Menopause
Menopause sering sekali menimbulkan kekhawatiran pada kalangan wanita .
Menunjuk pada beberapa istilah yang digunakan pada masa lalu yaitu
Perubahan hormonal menjadi terdengar sedikit tidak menyenangkan , tetapi ini
merupakan bagian alami dari kehidupan normal wanita yang harus dijalani dalam
fase kehidupan .
A . 1 Defenisi
Kata menopause pertama kali digunakan oleh dokter pada tahun 1821 yang
berasal dari bahasa yunani menos , yang berarti bulan , dan pausos yang
berarti berakhir . Jadi , menopause merupakan berhentinya siklus menstruasi
bulanan (Rachma , 2012 ) atau secara fungsional dapat diangap sebagai
sindom menghilangnya estrogen , akan tetapi kejadian tersebut tidak terjadi
secara tiba tiba melainkan dimulai pada saat wanita berumur 40 tahun dimana
terjadinya penurunan fertilitas akibat gangguan yang terjadi pada oosit dan folikel
hingga menyebabkan pemendekan pada fase folikular sampai ovulasi dan
menstruasi benar benar terhenti.(Vidhia , 2008 )
Hormon ini merupakan hormon yang diproduksi oleh sel sel basal pada
kelenjar hipofisis anterior yang terdapat pada Hipotalamus yang berperan
sebagai GnRH ( Gonadotropin Releasing Hormone ) yaitu kelenjar yang
berfungsi untuk mengontrol bagian gonad ( Kelamin ) pada wanita. Hormon ini
berperan penting untuk menstimulasi perkembangan folikel pada awal pada
siklus menstruasi yang digunakan sebagai tempat perkembangan sel telur
( Ovum ) yang di sebut sebagai Folikel predominan .
A . 2 .2 LH ( Lutenizing Hormone )
A. 2 . 3 Estrogen
Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita
adalah estradiol, estriol,dan estron. sejak menarche sampai menopause,
estrogen utama adalah estradiol. estradiol diproduksi pada sel teka yang
terdapat di folikel folikel ovarium untuk mematangkan sel telur dan membentuk
granula (lapisan) yang membungkus ovum.
A. 2 . 4 Progesteron
A . 3 Siklus menstruasi
Siklus menstruasi pada manusia paling mudah dimengerti jika proses ini dibagi
menjadi empat fase berdasarkan perubahan fungsional dan morfologis di dalam
ovarium dan endometerium yaitu :
Secara konvensial fase ini dikenal sebagai fase pertama yang merupakan
suatu fase pada siklus menstruasi sampai terjadinya ovulasi . Pada siklus
menstruasi 28 hari , fase ini meliputi 14 hari pertama . Pada siklus ovulasi yang
lebih atau kurang dari 28 hari , adanya penyimpangan lamanya siklus tersebut
terutama disebabkan oleh perbedaan lamanya fase folikular .
Pada pertengahan fase folikular hingga akhir terjadi peningkatan kadar estradiol
dan Inhibin B yang terus meningkat dalam sirkulasi sehingga menekan sekresi
FSH yang menyebabkan pengembilan folikel yang baru . Penekanan jumlah FSH
juga menimbulkan dampak negatif pada LH sehingga mengakibatkan
peningkatan pada LH ( Vidhia , 2008 )
A . 3 . 2 Fase Ovulatoir
Fase dalam siklus menstruasi ini ditandai oleh lonjakan sekresi LH hipofisis yang
memuncak saat dilepaskannya ovum yang matang melalui kapsul ovarium . Dua
atau tiga hari sebelum peningkatan LH , estradiol dan inhibin B bersirkulasi
meningkat secara bersamaan dan progesteron mulai meningkat saat lonjakan LH
menginduksi sintesis progesteron oleh sel granulosa .
Kunci dari ovulasi adalah efek umpan balik positif estrogen pada sekresi LH pada
pertengahan siklus . Lokasi kerja umpan balik positif estrogen pada siklus
pertengahan terhadap sekresi LH tampaknya terjadi di dalam sel sel
neuroendokrin hipotalamus dan gonadotropin hipofisis akan tetapi hingga saat ini
tidak diketahui secara pasti mengapa terjadi lonjakan LH pada pertengahan
siklus , banyak pendapat yang mengatakan bahwa estrogen memiliki peran yang
dapat memicu perkembangan LH . ( Vidhia ,2008 )
Setelah terjadinya ovulasi , ovum yang berada pada korpus luteum akan
bermuara ke tuba falopi yang akan siap dibuahi dan dibawa menuju rahim ketika
terjadi pembuahan ( Tonang , 2008 )
A . 3 . 3 Fase Luteal
A. 3 . 4 Fase Menstruasi
Pada fase ini ovum bermigrasi dari tuba falopi menuju dinding
endometerium untuk dikeluarkan dari tubuh , progesteron serta hormon lain
dalam ovarium mengalami penurunan akibat kematian dari korpus luteum
bersamaan dengan terjadinya menstruasi pada wanita . Kematian dari korpus
luteum memicu aktivasi hormon FSH untuk membentuk Folikel baru yang akan
menjadi ovum baru yang dibentuk . Perdarahan mesntruasi berhenti seiring
dengan menipisnya dinding endometerium dan mulai kembali menjadi normal
hingga hari ke 4 5 pada fase berikutnya. ( Vidhia , 2008 )
A. 4 Siklus Menopause
A. 4 .1 Fase Pramenopause
A . 4 . 2 Fase Perimenopause
A. 4 . 3 Fase Menopause
Bila terdapat nilai yang beragam pada FSH dan estradiol pada
perimenopause , maka setelah memasuki usia menopause akan selalu
ditemukan kadar FSH yang tinggi . Kadar estradiol pada awal menopause
dijumpai rendah hanya pada sebagian wanita diganosis menopause merupakan
diagnosis retrospektif . Bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan dan
dijumpai kadar FSH darah >40mIu / ml dan estradiol <30 pg / ml dapat dikatakan
bahwa wanita tersebut telah mengalami menopause
A. 4 . 4 Fase Pascamenopause
Gejala gejala fisik pada wanita menjelang menopause adalah ( Juwalita , 2007 ) :
- Hot flushes / rasa panas ( pada wajah , leher , dan dada yang
berlangsung selama beberapa menit ; anda bisa juga merasa pusing ,
lemah, atau sakit
- Rasa panas
- Berkeringat di malam hari
- Berdebar debar ( detak jantung meningkat kencang
- Susah tidur
- Sakit kepala
- Keinginan buang air kecil menjadi lebih sering
- Tidak nyaman ketika buang air kecil
- Ketidakmampuan untuk mengendalikan buang air kecil ( inkontinensia ) .
- Mudah tersinggung
- Depresi
- Cemas
- Suasana hati ( mood ) yang tidak menentu
- Mudah lupa
- Susah berkonsentrasi
- Kekeringan vagina
- Menurunnya libido ( Juwalita , 2007 )
B. Rheumatoid Arthritis
B. 1 Defenisi
Rheumatoid arthritis berasal dari bahasa yunani yaitu arthos yang berarti
sendi dan rheum yang berarti sendi . Sehingga rheumatoid arthritis disimpulkan
sebagai Suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis
erosif simetrik yang terdapat pada kapsul sinovial sendi bersifat kronik yang jika
tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan sendi dan deformitas sendi yang
progresif yang menyebabkan disabilitas hingga kematian dini . ( Rizahsyah ,
2006 )
B. 3 Pemicu ( Trigger )
B. 3 . 1 Faktor Genetik
B. 3 . 2 Hormon Seks
B.5 Autoimunitas
B. 6 Tanda tanda
C. Rheumatoid Factor
C. 1 Defenisi
Dalam waktu yang lama ini dapat menyebabkan gangguan glikosilasi IgG
sehingga terbentuk Ig G yang abnormal dan menimbulkan pembentukan
autoantibodi yang dikenal sebagai faktor rhematoid .( Indro , 2004 )
C. 2 Prinsip
C. 3 Cara Kerja
Cara Kerja pemeriksaan ini yaitu dengan metode aglutinasi yang menggunakan
serum manusia sebagai bahan dan reagensia berupa sel darah merah domba
yang telah dilapisi dengan Ig G kelinci yang akan beraglutinasi terhadap fragmen
Fc pada serum pasien , aglutinasi yang terjadi merupakan interpretasi hasil
positif dari pemeriksaan ini .
C. 4 Sensitifitas
E . 1 Kerangka Konsep
E . 2 Defenisi Operasional