Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODE KARYA TULIS ILMIAH

A. Jenis dan Rancangan Karya Tulis Ilmiah


Rancangan atau rancangan penelitian adalah suatu sesuatu yang

sangat penting dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. istilah

rencana penelitian digunakan dalam dua hal; pertama, rencana penelitian

merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan

sebelum perencanaan akhir pengumpulan dara; dan kedua, rancangan

penelitian digunakan untuk mengidentifikasi struktur penelitian yang akan

dilaksanakan (Nursalam, 2016).


Jenis dan rancangan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah jenis

studi kasus dengan metode deskriptif. Menurut (Nursalam, 2016)

penelitian deskriptif bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan)

peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi

peristiwa dilakukan secara sistematis da lebih menekankan pada data

factual daripada penyimpulan. fenomena disajikan secara apa adanya tanpa

manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisa bagaimana dan

mengapa fenomena tersebut bisa terjadi.


Rancangan penelitian studi kasus merupakan rancangan penelitian

yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara infasif misalnya satu

klien, keluarga, kelompok, komunitas, attau institusi. Meskipun jumlah

subjek cenderung sedikit namun jumlah variabel yang diteliti sangat luas.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui semua variabel yang

berhubungan dengan masalah penelitian.


Rancangan dari studi kasus bergantung pada keadaan kasus namun

tetap mempertimbangkan faktor penelitian waktu. Riwayat dan pola

perilaku sebelumnya biasanya dikaji secara. Keuntungan yang paling besar

dari rancangan ini adalah pengkajian secara terperinci meskipun jumlah

respondennya sedikit, sehinga akan didapatkan gambaran satu unit subjek

secara jelas. Misalnya, studi kasus tentang asuhan keperawatan klien

dengan infark miokard akut pada hari pertama serangan di RS. Peneliti

akan mengkaji variabel yang sangat luas dari kasus di atas mulai dari

menemukan masalah bio-psiko-sosio-spiritual (Nursalam, 2016)


Dalam karya tulis ini, penulis melakukan serangkaian proses

keperawatan mulai dari pengkajian untuk mengumpulkan data, penetapan

diagnosaa keperawatan berdasarkan analisa data, perencanaan tindakan

keperawatan (intervensi), pelaknaaan tindakan keperawatan

(implementasi) dan melakukan evaluasi keperawatan berdasarkan tujuan

yang ingin dicapai serta mendokumentasikannya sebagai bukti

pertanggung jawaban dan pertanggunggugatan.


adapun metode pengumpulan data tersebut sebagai berikut:
1. pengukuran biofisiologis
adalah pengukuran yang digunakan pada tindakan keperawatan yang

berorientasi pada dimensi fisiologis. instrument pengumpulan data

pada pengukuran ini dibagi menjadi 2 yaitu in-vivo (observasi proses

fisiologis tubuuh tanpa pengambilan specimen dari tubuh) dan in-vitro

(observasi proses fisiologis dengan mengambil specimen daritubuh).

dalam karya tulis ini, penulis menggunakan pengukuran biofisiologi


dua-duanya yaitu pengukuran biofisiologi in-vivo untuk mengukur

vital sign dan untuk mengetahuirespon klien terhadap tindakan

keperawatan, sedangkan pengukuran biofisiologi in-vitro digunakan

untuk mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium darah seperti

hematologi (leukosit, trombosit, hemoglobin, eritrosit), elektrolit

(natrium, kalium, chlorida).


2. observasi
menurut Hidayat (2009), observasi merupakan cara pengumpulan data

dengan mengadakan pengamatan lasung pada klien untuk mengetahui

perkembangan status klien. menurut (Nursalam, 2009) observasi

dibedakan menjadi 2 yaitu tidak terstruktur (secara spontan

mengobservasi dan mencatat apa yang dilihat dengan sedikit

perencanaan) seperti observasi vital sign, ekspresi wajah, kecemasan,

kegelisahan dan hasil laboratorium darah, sedangkan terstruktur

(mengobservasi fakta yang ada pada subjek berdasarkan perencanaan

yang disusun) seperti pengamatan airway, breathing, circulasi,

disability, exposure dan respon klien tetrhadap tindakan keperawatan.


3. wawancara
menurut Hidayat (2009) wawancara merupakan metode pengumpulan

dara dengan cara mewawancarai langsng pada klien sehingga terbina

hubungan saling percaya, didapat informasi mendalam yang

diperlukan dalam pengumpulan data, perumusan masalah dan

perencaan tindakan keperawatan, serta membantu klien mendapat

informasi tentang penyakitnya dan dapat berpartisipasi dalam

identifikasi masalah dan tujuan terapi. data yang diperoleh dari


wawncara berupa data subjektif (pengalan yang dilaporkan oleh klien

dan keluarga). dalam pengumpu;an data ini, penulis menggunakan

jenis wawancara allo anamnesa (wawancara denga keluaga/orang

terdekat klien) dan auto anamnesa (wawancara dengan klien langsung)

sehingga didapat data lengkap tentang kondisi klien menjadi keluhan

utama, riwayat penyakit (dahulu, sekarang, keluarga) dan pola

fungsional sebelum dan selama sakit guna membantu mengatasi

masalah klien.
4. dokumentasi
menurut Hidayat (2009), dokumentasi adalah metode pengumpulan

data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli. pada

metode ini penulis mengumpulkan data dari hasil pemeriksaan

penunjang berupa gambaran elektrokardiografi (EKG), hasil

pemeriksaan laboratorium darah, rontgen, dan daftar periksa/ rekam

medis klien.
5. pemeriksaan Fisik
menurut (Priharjo, 2007) pemeriksaan fisik harus dilakukan secara

sistematis dan komprehensif dari kepala sampai kaki dengan

mengingat struktur anatomi, fungsi dan keadaan abnormal serta

membandingkan satu bagian tubuh dengan bagian yang lain. setelah

dilakukan pemeriksaan fisik data harus segera didokumtasikan secara

tepat dan benar karena sebagai bukti hasil anamnesa, penilain klinis,

menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang

tepat bagi klien.


adapun teknik-teknik pemeriksaan fisik yang digunakan dalam

pengumpulan data di karya tulis ini adalah sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai