Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Kewirausahaan. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar
kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah
untuk keselamatan umat di dunia.

Karya tulis ini merupakan salah satu tugas akhir mata kuliah Kewirausahaan di
program studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Achmad Tjachja Nugraha, MP. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Kewirausahaan.

Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam tulisan ini, maka dari itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan
tulisan ini.

Depok, Juni 2014

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat......................................................................................................... 2

BAB II..................................................................................................................... 3

TINJAUAN UMUM................................................................................................. 3

BAB III.................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN...................................................................................................... 4

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 11

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk
memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau
ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan
yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang
dan atau jasa.

Pemberi Waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak
kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan
intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya. Sedangkan Penerima
Waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan
dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang
dimiliki Pemberi Waralaba.

Bisnis waralaba kini telah menjamur di Indonesia. Perkembangannya yang pesat


mengindikasikan sebagai salah satu bentuk investasi yang menarik, sekaligus membantu
pelaku usaha dalam memulai suatu usaha sendiri dengan tingkat kegagalan yang rendah.

Meski bisnis waralaba yang ditawarkan semakin beragam, namun untuk


menjatuhkan pilihan terhadap bisnis waralaba secara tepat, terkadang mengalami
kesulitan. Padahal pilihan awal akan sangat menentukan. Ada hal mendasar dalam
menentukan pilihan. Paling tidak bidang usahanya stabil dan berprospek serta track
record pewaralaba (franchisor) baik dan berpengalaman

Sebagai strategi ekspansi yang melibatkan modal pihak lain, bisnis waralaba mau
tidak mau harus transparan dan konsepnya saling menguntungkan serta saling percaya di
antara pewaralaba dengan terwaralaba (franchisee). Minimal selama 5 tahun bisnis
waralaba tersebut mampu membuktikan sebagai perusahaan sehat, yang didukung oleh
sistem dan format bisnis yang telah teruji.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam berwirausaha?


2. Bagaimana keuntungan jenis waralaba yang optimum?
3. Apa langkah yang harus diperhatikan ketika terjadi pasang surut ekonomi dalam
berwirausaha?

1.3 Tujuan

1. Memahami konsep dasar berwirausaha


2. Mengaplikasikan berwirausaha pada kehidupannya.

1.4 Manfaat

1. Pembaca lebih terbuka pemikirannya ketika ingin membangun waralaba.


2. Sebagai bahan bacaan calon pewirausaha khususnya calon franchisor agar lebih
matang dalam membuat konsep waralabanya.

2
BAB II
TINJAUAN UMUM

Sinergi Fitness Center berawal dari produsen dan distributor peralatan Fitness
lokal untuk keperluan Fitness Center komersial maupun pemakaian perorangan, sinergi
fitness sudah exist sejak tahun 1999, dimana sampai saat ini peralatan yang diproduksi
dengan merk CYBER dan SINERGI telah terjual ke seluruh Indonesia, mulai dari
Jabodetabek, Palembang, Batam, Padang, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan,
bahkan sampai Jayapura.

Sinergi Fitness Center merupakan sebuah bisnis fitness center yang dikembangkan
dengan sistem semi waralaba dimana franchisee tinggal menduplikasi sistem dan standar
yang telah ditetapkan oleh manajemen Sinergi Fitness Pusat. Jadi siapapun bisa
melakukannya.

Berawal sebagai distributor peralatan fitness buatan lokal untuk kepentingan


bisnis fitness komersial dan perorangan, sejak tahun 2006, Sinergi Fitness Center mulai
mengembangkan sayap ke Bisnis Fitness Center dengan sistem semi waralaba.

Dengan pengalaman bertahun-tahun, sistem manajemen yang telah teruji dan


dukungan tim pendukung yang kuat dan solid akan menjamin keberhasilan penerapan
duplikasi sistem kami pada usaha fitness Anda.

3
BAB III
PEMBAHASAN

Bagi Anda yang mencari jenis usaha yang menguntungkan dan tidak terlalu
menyita waktu Anda, inilah pilihan yang tepat untuk berinvestasi. Meskipun Anda awam
atau tidak mengerti tentang hal hal yang menyangkut bisnis Fitness Center seperti
kebutuhan alat fitness, manajemen operasional, system promosi, pencarian instruktur,
desain tempat, jalur distribusi supplemen dsb, tidak berarti Anda tidak bisa mempunyai
usaha Fitness Center sendiri. Kenapa harus Sinergi Fitness Center ??

1. Sistem dan standar baku telah teruji di dua cabang


2. Bisa dilakukan oleh orang awam sekalipun
3. Tanpa harus meninggalkan kesibukan / bisnis utama Anda
4. Dukungan instruktur dan tenaga pelatih
5. Link antar cabang
6. Service dan maintenance peralatan.
7. Tersedia fasilitas kredit peralatan, bahkan sampai keluar Jawa.

Selain itu, Sinergi Fitness Center pun memberikan tawaran dan support bagi para
franchisee, yaitu :

1. Standard Operational Procedure


2. Program Promosi
3. Konsultasi & Training
4. Penyediaan Alat-alat Fitness

Dengan harga terjangkau namun dengan kualitas terjamin, kami menyediakan


aneka peralatan fitness buatan lokal dan import untuk kebutuhan usaha fitness center
Anda. Bandingkan harga, mutu dan kelengkapan peralatan kami dengan yang lain.
Semua alat bergaransi satu tahun, ditambah dengan layanan antar gratis se-Jakarta
akan semakin memudahkan Anda dalam mendapatkan alat yang Anda inginkan.

5. Aerobic & Fitness Center.

Tersedia kelas Aerobic, Pilates, Yoga, Tae Bo, Body Language, Body Combat,
Latin Dance, Kegel, dan Body Pump didukung oleh instruktur yang berpengalaman.
Tersedia pula paket personal trainer, dengan dukungan Instruktur Khusus, yang akan
siap membantu pelanggan fitness center Anda.

4
6. Fitness Design & Management
Jika Anda hendak memulai bisnis fitness center, namun bingung bagaimana
mendesain layout, tata letak, setting peralatan, studi kelayakan bisnis, perhitungan
Break Even Point (BEP), penetapan harga, kalkulasi pendapatan dan biaya, kami siap
membantu Anda sebagai tempat konsultasi.

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk membuat Sinergi Fitness Center
yaitu :

1. Memiliki tempat / menyewa dua ruangan seluas minimal sebesar 60m


2. Mempunyai motivasi yang kuat untuk maju dan berkembang
3. Bersedia mengikuti prosedur dan sistem yang berlaku.

Berwirausaha, tentunya membutuhkan dana yang berguna untuk membangun


suatu waralaba baik fasilitas maupun konstruksi dan sebagainya. Berikut ini terdapat
asumsi perkiraan modal yang dibutuhkan untuk membuat bisnis ini, yaitu:

Pembelian alat fitness Rp 65.000.000

Pembelian perlengkapan fitness Rp 30.200.000

Papan nama pengusaha Rp 12.800.000

Total Rp 95.000.000

Sedangkan estimasi pendapatan perbulan juga dapat dilihat seperti :

1. Pendapatan kotor perbulan antara Rp 15.000.000 Rp 20.000.000


2. Biaya operasional perbulan antara Rp 6.000.000 Rp 7.500.000

3. Pendapatan bersih perbulan antara Rp 7.000.000 Rp 12.500.000

Selain itu terdapat pula Break Event Point pada waralaba Sinergi Fitness Center
ini, yaitu :

1. BEP antara 12 15 bulan.


2. Management Fee hanya 5% per bulan dari omzet kotor.

5
Permasalahan tentunya pasti terjadi pada setiap bisnis, baik waralaba ekonomi
kelas atas maupun kelas menengah ke bawah. Oleh karena itu, perlu dibuat pemecahan
masalah pada setiap kewirausaha, contohnya dengan analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan


untuk mengevaluasi Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang
(Opportunity), dan Ancaman (Threat) yang terjadi dalam dalam proyek atau di sebuah
usaha bisnis, atau mengevaluasi lini-lini produk sendiri maupun pesaing. Untuk
melakukan analisis, ditentukan tujuan usaha atau mengidentifikasi objek yang akan
dianalisis. Kekuatan dan Kelemahan dikelompokkan ke dalam faktor Internal, sedangkan
Peluang dan Ancaman diidentifikasi sebagai faktor Eksternal. Teknik ini dikembangkan
dari gagasan Albert Humphrey, yang memimpin konvensi di Stanford University di tahun
1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari majalah Fortune pada sekitar 500
perusahaan.

Analisa SWOT merupakan sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai
sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-
masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa
analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk
menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh
organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar
yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi. Analisa ini terbagi
atas empat komponen dasar yaitu :

1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi
atau program pada saat ini.
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini.
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari
luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.

Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya
akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada

6
kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan
dari masing masing komponen, seperti Komponen Strength mungkin memiliki 12
subkomponen, Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya.

Jenis-Jenis Analisis SWOT:

1. Model Kuantitatif

Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S
dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa
dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap
kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap
satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan
setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T).

Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan,


langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan
cara memberikan skor pada masing -masing subkomponen, dimana satu
subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang
sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam
jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat
berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.

2. Model Kualitatif

Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh


dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada
saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model
kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu
subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model
kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing
komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama
lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena
mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara
subkomponen W hanya 6 buah.

7
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta.
Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak
menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang
dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan
telah ditetapkan. Bagaimana bahasan selanjutnya membangun visi dan misi organisasi
atau program.

Analisis SWOT dibuat dalam bentuk matrik (Matrix SWOT), yaitu:

1. Menetapkan objektif/sasaran/tujuan

Bagian yang dituliskan pada kolom pertama baris pertama adalah bagian
penting. Penting untuk mendefinisikan apa yang kita inginkan dalam melakukan
analisis SWOT. Tanpa penetapan tujuan, maka faktor subjektif dalam menyusun
kolom lainnya (kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman) dapat melebar
kemana-mana.

Penetapan tujuan, hendaknya dibuat spesifik dari apa yang menjadi isu bisnis
yang paling dirasakan/dipermasalahkan. Setelah tujuan didapat maka SWOT
membantu untuk memberikan gambaran lebih terinci sehingga bisa digambarkan
lebih jernih pernyataan strategi yang akan dibuat. Penetapan tujuan menjadi salah satu
kunci dalam penyusunan matrix SWOT.

2. Menetapak score/skala kepentingan.

Setiap nomor-nomor identifikasi yang dinyatakan dalam kolom SWOT


hendaknya diberikan skore atau nilai yang menunjukkan prioritas atau tingkat
urgensinya. Skore yang dibuat bisa mengikuti skala Likert misal 5
Baik/Penting/Relevan/Berat dan 1 Buruk/Sangat Tidak penting/Tidak relevan/Ringan
untuk setiap pernyataan dari unsur-unsur SWOT. Dengan penyusunan skala ini,
membantu pengambil keputusan melihat pengaruh dari pernyataan.

3. Logika Strategi

Menetapkan logika strategi juga adalah hal yang penting. Pernyataan


mengenai Kekuatan dalam persoalan SWOT adalah :

8
Kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan bisnis/produk yang dapat digunakan
untuk memanfaatkan peluang sebaik-baiknya dan pada saat yang sama juga dapat
digunakan untuk menghilangkan atau meminimalkan ancaman sehingga tujuan tercapai.
Dengan demikian, pernyataan mendaftarkan kekuatan yang tidak berhubungan dengan
peluang dan ancaman untuk mencapai keberhasilan tujuan, tidaklah memberikan makna.
Setiap daftar pernyataan kekuatan harus berelasi/bersinergi dengan dapat dilihat dan
relevan dengan tujuan dari pembentukan SWOT. Untuk lebih mudah dipahami, berikut ini
kami berikan contoh :

Tujuan : Menghasilkan produk A berkualitas tinggi dan memenuhi syarat untuk


ekspor.

Kekuatan : Perusahaan kondisinya sehat dan memiliki kekayaan/harta yang cukup


untuk melakukan ekspansi.

Kelemahan : Tidak memiliki sumber daya yang sesuai untuk menghasilkan produk
A berkualitas.

Peluang : Pasar ekspor masih besar untuk diterobos.

Ancaman : Kualitas produk tidak memenuhi syarat untuk ekspor.

Kita dapat memerinci lebih banyak untuk setiap unsur-unsur di atas sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Pernyataan Kekuatan dengan menyatakan kondisinya sehat dan
memiliki harta kekayaan yang cukup bisa tidak relevan atau menurut skala Lickert hanya
punya point rendah saja. Yang utama untuk disebut sebagai Kekuatan adalah : Memiliki
laboratorium dan uji produk untuk meningkatkan kualitas produk yang telah
disertifikasi. Pernyataan kekuatan ini bisa memiliki skore tinggi dibanding lainnya.

Keterjebakan dalam merancang SWOT adalah menuliskan semua kekuatan


sebagai faktor penting, padahal pernyataan yang dibuat relevansinya rendah dengan
tujuan atau sasaran SWOT. Ketidaktepatan ini menimbulkan persepsi bahwa kekuatan
yang disebutkan, faktanya tidak digunakan untuk mengatasi ancaman atau untuk
memperkuat peluang. Demikian juga, terlalu unik dan spesifik, membatasi pernyataan
strategi menjadi kaku dan sulit dikembangkan.

9
Demikian pula dengan Ancaman. Jika orientasi perusahaan bukan pasar ekspor
dan tidak ada dan tidak akan terjadi serbuan barang impor, maka kebutuhan terhadap
sumber daya berkualitas berada pada nomor urut ke sekian dan produk yang tidak
memenuhi syarat ekspor sama sekali bukan ancaman. Bisa jadi kelemahannya pada harga
atau kebijakan penjualan (Kelemahan). Di sinilah pentingnya menegasi tujuan pembuatan
SWOT. Namun, jika tujuan perusahaan dalam analisis SWOT adalah perluasan pasar,
maka perusahaan sehat dan modal berlimpah menjadi relevan dan memiliki skor tinggi.
Tapi, jika punya peluang penawaran dari kreditor karena kekuatannya adalah relasi
dengan bank terjalin baik, maka skor ini bisa lebih tinggi dari modal berlimpah.

Kolom berikutnya, yaitu kolom di tengah adalah untuk pernyataan Strategi. S-T
Strategy adalah pernyataan untuk memanfaatkan kekuatan dengan melihat peluang. Pada
contoh di atas, maka pernyataan strateginya berfokus pada pemanfaatan laboratorium
untuk menelaah produk berkualitas ekspor. Demikian juga S-T, W-O, dan W-T adalah
bentuk-bentuk strategik untuk menjelaskan.

Setelah kita isi semua kolom, maka tandai yang sama dan ambil salah satu. Dari
sini kita akan mendapatkan pernyataan strategi yang relevan untuk ditindaklanjuti.
Apabila kita belum menemukan secara spesifik sewaktu membuat SWOT, maka
pernyataan strateginya akan lebih bersifat global dan tidak jelas langkah taktis apa yang
ditemukan. Namun, jika yang kita buat tepat, maka peluang untuk mendapatkan
pemahaman baru yang sebelumnya tidak tampak, akan terlihat dengan memerinci dan
menganalisis dengan model ini.

Untuk mendapatkan analisis yang baik, lakukan proses analisis SWOT berkali-
kali, buang yang tidak relevan dan peluang untuk mendapatkan strategi yang lebih
akurat/relevan muncul. Kita bisa membandingkan dengan asumsi awal yang biasanya
sudah masuk ke dalam pikiran sebelum SWOT ini dibuat.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sinergifitness.com/site2/peluang-usaha

http://www.waralaba.com/resources/hukum-uu-waralaba/3822-peraturan-pemerintah-no-
16-1997-tentang-waralaba.html\

http://www.waralabaku.com/franchise-sinergi-fitness-center\

11

Anda mungkin juga menyukai