan hanya berobat jika badannya mulai terasa lemas dan mulai mengganggu.Terakhir kali pasien kontrol penyakitnya
sekitar dua bulan yang lalu.
Pasien juga mengaku sering lupa minum obat.Obat yang sebelumnya diberikan oleh dokter yaitu glibenklamid dan metformin.
Pasien mengatakan jika pasien lupa minum obat,keluargapasienterkadang jarang ada mengingatkannya.
Menurut pengakuan, pasien dianjurkan oleh dokter untuk giat berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu, namun pasien tidak
mengerjakannya dengan alasan sibuk berdagang dan malas jika hanya berolahraga sendiri.Dokter juga memberitahukan agar pasien
menjaga pola makan dengan baik dan dianjurkan untuk konsultasi ke bagian gizi yang ada di puskesmas.Pasien memang datang ke bagian
gizi untuk konsultasi, dan pasien pun menerapkan sebagian pola makan yang sudah dianjurkan dalam praktek sehari-hari, seperti contoh
pasien mulai mengurangi porsi makan nasi.Namun pasien mengaku masih sulit dalam mengatur pola makan.Hal tersebut diakui pasien
berkaitan juga dengan motivasinya yang masih kurang untuk sembuh, pasien juga menganggap penyakitnya bukan penyakit yang serius.

18. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien menderita diabetes mellitus sejak satu tahun yang lalu.pasien sering merasa lemas seluruh badan disertai rasa lapar dan haus,
serta sering buang air kecil kurang lebih empat kali di malam hari sehingga mengganggu tidur pasien. Lalu pasien ke dokter klinik dan
dilakukan pemeriksaan gula darah untuk pertama kalinya, dan didapatkan hasil gula darah sewaktu 320 mg/dL.
Sejak saat itu pasien didiagnosa oleh dokter terkena penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus). Pasien diberikan
glibenklamid dan metformin. Lalu pasien disarankan untuk mengubah pola makan dan gaya hidup serta selalu cek gula darah dan kontrol
berobat setiap bulannya. Tetapi pasien tidak melakukannya, pasien mengatakan hanya berobat jika badannya mulai terasa lemas dan mulai
mengganggu.Terakhir kali pasien kontrol penyakitnya sekitar dua bulan yang lalu.Pasien juga mengaku sering lupa minum obat.Riwayat
hipertensi, riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal.

19. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien memiliki ibu kandung yang memiliki riwayat diabetes mellitus
Riwayat penyakit asma, alergi disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit paru disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal

20. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien berasal dari sosial ekonomi menengah.Pasien sebagai pedagang warung mempunyai penghasilan Rp 1.000.000.Suami pasien
bekerja sebagai pedagang keliling dengan penghasilan rata-rata Rp 1.500.000/ bulan.Anak pasien bekerja sebagai buruh dengan
penghasilan rata-rata Rp. 1.000.000/bulan.Selama ini pasien tinggal bersama suami dan satu anaknya.

21. Riwayat Kebiasaan


Sebelum terdiagnosa diabetes mellitus, riwayat kebiasaan makan pasien dalam sehari adalah 2-3 kali/hari. Mengkonsumsi makanan
yang manis seperti minum teh manis dan gorengan.Pasien tidak memiliki kebiasaan olahraga karena ia beranggapan bahwa berjalan
kepasar dan melakukan pekerjaan rumah tangga cukup menguras tenaga dan keringat dan dianggap oleh pasien sama saja dengan olahraga.
Pasien memiliki kebiasaan merokok tetapi menyangkal riwayat mengkonsumsi minum-minuman beralkohol.

VIII. Pemeriksaan Fisik


13. Keadaan Umum
e. Kesan Sakit : Tampak Sakit Ringan
f. Kesadaran : Composmentis
14. Vital Sign
i. Tekanan darah : 130/80
j. Frekuensi nadi : 82 x/menit
k. Frekuensi napas : 22 x/menit
l. Suhu : 36,4oC
15. Status Gizi (IMT)
i. Berat badan : 50 kg
j. Tinggi badan : 159 cm
k. Berat badan ideal : (BBI) = ( TB cm - 100 ) - ( TB cm - 100 )x10 %
= (15- 100 ) (59)x10%
= 59 5,9
= 53,1 kg
l. IMT = BB / TB2 (m)
IMT =50 / (1,59)2
= 50 / 2,5
=20 ( Normal)
16. Status Generalis
i. Kepala : Normochepal
Mata : konjungtiva anemis (-/-),sklera ikterik (-/-),
sekret mata (-/-).
Telinga : serumen(-/-), keluar sekret dari telinga (-/-).
Hidung : pernapasan cuping hidung (-/-), sekret
hidung (+/+).
Mulut : mukosa mulut basah
Leher : KGB tidak teraba membesar,JVP tidak
meningkat.

j. Thorax
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
wheezing(-/-)
Cor :BJ I &II normal reguler, murmur (-),
Gallop(-)
k. Abdomen : Tampak datar, simetris, bising usus (+)
normal, hepar dan lien tidak teraba
membesar
l. Ekstremitas
Atas : akral hangat, sianosis (-/-), CRT <2 detik,
Bawah : akral hangat, sianosis (-/-),CRT<2 detik.

17. Usulan Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan gula darah kapiler tanggal 15 Desember 2016
GDS :320 mg/dL

BERKAS KELUARGA

H. Profil Keluarga
8. Karakteristik Keluarga
g. Identitas Kepala Keluarga (KK) : Tn. M berusia 55 tahun
h. Identitas Pasangan : Ny. S berusia 51 tahun
i. Struktur Komposisi Keluarga
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
No Nama Kedudukan Gender Usia Pendidika Pekerjaa
n n
1 Tn. M Kepala
Keluarga L 55 th SMA Pedagang
(Bapak)
2 Ny. S
Istri(Ibu) P 51 th SMP Pedagang

3 Nn. S
Anak 1 P 20 th SMA Buruh

9. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


e. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah Milik sendiri.
Daerah perumahan Padat Bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Luas rumah: 9 x 6 m2 Kesimpulan
Jumlah penghuni: 3 (tiga) orang. Ny. Siti Nahtinggal bersama suami dan
Bertingkat/tidak bertingkat: tidak
anaknya, di suatu rumah milik sendiri dengan
bertingkat
lingkungan yang padat bersih. Keadaan rumah
Lantai rumah: keramik
Dinding rumah: tembok sudah cukup memadai dengan telah adanya
Jamban keluarga: ada jamban dan pembuangan sampah,
Ketersediaan air bersih: ada (PAM)
sertasumber air bersih.
Tempat pembuangan sampah: ada
Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Ny. S

f. Kepemilikan Barang-Barang Berharga


9. satu buah sepeda motor
10. satu buah televisi 21 inch
11. satu buah lemari es satu pintu
12. dua buah kipas angin
13. satu buah kompor gas
14. tiga buah telepon genggam

10. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


c. Tempat berobat : Puskesmas
d. Jaminan kesehatan : BPJS Kesehatan

11. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan


Faktor Keterangan Kesimpulan
Aksesibilita Kendaraan umum Jika ada yang sakit, langsung dibawa ke puskesmas,
s atau motor karena biaya yang gratis dan jarak yang tidak terlalu
jauh dari rumah. Ny.S mengatakan merasa cukup
Tarif Gratis
puas dengan pelayanan di Puskesmas Kecamatan
Kualitas Cukup memuaskan Senen.
5. Pola Konsumsi Makan Keluarga
a. Kebiasaan makan
Menu makanan sehari-hari keluarga Ny. S bervariasi. Menu makanan yang biasa dihidangkan sendiriterdiri dari nasi, sayur,
dan lauk.Cita rasamakanan yang paling sering dihidangkan adalah manis. Sayur yang sering dimasak cukup bervariasi antara lain
sayuran hijau baik direbus atau ditumis. Lauk yang dihidangkan bervariasi seperti ayam, Ikan asin, telur, tahu maupun tempe.
Sedangkan untuk buah-buahan jarang dikonsumsi oleh keluarga ini. Pola makan keluarga ini tiga kali sehari, terdiri dari sarapan
pagi, makan siang dan makan malam, diantaranya terkadang keluarga ini mengkonsumsi gorengan dan kue pasar sebagai sarapan
pagi.Di dalam sehari, Ny. S memiliki kebiasaan makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari. Begitu juga teh manis tak jarang kopi,
merupakan jenis minuman yang paling sering dikonsumsi, bisa lebih dari dua gelas dalam sehari dan ditambah kebiasaannya yang
suka mengkonsumsi gorengan dan kue-kue manis. Setelah terdiagnosis diabetes mellitus, dalam satu tahun terakhir ini Ny. S, mulai
mengurangi makanan yang manis-manis dan mulai mengurangi porsi makannya.

b. Upaya penerapan pola gizi seimbang


Keluarga Ny. S tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari, karena pengetahuan
mengenai pola makan gizi seimbang kurang. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:

Food recall (Pola makan dalam tiga hari terakhir).


Pagi, 11 Desember 2016
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 250 kal 40 gr 4 gr

Ayam tanpa 50 kal 7 gr 2 gr


kulit

Teh manis 50 kal 12 gr

Siang, 11 Desember 2016

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 300 kal 40 gr 4 gr

Telur ayam 75 kal 7 gr 5 gr

Minyak kelapa 50 kal 5 gr

Teh manis 50 kal 12 gr

Jeruk 50 kal 12 gr

Tempe goreng 350 kal 47 gr 9 gr 12 gr


Malam, 11 Desember 2016

Menu Kalori Karbohidrat Protein Le/mak

Pisang goreng 450 kal 76 gr 4 gr

Kopi manis 100 kal 12 gr 1

Total kalori 1.750 kal 251 gr 35 gr 23 gr

Pagi, 13 Desember 2016

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 300 kal 20 gr 2 gr

Indomie rebus 175 kal 40 gr 4 gr

Kopi sdm gula 20 kal 6 gr

Pisang goreng 425 kal 76 gr 4 gr

Teh manis 50 kal 12 gr

Siang, 13 Desember 2016


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 275 kal 40 gr 4 gr

Tumis kangkung 75 kal 5 gr 1 gr 5 gr

Tahu 75 kal 7gr 5 gr 3 gr

Malam, 13 Desember 2016

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Biskuit 175 40 4

Teh manis 50 kal 12 gr

Total kalori 1.607 kal 258 gr 24 gr 8 gr

Pagi, 15 Desember 2016

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Mie goreng 175 kal 40 gr 4 gr

Telur dadar 125 kal 7 gr 10 gr

Teh manis 50 kal 12 gr

Siang, 15 Desember 2016

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak


Nasi 300 kal 40 gr 4 gr

Ikan asin 100 kal 7 gr 7 gr

Ayam dengan kulit 300 kal 7 gr 18 gr

Bakso + bihun 250 kal 40 gr 11 gr 5 gr

Malam, 15 Desember 2016

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 175 kal 40 gr 4 gr

Telur dadar 125 kal 7 gr 10 gr

Teh manis 50 kal 12 gr

Total kalori 1.700 kal 184 gr 51 gr 50 gr

Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah
makanan,terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
Masalah Gizi Nutrisi merupakan bagian dari perawatan diabetes untuk segala usia, tetapi ada pertimbangan tambahan untuk
lansia dengan diabetes. Meskipun kebutuhan energi menurun dengan usia, kebutuhan nutrient dan kalori pada lansia lebih rendah.
Lansia mungkin berisiko untuk gizi karena anoreksia, perubahan rasa dan bau,kesulitan menelan, masalah mulut / gigi, dan
fungsional gangguan yang menyebabkan kesulitan makanan. Pola makan yang ketat harus diperhatikan pada lansia diabetes
Penegakan diagnosis DM ditemukannya keluhan klasik+ glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL.Dan dari hasil wawancara
dengan Ny. S didapatkan keluhan Ny. S sering buang air kecil pada malam hari, mudah haus, mudah lapar, badan terasa lemas dan
nafsu makan meningkat, berat badan tidak disadari turun. Pada pemeriksaan laboratorium Ny.S didapatkan GDS 320 mg/dl.
Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total.Setiap penyandang diabetes
sebaiknya mendapat TNM sesuai dengan kebutuhannya guna mencapai sasaran terapi.
Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gizi, umur, ada tidak nya stress akut, dan kegiatan jasmani. Penentuan
status gizi dapat dipakai indeks masa tubuh (IMT) atau rumus brocca.
Penentuan status gizi Ny. S berdasarkan rumus brocca :Ny. S berusia 51 tahun, mempunyai tinggi badan 159 cm dan berat
badan 50 kg , dalam kesehariannya hanya melakukan aktivitas ringan.
Perhitungan kebutuhan kalori:

Kebutuhan kalori:
Berat badan ideal = (TB 100) (TB 100)x10% = (159 100) (50)x10% = 53,1 kg
IMT = BB / TB2 (m)=50 / (1,59)2= 50 / 2,5= 20 (Normal)
Jumlah kebutuhan kalori per hari:
- Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 25 kalori = 53,1 x 25 kal = 1327,5 kkal
- Umur di atas 40 tahun dikurangi 5% = 5% x 1327,5 kal = 66,37kkal
- Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 10% = 10% x 1327,5 kal = 132,75 kkal
Jadi, total kebutuhan kalori per hari untuk pasien adalah 1327,5 66,375 + 132,75 = 1393,8 kkal (1400kkal)
Contoh pola diet untuk pasien dengan diet 1400 kkal:

Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3


JADW
Makanan Juml Makanan Jumla Makanan Jumlah
AL
ah h
Pagi Nasi gelas 175 Nasi gelas 175 Nasi gls 175
Bakso 10 bj sdg 75 Susu Sapi 1 gls 125 Susu Sapi 1 gls 125
Susu Sapi 1 gls 125 Sosis ptg 150
Minyak kelapa 2 100
sdt
Snack Apel 1 buah 50 Kolang Kaling 4 40 Rambutan 8 50
buah sdg buah
Siang Nasi gelas 175 Nasi gelas 175 Nasi gelas 175
Telur Ayam 2 btr 150 Ikan 1 ptg sdg 50 Ikan 1 ptg sdg 50
Bayam 2 gelas Minyak Kelapa 5 250 Minyak kelapa 3 150
50 sdt sdt

Snack Jambu Air 2 buah 50 Belimbing 2 buah 100 Lychee 8 buah 40


besar besar
Malam Nasi gelas 175 Nasi gls 175 Nasi gls 175
Bebek ptg sdg 75 Udang Segar 5 50 Ikan Asin 2 ptg 100
Tempe 2 ptg sdg 75 ekor sdg kecil
Minyak Kelapa 4 200 Kuning Telur 75 Kol 2 gelas 50
sdt Ayam 2 butir
Minyak Kelapa 3 150
sdt
Snack Kolang Kaling 4 40 Anggur 20 buah 50 Pepaya 1 ptg 50
buah sdg sdg besar
Total 1415 1415 1390

Asupan kalori yang diterima oleh Ny. S tidaklah sesuai dengan kebutuhan kalori yang seharusnya, karena Ny. S sering
melanggar pemberian asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan gizi beliau. Sehingga penatalaksanaan nutrisi pada Ny. S tidak
maksimal.

Kesimpulan
Ny. S tidak teratur dalam melakukan terapi gizi medis. Mengakibatkan penatalaksanaan nutrisi pada Ny. S tidak maksimal.

18. Pola Dukungan Keluarga


e. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Fasilitas seperti sarana transportasi dan jarak yang dekat dalam menuju puskesmas serta adanya asuransi kesehatan
mempermudah pasien dalam berobat.
f. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Dalam penatalaksanaan penyakit pada Ny. S ini peran serta aktif dari seluruh anggota keluarga kurang, terutama dalam
mengawasi pola makan pasien sehari-hari. Keluarga dituntut untuk selalu memberi dukungan dan selalu mengingatkan
pasien agar meminum obat secara teratur dan rajin kontrol berobat serta mengingatkan agar pasien tetap patuh terhadap
anjuran dokter yang berhubungan dengan pemulihan kesehatan.
Namun hal di atas tidak terlaksana dengan baik dikarenakankesibukan masing-masing anggota keluarga, kurangnya
pengetahuan dan perhatian terhadap penyakit pasien.
I. Genogram

9. Bentuk keluarga
Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family). Keluarga terdiri dari Ny. S sebagai istri, Tn. M sebagai kepala
keluarga,Nn.S (20thn) sebagai anak kandung.Seluruh anggota keluarga ini tinggal dalam satu rumah.
10. Tahapan siklus keluarga
Tahap keluarga dengan anak yang dewasa (The Family with adolescent)
11. Fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga, sebagai berikut

5. Fungsi biologis
A. Untuk meneruskan keturunan.
B. Memelihara dan membesarkan anak.
C. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
D. Memelihara dan merawat anggota keluarga.
6. Fungsi Psikologis
E. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
F. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
G. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
H. Memberikan Identitas anggota keluarga.
7. Fungsi Sosial
D. Membina sosialisasi pada anak.
E. Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
F. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
8. Fungsi Ekonomi
D. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
E. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
F. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari
tua, dsb.
Keluarga ini masih belum memenuhi fungsi keluarga secara lengkap karena dari fungsi psikologisnya masih kurang memberikan
perhatian antara anggota keluarga karena kesibukan masing masing.

12. Dinamika keluarga


Pasien merupakan seorang ibu yang memiliki 1 anak perempuan.Pasien berinteraksi baik dengan anggota keluarganya
namun pasien cendeung lebih dekat dengan suami, dibandingkan dengan anaknya. Pasien mengatakan kurangnya perhatian yang
diberikan anaknya dikarenakan kesibukan anaknya.

Tn.M S

Ny.S
(pasien)

Gambar 3. Dinamika keluarga Ny.S


13. Family map

J. Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam keluarga


13. Masalah dalam organisasi keluarga
Dalam struktur keluarga, kepala keluarga masih aktif bekerja sebagai pedagang dan anak pasien yang seharusnya
memperhatikan kebutuhan gizi dalam keluarga juga sibuk bekerja sebagai buruh dan lebih fokus terhadap pekerjaannya.
14. Masalah dalam fungsi biologis
Pasien memiliki riwayat penyakit keluarga diabetes mellitus, yaitu Ibu kandung pasien. Saat ini pasien menderita penyakit
diabetes melitus.Jari-jari kaki pasien juga mulai sering kesemutan.Tubuh pasien seringkali terasa lemas hingga mengganggu
aktivitas sehari-hari pasien.
15. Masalah dalam fungsi psikologis
Pasien adalah seorang ibu yang sibuk berdagang dan berpenghasilan pas-pasan. Pasien, selain menjadi ibu rumah tangga juga
berprofesi sebagai pedagang menjual penjual warung di Depan Rumahnya. Anakpasien kurang memberikan perhatian kepada
pasien sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien juga dinilai kurang akibat tidak adanya kedekatan antar
keluarga.
16. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari suami selain pasien sendiri yang berasal dari dagangnya dan dibantu
penghasilan sang anak.Untuk biaya kesehatan, pasien mempunyai BPJS.
17. Masalah lingkungan
Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan cukup padat penduduk dengan letak rumah yang berdekatan satu sama
lainnya. Kebersihan lingkungan di sekitar rumah pun terjaga dengan baik.
18. Masalah perilaku kesehatan
Keluarga kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Pasien juga tidak memilki motivasi yang
kuat untuk sembuh, sehingga pasien jarang datang ke Puskesmas untuk kontrol penyakitnya. Selain itu usaha pasien dalam
merubah pola makan dan gaya hidup masih kurang.

K. Diagnosis Holistik
6. Aspek personal
a. Alasan kedatangan
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Senen karena merasa lemas dan kesemutan yang sudah dirasakan dalam
waktu seminggu. Kedatangan ini atas kemauannya sendiri. Pasien merasa sejak sekitar seminggu terakhir sering kesemutan
di kedua kaki dan juga merasa lemas sehingga mengganggu aktifitasnya.
b. Harapan
Pasien datang ke puskesmas kecamatan senen dengan harapan mendapatkan penanganan untuk keluhan yang
dirasakan dan mengetahui perkembangan kadar gula darahnya.
c. Kekhawatiran
Pasien mengatakan ia khawatir bahwa penyakit gula nya tidak terkontrol sehingga dapat menimbulkan penyakit
lainnya

d. Persepsi pasien
Menurut pasien, penyakit diabetes mellitus yang dialaminya dikarenakan oleh pola makan yang tidak terkontrol dan
tidak rutin minum obat.
7. Aspek klinik
Diagnosis kerja :Diabetes Mellitus tipe2 (berdasarkan anamnesis, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit keluarga, pemeriksaan fisik )
Diagnosis banding :
Komplikasi : Nefropati diabetic, Retinopati diabetic
8. Aspek risiko internal
Genetik : Terdapat riwayat penyakit diabetes mellitus pada keluarga pasien yaitu Ibu kandung pasien.
Pola makan : Pasien juga masih sulit mengontrol dan membantasi mengkonsumsi makan-makanan dengan kadar gula
tinggi (tidak menjaga pola makan sesuai diet penderita diabetes mellitus
Kebiasaan : Pasien memiliki kebiasaan memakan gorengan dan makanan kue manis, juga minum teh dan kopi setiap
harinya. Dan tidak melakukan aktivitas fisik yang bisa menunjang kesehatan pasien. pasien juga malas berolahraga, karena ia
beranggapan pekerjaannya sebagai pedagang sudah cukup menguras tenaga dan keringatnya sehingga sama saja seperti berolah
raga
9. Aspek risiko eksternal/psikososial keluarga
Tidak ada pelaku rawat dari keluarga yang tinggal dalam satu rumah.
Keluarga pasien kurang memerhatikan kondisi penyakit pasien, kurangnya komunikasi antara pasien dan anggota keluarga
dikarenakan kesibukan masing-masing sehingga tidak mengingatkan untuk berobat, kontrol gula darah atau minum obat, dan
kurang memperhatikan pola diet pasien.
10. Aspek fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari)
Ny. S dapat melakukan aktivitas sendiri dan menjalankan fungsi sosial dalam kehidupannya. Namun pasien mengaku kadangkala
terganggu dengan diabetes mellitus yang dideritanya terutama ketika tangan atau kakinya mulai terasa kesemutan dan badan terasa
lemas.
L. Rencana Pelaksanaan
Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan
Menjelaskan tentang diabetes melitus tipe II, Pasien Saat pasien berobat ke Sadar akan pentingnya Tidak menolak
bagaimana cara mengkontrolnya, Olahraga yang Puskesmas dan saat untuk kontrol gula darah,
Aspek
teratur, pola makan yang seimbang dan sehat, kunjungan ke rumah berobat dan fungsi dan
personal
pengobatan yang teratur dan juga mencegah pasien sebanyak 1 kali pola makan yang baik
komplikasi pada penderita.
Aspek Memberikan obat kencing manis (Diabetes Pasien Pada saat kunjungan ke DM terkontrol, mencegah Tidak menolak
klinik Mellitus),dan menjelaskan fungsi obat dan cara puskesmas komplikasi
Pasien juga rutin
konsumsinya yaitu :glibenklamid 1x1 (30 menit
melakukan olahraga
sebelum makan pagi) dan metformin 1x1 (setelah
teratur yang diindikasikan
makan)yang berfungsi untuk menurunkan kadar
untuk pasien diabetes
gula darah dan vitamin B1 dosis 1x1 untuk keluhan
mellitus
kesemutan dan merencanakan pemeriksaan HbA1c
per tiga bulan. Pasien rutin melakukan olahraga
khusus untuk diabetes mellitus yang disesuaikan
dengan usia pasien seperti contoh aerobik selama
30menit minimal 5 kali seminggu, aktivitas sehari-
hari yang dilakukan secara ekstra seperti contoh
memilih naik tangga daripada eskalator, bermain
dengan anak-anak, bangun dari tempat tidur untuk
mengganti saluran tv, berkebun dan membersihkan
rumah sendiri, dll. Melakukan stretching yang dapat
mencegah kekakuan otot dilakukan 5-10 menit
sebelum berolahraga.
Membantu pasien mengubah pola makan yang Pasien dan Pada saat di puskesmas Pasien mampu mengelola Tidak menolak
rendah gula (sesuai diet Diabetes Melitus) dengan keluarga dan saat kunjungan ke dan paham pola makan
memberitahukan makanan apa yg boleh dimakan rumah yang baik bagi
sesuai kebutuhan kalori pasien. Penentuan kalori: penyandang diabetes
1) 53,1 x 25 kal = 1327,5 kkal
mellitus
2)5%x1327,5=66,37 kal (usia>40 tahun)
3) 10%x1327,5 =132,75 kal (aktivitas ringan)
Kebutuhan kalori:
1327,5 - 66,375 + 132,75 = 1393,8 kkal (1400 kkal)
Aspek
Kebutuhan:
risiko Karbohidrat60%x1400=840 kkal
Protein:20%x1400=280 kkal
internal
Lemak:20%x1400=280 kkal
Untuk menjaga berat badan, menganjurkan untuk
latihan jasmani seperti senam diabetes minimal 30
menit tiap kali, sebanyak 3-4x/minggu

Aspek Mengingatkan kepada keluarga pasien untuk selalu Pasien dan Pada saat kunjungan ke Keluarga memberi Tidak menolak
psikososial memantau perkembangan penyakit pasien dari keluarga rumah dukungan lebih kepada
keluarga mulai pengontrolan gula darah pasien, pengaturan pasien sehingga pasien
pola makan yang seimbang dan juga pengobatan lebih termotivasi
yang teratur sesuai dengan jadwal. Ikut serta untuk meningkatkan pola hidup
memberi kesadaran pada keluarga terutama yang lebih sehat. Keluarga
anaknya bahwa penyakit ini termasuk dapat terutama anak dapat
ditularkan secara genetika sehingga anaknya sadar menjaga pola hidup yang
untuk menjaga agak tidak berisiko untuk terkena sehat dan waspada
diabetes mellitus. terhadap resiko diabetes
mellitus.
Aspek Mengajurkan kepada pasien untuk melakukan Pasien dan Pada saat kunjungan ke Kondisi tubuh pasien lebih Tidak menolak
fungsional olahraga yang teratur untuk menjaga kesehatan keluarga rumah sehat dan kuat
seperti senam lansia, jalan kaki teratur, dll.
F. Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanasionam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam
Lampiran
STUDI KASUS PASIEN

DM TIPE 2 DENGAN POLA MAKAN TIDAK TERKONTROL PADA LANSIA DENGAN PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA DI KECAMATAN SENEN PERIODE 5 DESEMBER 2016 6 JANUARI 2017

KELOMPOK 8 :
Shabrina Ghassani Roza 1102011257
PEMBIMBING:
dr. Citra Dewi, M.Kes, Dipl DK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 5 DESEMBER 2016 6 JANUARI 2017

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul DM TIPE 2 DENGAN POLA MAKAN TIDAK TERKONTROL PADA
LANSIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI KECAMATAN SENEN PERIODE 5 DESEMBER 2016 6
JANUARI 2017 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk di presentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam
Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
Jakarta, Januari 2017
Pembimbing,

dr. Citra Dewi, M.Kes, Dipl DK


KATA PENGANTAR

Assalamua`alaikum wr.wb.
Alhamdulillahirabbilalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga Laporan hasil studi kasus Diagnosis Holistik pasien dengan judul DM TIPE 2 DENGAN
POLA MAKAN TIDAK TERKONTROL PADA LANSIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
KECAMATAN SENEN PERIODE 5 DESEMBER 2016 6 JANUARI 2017 ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran
Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode 5 Desember 2016 sampai dengan 06
Januari 2017. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama
pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara holistik.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang
terkait. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
53. Dr. Citra Dewi, M.Kes, Dipl DK selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga yang telah membimbing
dan memberi masukan yang bermanfaat kepada kelompok kami.
54. Dr.Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
55. Dr. Erlina Wijayanti, MPH selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
56. Dr.Dini Widianti, M.KK selaku sekretaris Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
57. Dr. Dian Mardhiyah, MKK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI
58. Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
59. Dr. Yusnita, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
60. Dr. Sophianita, MKK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
61. Dr. Andari, MKK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
62. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI
63. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga dan Staf Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
64. Dr. John Erdal selaku kepala Puskesmas Kecamatan Senen yang telah memberi masukan yang bermanfaat selama berada di
Puskesmas Kecamatan Senen
65. Dr. Yuliani selaku koordinator pembimbing kepaniteraan Puskesmas Kecamatan Senen yang telah memberi masukan yang
bermanfaat selama berada di Puskesmas Kecamatan Senen.
66. Seluruh staf dan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Senen yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis
untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.
67. Rekan Sejawat Kelompok 8 Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran YARSI yang telah bekerja sama dalam menyusun laporan ini.

Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini dirasakan oleh penulis.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang.Semoga laporan ini
dapat memberi manfaat bagi semua pihak.
Wassalammu'alaikum wr. wb.

Jakarta, Januari 2017


Penulis
BAB I
LAPORAN KASUS

BERKAS PASIEN
IX. Identitas Pasien
Nama : Ny.K
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 52 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kramat pulo RT 14 RW 10
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Jawa
Status : Menikah
Tanggal Berobat : 12 Desember 2016

X. Anamnesis
Dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 12 Desember 2016 pada pukul 11.00 WIB
22. Keluhan Utama : Badan terasa lemas
23. Keluhan Tambahan : Kesemutan pada kedua tangan dan kaki
24. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Puskesmas Senen, dengan keluhan badan terasa lemas sejak dua hari yang lalu. Lemas badan dirasakan
mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien juga mengeluhkan kesemutan pada kedua tangan dan kaki. Keluhan pandangan buram serta sakit
kepala disangkal oleh pasien
Pasien mengatakan sejak tiga tahun yang lalu pasien sering merasa lemas seluruh badan disertai rasa lapar dan haus, serta sering
buang air kecil kurang lebih lima kali di malam hari sehingga mengganggu waktu tidur pasien. Keluhan berat badan menurun tidak
disadari oleh pasien.
Saat itu pasien dianjurkan oleh dokter Puskesmas Senen untuk dilakukan pemeriksaan gula darah untuk pertama kalinya, dan
didapatkan hasil gula darah sewaktu 330 mg/dL. Sejak saat itu pasien didiagnosa oleh dokter terkena penyakit gula atau kencing manis
(diabetes melitus). Pasien diberikan obat-obatan untuk mengendalikan kadar gula darahnya. Lalu pasien disarankan untuk mengubah pola
makan dan gaya hidup serta selalu cek gula darah dan kontrol berobat setiap bulannya. Pasien rutin meminum obat sendiri atau kadang
setelah diingatkan oleh keluarganya, namun tidak dapat mengontrol pola makannya. Obat yang sebelumnya diberikan oleh dokter yaitu
glibenklamid dan metformin.
Menurut pengakuan, pasien dianjurkan oleh dokter untuk giat berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu, namun pasien tidak
mengerjakannya dengan alasan malas jika hanya berolahraga sendiri. Dokter juga memberitahukan agar pasien menjaga pola makan
dengan baik dan dianjurkan untuk konsultasi ke bagian gizi yang ada di puskesmas. Pasien memang datang ke bagian gizi untuk konsultasi,
namun pasien tidak menerapkan sebagian pola makan yang sudah dianjurkan dalam praktek sehari-hari, seperti contoh pasien tidak dapat
mengurangi porsi makan nasi. Pasien mengaku masih sulit dalam mengatur pola makan.

25. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien menderita diabetes mellitus sejak tiga tahun yang lalu.pasien sering merasa lemas seluruh badan disertai rasa lapar dan haus,
serta sering buang air kecil kurang lebih dari lima kali di malam hari sehingga mengganggu tidur pasien. Lalu pasien ke dokter Puskesmas
Senen dan dilakukan pemeriksaan gula darah untuk pertama kalinya, dan didapatkan hasil gula darah sewaktu 330 mg/dL. Sejak saat itu
pasien didiagnosa oleh dokter terkena penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus). Pasien diberikan glibenklamid dan metformin.
Lalu pasien disarankan untuk mengubah pola makan dan gaya hidup serta selalu cek gula darah dan kontrol berobat setiap bulannya. Tetapi
pasien tidak mengontrol pola makannya. Riwayat hipertensi, alergi makanan dan obat-obatan disangkal.

26. Riwayat Penyakit Keluarga


Ayah kandung pasien mempunyai penyakit diabetes mellitus

27. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama seorang suami dan seorang anak kandung. Kebutuhan pasien dan keluarga dicukupi
dari pendapatan suami dan anak kandung pasien. Suami pasien bekerja sebagai karyawan swasta dengan penghasilan rata-rata Rp.
2.000.000/bulan.Anak pasien bekerja sebagai karyawan swasta dengan penghasilan kurang lebih Rp. 2.000.000,- per bulan.
Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya cukup
suka mengikuti kegiatan di lingkungan dan acara perkumpulan lainnya bersama tetangga-tetangga di RT/RW setempat.

28. Riwayat Kebiasaan


Sebelum terdiagnosa diabetes mellitus, riwayat kebiasaan makan pasien dalam sehari adalah 2-3 kali/hari. Mengkonsumsi makanan
dan minuman yang manis seperti jajanan pasar seperti pisang goreng dan tempe goreng,dan pasien suka meminum air teh manis kurang
lebih dua gelas sehari. Kebiasaan ini diakui oleh pasien sudah lebih dari lima tahun. Pasien tidak memiliki kebiasaan olahraga karena ia
merasa malas. Pasien menyangkal riwayat mengkonsumsi minum-minuman beralkohol dan merokok. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti
mencuci, menyapu, memasak dikerjakan oleh pasien sendiri

XI. Pemeriksaan Fisik


19. Keadaan Umum
g. Kesan Sakit : Tampak Sakit Ringan
h. Kesadaran : Composmentis

20. Vital Sign


m. Tekanan darah : 130/80
n. Frekuensi nadi : 80 x/menit
o. Frekuensi napas : 21 x/menit
p. Suhu : 36,6oC
21. Status Gizi (IMT)
m. Berat badan : 75 kg
n. Tinggi badan : 159 cm
o. Berat badan ideal : (BBI) = ( TB cm - 100 ) - ( TB cm - 100 ) x 10 %
= (159- 100 ) (59) x 10 %
= 59 5,9
= 53,1 kg
p. IMT = BB / TB2 (m)
IMT = 75 / (1,59)2
= 75 / 2,52
= 29,7 ( Kelebihan berat badan tingkat berat )
Tabel 1. Kriteria IMT

IMT KATEGORI

< 17,0 Kekurangan berat badan tingkat berat

17,0 18,4 Kekurangan berat badan tingkat ringan

18,5 25,0 Normal

25,1 27,0 Kelebihan berat badan tingkat ringan

27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat

Sumber : Depkes RI, 2003


22. Status Generalis
m. Kepala : Normochepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Serumen(-/-), keluar sekret dari telinga (-/-).
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-/-)
Mulut : Mukosa mulut basah
Leher : KGB tidak teraba membesar, JVP tidak
meningkat.
n. Thorax
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
wheezing(-/-)
Cor : BJ I & II normal reguler, murmur (-),
Gallop(-)
o. Abdomen : Tampak cembung, simetris, bising usus (+)
normal, hepar dan lien tidak teraba
p. Ekstremitas
Atas : Akral hangat, sianosis (-/-), CRT <2 detik,
Bawah : Akral hangat, sianosis (-/-),CRT<2 detik.
23. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kadar gula darah kapiler tanggal 12 Desember 2016
GDS :300 mg/dL

BERKAS KELUARGA

M. Profil Keluarga
12. Karakteristik Keluarga
j. Identitas Kepala Keluarga (KK) : Tn. A ( Suami pasien )
k. Struktur Komposisi Keluarga

Tabel 2. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah


Kedudukan Keterangan
No Nama dalam Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Tambahan
Keluarga
1. Tn. A Kepala L 66 th SMP Karyawan -
Keluarga / swasta
Suami (Bapak)
2. Ny. K Istri (Ibu) P 52 th SMP Ibu Rumah Pasien
Tangga
3. Ny. Y Anak P 29 th S1 Karyawan Menikah
swasta
4. F Anak L 24 th S1 Karyawan -
swasta

13. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


g. Lingkungan Tempat Tinggal

Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal


Status kepemilikan rumah Milik sendiri.
Daerah perumahan Padat Bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Luas rumah: 9 x 6 m2 Kesimpulan
Jumlah penghuni: 3 (tiga) orang. Ny.K tinggal dengan suami dan satu orang
anak. Dengan lingkungan yang padat bersih.
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Bertingkat/tidak bertingkat: tidak Kesimpulan
Lantai rumah: keramik Keadaan rumah sudah cukup memadai dengan
Dinding rumah: tembok
telah adanya jamban dan pembuangan
Jamban keluarga: ada
Ketersediaan air bersih: ada (PAM) sampah, serta sumber air bersih.
Tempat pembuangan sampah: ada

Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Ny. K


h. Kepemilikan Barang-Barang Berharga
15. dua buah sepeda motor
16. satu buah televisi 24 inch
17. satu buah lemari es dua pintu
18. tiga buah kipas angin
19. satu buah kompor gas
20. tiga buah telepon genggam
Dari kepemilikan barang elektronik dan membandingkan dengan pendapatan perbulan bisa disumpulkan bahwa keluarga ini
golongan ekomi menengah

14. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


e. Tempat berobat : Puskesmas senen
f. Jaminan kesehatan : BPJS Kesehatan

15. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Aksesibilita Kendaraan umum Pasien jika sakit, langsung berobat ke puskesmas,
s atau motor karena adanya BPJS sehingga biaya menjadi gratis
dan jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah. Pasien
Tarif Gratis
juga mengatakan bahwa ia cukup puas dengan
Kualitas Cukup pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas
5. Pola Konsumsi Makan Keluarga
a. Kebiasaan makan
Menu makanan sehari-hari keluarga Ny.K bervariasi. Menu makanan yang biasa dihidangkan terdiri dari nasi, sayur, dan
lauk. Cita rasa makanan yang paling sering dihidangkan adalah manis dan gurih. Sayur yang sering dimasak cukup bervariasi antara
lain sayuran hijau baik direbus atau ditumis. Lauk yang dihidangkan bervariasi seperti ayam, Ikan asin, telur, tahu maupun tempe.
Sedangkan untuk buah-buahan jarang dikonsumsi oleh keluarga ini. Pola makan keluarga ini tiga kali sehari, terdiri dari sarapan
pagi, makan siang dan makan malam, diantaranya terkadang keluarga ini mengkonsumsi gorengan dan kue pasar sebagai cemilan.
Dalam sehari, Ny.K memiliki kebiasaan makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari.
Begitu juga teh manis, merupakan jenis minuman yang paling sering dikonsumsi, bisa lebih dari dua gelas dalam sehari dan
ditambah kebiasaannya yang suka mengkonsumsi gorengan dan kue-kue manis seperti bolu. Setelah terdiagnosis diabetes mellitus,
dalam tiga tahun terakhir ini Ny.K belum bisa terlalu mengurangi makanan yang manis-manis dan mengurangi porsi makannya.
b. Upaya penerapan pola gizi seimbang
Keluarga Ny. K tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari, karena pengetahuan
mengenai pola makan gizi seimbang kurang. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:

Food recall (Pola makan dalam tiga hari terakhir dengan selang seling 1 hari disertai hari libur).
Pada tanggal 11 Desember 2016
o Pagi : Nasi uduk dengan telor balado, bakwan goreng dan tempe orek + teh manis hangat
o Siang : Nasi, ayam goreng,sayur sop dan perkedel
o Malam : Nasi goreng dengan telur dadar + teh manis hangat
Pada tanggal 09 Desember 2016
o Pagi : Lontong isi dengan bakwan dan tahu goreng
o Siang : Nasi padang , dengan lauk ikan tongkol balado,daun sinkong,gulai nangka dan es teh manis
o Malam : Indomie dengan telur rebus di orak arik
Pada tanggal 07 Desember 2016
o Pagi : Bubur ayam,sate usus dan teh manis hangat
o Siang : Bakso kuah
o Malam : Nasi,sate ayam dan sop ayam

Tabel 4. Food recall Ny.K


11 Desember 09 Desember 07 Desember
Menu Kalori Menu Kalori Menu Kalori
Makan Nasi uduk 688 Lontong isi 302 Bubur 548
Pagi dengan telor dengan ayam,sate
balado, bakwan dan usus dan teh
bakwan tahu goreng manis hangat
goreng dan
tempe orek +
teh manis
hangat
Makan Nasi, ayam Nasi Bakso kuah
Siang goreng,sayur padang ,
sop dan dengan lauk
perkedel + es ikan tongkol
537 516 444
teh manis balado,daun
sinkong,gulai
nangka dan
es teh manis
Makan Nasi goreng Indomie Nasi,sate
Malam dengan telur dengan telur ayam dan sop
395 398 544
dadar + teh rebus di orak ayam
manis hangat arik
Total
1620 1216 1536
Kalori

Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah
makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
Masalah Gizi Nutrisi merupakan bagian dari perawatan diabetes untuk segala usia, tetapi ada pertimbangan tambahan untuk
lansia dengan diabetes. Meskipun kebutuhan energi menurun dengan usia, kebutuhan nutrisi dan kalori pada lansia lebih rendah.
Lansia mungkin berisiko untuk gizi karena anoreksia, perubahan rasa dan bau,kesulitan menelan, masalah mulut / gigi, dan
fungsional gangguan yang menyebabkan kesulitan makanan. Pola makan yang ketat harus diperhatikan pada lansia diabetes
Penegakan diagnosis DM ditemukannya keluhan klasik dan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL. Dan dari hasil wawancara
dengan Ny.K didapatkan keluhan Ny.K sering buang air kecil pada malam hari, mudah haus, mudah lapar, badan terasa lemas dan
nafsu makan meningkat. Pada pemeriksaan laboratorium Ny.K didapatkan GDS 300 mg/dl.
Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total. Setiap penyandang diabetes
sebaiknya mendapat TNM sesuai dengan kebutuhannya guna mencapai sasaran terapi.
Perhitungan jumlah kalori ditentukan oleh status gizi, umur, ada tidak nya stress akut, dan kegiatan jasmani. Penentuan
status gizi dapat dipakai indeks masa tubuh (IMT) atau rumus brocca.
Penentuan status gizi Ny.K berdasarkan rumus brocca : Ny.K berusia 52 tahun, mempunyai tinggi badan 159 cm dan berat
badan 75 kg , dalam kesehariannya hanya melakukan aktivitas ringan.
Perhitungan kebutuhan kalori:
Kebutuhan kalori:
Berat badan ideal = (TB 100) (TB 100)x10% = (159 100) (59)x10% = 53,1 kg
IMT = BB / TB2 (m)=75 / (1,59)2= 75 / 2,5= 29,7 (Kelebihan berat badan tingkat berat)
Jumlah kebutuhan kalori per hari:
- Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kalori = 53,1 x 30 kal = 1593 kkal
- Umur di atas 40 tahun dikurangi 20% = 20% x 1593 kal = 318,6 kkal
- Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 20% = 20% x 1593 kal = 318,6 kkal
- Koreksi karena kelebihan berat badan dikurangi 20% = 20% x 1593 = 318,6 kkal
Jadi, total kebutuhan kalori per hari untuk pasien adalah 1593 - 318,6 + 318,6 318,6 = 1274,4kkal (1200kkal)
Contoh pola diet untuk pasien dengan diet 1200 kkal:
Dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi 20% (240 kkal), siang 30% (360 kkal), malam 25% (300 kkal), snack 10-15% (120-
180 kkal).
Kebutuhan Karbohidrat 60%x1200 kkal = 720 kkal (setara 180 gr karbohidrat)
Kebutuhan Protein 20%x1200 kkal = 240 kkal (setara 60 gr protein)
Kebutuhan Lemak 20%x1200 kkal = 240 kkal (setara 26,6 gr lemak)

Tabel 5. Contoh menu diet untuk penderita diabetes mellitus


BAHAN
JADWAL JUMLAH KALORI
MAKANAN
Pagi Nasi 1/2 gelas 116
Ikan 1 potong sedang 50
Tahu 1 potong sedang 75
Sayuran Seinginnya
Buah 1 buah 50
Nasi 3/4 gelas 175
Daging Sapi 1 potong sedang 75
Siang Tempe 1 biji besar 75
Sayuran Seinginnya
Buah 1 buah 50
BAHAN
JADWAL MAKANA JUMLAH KALORI
N
Nasi 3/4 gelas 175
Dada Ayam
1 potong sedang 50
Malam tanpa kulit
Tempe 2 potong sedang 75
Sayur Seinginnya
Buah 1 buah 50

Sedangkan asupan yang diterima oleh Ny.K berdasarkan food recall di atas, dalam 3 hari (selang seling 1 hari ), asupan kalori
Ny.K adalah 1620 +1216 + 1536 = 4372 kkal.Jika dirata-ratakan, maka dalam 1 hari asupan kalori Ny.K adalah 1457 kkal, tidaklah
sesuai dengan menu diet pada penderita diabetes mellitus pada umumnya, dikarenakan Ny.K sering melanggar pemberian asupan
gizi yang sesuai dengan kebutuhan gizi beliau. Sehingga penatalaksanaan nutrisi pada Ny.K tidak maksimal.
Kesimpulan
Ny.K tidak teratur dalam melakukan terapi gizi medis, mengakibatkan penatalaksanaan nutrisi pada Ny.K tidak maksimal.

24. Pola Dukungan Keluarga


g. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Fasilitas seperti sarana transportasi dan jarak yang dekat dalam menuju puskesmas serta adanya asuransi kesehatan
mempermudah pasien dalam berobat. Pasien yang lebih banyak menghabiskan waktu dirumah seharusnya bisa menjaga
pola makan yang sesuai dengan kebutuhan kalorinya.

h. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga


Dalam penatalaksanaan penyakit pada Ny.K peran serta aktif dari seluruh anggota keluarga kurang, terutama dalam
mengawasi pola makan pasien sehari-hari. Keluarga dituntut untuk selalu memberi dukungan dan selalu mengingatkan
pasien agar meminum obat secara teratur dan rajin kontrol berobat serta mengingatkan agar pasien tetap patuh terhadap
anjuran dokter yang berhubungan dengan pemulihan kesehatan, namun tidak terlaksana dengan baik dikarenakan kesibukan
masing-masing anggota keluarga, kurangnya pengetahuan dan perhatian terhadap penyakit pasien.

N. Genogram
Gambar 2. Genogram keluarga Ny.K

Keterangan :
: Pasien : Laki-laki
: Perempuan : Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal : Tinggal serumah


14. Bentuk keluarga
Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family). Keluarga terdiri dari Tn.A sebagai kepala keluarga, Ny.K sebagai
istri, seorang anak kandung bernama An.F yang belum menikah.Seluruh anggota keluarga ini tinggal dalam satu rumah..
15. Tahapan siklus keluarga
Tahap keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah ) langkah ke 6 dikarenakan anak pertama
Ny.K yakni Ny.Y sudah menikah dan tidak tinggal serumah dengan orangtuanya.
16. Fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga, sebagai berikut

9. Fungsi biologis
A. Untuk meneruskan keturunan.
B. Memelihara dan membesarkan anak.
C. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
D. Memelihara dan merawat anggota keluarga.
10. Fungsi Psikologis
I. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
J. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
K. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
L. Memberikan Identitas anggota keluarga.

11. Fungsi Sosial


G. Membina sosialisasi pada anak.
H. Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
I. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
12. Fungsi Ekonomi
G. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
H. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
I. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari
tua, dsb.
Keluarga ini masih belum memenuhi fungsi keluarga secara lengkap karena dari fungsi psikologisnya masih kurang memberikan
perhatian antara anggota keluarga karena kesibukan masing masing.

17. Dinamika keluarga


Pasien merupakan seorang ibu yang memiliki 2 orang anak, 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Pasien berinteraksi
cukup baik dengan semua anggota keluarganya terutama dengan suaminya, dibandingkan dengan anak-anaknya. Pasien
mengatakan kurangnya perhatian yang diberikan anaknya dikarenakan kesibukan anaknya masing-masing

Tn.A F
Ny.K
(pasien)

Gambar 3. Dinamika keluarga Ny.K


O. Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam Keluarga
19. Masalah dalam organisasi keluarga
Dalam struktur keluarga, kepala keluarga yang masih aktif bekerja sebagai karyawan swasta. Anak pertama yang sudah
tidak tinggal serumah setelah menikah, dan anak kedua yang sibuk bekerja sebagai karyawan swasta, sehingga suami dan anaknya
lebih banyak menghabiskan waktu diluar, membuatnya kurang memiliki waktu untuk memperhatikan kondisi ibunya
20. Masalah dalam fungsi biologis
Pasien memiliki riwayat penyakit keluarga diabetes mellitus, yaitu ayah kandung pasien. Saat ini pasien menderita
penyakit diabetes melitus. Jari-jari kaki pasien juga mulai sering kesemutan. Tubuh pasien seringkali terasa lemas hingga
mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
21. Masalah dalam fungsi psikologis
Suami dan anak pasien yang aktif bekerja dan jarang menghabiskan waktu dirumah. Suami dan anak pasien kurang
memberikan perhatian kepada pasien sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien juga dinilai kurang akibat tidak
adanya kedekatan antar keluarga. Pasien juga seringkali merasa sedih karena tidak mendapatkan perhatian dari anggota
keluarganya terutama sejak ia menderia penyakit ini.
22. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Sumber penghasilan keluarga adalah dari penghasilan suami dan anak pasien yang bekerja sebagai karyawan swasta.
Penghasilan yang didapatkan oleh suami dan anaknya dianggap cukup oleh pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk
biaya pengobatan, psien menggunakan kartu BPJS yang ia punyai.
23. Masalah lingkungan
Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan cukup padat penduduk dengan letak rumah yang berdekatan satu
sama lainnya. Kebersihan lingkungan di sekitar rumah terjaga dengan baik.
Tingkat pencemaran udara di lingkungan rumah pasien cukup tinggi karena terletak di pinggir jalan yang ramai dilewati
kendaraan bermotor.
24. Masalah perilaku kesehatan
Keluarga kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Pasien juga tidak memilki motivasi
yang kuat untuk sembuh, sehingga pasien jarang datang ke Puskesmas untuk kontrol penyakitnya. Selain itu usaha pasien dalam
merubah pola makan dan gaya hidup masih kurang.

P. Diagnosis Holistik
11. Aspek personal (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
a. Alasan kedatangan
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Senen karena merasa lemas yang sudah dirasakan dalam waktu dua hari.
Kedatangan ini atas kemauannya sendiri. Pasien merasa sejak sekitar dua hari terakhir sering kesemutan di kedua kaki dan
juga merasa lemas dan sering mengantuk.
b. Harapan
Pasien datang ke puskesmas kecamatan senen dengan harapan mendapatkan penanganan untuk keluhan yang
dirasakan dan mengetahui perkembangan kadar gula darahnya.
c. Kekhawatiran
Pasien mengatakan ia khawatir bahwa penyakit gula nya tidak terkontrol sehingga dapat menimbulkan penyakit
lainnya
d. Persepsi pasien
Menurut pasien, penyakit diabetes mellitus yang dialaminya dikarenakan oleh pola makan yang tidak terkontrol dan
factor keturunan dari ayah kandungnya yang juga memiliki penyakit diabetes mellitus

12. Aspek klinik


Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan penunjang didapatkan diagnosis Diabetes Mellitus tipe II yang tidak terkontrol
dengan komplikasi neuropati diabetik.
13. Aspek risiko internal
Keluarga pasien ada yang memiliki riwayat diabetes mellitus, yaitu ayah kandung pasien. Pasien juga mengakui ia sering
lupa untuk minum obat dan malas untuk kontrol gula darahnya. Pasien merasa masih sulit mengontrol dan membantasi
mengkonsumsi makan-makanan dengan kadar gula tinggi (tidak menjaga pola makan sesuai diet penderita diabetes mellitus).
Disamping itu, pasien juga malas berolahraga, dikarenakan pasien merasa ia cukup berolahraga dengan melakukan pekerjaan
sehari-hari
14. Aspek risiko eksternal / psikososial keluarga
Tidak ada pelaku rawat dari keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Dan keluarga pasien kurang memerhatikan kondisi
penyakit pasien, kurangnya komunikasi antara pasien dan anggota keluarga terjadi dikarenakan kesibukan masing-masing
sehingga tidak mengingatkan pasien untuk berobat, kontrol gula darah atau untuk minum obat, termasuk kurangnya
memperhatikan pola diet pasien.

15. Aspek fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari)


Derajat Tingkat Aktivitas pada pasien ini menurut skala ICPC 2 yaitu derajat 2. Ny.K dapat melakukan aktivitas sendiri dan
menjalankan fungsi sosial dalam kehidupannya. Namun pasien mengaku kadangkala terganggu dengan diabetes mellitus yang
dideritanya terutama ketika tangan atau kakinya mulai terasa kesemutan dan badan terasa lemas.
Q. Rencana Pelaksanaan
Tabel 6. Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan

Menjelaskan tentang Diabetes Melitus Tipe II,


Saat pasien berobat ke Sadar akan pentingnya
bagaimana cara mengkontrolnya, Olahraga yang
Aspek Puskesmas dan saat untuk kontrol gula darah,
teratur, pola makan yang seimbang dan sehat, Pasien Menerima
personal kunjungan ke rumah berobat dan fungsi dan
pengobatan yang teratur dan juga mencegah
pasien sebanyak 1 kali pola makan yang baik
komplikasi pada penderita.

Memberikan obat untuk mengatasi Diabetes


Mellitus,dan menjelaskan fungsi obat dan cara
konsumsinya yaitu : glibenklamid 1x1 (30 menit
Saat kunjungan ke DM terkontrol, mencegah
sebelum makan pagi) dan metformin 1x1 (setelah Pasien Menerima
Aspek puskesmas timbulnya komplikasi
makan) yang berfungsi untuk menurunkan kadar
klinik
glukosa darah dan vitamin B1 dosis 1x1 untuk
keluhan kesemutan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan
Membantu pasien mengubah pola makan yang Pasien dan Saat di puskesmas dan Pasien mampu mengelola Menerima
rendah gula (sesuai diet Diabetes Melitus) dengan keluarga saat kunjungan ke dan paham pola makan
Aspek memberitahukan makanan apa yg boleh dimakan rumah yang baik bagi

124
sesuai kebutuhan kalori pasien. Penentuan kalori:
1) 53,1 x 30 kal = 1593 kkal
2)20%x1593=318,6 kal (usia>40 tahun)
3)20%x1593 =318,6 kal(BB:Gemuk)
4) 20%x1593 =318,6 kal (aktivitas ringan)

Kebutuhan kalori:
risiko 1593 318,6 + 318,6 -318,6 = 1274,4 kkal (1200 penyandang diabetes
internal kkal) mellitus

Kebutuhan:
Karbohidrat: 60%x1200=720 kkal setara=180 gr
karbohidrat
Protein: 20%x1200=240 kkal setara= 60 gr protein
Lemak: 20%x1200=240 kkal setara= 26,6 gr lemak
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan
Untuk menurunkan berat badan, menganjurkan
Aspek
untuk latihan jasmani seperti senam diabetes
risiko
minimal 30 menit tiap kali, sebanyak 3-4x/minggu
internal
Aspek Mengingatkan kepada keluarga pasien untuk selalu Pasien dan Saat kunjungan ke Keluarga memberi Menerima
psikososial memantau perkembangan penyakit pasien dari keluarga rumah dukungan lebih kepada
keluarga mulai pengontrolan gula darah pasien, pengaturan pasien sehingga pasien
pola makan yang seimbang dan juga pengobatan lebih termotivasi

125
meningkatkan pola hidup
yang teratur sesuai dengan jadwal.
yang lebih sehat
Mengajurkan kepada pasien untuk melakukan
Aspek Pasien dan Saat kunjungan ke Kondisi tubuh pasien lebih
olahraga yang teratur untuk menjaga kesehatan Menerima
fungsional keluarga rumah sehat dan bugar
seperti senam lansia, jalan kaki teratur, dll.

126
F. Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanasionam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam

2
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai