Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

Quality Tools (Cause Effect Diagram, Pareto Diagram dan Scatter Diagram)

Studi Kasus
Penundaan Penerbangan Oleh Maskapai Penerbangan Lion Air

Disusun Oleh :

Aisyah Devita Mukhlishah (13.01.011.002)

Arif Pasadita (13.01.011.005)

PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
2017
Masalah utama :

Seringnya terjadi penundaan keberangkatan oleh maskapai penerbangan


Lion Air.

Analisis :

Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode / tool
di dalam meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram
Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan
jepang pada tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915
di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Sehingga
sering juga disebut dengan diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih
banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal
(non-numerical) atau data kualitatif. Dr. Ishikawa juga ditengarai sebagai orang
pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian kualitas (7 tools).
Yakni fishbone diagram, control chart, run chart, histogram, scatter diagram,
pareto chart, dan flowchart.

Pada tugas ini, kami akan menganalis dan membahas mengenai masalah
maskapai penerbangan Lion Air yang sering melakukan penundaan keberangkatan
(delay) menggunakan Quality tools (Cause-effect diagram, pareto diagram dan
scatter diagram). Menurut pernyataan mantan pilot lion air pada koran elektronik
detik.com yang terbit pada tanggal 7 bulan Agustus 2016 mengenai penyebab
seringnya terjadi delay terhadap maskapai tersebut, terdapat 3 hal yang menjadi
penyebab utama secara umum yaitu rute pesawat, kru pesawat dan kondisi
pesawat. Tiga hal tersebut belum bisa berjalan seimbang sehingga sering terjadi
delay pada maskapai penerbangan tersebut. Berikut anasisis mengenai masalah
tersebut :

1. Diagram Cause Effect/Fish-bone Diagram


Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab
dan Akibat)/ Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi
penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian
memisahkan akar penyebabnya. Sering dijumpai orang mengatakan penyebab
yang mungkin dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab
untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan
memberikan hasil yang diinginkan. Analisis ini dapat membantu untuk
menemukan faktor-faktor yang mungkin menyebabkan munculnya masalah utama
di atas.

EnvironmentalMan: : Material :
Kondisi Kurangnya kompetensi Kebocoran
dari kru pesawat
cuaca yang tidak menentu
Kekurangan kru pesawat
pada avtor pesawat
Kondisi bandara Tidak adanya sensor di dalam pesawat

Penumpang maskapai penerbangan Lion Air terlunta-lunta di bandara akiba

Manajemen : Metode :
Lamanya
Penumpang dibiarkan terlunta di bandara, tidak proses
adanya pengecekan
customer care mesin pesawat
Proses yang lamban Tidak adanya pesawatpengganti yang standby

Gambar 1. Diagram fishbone/cause-effect pada maskapai penerbangan Lion AIr

Dari diagram fishbone/cause-effect di atas, dapat dilihat bahwa terdapat


beberapa faktor penyebab penundaan keberangkatan oleh maskapai penerbangan
Lion Air yang menyebabkan penumpang maskapai penerbangan tersebut terlunta-
lunta di Bandara.

2. Pareto Diagram

Diagram Pareto dikembangkan oleh Vilfredo Frederigo Samoso pada akhir


abad ke-19 merupakan pendekatan logic dari tahap awal pada proses perbaikan
suatu situasi yang digambarkan dalam bentuk histogram yang dikenal sebagai
konsep vital few and the trivial many untuk mendapatkan menyebab utamanya.
Diagram Pareto telah digunakan secara luas dalam kegiatan kendali mutu untuk
menangani kerangka proyek; proses program; kombinasi pelatihan, proyek dan
proses, sehingga sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi para pekerja
dalam meningkatkan mutu pekerjaan. Pareto chart sangat tepat digunakan jika
menginginkan hal-hal seperti menentukan prioritas karena keterbatasan
sumberdaya, menggunakan kearifan tim secara kolektif, menghasilkan consensus
atau keputusan akhir, dan menempatkan keputusan pada data kuantitatif.

Prinsip Pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dengan melakukan 20%
dari pekerjaan bisa menghasilkan 80% manfaat dari pekerjaan itu. Aturan 80/20
dapat diterapkan pada hampir semua hal, seperti: 80% dari keluhan pelanggan
timbul 20% dari produk atau jasa, 80% dari keterlambatan jadwal timbul 20% dari
kemungkinan penyebab penundaan, 20% dari produk atau account untuk layanan,
80% dari keuntungan Anda, 20% dari-tenaga penjualan menghasilkan 80% dari
pendapatan perusahaan Anda, atau 20% dari cacat sistem penyebab 80% masalah
nya. Berikut adalah diagram pareto dari permasalahn penundaan keberangkatan
penumpang oleh maskapai penerbangan Lion Air :

Pareto Diagram Maskapai Lion Air


160 120
140
100
120
80
100
80 60
60
40
40
20
20
0 0
D J E C I F B G A H
Kerugian (Juta Rp) Komulatif Rasio (%)

Keterangan :
A = Kondisi cuaca yang tidak
menentu
B = Kondisi bandara
C = Kurangnya kompetensi dari kru pesawat
D = Kekurangan kru pesawat (Pilot, tekninisi,
dll)
E = Kebocoran pada avtur pesawat
F = Tidak adanya sensor di dalam pesawat
G = Tidak adanya costumer care
H = Manajemen yang lamban
I = Lamanya proses pengecekan mesin pesawat
J = Tidak adanya pesawat pengganti yang
standby

Berikut adalah table perhitungan diagram pareto.

Masalah Kerugian (Juta Rp) Rasio (%) Komulatif Rasio (%)


D 70 20 20
J 100 20 40
E 135 15 55
C 30 11 66
I 20 11 77
F 20 7 84
B 80 5 89
G 15 5 94
A 76 4 98
H 10 2 100
Total 556 100

3. Scatter Diagram

Diagram Scatter atau diagram pencar atau juga disebut diagram sebar
adalah gambaran yang menunjukkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara
pasangan dua macam variabel dan menunjukkan keeratan hubungan antara dua
variabel tersebut yang sering diwujudkan sebagai koefisien korelasi. Scatter
diagram juga dapat digunakan untuk mengecek apakah suatu variabel dapat
digunakan untuk mengganti variabel yang lain.

Pada kasus di atas, dapat dicari hubungannya mengenai hubungan antara


kurangnya kru (mekanis) pada maskapai penerbangan Lion Air terhadap lamanya
proses pengecekan pesawat Lion Air. Berikut adalah diagram scatter dari
perbandingan tersebut :
Scatter Diagram Maskapai Lion Air
350
300
250
200
Lama Pengecekan (Menit) 150
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213

Kekurangan Jumlah Mekanis (Orang)

Dari diagram scatter di atas, diketahui bahwa semakin besar jumlah


kekurangan kru mekanis, maka waktu pengecekan pesawat juga akan semakin
meningkat. Oleh karena itu, salah satu metode untuk mengurangi waktu
penundaan penerbangan maskapai Lion Air, maka pihak maskapai Lion Air harus
menambah jumlah kru mekanis.

Anda mungkin juga menyukai