Anda di halaman 1dari 10

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE CUCI TANGAN BIASA dan CUCI TANGAN

BEDAH (ANTISEPTIK)

SOP CUCI TANGAN (BIASA DAN ANTISEPTIK)

CUCI TANGAN (BIASA DAN ANTISEPTIK)

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Menggosok tangan dari kotoran dengan sabun atau antiseptic dan dibilas
PENGERTIAN
dengan air mengalir

1. Menjaga kebersihan perorangan


TUJUAN
2. Mencegah terjadinya infeksi silang

KEBIJAKAN Sebelum dan sesudah melakukan tindakan


PETUGAS Perawat

1. Bak cuci dan air mengalir

PERALATAN 2. Sabun atau antiseptic

3. Handuk atau pengering

PROSEDUR
A. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAA
Kuku dalam keadaan pendek
N

B. Tahap Kerja

1. Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan gulung lengan


baju sampai siku

2. Melakukan inspeksi tangan dan jari, adanya luka / sayatan

3. Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastafel (jika


tangan menyentuh wastafel cuci tangan diulang)

4. Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian

5. Membasahi tangan dan lengan bawah, mempertahankannya


lebih rendah dari siku

6. Menaruh sedikit sabun / antiseptic (2 4 cc). Untuk sabun


batang, pegang dan gosok sampai berbusa
7. Menggosok kedua lengan dengan cepat, selama 10 15 detik

8. Menggosok punggung tangan, sela-sela jari

9. Menggosok sela-sela jari secara melingkar minimal 5 kali

10. Menggosok ujung-ujung jari ke telapak tangan yang lain

11. Membilas lengan dan tangan sampai bersih

12. Menutup kran dengan siku. (Bila kran harus ditutup dengan
tangan, cuci kran dengan sabun terlebih dahulu sebelum
membilas tangan)

13. Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN


CUCI TANGAN BIASA dan ANTISEPTIK

No NILAI
ASPEK YANG DINILAI BOBOT
0 1 2
A ALAT
1 Bak cuci dan air mengalir 2
2 Sabun atau antiseptic 4
3 Handuk atau pengering 2
B Tahap Pra Interaksi
Kuku dalam keadaan pendek 2
C Tahap Kerja
1 Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan gulung lengan baju
3
sampai siku
2 Melakukan inspeksi tangan dan jari, adanya luka / sayatan 2
3 Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh wastafel (jika
3
tangan menyentuh wastafel cuci tangan diulang)
4 Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian 2
5 Membasahi tangan dan lengan bawah, mempertahankannya lebih
3
rendah dari siku
6 Menaruh sedikit sabun / antiseptic (2 4 cc). Untuk sabun batang,
3
pegang dan gosok sampai berbusa
7 Menggosok kedua lengan dengan cepat, selama 10 15 detik 4
8 Menggosok punggung tangan, sela-sela jari 4
9 Menggosok sela-sela jari secara melingkar minimal 5 kali 4
10 Menggosok ujung-ujung jari ke telapak tangan yang lain 4
11 Membilas lengan dan tangan sampai bersih 4
12 Menutup kran dengan siku. (Bila kran harus ditutup dengan tangan,
2
cuci kran dengan sabun terlebih dahulu sebelum membilas tangan)
13 Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering 2
TOTAL 50
Pengertian Membersihkan tangan dari segala kotoran dimulai dari ujung jari sampai siku
dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.
Tujuan a) Membebaskan tangan dari kuman dan mencegah kontaminasi
b) Memindahkan angka maksimum kulit dari kemungkinan adanya
organisme patogen.
c) Mencegah atau mengurangi peristiwa infeksi
d) Memelihara tekstur dan integritas kulit tangan dengan tepat.
Kebijakan Sebagai perlindungan terahdap tenaga medis maupun pasien dari infeksi
Prosedur A. Peralatan
a) Wastafel/air mengalir
b) Sabun biasa/antiseptic
c) Watafel/airmengalir
B. Prosedur kerja
1) Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan (air yang mengalir). Air
mengalir membantu menyingkirkan mikroorganisme
2) Singsingkan lengan baju seragam yang panjang diatas pergelangan
tangan Anda. Memberikan akses ke jari-jari, tangan dan lengan
3) Lepaskan perhiasan dan jam tangan. Menggunakan cincin dapat
meningkatkan mikroorganisme pada tangan (Meeker, Rothrock, 1995)
4) Periksa adanya luka atau abrasi pada lengan dan jari. Area inflamasi atau
luka pada kulit dapat menjadi tempat mikroorganisme
5) Basahi kedua tangan sampai ke siku dengan air yang mengalir. Jaga
tangan dan lengan bawah berada lebih rendah dari siku selama prosedur
dilakukan. Tangan menjadi bagian yang paling bersih dari ekstremitas
atas
6) Oleskan 1 ml sabun cair biasa atau 3 ml sabun cair antiseptik pada tangan
dan gosok sampai berbusa. Jika menggunakan sabun batangan, pegang
dan gosok sampai berbusa. Jumlah bakteri berkurang secara signifikan
pada tangan jika digunakan 3-5 sabun antimikrobial (Larsen, 1987)
7) Bersihkan kedua tangan dan jari selama 10-15 detik. Gesekan dan
gosokkan mekanik mengangkat kotoran dan bakteri. Sabun antimikribial
harus kontak dengan kulit selama sedikitnya 10 detik (Garner, 1985)
8) Bersihkan punggung tangan kanan dan kiri dengan gerakan memutar
secara bergantian
9) Bersihkan sela jari kanan dan kiri dengan menyilangkan jari-jari kedua
tangan secara bergantian. Menjalin jari-jari dan ibu jari memastikan
bahwa semua permukaan dibersihkan
10) Bersihkan punggung jari kanan dan kiri secara bergantian
11) Bersihkan ibu jari kanan dan kiri secara bergantia
12) Bersihkan ujung jari kanan dan kiri pada telapak tangan secara bergantian
13) Jika area di bawah jari-jari kotor tambahkan sabun atau disikat dengan
sikat kuku. Penyikatan kotoran di bawah kuku dapat mengurangi
mikroorganisme pada tangan
14) Bilas kedua tangan secara menyeluruh, jaga tangan diatas dan siku tetap
dibawah. Pembilasan secara mekanik dapat membersihkan kotoran dan
mikroorganisme. Mengeringkan tangan mencegah kulit pecah-pecah da
kasar
15) Gunakan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tangan, gerakan
dari jari ke siku. Keringkan dengan gerakan melingkar
16) Tutup kran dengan menggunakan handuk atau tissu. Mencegah
kontaminasi tangan

Alat Pelindung Diri


Pelindung barrier, yang disebut secara umum disebut sebagai alat pelindung diri (APD), telah
digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari mikroorganisme yang ada pada
petugas kesehatan. Namun dengan munculya AIDS dengan Hepatitis C, serta meningkatkan
kembali Tuberkulosis di banyak Negara, pemakaian APD menjadi juga sangat penting untuk
melindungi petugas. Dengan munculnya infeksi baru seperti flu burung, SARS dan infeksi
lainnya (Emerging Infectious Diseases), pemakaian APD yang tepat dan benar menjadi semakin
penting.
Agar menjadi lebih efektif, APD harus digunakan secara benar. Misalnya gaun dan duk lobang
telah tebukti dapat mencegah infeksi luka bila hanya dalam keadaan kering. Sedangkan dalam
keadaan basah, kain beraksi sebagai spons yang menarik dari kulit atau peralatan melalui bahan
kain sehingga dapat mengkontaminasi luka operasi. Sebagai konsekuensinya,
pengolahan Rumah Sakit, penyelia dan para petugas kesehatan harus mengetahui tidak hanya
kegunaan dan keterbatasan dari APD tertentu, tetapi peran APD sesungguhnya dalam mencegah
penyakit infeksi sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien.

Alat pelindung diri mencakup sarung tangan, masker, alat pelindung mata (pelindung wajah dan
kaca mata), topi, gaun apron dan pelindung lainnya. Di banyak Negara lain, topi, masker, gaun
dan duk sering terbuat dari kain atau kertas, namun pelindung yang paling baik adalah yang
terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sinetik yang tidak tembus air atau cairan lain
(darah atau cairan tubuh). Bahan yang tahan air ini tidak banyak tersedia karena harganya yang
mahal. Di banyak Negara, kain katun ringan (dengan jumlah benang 140/inci 2) adalah bahan
yang paling umum digunakan untuk pamakaian bedah (masket, topi dan gaun) serta duk.
Sayangnya, katun yang ringan tersebut tidak merupakan penghalang yang efektif, karena cairan
dapat tembus dengan mudah sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi. Denim, kanvas
dan bahan berat lainnya, disisi lain, terlalu tebal untuk ditembus oleh uap pada waktu
pengukusan sehingga tidak dapat di sterilkan, sulit dicuci dan memerlukan waktu yang terlalu
lama untuk kering. Sebaliknya bahan kain yang digunakan berwarna putih atau terang kotoran
dan kotaminasi dapat terlihat dengan mudah. Topi atau masker yang terbuat dari kertas tidak
boleh digunakan ulang karena tidak ada cara untuk membersihkannya dengan baik. Jika tidak
dapat dicuci jangan digunakan lagi. (Depertemen Kesehatan, 2009).

a. Pedoman umum alat pelindung diri


1) Tangan harus selalu bersih walaupun mengunakan APD.
2) Lepas atau ganti bila perlu segala perlengkapan APD yang dapat digunakan kembali yang sudah
rusak atau sobek segera setalah anda mengetahui APD tersebut tidak berfugsi optimal.
3) Lepaskan semua APD sesegera mungkin setelah selesai memberikan pelayanan dan hindari
kontaminasi : lingkungan di luar ruang isolasi, para pasien atau pekerja lain, dan diri anda
sendiri.
4) Buang semua perlengkapan APD dengan hati-hati dan segera bersihkan tangan.
a) Perkiraan resiko terpajan cairan tubuh atau area terkontaminasi sebelum melakukan kegiatan
perawatan kesehatan.
b) Pilih APD sesuai dengan perkiraan resiko terjadinya pajanan.
c) Menyediakan sarana APD bila emergensi dibutuhkan untuk dipakai (Depertemen Kesehatan,
2009).

b. Jenis-jenis alat pelindung diri


1) Sarung tangan : melindungi tangan dari bahan yang dapat menularakan penyakit dan melindungi
pasien dari mikroorganisme yan berada ditangan petugas kesehatan. Sarung tangan merupakan
penghalang (barrier) fisik paling penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan
harus diganti antara setiap kontak dengan satu pasien dengan pasien lainnya, untuk menghidari
kontaminasi silang.
2) Masker : harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut
pada wajah (jenggot). Masker digunakan untuk menahan cipratan yang sewaktu petugas
kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan
darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. Bila masker
tidak terbuat dari bahan yang tahan dari cairan, maka masker tersebut tidak efektif untuk
mencegah kedua hal tersebut.
3) Alat pelindung mata : melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh lainnya dengan
cara melindungi mata. Pelindung mata mencakup kacamata (goggles) plastik bening, kacamata
pengaman, pelindung wajah dan visor. Kacamata koreksi atau kacamata dengan lensa polos juga
dapat digunakan, tetapi hanya jika ditambahkan pelindung pada bagian sisi mata. Petugas
kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung mata atau pelindung wajah, jika melakukan
tugas yang memungkinkan adanya percikan cairan secara tidak sengaja kearah wajah. Bila tidak
tersedia pelindung wajah, petugas kesehatan dapat menggunakan kacamata pelindung atau
kacamata biasa serta masker.
4) Topi : digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan rambut
tidak masuk kedalam luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar untuk menutup semua
rambut. Meski pun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan
utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik atau
menyemprot.
5) Gaun pelindung : digunakan untuk menutupi atau mengganti pakai biasa atau seragam lain, pada
saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui
droplet/airbone. Pemakain gaun pelindung terutama adalah untuk melindungi baju dan kulit
petugas kesehatan dari sekresi respirasi. Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular tersebut, petugas kesehatan harus menggunakan gaun pelindung
setiap masuk ruangan untuk merawat pasien karena ada kemungkinan percikan atau semprotan
darah cairan tubuh, sekresi atau eksresi. Pangkal sarung tangan harus menutupi ujung lengan
gaun sepenuhnya. Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area pasien. Setelah gaun dilepas
pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian potensial tercemar, lalu cuci tangan
segera untuk berpindahnya organisme.
6) Kontaminasi pada pakaian yang dipakai saat bekerja dapat diturunkan 20-100 kali dengan
memakai gaun pelindung. Perawat yang menggunakan apron plastik saat merawat pasien bedah
abdomen dapat menurunkan transmisi S. Aureus 30 kali dibandingkan dengan perawat yang
memakai baju seragam dan ganti tiap hari.
7) Apron : yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang
bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petuagas kesehatan harus mengunakan apron dibawah
gaun penutup ketika melakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau
melakukan prosedur dimana ada resiko tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi. Hal ini sangat
penting bila gaun pelindung tidak tahan air apron akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai
baju dan kulit petugas kesehatan.
8) Pelindung kaki : digunakan untuk melindung kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda
berat yang mungkin jatuh secara tidak segaja ke atas kaki. Oleh karena itu, sadal, sandal jepit
atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan. Sepatu boot karet atau
sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih dan
bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain. Penutup sepatu tidak diperlukan jika
sepatu bersih. Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di kamar
bedah, sebuah penelitian menyatakan bahwa penutup sepatu dari kain atau kertas dapat
meningkatkan kontaminasi karena memungkinkan darah merembes melalui sepatu dan sering
kali digunakan sampai diruang operasi. Kemudian di lepas tanpa sarung tangan sehingga terjadi
pencemaran (Summers at al. 1992).
c. Faktor Faktor Penting Yang Harus Diperhatikan Pada Pemakaian Alat Pelindung Diri
1) Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum memasuki ruangan.
2) Gunakan dengan hati-hati jangan menyebarkan kontaminasi.
3) Lepas dan buang secara hati-hati jangan menyebarkan kontaminasi.
4) Lepas danbuang secara hati-hati ketempat limbah infeksius yang telah disediakan di ruangan
ganti khusus. Lepas masker di luar ruangan.
5) Segera lakukan pembersihan tangan dengan langkah-langkah membersihkan tangan sesuai
pedoman.
Tabel 2.1 Pemilihan Alat Pelindung Diri
Pilihan Alat Pelindung
Jenis Pajanan Contoh
Diri
Resiko Redah :
Kontak dengan Kulit Injeksi Sarung tangan esensial
Tidak terpajan darah langsung Perawatan luka ringan

Resiko Sedang :
Kemungkinana terpajan darah Pemeriksaan pelvis Sarung tangan
namun tidak ada cipratan Insersi IUD Mungkin perlu gaun
Melepas IUD pelindung atau Celemek
Pemasangan kateter intra vena
Penanganan spesimen
laboratorium
Perawatan luka berat
Ceceran darah
Resiko Tinggi :
Kemungkinan terpajan darah dan Tidakan bedah mayor Sarung tangan
kemungkinan terciprat Bedah mulut Celemek
Perdarahan massif Persalinan pervagina Kacamata pelindung
Masker
Sumber : Depertemen Kesehatan, 2009

d. Prosedur Cara Pemakaian Alat Pelindung Diri


1) Prosedur Pemakaian Sarung Tangan Steril
Persiapan :
1. Jenis sarung tangan sesuai jenis tindakan
2. Kuku dijaga agar selalu pendek
3. Lepas cincin dan perhiasan lain
4. Cuci tangan sesuai prosedur standar
Prosedur :
1. Cuci tangan
2. Siapakan area yang cukup luas, bersih dan kering untuk membuka paket sarung tangan.
Perhatikan tempat menaruhnya (steril atau minimal DTT).
3. Buka pembungkus sarung tangan, meminta bantuan petugas lain untuk membuka pembukus
sarung tangan, letakan sarung tangan dengan bagian telapak tangan menghadap ke atas.
4. Ambil salah satu sarung tangan dengan memegang pada sisi sebelah dalam lipatannya, yaitu
bagian yang akan besentuhan dengan kulit tangan saat dipakai.
5. Posisikan saung tangan setinggi pinggang dan gantungkan ke lantai, sehingga bagian lung jari-
jari tengan terbuka. Masukan tangan (jaga srung tangan supaya tidak menyentuh permukaan).
6. Ambil sarung tangan ke dua dengan cara menyelipkan jari-jari tangan yang sudah memakai
sarung tanagn kebagian lipatan, yaitu bagian yang tidak akan bersentuhan dengan kulit tangan
saat dipakai.
7. Pasang sarung tangan yang kedua dengan cara memasukan jari-jari tangan yang belum memakai
sarung tangan, kemudian luruskan lipatan, dan atur posisi sarung tangan sehingga terasapas dan
enak di tangan. (Depertemen Kesehatan, 2009)

2) Prosedur Melepas Sarung Tangan


Persiapan :
1. Persiapan klorin 0,5% dalam wada yang cukup besar.
2. Sarana cuci tangan
3. Kantung penampung limbah medis
Prosedur :
1. Masukan sarung tangan yang masih dipakai kedalam larutan klorin, gosokan untuk mengangkat
bercak darah atau cairan tubuh lainnya yang menempel.
2. Pegang salah satu sarung tangan pada lipatan lalu tarik ke arah ujung ujung jari-jari tangan
sehingga bagian dalam dari sarung pertama menjadi sisi luar.
3. Jangan dibuka sampai terlepas sama sekali, biarkan sebagian masih berada pada tangan sebelum
melepas sarung tangan yang tangan ke dua. Hal ini penting untuk mencegah terpajannya kulit
tangan yang terbuka dengan permukaan sebelah luar sarung tangan.
4. Biarkan sarung tangan pertama sampai disekitar jari-jari, lalu pegang sarung tangan yang kedua
pada lipatannya lalu tarik kearah ujung jari hingga bagian dalam sarung tangan menjadi sisi luar.
Demikian dilakukan secara bergantian.
5. Pada akhir setelah hampir diujung jari, maka secara bersamaan dan dengan sangat hati-hati
sarung tangan tadi dilepas.
6. Perlu diperhatikan bahwa tangan yang terbuka hanya boleh menyetuh bagian dalam sarung
tangan.
7. Cuci tangan setelah sarung tangan dilepas, ada kemungkinan sarung tangan berlubang namun
sangat kecil dan tidak terlihat. Tidakan mencuci tangan setelah melepas sarung tangan ini akan
memperkecil resiko terpajan.

3) Pengunaan Gaun Pelindung


Ketentuan :
1. Hanya bagian luar gaun saja yang terkontaminasi, karena tujuan pemakain gaun
untuk melindungi pakaian dari infeksi.
2. Hanya bagian depan atas gaun bedah (diatas pinggang) saja yang dianggap steril dan boleh
bersinggungan dengan lapangan.
3. Cara memakai gaun bedah mengikuti proses tanpa singgung, yaitu dengan mengusahakan agar
bagian luar gaun tidak bersinggungan langsung dengan kulit tubuh pemakai
4. Gaun dapat dipakai sendiri oleh pemakai atau dipakaikan oleh orang lain
5. Selalu digunakan dalam kamar bedah dan tidak dibawa keluar kecuali untuk dicuci, termasuk
ke ruangan makan atau yang lainnya
6. Satu gaun pelindung dikenakan untuk menangani satu pasien
7. Celemek kedap air dipakai disebelah dalam gaun pelindung bedah

Pesiapan Penggunaan Gaun Pelindung Steril :


1. Handuk/lap steril
2. Gaun pelindung steril
3. Sarung tangan steril
4. Cuci tangan aseptik
5. Pembedahan
Prosedur :
1. Keringkan tangan dan lengan satu per satu bergantian dimulai dari tangan kemudian lengan
bawah memakai anduk steril
2. Jaga agar tangan tidak menyentuh gaun pelindung steril taruh haduk bekas pada suatu wadah
3. Ambil gaun pelindung dengan memegang bagian dalam yaitu pada bagian pundak. Biarkan gaun
pelindung terbuka, masukan tangan-tangan ke dalam lubang. Posisi lengan diletakan setinggi
dada, menjauh dari tubuh
4. Gerakan lengan dan tangan ke dalam lubang gaun pelindung
5. Bagian belakang gaun ditutup/diikat dengan bantuan petugas lain yang tidak steril. (Depertemen
Kesehatan, 2003).

Gambar 2.2 Pemakaian Alat Pelindung Diri

Sumber : Departemen Kesehatan , 2003

Read more: http://cholate-gustiar.blogspot.com/2012/12/penggunaan-alat-pelindung-diri-


dalam.html#ixzz3yyp55QBR

SOP / CARA PENANGANAN LIMBAH / SAMPAH MEDIS DAN NONMEDIS

Pengertian Secara umum term waste ( bahan buangan ) menunjukkan sesuatu


yang tidak berguna, tidak terpakai, tidak dikehendaki atau barang-
barang yang dibuang dapat berbentuk padat, cair atau gas.
Klasifikasi sampah puskesmas :
A. Sampah medis :
Kering : tempat infus, kasa kering, Kapas, verband, pembalut dan
lain-lain bahan yang berhubungan dengan penderita, Jarum suntik
dan infuse, lancet, dak glas, objek gelas, spuit.
Basah : Sampah medis dengan kandungan air ( kapas basah, kasa
basah), handscoen
B. Sampah non medis :
sisa-sisa makanan nasi, sayur, buah, kertas bekas, puntung rokok,
sampah kantor dll.
Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan untuk :
o Mencegah penyebaran infeksi kepetugas klinik yang
menanganinya dan masyarakat.
o Melindungi petugas yang menangani sampah dari kecelakaan
yang tidak sengaja.
o Memberikan lingkungan yang estetik.
Kebijakan o Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000
Buku Standart Asuhan keperawatan (instrumen evaluasi penerapan
SAK di RS. Depkes RI Dirjen Yanmed Direktorat, RSU dan
Pendidikan Th. 2005.
Prosedur A. Sampah Medis :
1. Petugas ruangan memasukkan sampah medik dari ruangan ke
dalam kantong plastik (sampah kering kecuali botol bekas obat
dan infuse set)
2. Setelah 24 jam / pergantian shift atau sesudah kantong plastik
terisi sampah medik maksimal 2/3 bagian.
3. petugas kebersihan mengambil sampah medis tersebut dan
memilah sampah tersebut dlaam sampah kering dan basah.
4. Petugas memilah lagi untuk sampah kering dengan
memisahkan infuse set tersendiri terpisah dari sampah kering
yang lain.
5. Petugas kebersihan mengikat kantong dengan rapat dan
mengangkut dengan trolly khusus ke insenerator.
6. Petugas kebersihan membakar sampah kering kecuali infus set
di Incenerator.
7. Petugas pengambil INfuse set mengambil pada petugas
kebersihan

Khusus untuk botol bekas obat:


1. Petugas perawatan mengumpulkan botol bekas tersebut dalam
wadah khusus
2. Petugas menggunakan botol bekas tersebut sebagai tempat ced
an darah untuk pengiriman pasien ke laboratorium
B. Sampah Non Medis :
1. Petugas ruangan memasukkan sampah non medik ke dalam
kantong plastik.
2. petugas keperawatan menganti kantung plasta baru apabila
kantong plastik terisi sampah medik maksimal 2/3 bagian.
3. Petugas kebersihan mengambil sampah tersebut dan memilah
sampah kering dan basah
4. Petugas kebersihan membakar sampah kering langsung pada
tempat sudah disediakan
5. Petugas kebersihan membuang sampah basah ke TPA ( tempat
pembuangan akhir)

Unit terkait Bagian kebersihan/incenerator

Anda mungkin juga menyukai