Anda di halaman 1dari 6

Hama Tanaman Kakao

a. Hama Penggerek Batang (Zeuzera coffeae) Kakao


Klasifikasi Zeuzera coffeae menurut Kalshoven (1981) sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Divisi : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Cossidae
Genus : Zeuzera
Spesies : Zeuzera coffeae
Serangga dewasa berupa kupu - kupu dengan sayap depan berbintik -
bintik tebal berwarna hitam, di bagian atas berwarna putih tembus pandang. Telur
berbentuk oval berwarna kuning pucat dan diletakkan secara berkelompok di
permukaan batang atau cabang. Di bagian tubuh ke arah kepala, kepompong
berwarna coklat tua, serta di bagian ekor dan perut berwarna coklat muda (Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia 2008).
b. Morfologi Hama Penggerek Batang (Zeuzera coffeae)
Imago serangga zeuzera yang aktif pada malam hari (nokturnal) ini bertelur
selama 6 sd 8 kali sehari, sedangkan periode bertelurnya berlangsung 5 sd 6 hari.
Imago betina dapat memproduksi telur sebanyak 500 sd 1.000 butir selama masa
hidupnya. Telur biasanya diletakan di celah kulit-kulit pohon yang membuka.
Telur zeuzera dapat diidentifikasi dari dimensinya yakni panjang 1 mm, lebar 0,5
mm, dan berwarna kuning kemerah-merahan.
Telur biasanya menetas menjadi ulat penggerek batang setelah10 sd 11
hari setelah diletakan. Ulat berwarna merah cerah dengan panjang 3 sd 5 mm. Ulat
tersebut dapat menggerek cabang bahkan batang tanaman dan menyebabkan
cabang atau batang yang terserang menjadi kopong dan menyisakan sedikit
lapisan xilem dan floemnya saja. Ulat tersebut sering berpindah dari satu lubang
gerekan ke bagian cabang atau batang lainnya untuk membuat gerekan baru.
Liang gerekan dibuat umumnya sedalam 40 sd 50 cm dengan diameter liang
sekitar 1 sd 1,2 cm. Tiap liang gerekan umumnya ditinggali oleh satu ekor ulat
saja.
Ulat bermetamorfosis menjadi kepompong umumnya pada usia 81 sd 151
hari setelah ditetaskan. Ulat berkepompong di dalam kamar kepompong yang
panjangnya 7 sd 12 cm yang dibuat dalam liang gerekan. Liang gerekan ketim ulat
tengah berada pada fase kepompong umumnya ditutup bagian atas dan bawahnya
menggunakan kotoran atau sisa gerekan.
Kepompong menjadi ngengat (imago) setelah 21 sd 30 hari setelah
dimulainya fase kepompong. Untuk menjadi ngengat jantan, lama stadium
kepompong memerlukan waktu 27 sd 30 hari, sedangkan untuk menjadi ngengat
betika memerlukan waktu 21 sd 23 hari. Imago keluar dari liang gerekan dan
kamar kepompong dengan meninggalkan kulit kepompong pada liang gerekan.
Imago ini kemudian meneruskan siklus hidupnya dengan meletakan telurnya pada
tanaman kakao lainnya. Hama ini juga dapat menginang pada beberapa tanaman
selain kakao, seperti bungur, jati, mahoni, randu, jambu biji, kopi, dan kina.

c. Gejala Serangan Hama Zeuzera sp


Larva dari serangga ini menggerek cabang-cabang tanaman kakao yang
bergaris tengah sekitar 3-5 cm. Larva penggerek menyerang cabang tanaman
kakao dengan cara menggerek batang pada kulit sekunder, sehingga cabang
bagian atas mati atau mudah patah. Serangan pada cabang muda, pada umumnya
hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan sementara. Jika Larva itu telah
keluar, batang tersebut tumbuh normal kembali. Serangan hama ini ditandai
dengan adanya kotoran yang membentuk silindrik dan berwarna merah sawo
matang yang dikeluarkan melalui liang gerek. Akibat dari serangan penggerek ini
tanaman kakao kehilangan sebagian dari cabang-cabangnya yang produktif.
Bahkan jika menyerang batang utama yang masih muda dapat mematikan
tanaman budidaya (Sunanto, 2000).
Pada stadia larva dapat menyebabkan serangan penggerek batang merah.
Hama Larva ini merusak bagian batang dengan cara menggerek menuju empelur
(xylem) batang atau cabang. Menyerang tanaman muda. Pada permukaan batang
yang baru digerek sering terdapat campuran kotoran dengan serpihan jaringan.
Bila cabang terserang dipotong dan dibelah, akan nampak lubang gerekan masuk
melintang cabang, kemudian membelok kea rah pucuk membentuk terowongan-
gerekan yang panjang. Akibat serangan larva penggerek batang merah ini, bagian
tanaman di atas lubang gerekan akan merana, layu, kering, dan mati, sehingga
menyebabkan distribusi hara dan air terganggu (Ratmawati, 2002).
Serangan Zeuzera sp. Menyebabkan daun mengalami nekrosis dan pucuk
pada tanaman dewasa akan mati. Serangannya terutama pada cabang-cabang
muda yang lembek, misalnya di sudut tangkai daun. Larva Zeuzera sp. Akan
melubangi kulit kayu kemudian Larva masuk kedalamnya dan merusak berkas
pembuluhnya. Larva ini dikayu mampu menggerek sampai dengan 9-30 cm dan
mengeluarkan sisa gerekan berupa serbuk kayu bercampur lender. Cabang yang
diserang mengalami kekeringan dan lentiselnya akan membesar sehingga
akhirnya kulit kayunya retak dan pecah (Siregar, 2000).

Pengendalian Hama Zeuzera sp


Secara Mekanis
Batang tanaman kakao yang terserang dipotong 10 cm dibawah lubang gerak
kearah pangkal batang kemudian batang dibakar diluar kebun (Hidayat, 2008).
Pengendalian dapat juga dilakukan dengan cara menyumbat liang-liang gerek
dengan kapas yang telah dicelupkan dalam insektisida (Sunanto, 2000)
Biologis
Dengan musuh alami sejenis parasitoid : Bracon zeuzerae, Isosturmia
chatterjeena dan Carceria kockiana. Selain dengan musuh alami, hama ini dapat
juga dikendalikan dengan jamur phatogen serangga Beuveria bossiana
(Ratmawati, 2000)
Kultur Teknis
Pembersihan merupakan cara bercocok tanam yang paling tua dan cukup
efektif untuk menurunkan populasi hama. Banyak hama yang dapat bertahan
hidup atau berdiapause di sisa-sisa tanaman. Dengan mebersihkan sisa-sisa
tanaman tersebut berarti kita mengurangi laju peningkatan populasi dan ketahanan
hidup hama. Pada prinsipnya teknik sanitasi adalah membersihka lahan dari jenis-
jenis tanaman singgang, tunggul tanaman, atau bagian-bagian tanaman berbeda
(Untung, 1996).
- Kimiawi
Faktor pengendalian ini digunakan apabila kerusakan yang disebabkan
oleh serangga hama sudah melewati garis Normal. Menutup lubang gerekan hama
dengan kapas yang telah diberi aturan Insektisida. Menginfus tanaman dengan
insektisida sistemik, baik melalui batang maupun ujung akar (Ratmawati, 2002).

Kepik Penghisap Buah Kakao


Hama ini merupakan salah satu hama utama tanaman kakao di Indonesia
menyerang buah dan tunas muda. Serangan pada buah muda menyebabkan buah
mati, sedangkan pada buah tua menyebabkan bentuk buah abnormal. Serangan
pada buah dapat menurunkan daya hasil 42% (Wardoyo, 1988). Sedangkan
serangan berat dan berulang-ulang pada pucuk tanaman dapat menekan produksi
kakao 36-75% (Sulistyowati dan Sardjono, 1988). Selain kakao, hama ini dapat
menyerang tanaman jambu mete, kina, kapok, rambutan dan teh. Penyebaran
hama meliputi Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua.

Taksonomi

Kingdom : Animalia
Phillum Arthropoda
Kelas Insekta
Ordo Hemiptera
Famili Miridae
Genus Helopeltis
Spesies Helopeltis antonii

Gejala Serangan

Pucuk yang terserang yaitu tanaman muda masih lunak dengan daun belum
membuka, sehingga daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan
meranggas serta tampak seperti lidi. Pada buah kakao, kepik menyukai buah muda
dan buah mendekati matang. Buah yang terserang menunjukkan bekas tusukan
berupa bercak-bercak cekung berwarna coklat-hitam, berukuran 2-3 mm pada
permukaan buah akibat tusukan stylet nimfa dan imago. Letak bercak-bercak
cenderung pada ujung buah. Buah yang terserang berat, tampak seluruh
permukaan buah dipenuhi bekas tusukan hitam dan kering, dimana kulit buah
kering dan retak-retak. Buah muda berukuran kurang dari 5 cm menjadi kering
dan rontok apabila terjadi serangan berat.

Siklus Hidup PBK


Serangga bertubuh kecil ramping dengan tanda spesifik yaitu adanya tonjolan
berbentuk jarum pada mesoskutelum. Species lain yang merusak kakao dan
tanaman lainnya yaitu Helopeltis theivora.

Telur

Telur diletakkan berkelompok 2-3 butir dalam jaringan tanaman yang lunak
seperti bakal buah, tangkai buah, buah muda, ranting muda dan bagian sisi bawah
tulang daun. Seekor kepik betina menghasilkan rata-rata 121 butir telur. Telur-
telur tampak pada jaringan tanaman tersebut berupa munculnya lilin agak
bengkok yang tidak sama panjangnya pada permukaan jaringan tanaman. Dalam
waktu 6-7 hari telur menetas menjadi nimfa.

Nimfa

Nimfa mengalami 5 kali ganti kulit selama periode nimfa 10-11 hari. Instar
pertama berwarna coklat bening yang berubah coklat. Instar kedua, tubuh
berwarna coklat muda, antena coklat tua. Instar ketiga, keempat dan kelima
semakin jelas tonjolan pada thorax dan bakal sayapnya.

Imago

Imago berukuran kecil, 10 mm. Abdomen berwarna hitam dan putih, sedangkan
thorax berwarna jingga atau hitam. Kepala berwarna hitam. Pada setiap 30 ekor
nimfa menghasilkan 24-29 serangga dewasa. Lama hidup serangga betina 10-42
hari dan jantan 8-52 hari.

Gambar 1. Kepik Helopeltis antonii dewasa (kiri) dan nimfa (kanan)

Pengendalian KPB

1. Pencegahan Serangan Kepik Penghisap Buah

a. Pemupukan secara tepat

Tanaman yang defisiensi unsur P dan K menjadi peka terhadap serangan hama ini.
Dengan demikian pemberian pupuk secara teratur dan tepat dapat meningkatkan
pertumbuhan dan ketahanan tanaman kakao terhadap hama ini. Peranan unsur P
untuk mempertinggi daya regenerasi tanaman dari kerusakan. Sedangkan unsur K
berperan penting pada proses asimilasi bertindak sebagai katalisator, serta
memperkuat jaringan tanaman. Sebaliknya pemberian unsur N yang berlebihan
dapat meningkatkan serangan, karena jaringan tanaman menjadi lunak.
b. Sanitasi tanaman inang lainnya

Beberapa jenis tanaman menjadi inang hama ini antara lain kapok, rambutan,
dadap, albasia dan beberapa gulma. Pertanaman kakao perlu dibebaskan dari
tanaman inang lainnya ini melalui tindakan sanitasi kebun.

c. Pengaturan pohon pelindung

Pohon pelindung perlu dipangkas agar tidak terlalu lebat dan lembab, karena
kepik ini tidak tahan angin dan sinar matahari langsung. Populasi kepik menjadi
berkurang.

2. Langkah kuratif terhadap kepik penghisap buah

a. Pemetikan tunas air (wiwilan)

Tunas air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kakao dan menjadi tempat
peletakan telur hama ini. Pemetikan tunas air setiap 2 minggu dapat mengurangi
populasi hama, karena telur yang terdapat pada tunas air akan ikut terbuang.

b. Secara mekanis

Secara mekanis dapat dilakukan dengan menangkap hama dengan tangan atau
menggunakan bambu yang diberi perekat (getah tanaman) pada ujungnya. Kedua
cara ini memerlukan banyak tenaga kerja, dan kurang efektif.

Cara ketiga, dengan membungkus buah yang masih kecil (8-12 cm) menggunakan
kantong plastik. Salah satu ujung plastik diikat dengan tali, sedangkan ujung
lainnya dibiarkan terbuka. Cara ini untuk mengendalikan hama PBK juga.

c. Secara hayati

Semut hitam Dolichoderus thoracicus dan Dolichoderus bituberculatus dapat


digunakan dalam pengendalian hama ini secara hayati. Hanya saja sebelum
diintrokdusi ke lokasi baru perlu dibebaskan dari semut jenis lain yang menjadi
pesaingnya, disamping itu belalang sembah dan laba-laba dapat berperan sebagai
predator. Parasit yang menyerang nimfa yaitu Euphorus helopeltidis, disamping
itu Beauveria bassiana dapat dimanfaatkan sebagai jamur entomopatogen.

Gambar 2. Semut hitam Dolichoderus thoracicus

http://citrusbiosecurity.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai