BAB I
PENDAHULUAN
keterampilan baru.
Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduruan
kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas
ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada
aktivitas kehidupan sehari hari.Masalah umum yang dialami lanjut usia yang
berhubungan dengan kesehatan fisik, yaitu rentannya terhadap berbagai penyakit
karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar.
Menurut data SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga) masih tinggi. SKRT tahun
1980 menunjukkan angka kesakitan penduduk usia55 tahun ke atas sebesar 25,7
persen. Berdasarkan rumit Berkurangnya teman/relasi akibat kurangnya aktifitas
di luar rumah kurangnya aktifitas sehingga waktu luang bertambah banyak
Meninggalnya pasangan hidup Anak-anak yang meninggalkan rumah karena
menempuh pendidikan yang lebih tinggi, anak-anak yang meninggalkan rumah
untuk bekerja Anak-anak telah dewasa dan membentuk keluarga sendiri. Beberapa
masalah tersebut akan menimbulkan rasa kesepian lebih cepat bagi oranglanjut
usia.Dari segi inilah lanjut usia mengalami masalah psikologis, yang banyak
mempengaruhi kesehatan psikis, sehingga menyebabkan orang lanjut usia kurang
Mandiri Kondisi kesehatan mental lanjut usia di Kecamatan Badung Bali
menunjukkan bahwa pada umumnya lanjut usia di daerah tersebut tidak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari, mereka mengeluh mengalami gangguan tidur
Mereka merasa tidak senang dan bahagia dalam masa tuanya,karena berbagai
kebutuhan hidup dasar tidak terpenuhi, dan merasa sangat sedih, sangat kawatir
terhadap keadaan lingkungannya. Dalam sosialisasi dalam urusan di masyarakat
kurang aktif (Suryani, 1999). Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
beberapa kondisi kesehatan mental lanjut usia mempengaruhi berbagai kondisi
lanjut usia yang lain seperti kondisi ekonomi,yang menyebabkan orang lanjut usia
tidak dapat bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan kondisi social yang
menyebabkan kurangnya hubungan sosial antara lanjut usia dengan masyarakat
Masalah ekonomi yang dialami orang lanjut usia adalah tentang pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan sandang pangan,
perumahan, kesehatan, rekreasi dan sosial. Dengan kondisi fisik dan psikis yang
menurun menyebabkan mereka kurang mampu menghasilkan pekerjaan yang
produktif. Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan
hidup sehari-hari yang semakin meningkat dari sebelumnya,seperti
kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin
perawatan bagi yang menderita penyakit ketuaan dan kebutuhan rekreasi.
Sedangkan penghasilan mereka antara lain dari pensiun, tabungan, dan
bantuan keluarga. Bagi lanjut usia yang memiliki asset dan tabungan cukup, tidak
terlalu banyak masalah. Tetapi bagi lanjut usia yang tidak memiliki jaminan hari
tua dan tidak memiliki aset dan tabungan yang cukup maka pilihan untuk
memperoleh pendapatan jadi semakin terbatas. Jika tidak bekerja berarti bantuan
yang diperoleh mereka dapatkan dari bantuan keluarga, kerabat atau orang
lain.Dengan demikian maka status ekonomi orang lanjut usia pada umumnya
berada dalam lingkungan kemiskinan. Keadaan tersebut akan mengakibatkan orang
lanjut usia tidak mandiri, secara finansial tergantung kepada keluarga atau
masyarakat bahkan pemerintah Banyak lanjut usia dengan sia-sia mencari suatu
bentuk pekerjaan Upaya untuk mencari pekerjaan setelah pensiun mengalami
kesulitan, karena berbagai lowongan pekerjaan di berbagai media masa selalu
menghendaki tenaga kerja dengan pendidikan tinggi, penampilan menarik,energik,
loyalitas tinggi, dan usia maksimal yang dikehendaki pada umumnya 25 30
tahun.Jika hal ini dikaitkan dengan pencari kerja yang sudah lanjut usia yang pada
umumnya berpendidikan rendah,menurut Wirakartakusumah (2000) sekitar 52,5
persen dari 13,3 juta lansia tidak pernah sekolah, tidak tamat SD sekitar 27,8
persen atau 3,7 juta orang sehingga dengan demikian 80 persen lansia
berpendidikan SD ke bawah dan tidak memenuhi beberapa persyaratan yang
dikehendaki perusahaan/industry maka membuat tenaga kerja lanjut usia semakin
tersingkir dari dunia kerja yang diharapkan. Kurangnya pasaran kerja, membuat
mereka tidak mampu bersaing dengan orang-orang yang lebih muda dan
berpendidikan. Disamping itu menurunnya kondisi fisik yang tidak mungkin dapat
menyesuaikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang memegang prinsip efektifitas dan
kualitas serta kuantitas yang tinggi ikut berpengaruh. Dengan demikian
pengangguran usia lanjut akan semakin banyak, dan lanjut usia semakin berada
pada garis kemiskinan dan semakin tergantung pada generasi muda Di jaman
modernisasi, hubungan orang muda dan orang tua semakinrenggang. Kesibukan
yang melanda kaum muda hampir menyita seluruhwaktunya, sehingga mereka
hanya memiliki sedikit waktu untuk memikirkan orang tua. Kondisi seperti ini
menyebabkan kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak, kurangnya
perhatian dan pemberian perawatan terhadap orang tua.
Kondisi perkotaan yang berpacu untuk memperoleh kekuasaan dan
kekayaan banyak menimbulkan rasa kecemasan, ketegangan, ketakutan, bagi
penduduknya yang dapat menyebabkan penyakit mental. Kondisi perkotaan yang
besifat individualisme menyebabkan kontak sosial menjadi longgar sehingga
penduduk merasa tidak aman, kesepian dan ketakutan.Untuk memperbaiki kualitas
sumber daya manusia lanjut usia perlu mengetahui kondisi lanjut usia di masa lalu
dan masa sekarang sehingga orang lansia tidak pernah sekolah, tidak tamat SD
sekitar 27,8 persen atau 3,7 juta orang sehingga dengan demikian 80 persen lansia
berpendidikan SD ke bawah dan tidak memenuhi beberapa persyaratan yang
dikehendaki perusahaan/industry maka membuat tenaga kerja lanjut usia semakin
tersingkir dari dunia kerja yang diharapkan. Kurangnya pasaran kerja, membuat
mereka tidak mampu bersaing dengan orang-orang yang lebih muda dan
berpendidikan. Disamping itu menurunnya kondisi fisik yang tidak mungkin dapat
menyesuaikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang memegang prinsip efektifitas dan
kualitas serta kuantitas yang tinggi ikut berpengaruh. Dengan demikian
pengangguran lanjut usia akan semakin banyak, dan lanjut usia semakin berada
pada garis kemiskinan dan semakin tergantung pada generasi muda
Di jaman modernisasi, hubungan orang muda dan orang tua semakin
renggang. Kesibukan yang melanda kaum muda hampir menyita seluruh waktunya,
sehingga mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk memikirkan orang tua.
Kondisi seperti ini menyebabkan kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak,
kurangnya perhatian dan pemberian perawatan terhadap orang tua Kondisi
perkotaan yang berpacu untuk memperoleh kekuasaan dan kekayaan banyak
menimbulkan rasa kecemasan, ketegangan,ketakutan, bagi penduduknya yang
dapat menyebabkan penyakit mental. Kondisi perkotaan yang besifat
individualisme menyebabkan kontak sosial menjadi longgar sehingga penduduk
merasa tidak aman, kesepian dan ketakutan Untuk memperbaiki kualitas sumber
daya manusia lanjut usia perlu
mengetahui kondisi lanjut usia di masa lalu dan masa sekarang sehingga orang
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan-permasalahan lanjut usia tersebut maka rumusan
masalah dari pengaruh faktor-faktor kondisi kesehatan, kondisi ekonomi dan
kondisi sosial terhadap kemandirian orang lanjut usia adalah :
1.Apakah faktor-faktor kondisi kesehatan, kondisi ekonomi, dan ondisi hubungan
sosial berpengaruh secara signifikan terhadap kemandirian oranglanjut usia?
2.Faktor yang manakah yang berpengaruh secara dominan terhadap kemandirian
oranglanjut usia?
Tujuan Penelitian
1.Menganalisis pengaruh faktor-faktor kesehatan, ekonomi, dan hubungan sosial
terhadap kemandirian orang lanjut usia
2.Menganalisis faktor yang manakah yang berpengaruh secara dominan terhadap
kemandirian orang lanjut usia.
Manfaat Penelitian
1.Mengembangkan penelitian tentang lanjut usia.
2 hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi lanjut usia untuk mengatasi
persolan-persoalan hidup lanjut usia agar mereka dapat hidup mandiri.
3Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pra lansia untuk mempersiapkan
diri sebelum masa lanjut usia tiba agar mereka bias mandiri di usia lanjut.
4Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian lanjut usia berikutnya
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
KESIMPULAN
keterampilan baru.
Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduruan
kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas
ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada
aktivitas kehidupan sehari hari.Masalah umum yang dialami lanjut usia yang
berhubungan dengan kesehatan fisik, yaitu rentannya terhadap berbagai penyakit
karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar.
Menurut data SKRT (Survey Kesehatan Rumah Tangga) masih tinggi. SKRT tahun
1980 menunjukkan angka kesakitan penduduk usia 55 tahun ke atas sebesar 25,7
persen. Berdasarkan rumit Berkurangnya teman/relasi akibat kurangnya aktifitas
di luar rumah kurangnya aktifitas sehingga waktu luang bertambah banyak
Meninggalnya pasangan.
PENGANGGURAN : PENGERTIAN, PENYEBAB, DAMPAK DAN
PERAN PEMERINTAH DALAM MENGATASINYA (TULISAN
TIGA)
12 September 2016 Oleh Denni Hidayat
Di atas telah dijelaskan dampak negatif dari adanya pengangguran dalam perekonomian.Untuk
mengatsi dampak negatif tersebut pemerintah perlu secara terus menerus berusaha mengatasi
masalah pengangguran. Ada beberapa tujuan dari kebijakan pemerintah diantaranya:
Dalam jangka pendek pengangguran dapat menjadi bertambah serius, yaitu ketika berlaku
kemunduran atau pertumbuhan ekonomi yang lambat. Dalam masa seperti itu kesempatan kerja
bertambah dengan lambat dan pengangguran meningkat. Menghadapi keadaan yang seperti ini
usaha-usaha pemerintah untuk mengatasi pengangguran perlu ditingkatkan.
3. Tujuan bersifat sosial dan politik: tujuan untuk mengatasi masalah sosial dan
politik tidak kalah pentingnya dengan tujuan yang bersifat ekonomi. Tanpa
kesetabilan sosial dan politik , usaha-usaha untuk mengatasi masalah
ekonomi tidak akan dapat dicapai dengan mudah. Beberapa tujuan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan politik:
Kebijakan pemerintah untuk mengatur pengeluaran pemerintah serta mengatur besarnya tarif
pajak..
Masalah pengangguran muncul karena pengeluaran agregat (AE 1) berada di bawah pengeluaran
agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh (AE 2). Jarak
antara AE1 dan AE2 dinamakan jurang deflasi, jurang deflasi adalah jumlah kekurangan
pembelanjaan agregat yang diperlukan untuk mencapai konsumsi tenaga kerja penuh. Dalam
grafik a. dimisalkan keseimbangan asal di capai di titik E 1. keseimbangan ini menunjujukan
pendapatan nasional adalah Y1 dan dalam dalam keseimbangan ini pengangguran berlaku.untk
mengatasinya pemerintah menambah pengeluaran pemerintah sebanyak G dan pertambahan
pengeluaran ini memindahkan pengeluaran pemerintah dari AE1 KE AE1. Perubahan tersebut
berarti keseimbangan bergeser pula dari E1 ke E2. Perubahan in akan akan menambah
kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran.
Dalam grafik b, yang menunjukan efek pengurangan pajak pada keseimbangn pendapatan
nasional, juga dimisalkan keseimbangan yang asal adalah di E1. Pengurangan pajak sebesar T
(yang sama nilainya dengan G) akan menambah pendapatan disposibel rumah tangga sebesar
=T. Perubahan disposibel itu akan adalah kuarang dari G, yaitu hanya sebesar:
C=MPC.G. Kenaikan pengeluaran rumah tersebut akan memindahkan pengeluaran agregat
menjadi A dan keseimbangan menjadi . Maka pendapatan nasional bertambah dari ke dan
oleh sebab itu kesempatan kerja bertambah dan pengangguran berkurang.
2. Kebijakan moneter
Pengeluaran agregat yang mula-mula berlaku dalam perekonomian ditunjukan oleh A dan
pendapatan nasional di . Untuk mengatasi pengangguran dan menggalakan kegiatan ekonomi
bank sentral menambah penawaran uang. Langkah ini menurunkan suku bunga dan menggalakan
para pengusaha menambah investasi, yaitu sebesar . Pertambahan investasi tersebut
memindahkan pengeluaran agregat dari A ke A dan memindahkan keseimbangan dari ke A .
Dengan demikian pendapatan nasional meningkat menjadi . Peningkatan ini menambah
kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran, akan tetapi kegiatan ini berlaku pada harga
yang tidak mengalami perubahan.
6. Meningkatkan daya beli mesyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan akan
meningkatkan jumlah permintaan. Dengan demikian, perusahaan harus
meningkatkan produksi dengan menambah tenaga kerjanya.
7. Mengatur bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga para investor lebih
suka menginvestasikan uangnya dalam bidang usaha untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.
13.Pelatihan keterampilan lain, selain bidang yang sudah digeluti. Hal tersebut
dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan lain pada saat musim musim
tertentu (biasanya saat petani meninggu panen).
16.Pelatihan tenaga kerja, terutama diarahkan untuk tenaga kerja yang akan
dikirim ke luar negeri, supaya mereka tidak hanya menjadi tenaga kasar,
tetapi minimal menjadi tenaga terampil atau bahkan tenaga ahli.
Demikianlah sedikit pemaparan dari persoalan pengangguran yang terjadi semoga dapat
bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembaca yang berminat terhadap pengkajian
masalah-masalah diatas,
Pendahuluan
Latar Belakang
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial,
seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan
budaya (Alexander 1994). Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi
ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.
1. Dualisme peraturan
4. Pemerataan pembangunan
Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika tingkat
pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan
masyarakat akan merosot. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula
pada emosi masyarakat dan kehidupan keluarga sehari-hari.
Rumusan masalah
Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan
bermanfaat bagi kita semua. Dan dapat lebih memahami tentang persepektif teori
pembangunan,begitu juga masalah-masalah pembangunan, seperti :
Bab II
Pembahasan
pengangguran yaitu orang yang berada pada usia produktif/usia kerja yang tidak bekerja.
Berdasarkan penyebabnya pengangguran dapat dibedakan 5 macam yaitu:
Salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia adalah masalah pengangguran, yang tidak
pernah teratasi setiap tahunnya. Faktor pengangguran bisa beragam macamnya, dan ini tidak
boleh di abaikan oleh pemerintah. Usaha mengatasi pengangguran bukanlah kewajiban
pemerintah semata. Seluruh penduduk Indonesia di harapkan partisipasinya untuk mengatasi
masalah ini. Tanpa kerjasama pemerintah dan masyarakat mustahil dapat mengatasi
pengangguran di Indonesia. Berikut adalah beberapa penyebab pengangguran yang umum terjadi
di Indonesia.
5. Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain. Misalnya ada
seorang lulusan sarjana yang kemudian tidak mau bekerja dan lebih suka
menggantungkan hidup kepada orang tua atau pasangannya bila sudah
menikah. Ia termasuk pengangguran, selain itu ia melewatkan peluang untuk
menciptakan suatu lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Itulah beberapa faktor pengangguran yang banyak terjadi di Indonesia. Cukup sulit untuk
mengatasi pengangguran di Indonesia dengan tingkat jumlah penduduk yang begitu besar dan
masih banyaknya korupsi di negeri ini, sehingga laju pengangguran semakin naik per tahunnya.
Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat
pendapatan masyarakat akan merosot. Sehingga menghambat beberapa faktor pembangunan
nasional, seperti :
1. Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita.
2. Beban psikologis
3. Biaya sosial
4. Penerimaan negara
Upah merupakan salah satu komponen dalam penghitungan pendapatan nasional. Apabila tingkat
pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin kecil. Dengan demikian,
nilai pendapatan nasional pun akan semakin kecil.
Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk. Oleh karna itu, nilai
pendapatan nasional yang semakin kecil akibat pengangguran akan menurunkan nilai pendapatan
per kapita.
Beban psikologis
Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang harus ditanggung.
Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh
terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dampak psikologis ini mempunyai
efek domino di mana secara sosial, orang menganggur akan merasa minder karena status sosial
yang tidak atau belum jelas.
Biaya sosial
Dengan semakin besarnya jumlah pengangguran, semakin besar pula biaya sosial yang harus
dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas peningkatan tugas-tugas medis, biaya
keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya tindak kejahatan.
Penerimaan negara
Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan. Pajak
penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan. Apabila tingkat
pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan berkurang.
Akibatnya penerimaan negara pun berkurang.
Beberapa faktor di atas dapat menghambat pembangunan nasional yang bertujuan untuk
kesejahteraan masyarakat. Baik berupa penbangunan sistem sosial, politik, ekonomi,
infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya.
Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah selama ini dalam mengurang jumlah
pengangguran di Indonesia, namun masih saja pengangguran tidak berkurang bahkan lebih
bertambah setiap tahunnya di karenakan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan lapangan
pekerjaan.
Menurut Paul A. Samuelson dan Wiliam D. Nurdhaous dalam bukunya Ekonomi mengemukakan
cara-cara mengatasi pengangguran yaitu sebagai berikut:
Selain hal tersebut di atas, sesuai dengan GBHN 1999, pemerintah Indonesia hendaknya:
Mengembangkan tenaga kerja secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada
peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja peningkatan pengupahan, penjaminan
kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasab berserikat, dan
Meningkatkan kualitas dan kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan
memerhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja yang di kelola secara
terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.
Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja
yang kosong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi
di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industri (padat
karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk
mengatasi msalah pengangguran struktural.
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat
mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran
dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau
perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah
persoalan informasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan sistem informasi yang
memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. Sistem seperti itu antara lain dapat berupa
pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bisa juga berupa pengenalan profil
perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.
Meningkatkan program pendidikan dengan cara wajib belajar 12 tahun dan memberikan
pendidikan gratis bagi warga yang kurang mampu, sehingga mengurangi pengangguran yang
tidak terdidik. Memberikan pelatihan kerja untuk mencari kerja, sehingga menjadi pekerja yang
terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan
atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar
penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.
Menggalakkan program transmigrasi
Program transmigrasi bukan saja merupakan cara efektif meratakan pembangunan dan jumlah
penduduk, tetapi juga merupakan cara mengatasi pengangguran yang tepat. Yaitu tidak semua
berbondong bondong mencari pekerjaan di ibukota yang dapat memadatkan ibu kota. Oleh
karena itu, transmigrasi adalah solusi terbaik untuk mengatasi pnegangguran juga dengan
memberikan pelatihan dan pemberian modal untuk membuka usaha di wilyah transmigrasi
sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan.
Meningkatkan jumlah wiraswasta dengan adanya UKM dengan pemberian modal yang di
berikan oleh pemerintah dan kerjasama dengan pihak swasta. Menumbuhkan jiwa wirausaha
sejak sekolah sehingga merubah paradigma dari mencari pekerjaan menjadi memberi pekerjaan.
Hal ini yang mesti di dukung oleh pemerintah. Mendukung kegiatan wirausaha sekecil apapun
skala usaha tersebut dan memberikan pelatihan pelatihan wirausaha hingga memberikan
pinjaman pinjaman tanpa anggunan dan tanpa bunga bagi perintis usaha ( masih pemula ).
Wirausaha bukan saja mengatasi pengangguran di tanah air tetapi juga bentuk usaha untuk
meningkatkan perekonomian Indonesia.
Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi
penduduk terbanyak di dunia. Jadi apabila masalah keluarga berencana ini tidak dijalankan
secara efektif, dapat dipastikan pengangguran di Indonesia akan semakin bertambah. Pemerintah
harus berusaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengawasi program ini dengan
sebaik baiknya agar program ini berjalan dengan sangat baik. Karena masih belum terlihat
keberhasilan dari program KB.
Pemerintah harus menekan impor sebanyak mungkin dan memajukan produk produk dalam
negeri yang di hasilkan dari petani dan para wirausaha. Sehingga para usahawan tidak kesulitan
dalam mencari pasar dalam menjual usahanya. Dan berusaha untuk mengekspor produk dalam
negeri yang laku dalam pasaran luar negeri yang dapat menghasilkan devisa negara. Sehingga
para pengangguran yang berusaha untuk mengembangkan bisnis usahanya tidak kesulitan
mencari pasar untuk menjual hasil dari usahanya.
Hal hal di atas adalah beberapa cara yang dapat di gunakan pemerintah dalam mengurangi
pengangguran di Indonesia dan dapat memperkuat ekonomi Indonesia. Namun pemerintah tidak
akan bisa menjalankan program program tersebut jika tanpa adanya kerjasama dengan pihak
swasta dan masyarakat.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Pengangguran merupakan faktor penting dalam pembangunan nasional baik jangka panjang
maupun jangka pendek. Pengangguran harus segera di atasi agar ekonomi indonesia bisa lebih
baik dan mampu bersaing dengan luar negeri. Pemerintah diharapakan dapat mengatasi
pengangguran dengan menyediankan lapangan pekerjaan atau program-program bina usaha
untuk masyarakat kecil.
Saran
Pemerintah harus dapat bekerja sama dengan swasta dan masyarakat dalam
mengatasi pengangguran.
Mengadakan sosialisasi pada masyarakat tentang usaha mandiri.
BAB IV
Daftar pustaka
http://www.anneahira.com/faktor-pengangguran.htm
http://www.anneahira.com/cara-mengatasi-pengangguran.htm
http://usahamodalkecil31.blogspot.com/2012/06/solusi-untuk-mengurangi-pengangguran-di.html
http://www.ekonomikabisnis.com/1883/permasalahan-pembanguna-indonesia.html