PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
Namun demikian, akibat begitu banyak peraturan yang terkait
dengan hal ini, seringkali justru terjadi benturan antara satu peraturan
dengan peraturan yang lain, yang kemudian mengakibatkan pada tataran
implementasi menjadi tidak efektif.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh
karena itu, setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan
prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan yang
sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia
Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta
pembangunan nasional.
Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian
secara berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya
kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan mengikutsertakan
masyarakat secara luas yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif yang bersifat menyeluruh terpadu dan berkesinambungan.
(M aziz,Noor. 2010)
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan
dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan
organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan
dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama
lain. (M aziz,Noor. 2010) Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang
berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam
rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin
kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit.
2
Tenaga medik (terutama Dokter) dengan perangkat keilmuan yang
dimilikinya mempunyai karakteristik yang khas. Kekhasannya ini terlihat
dari pembenaran yang diberikan oleh hukum yaitu diperkenankannya
melakukan tindakan medik terhadap tubuh manusia dalam upaya
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan. Tindakan medik
terhadap tubuh manusia yang dilakukan bukan oleh dokter atau dokter
gigi dapat digolongkan sebagai tindak pidana. (Bertens, K.b. 2001)
Berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap tenaga medik
(khususnya dokter), maraknya tuntutan hukum yang diajukan masyarakat
dewasa ini seringkali diidentikkan dengan kegagalan upaya penyembuhan
yang dilakukan dokter. Di sisi lain, kurangnya pemahaman komunitas
medik (dokter, perawat, dan rumah sakit) seputar aspek-aspek hukum
profesi mereka juga merupakan penyebab timbulnya sengketa medik. Hal
ini dapat dicegah jika komunitas medik (dan juga masyarakat) memahami
batasan hak dan tanggung jawab masing-masing ketika memberikan atau
mendapatkan layanan medik.
Untuk itu, maka dari makalah ini diharapkan dapat lebih mengerti
hak-hak, kewajiban, serta Hubungan Tenaga Medik, Rumah Sakit dan
Pasien.
Batasan Topik
1. Sebutkan dan jelaskan peraturan yang mengatur hak dan kewajiban
tenaga kesehatan (perawat dan dokter)
2. Sebutkan dan jelaskan peraturan yang mengatur tentang hak dan
kewajiban pasien
3. Sebutkan dan jelaskan peraturan yang mengatur tentang hak dan
kewajiban rumah sakit
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Termasuk dalam kewajiban dokter dalam pemberian pelayanan
kesehatan adalah :
1. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar
operasional prosedur serta kebutuhan medis.
2. Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan
suatu pemeriksaan / pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter / sarana
kesehatan lain yang mempunyai kemampuan lebih baik.
3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,
bahkan setelah pasien itu meninggal dunia.
4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain yang mampu melakukannya.
5. Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.
Sedangkan yang termasuk sebagai hak dokter dalam pelayanan
kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas
sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur.
2. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar
operasional prosedur.
3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau
keluarganya.
4. Menerima imbalan jasa.
Sedangkan mengenai hak untuk mengakses rekam medis
pasien atau pun catatan medis pasien maka hal yang mengatur
akan ini adalah Peraturan Menteri kesehatan No. 269 pasal 12
yang berbunyi :
1. Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan.
2. Isi rekam medis merupakan milik pasien.
3. Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam
bentuk ringkasan rekam medis.
4. Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat diberikan, dicatat, atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi
5
kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang
berhak untuk itu.
Semoga dengan masyarakat lebih memahami akan berbagai macam hak
dan kewajiban yang berhubungan dengan hak kewajiban dokter, hak
kewajiban pasien serta hak dan kewajiban rumah sakit akan bisa
menghasilkan sebuah pelayanan kesehatan yang paripurna bagi
keseluruhan rakyat Indonesia ini. Dan termasuk di dalamnya hak dan
kewajiban perawat..
Ada beberapa hal yang termasuk dalam hak kewajiban
perawat yaitu diantaranya :
1. Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2. Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan
sosialisasi sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
3. Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan serta standard dan kode etik
profesi perawat.
4. Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya
berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bidang keperawatan atau kesehatan secara terus menerus.
5. Perawat berhak untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan
yang layak atas jasa profesi yang diberikannya berdasarkan perjanjian
atau ketentuan yang berlaku di institusi pelayanan yang bersangkutan.
Dan yang termasuk dalam kewajiban perawat adalah :
1. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang
bersangkutan.
2. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan
keperawatan sesuai dengan standar profesi dan batas kegunaannya.
3. Perawat wajib menghormati hak klien.
4. Perawat wajib merujukkan klien kepada perawat atau tenaga
kesehatan lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih
baik bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya.
6
5. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk
berhubungan dengan keluarganya, selama tidak bertentangan dengan
peraturan atau standar profesi yang ada.
6. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk
menjalankan ibadahnya sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-
masing selama tidak mengganggu klien yang lainnya.
7. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga
kesehatan terkait lainya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan
pelayanan keperawatan kepada klien.
7
- Hak menerima atau menolak sebagian atau seluruh pertolongan
(kecuali tak sadar, penyakit menular berat, gangguan jiwa
berat).
- Hak atas rahasia pribadi (kecuali perintah UU, pengadilan, ijin
ybs, kepentingan yang bersangkutan, kepentingan masyarakat).
- Hak tuntut ganti rugi akibat salah atau kelalaian (kecuali
tindakan penyelamatan nyawa atau cegah cacat).
Pasal 23
Kewajiban Pasien
Pasal 31
(1) Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap rumah Sakit atas
pelayanan yang diterimanya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur
dengan Peraturan Menteri.
Hak Pasien
Pasal 32
- Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit.
8
- Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
- Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
- Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.
- Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
- Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan.
- Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
- Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain (second opinion) yang memiliki Surat Ijin Praktik
(SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
- Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
- Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
- Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
- Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
- Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
- Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.
- Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya.
- Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
- Menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit
itu diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata ataupun pidana.
- Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
9
UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, terutama pasal
53 UU
Kewajiban Pasien
Pasal 53
- Memberi informasi yg lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya.
- Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi.
- Mematuhi ketentuan yang berlaku di saryankes.
- Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
UU RI nomor 8 tahun 1999, pasal 4
Pasal 4
Hak konsumen adalah :
1. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
2. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan
barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi
serta jaminan yang dijanjikan;
3. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi
dan jaminan barang dan/atau jasa;
4. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang
dan/atau jasa yang digunakan;
5. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;
6. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif;
8. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau
penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak
sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya;
9. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan lainnya.
10
2. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang
dan/atau jasa;
3. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
4. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan
konsumen secara patut.
11
Hak-hak tentang rumah sakit tercantum dalam UU No. 44 Tahun 2009
Pasal 30 ayat 1 sampai dengan ayat 3 yang meliputi:
1. Menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia
sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit
2. Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi,
insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
3. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka
mengembangkan pelayanan
4. Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang - undangan
5. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian
6. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan
7. Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
8. Mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah
Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan
9. Membuat peraturan-peraturan yang berlaku di RS nya sesuai
dengan kondisi atau keadaan yang ada di RS tersebut (hospital by
laws).
10. Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala peraturan RS.
11. Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala instruksi yang
diberikan dokter kepadanya.
12. Memilih tenaga dokter yang akan bekerja di RS. melalui panitia
kredential.
13. Menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi (termasuk
pasien, pihak ketiga, dll
12
Kewajiban di rumah sakit tercantum dalam UU No. 44 Tahun 2009 Pasal
29 ayat 1 sampai dengan ayat 3 meliputi :
1. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit
kepada masyarakat
2. Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi,
dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit
3. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya
4. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya;
5. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu
atau miskin
6. Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas
pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat
tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan
kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan
7. Membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien
8. Menyelenggarakan rekam medis
9. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain
sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita
menyusui, anak-anak, lanjut usia
10. Melaksanakan sistem rujukan
11. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi
dan etika serta peraturan perundang-undangan
12. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien
13. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien
14. Melaksanakan etika Rumah Sakit
15. Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan
bencana
16. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara
regional maupun nasional
17. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran
atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya
18. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit
(hospital by laws)
13
19. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas
Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas
20. Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan
tanpa rokok.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam UUD 1945 yang telah diamandemen, secara jelas dalam pasal 28
H menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pelayanan
kesehatan yang layak. Mengenai hak dan kewajiban dalam pelayanan
kesehatan juga diatur dalam :
1. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2. UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
14
3. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
4. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
5. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
6. Surat Edaran Direktorat Jendral Pelayanan Medis Depkes RI No
YM.02.04.3.5.2504 tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter
dan RS
7. Deklarasi Muktamar IDI mengenai Hak dan Kewajiban pasien dan
Dokter.
Hak Pasien harus diatur dalam rangka melindungi kepentingan pasien
yang seringkali tidak berdaya. Demikian juga hak tenaga medis diperlukan
untuk melindungi kemandirian profesi. Sementara kewajiban tenaga medis
diatur untuk mempertahankan keluhuran profesi dan melindungi
masyarakat. (Edi Kusmiadi. 2011)
SARAN
15
tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sudah diatur dan harus
dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
16
M. Aziz, Noor. 2010. LAPORAN PENELITIAN HUKUM TENTANG
HUBUNGAN TENAGA MEDIK, RUMAH SAKIT DAN PASIEN. Jakarta:
Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI
Diakses pada tanggal 20 Mei 2014. Pukul 18.22
17