keterlibatan banyak stakeholder ini dapat membuka jalan bagi negosiasi yang
lebih fokus oleh wakil-wakil pemerintah. Sebab, jika proses diplomasi tradisional
dikembangkan melalui mekanisme government to government relations, maka
diplomasi pertahanan menekankan pula pada government to people atau bahkan
people to people relations. Tujuannya adalah agar masyarakat internasional
mempunyai persepsi yang baik tentang suatu negara, sebagai landasan sosial bagi
hubungan dan pencapaian kepentingan yang lebih luas. Tujuan lainnya dari
Pujo Widodo 3 (TIGA)
Randy Arbina (120160106025)
Berdasarkan prinsip politik luar negeri bebas aktif yang selama ini dipegang
oleh Indonesia, tentunya arah kebijakan luar negeri Indonesia tidak akan mengalami
banyak perubahan. Akan tetapi, pemerintah perlu melakukan berbagai penyesuaian
untuk dapat bertahan di tengah pertarungan AS-China di kawasan Asia. Terlebih,
Indonesia merupakan negara dengan potensi paling besar di kawasan Asia
Tenggara. Hal ini menyebabkan kedua negara tersebut akan menjadikan Indonesia
sebagai negara sasaran untuk dapat mengambil alih dominasi di kawasan Asia.
Indonesia perlu memanfaatkan keberadaan ASEAN dalam menghadapi hal ini.
bersenjata di kawasan Laut China Selatan akan dapat meningkatkan rasa saling
percaya antar negara, atau lebih sering disebut sebagai confidence building
measures. Keterlibatan China dalam berbagai kerjasama pertahanan tersebut
menjadi keuntungan sendiri bagi Indonesia maupun bagi negara-negara anggota
ASEAN lainnya. Dengan terlibatnya China, AS tidak akan terlalu mendominasi dan
pengaruhnya terhadap negara-negara anggota ASEAN dapat lebih mudah dihadapi.
Selanjutnya, tantangan yang muncul dari Amerika Serikat (AS) terkait dengan
rebalancing policy yang merupakan respon terhadap kebangkitan China di Asia
Pasifik. Penempatan pasukan AS di Darwin merupakan salah satu bentuk sinyal
yang diberikan AS terhadap kawasan Asia Pasifik bahwa mereka telah hadir untuk
menangkal kekuatan China. Seolah tidak mau hegemoni internasionalnya digeser
oleh China, AS juga tidak main-main dalam memproyeksikan kekuatannya di Asia
Pasifik. Salah satunya adalah dengan membentuk US Pacom (Pacific Command).
Kehadiran AS ini juga menjadi tantangan bagi Indonesia maupun negara-negara di
kawasan. Potensi konflik akibat munculnya AS dengan gaya rivalitas terhadap China
menjadi semakin lebar dan akan mempersulit penyelesaian sengketa Laut China
Selatan. Lebih jauh, posisi Indonesia lebih rentan lagi, karena menjadi negara yang
diapit oleh aliansi strategis AS, yaitu Australia dan Filipina.
tidak memiliki strategi yang tepat, besar kemungkinan Indonesia hanya akan
menjadi penonton yang terkena imbas negative dari kekacauan di kawasan. Dalam
konteks diplomasi pertahanan, Indonesia sesungguhnya bisa melakukan upaya
penangkalan melalui gesture yang dapat ditunjukkan melalui politik anggaran.
Artinya, peningkatan anggara pertahanan akan memberikan sinyal kepada negara-
negara di kawasan, termasuk China dan AS bahwa Indonesia serius dalam
merespon dinamika keamanan di kawasan. Kemudian, di sisi lain, Indonesia dapat
melakukan upaya diplomasi dengan menggagas kerjasama-kerjasama pertahanan
yang saling menguntungkan.