Anda di halaman 1dari 21

BAB III

TINJAUAN LOKASI

3.1 Tinjauan Kota Jayapura


3.1.1 Letak dan Batas Wilayah
Kota Jayapura adalah Ibu Kota Provinsi Papua berdiri sejak tanggal 21

September 1993 berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun 1993. Secara

Geografis kota Jayapura terletak pada bagian utara Propinsi Papua, pada

koordinat 12816-17,26-3580,82 Lintang Selatan (LS) dan 137

3410,6-1418,22 Bujur Timur (BT), dengan luas wilayah 93.955 Ha.

Kota Jayapura sebagai

lokasi perencanaan

Gambar 3.1 Peta Provinsi Papua


(Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Jayapura, 2012)

Keseluruhan kota Jayapura cukup bervariasi mulai dari dataran rendah

hingga landai dan berbukit/gunung 700 meter diatas permukaan air laut.

Terdapat 30 % tidak layak huni, karena terdiri dari perebukitan yang

41
terjal, rawa-rawa, dan hutan lindung, dengan kemiringan 40% bersifat

konservasi dan hutan lindung.


Luas Kota Jayapura adalah 940 Km2 atau 94.000 Ha, terdiri dari 5

distrik, terbagi 20 kelurahan dan 11 kampung, dengan batas administratif

sebagai berikut :
Bagian Utara : Samudera Pasifik
Bagian Barat : Kabupaten Jayapura
Bagian Selatan : Kabupaten Keerom
Bagian Timur : Negara Papua New Guinea (PNG)

Gambar 3.2 Presentase luas wilayah menurut Distrik di Kota Jayapura

(Sumber: BPS Kota Jayapura)

Tabel 3.1 Tabel Administratif Kota Jayapura

Jumlah Luas Wilayah


Ibukota Jumlah
No Distrik Kampu % Thd
Distrik Kelurahan Km2
ng Total
1. Abepura Kotabaru 8 3 155,7 16,56
Jayapura
2. Entrop 5 2 43,4 4,62
Selatan
Jayapura
3. Tanjung Ria 7 1 51 5,43
Utara
4. Muara SkowMabo 2 6 626,7 66,67

42
Tami
5. Heram Waena 3 2 63,2 6,72
Jumlah 25 14 940,00 100,00
(Sumber: Kota Jayapura Dalam Angka, 2011)

Pemerintah Kota Jayapura terdiri dari 5 distrik dengan 39

kelurahan/kampung yaitu 25 kelurahan dan 14 kampung. Distrik Abepura

merupakan disktrik dengan jumlah kelurahan dan kampung terbanyak

dengan rincian 8 jumlah kelurahan dan 3 jumlah kampung. Sedangkan

distrik dengan jumlah kelurahan/kampung terkecil yaitu Distrik Heram

dengan rincian 3 jumlah kelurahan dan 2 jumlah kampung.

Tabel 3.2 Nama Kampung Kelurahan dan Status Pemerintahan Wilayah


Kota Jayapura Menurut Distrik Tahun 2012

N Nama
Distrik Status Pemerintahan
o Kampung/Kelurahan
Asano Kelurahan
Nafri Kampung
Engros Kampung
Awiyo Kelurahan
KoyaKoso Kampung
1 Abepura Yobe Kelurahan
Abe Pantai Kelurahan
Kota Baru Kelurahan
Vim Kelurahan
WaiMhorock Kelurahan
Wahno Kelurahan
Entrop Kelurahan
Tobati Kampung
Hamadi Kelurahan
Jayapura
2 Ardipura Kelurahan
Selatan
Numbai Kelurahan
Argapura Kelurahan
TahimaSoroma Kampung
3 Jayapura Utara Gurabesi Kelurahan
Bayangkara Kelurahan

43
Mandala Kelurahan
Trikora Kelurahan
Angkasapura Kelurahan
Imbi Kelurahan
Tanjung Ria Kelurahan
Kayobatu Kampung
Koya Barat Kelurahan
Holtekam Kampung
SkowYambe Kampung
KoyaTimur Kelurahan
4 Muara Tami
SkowMabo Kampung
SkowSae Kampung
Koya Tengah Kampung
Mosso Kampung
Yoka Kampung
KampungWaena Kampung
5 Heram Hedam Kelurahan
Waena Kelurahan
Yabansai Kelurahan
(Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Jayapura, 2011)

3.1.2 Jumlah Penduduk


Jumlah penduduk Kota Jayapura tahun 2013 sesuai Data BPS adalah

sebanyak 275.694 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak

145.140 jiwa (52,83%) dan penduduk perempuan sebanyak 130.554 jiwa

(47,16%) dan kepadatan penduduk rata-rata 291 jiwa/km2 dengan kepadatan

penduduk tertinggi di Distrik Jayapura Selatan 1.647 jiwa/km 2 dan terendah

di Distrik Muara Tami yaitu 19 jiwa/km2 dengan laju pertumbuhan sedikit

mengalami kenaikan menjadi 2,61% per tahun karena kondisi relatif

kondusif dan keberhasilan dalam penanganan keluarga berencana serta arus

urbanisasi dapat ditekan.

Tabel 3.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Dirinci Berdasarkan Distrik di


Kota Jayapura Tahun 2013

44
Jumlah Luas Wilayah Kepadatan
Distrik
Penduduk (Km2) (Jiwa/Km2)

Jayapura Utara 69.936 51,00 1.361


Jayapura Selatan 72.071 43,40 1.647
Abepura 78.395 155,70 501
MuaraTami 12.016 626,70 19
Heram 43.276 63,20 681

Jumlah Total
275.694 940,00 291
Tahun 2010
(Sumber: BPS, Data Pokok Kota Jayapura, 2014)

Secara keseluruhan kepadatan penduduk jika dilihat dari penyebaran per

distrik pada tahun 2013, Distrik Abepura yang penduduknya paling banyak

di Kota Jayapura yaitu sebanyak 78.395 jiwa. Sedangkan posisi kedua

Distrik Jayapura Selatan 72.071 jiwa, dan posisi ke tiga Distrik Jayapura

Utara sebanyak sebanyak 69.936 jiwa. Posisi ke empat adalah Distrik

Heram dengan jumlah penduduk 43.276jiwa dan distrik yang paling sedikit

jumlah penduduknya adalah Distrik Muara Tami dengan 12.016 jiwa.

3.1.3 Keadaan Iklim


Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) wilayah V Kota Jayapura

mencatat suhu udara rata-rata di Kota jayapura berkisar antara 21,51C-

34,6C. Suhu udara tertinggi terjadi pada bulan Juni, dan suhu terendah

terjadi pada bulan Desember. Jayapura termasuk daerah beriklim tropis

lembap dengan memilliki kelembapan udara yang relatif sama dengan

kelembaban daerah-daerah di Papua, yaitu sekitar 77-90%. Curah hujan

diatas 2500 mm/tahun, Angin bertiup dengan kisaran kecepatan 5-5 knot

(10-36 km/jam) dari arah barat daya ke barat laut.

45
3.1.4 Keadaan Topografi
Keseluruhan kawasan Kota Jayapura cukup bervariasi mulai datar, dan

berbukit hingga lembah, dengan ketinggian 1-300m diatas permukaan laut.

Terdapat 30% tidak layak huni, karena terdiri dari perbukitan yang terjal,

rawa-rawa dan hutan lindung dengan kemiringan 40% bersifat konservasi

dan hutan lindung.Pada bagian timur Kota Jayapura, merupakan daerah

dataran rendah, lembah hingga daerah pantai, seperti rendah Koya, Muara

Tami dan pantai Holtekam.


Pada bagian barat Kota Jayapura merupakan deretan pegunungan yang

membentang mulai dari pegunungan Cycloop yang berada di Kota dan

Kabupaten Jayapura hingga membentang pada deretan pegunungan Vanree,

Gauter, Fojha, Bonggo, Karamer, dan Irier yang terdapat di daerah

Mamberamo melewati Memberamo Tengah dan Hulu, jalur pegunungan ini

membelok ke selatan bersambung dengan pegunungan Karamer yang

membentang sepanjang daerah perbatasan.

3.1.5 Peran dan Fungsi Kota


Beberapa issue pokok tentang pengembangan kawasan perbatasan perlu

ditambahkan dalam penetapan peran dan fungsi kota Jayapura dalam RTRW

Kota yang baru. Dengan pertimbangan tersebut, maka Peran dan fungsi kota

Jayapura ditetapkan sebagai berikut:


a. Pusat Pemerintahan
Jayapura disamping sebagai kota otonom, juga merupakan ibukota

Provinsi Papua yang dikukuhkan sejak Tahun 1972. Dengan

46
demikian semua fasilitas perkantoran baik Pemerintah Kota maupun

Pemerintah Provinsi berada di Kota Jayapura, sehingga kota ini

berfungsi dan berperan sebagai pusat pemerintahan.


b. Pusat Kebudayaan, Akomodasi dan Pariwisata
Pengembangan Kota Jayapura sebagai pusat kebudayaan, akomodasi

dan pariwisata, karena Kota Jayapura memiliki potensi wisata alam

dan wisata budaya dan menjadikan Kota Jayapura sebagai transit

bagi wisatawan. Wisata budaya dan wisata alam di Kota Jayapura,

yaitu: Wisata Pantai Hamadi, Base-G dan Pantai Holtekam. Wisata

yang berada disekitar wilayah kota (Kabupaten Jayapura): Tugu Mc.

Artur, Air Terjun Kemiri. Wisata diluar kota adalah tujuan wisata

Wamena maupun Merauke (Agats, Edera dan Tanah Merah).


c. Pusat Pendidikan
Pengembangan Kota Jayapura sebagai pusat pendidikan, karena

didukung oleh keberadaan lembaga pendidikan perguruan tinggi

(UNCEN) dan sekolah tinggi swasta lainnya. Kota Jayapura juga

akan dibangun sekolah unggulan bertaraf internasional sebagai

barometer peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) di tanah

Papua.
d. Pusat Perdagangan Regional dan Lintas Batas
Dalam RTRW, Kota Jayapura ditetapkan sebagai pusat dari salah

satu Kawasan Andalan Nasional, yakni Kawasan Jayapura dan

sekitamya, dengan sektor unggulan: perkebunan, kehutanan,

tanaman pangan, perikanan, dan pariwisata. Disamping itu, dari

Hasil Kesepakatan Konreg 2001, kota Jayapura termasuk dalam

Kawasan Tertentu Prioritas, yakni Kawasan Perbatasan Provinsi

Papua dan PNG. Dengan mengacu pada arahan kebijaksanaan

47
tersebut, serta berdasarkan hasil kajian terhadap potensi dan

kecenderungan perkembangan yang ada saat ini, maka kota Jayapura

perlu diarahkan sebagai Pusat Perdagangan Regional dan Lintas

Batas.
e. Pusat Pelayanan, Pengumpul (Koleksi) dan Distribusi
Terjadinya aglomerasi sektor-sektor kegiatan di Kota Jayapura

menyebabkan Kota Jayapura berfungsi dan berperan sebagai pusat

pengumpul, pusat pelayanan dan pendistibusian segala kebutuhan

penduduk baik di wilayah kota Jayapura sendiri, hinterland, maupun

daerah-daerah pedalaman. Fungsi dan peran ini ditunjang oleh

tersedianya pelabuhan laut dan bandar udara di Sentani.

3.1.6 Pusat Kegiatan/ Pelayanan Bagian Wilayah Kota

Dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), Kota Jayapura dibagi

menjadi 7 (tujuh) Bagian Wilayah Kota (BWK). Pusat kegiatan/pelayanan

bagian wilayah kota atau sentral sekunder, ditetapkan dengan mengacu pada

lokasi pusat-pusat kegiatan yang telah ada saat ini di setiap BWK.

a. Bagian Wilayah Kota A (BWK A) sebagai pusat kota meliputi seluruh

Distrik Jayapura Utara. Fungsi utama yang dikembangkan adalah

perkantoran, perdagangan dan jasam pemerintahan, dan kesehatan.

Sedangkan fungsi penunjangnya adalah perumahan, pariwisata,

pendidikan, militer dan konversi/lindung.


b. Bagian Wilayah Kota B (BWK B) meliputi Distrik Jayapura Selatan,

fungsi pelayanan utama meliputi perkantoran, militer, perdagangan dan

jasa, pemerintahan, kesehatan, transportasi laut dan transportasi darat.

48
Sedangkan fungsi penunjangnya adalah perumahan, pariwisata, dan

konversi/lindung.
c. Bagian Wilayah Kota C (BWK C) meliputi Distrik Heram. Fungsi

utamanya meliputi pendidikan, militer, kesehatan, transportasi darat dan

perumahan. Sedangkan fungsi penunjangnya adalah perdagangan dan

jasa, pariwisata dan konversi/lindung.


d. Bagian Wilayah Kota D (BWK D) meliputi sebagian Distrik Abepura

yaitu Kelurahan Yobe, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Awiyo, dan

Kelurahan Asano. Fugsi pelayanan utama meliputi perdagangan dan

jasa, perkantoran, industri dan perumahan. Sedangkan fungsi

penunjangnya meliputi pendidikan, perkantoran, perkebunan,

pariwisata, dan konversi/lindung.


e. Bagian Wilayah Kota E (BWK E) meliputi sebagian wilayah Distrik

Abepura yang meliputi Kelurahan Abe Pantai, Kampung Koya Koso,

dan Kampung Enggros. Fungsi utama pelayanan meliputi perumahan,

perkebunan, pariwisata dan industri. Sementara fungsi penunjangnya

meliputi perdagangan dan jasa, pendidikan, perikanan,

konversi/lindung.
f. Bagian Wilayah Kota F (BWK F) meliputi Kampung Holtekam,

Kelurahan Koya Barat, Kelurahan Koya Timur, dan Kampung Koya

Tengah. Fungsi pelayanan meliputi pariwisata, industri, perdagangan

dan jasa, dan pertanian. Sementara fungsi penunjangnya yaitu

perumahan, kesehatan dan konversi/lindung.


g. Bagian Wilayah Kota G (BWK G) meliputi Skouw Yambe, Skouw

Mabo, Souw Sae. Fungsi utama meliputi perdagangan dan jasa,

perkebunan, perumahan, transportasi darat dan pemerintahan.

49
Sedangkan fungsi penunjangnya meliputi pendidikan, pariwisata,

militer dan konversi/lindung.

Pengembangan pariwisata akan dapat menunjang kontribusi

pendapatan daerah apabila dikelola secara profesional dan optimal.

Potensi yang ada saat ini sudah cukup memberikan harapan bagi

pengembangan kawasan wisata yang lebih baik. Disamping itu

pengembangan pariwisata juga bertujuan untuk:

1) Memanfaatkan/ mengelola potensi sumber daya alam yang ada,

yaitu potensi pantai sebagai tempat rekreasi.

2) Mendatangkan wisatawan.

3) Meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

4) Mendorong investor untuk mengembangkan sarana dan prasarana

kawasan wisata.

Tabel 3.4. Rencana Pengembangan Kegiatan/Fungsi Masing-Masing BWK

50
(Sum
Pengembangan Skala Skala Skala Wilayah Lintas
ber: Fungsi/Kegiatan BWK Kota (Regional) Batas
Pemerintahan BWK G BWK B BWK A -
BAP Perkantoran - BWK B BWK A, D -
BWK B,
Perdagangan dan Jasa BWK F BWK A BWK G
PED D
BWK C, BWK D,
Permukiman - -
A E G
Pendidikan - - BWK C BWK G
Kota BWK B,
Kesehatan - BWK A, D -
C
BWK C,
Pariwisata BWK D BWK A, B -
F
Militer - BWK A,B, C BWK E
BWK A,
Transportasi laut - BWK B BWK G
C
Transportasi Darat - BWK D BWK B -
Industri - - BWK F -
Jayapura, 2014)

51
Gambar 3.2 Peta BWK (Bagian Wilayah Kota)
(Sumber: BAPPEDA Kota Jayapura)

52
3.2 Tinjauan Pantai Hamadi Sebagai Lokasi Perencanaan
Kelurahan Hamadi merupakan salah satu kelurahan dari 7 (tujuh) kelurahan

yang berada dalam wilayah Distrik Jayapura Selatan, dengan luas wilayah 2,7 Km 2.

Berdasarkan administrasi Kota Jayapura, pantai Hamadi masuk dalam kelurahan

Hamadi, Distrik Jayapura Selatan. Pemilihan kawasan pantai Hamadi sebagai

lokasi perencanaan didasarkan atas pertimbangan:

a. Lokasi sesuai dengan rencana induk kota pada Bagian Wilayah Kota B

(BWK B) dimana lokasi merupakan kawasan pengembangan pariwisata.

b. Lokasi adalah kawasan pantai/sungai. Iklim Papua yang adalah iklim

tropis, dengan temperatur maksimum rata-rata 28C-32C, menjadikan

pantai/sungai menjadi tujuan utama pariwisata.

c. Memiliki sumber daya alam yang dapat dikembangkan.

d. Tersedianya lahan yang memadai.

e. Topografi lahan yang menunjang

f. Tersedianya jaringan utilitas (Listrik, air bersih, telepon, saluran drainase

dan lain sebagainya).

Gambar 3.3 Peta Lokasi Studi Distrik Jayapura Selatan

(Sumber: BAPPEDA Kota Jayapura, 2012)

53
Gambar 3.4 Foto Udara Kawasan Pantai Hamadi
(Sumber: Dokumentasi penulis, Google Earth, 2015)

Pantai Hamadi memanjang dari pelabuhan ikan Hamadi melewati kompleks

Lantamal X dan berujung di Teluk Youtefa. Pantai ini berpasir putih dan

menghadap ke Samudera Pasifik dengan pemandangan beberapa pulau kecil tidak

berpenghuni. Pantai Hamadi termasuk unik kerena berbentuk seperti daratan

54
panjang yang menjorok ke lautan. Karena bentuknya, Pantai Hamadi menjadi

semacam pembatas antara Lautan Pasifik di bagian depan dan Teluk Youtefa di

bagian belakang.

Salah satu agenda wisata nasional yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota

Jayapura yaitu Festival Teluk Humboldt yang digelar tiap awal bulan Agustus di

bibir pantai Hamadi. Pada festival ini diadakan pagelaran tari tradisional, suling

tambur, lomba masak menu tradisional, lomba anyam rambut dan hias pinang.

Selain keelokannya, Pantai Hamadi juga pernah menjadi bagian sejarah bangsa

Amerika. Pada April 1944, pasukan tentara sekutu di bawah pimpinan Jendral

MacArthur mendarat di Pantai Hamadi untuk mendirikan base camp di kawasan

Papua sebagai markas strategis sebelum menyerang Jepang dan Filipina. Sampai

saat ini masih terlihat bekas-bekas dari peninggalan sekutu. Hal ini menjadi daya

tarik tersendiri bagi pengunjung yang datang ke Pantai Hamadi.

55
Gambar 3.5 Panorama pantai Hamadi

(Sumber: Dokumentasi Penulis 23/4/2016)

3.2.1 Sistem Pengelolaan


Menurut adat setempat, pantai Hamadi merupakan tanah adat milik

suku Tobati. Dalam pembagian hak milik dan hak pakai, hubungan

kekeluargaan atau kekerabatan berdasarkan satu keturunan ataupun

perkawinan telah mempengaruhi sistem pengelolaan di pantai Hamadi.


Saat ini pantai Hamadi dikelolah oleh lebih dari 20 pengelola, yang

dibagi dalam kapling-kapling sepanjang garis pantai.

3.2.2 Tumbuhan di Kawasan Pantai Hamadi


Sama seperti dihampir semua kawasan pantai, pantai Hamadi ditumbuhi

banyak pohon kelapa. Selain pohon kelapa terdapat hutan bakau yang lebat.

Di pantai Hamadi ini juga dijumpai pohon mangga, pohon cemara, dan

beberapa pohon/ tumbuhan jangka pendek.

56
Gambar 3.6 Tumbuhan di kawasan pantai Hamadi pohon kelapa, pohon
ketapang, cemara laut dan bakau

(Sumber: Dokumentasi Penulis 2017)

57
3.2.3 Fasilitas dan Sarana Penunjang
Sistem pengelolahan yang ada menjadikan pemilik/pengelola memiliki

kecenderungan menutup diri dan tidak mau bekerjasama dengen pihak lain,

terutama pemerintahan Kota Jayapura. Hal ini berpengaruh pada

mengembankan lokasi wisata pantai Hamadi termasuk fasilitas dan sarana

penunjang. Berikut fasilitas dan sarana penunjang yang ada di pantai

Hamadi:
a. Sarana Jalan. Jalan sepanjang pantai dengan kondisi jalan beraspal dan

kondisi jalan cukup baik.

Gambar 3.7 Kondisi jalan pantai Hamadi

(Sumber: Dokumentasi Penulis 2017)

b. Pondok/Shalter. Pondok dibuat semi permanen, sebagian besar pondok

memiliki kondisi rusak dan tidak layak pakai.

58
Gambar 3.8 Salah satu pondok untuk pengunjung

(Sumber: Dokumentasi Penulis 2017)

c. MCK (Mandi Cuci Kakus). MCK yang terlihat bersih dan terawat,

sangat mendapat perawatan dari pemilik. MCK permanen pengadaan

pemerintah

Gambar 3.9 MCK (Mandi Cuci Kakus)

(Sumber: Dokumentasi Penulis 2017)

59
d. Tempat sampah. Dewasa ini para pemilik/pengelola mulai mengerti

pentingnya tempat sampah. Hampir di semua kapling pengelola

terdapat tempat sampah.

Gambar 3.10 Tempat sampah bantuan pemerintah

(Sumber: Dokumentasi Penulis 2017)

e. Tempat Parkir. Kendaraan diparkir pada tempat dimana wisatawan/

pengunjung menyewa pondok.


f. Air bersih (PDAM), listrik dan telepon.
g. Drainase. drainase yang ada masih menggunakan cara tradisional (parit

tanah) tidak permanen.


h. Penunjang lainnya seperti para-para pinang, bakso keliling, souvenir

dan lain sebagainya.

Gambar 3.11 Tempat penyewaan ban dan para-para pinang

60
(Sumber: Dokumentasi Penulis 2017)

3.2.4 Jumlah Pengunjung


Pengunjung/ wisatawan yang datang ke pantai Hamadi umumnya adalah

masyarakat yang berdomisili di Kota Jayapura. Wisatawan nusantara

maupun mancanegara pun tidak jarang bekunjung ke pantai Hamadi.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jayapura, jumlah

pengunjung/ wisatawan yang berkunjung mencapai lebih dari 1.500

pengunjung tiap minggunya. Pada hari-hari libur pengunjung akan mencapai

angka 400 500, sedangkan pada hari-hari biasa (aktif kerja) hanya berkisar

30 50 pengunjung.

61

Anda mungkin juga menyukai