1. A. Surveilans Rutin
Surveilans rutin dilaksanakan terutama oleh surveilans puskesmas serta surveilans
kabupaten/kota.
Populasi rentan (susceptible) atau tak terlindungi imunisasi campak dapat dihitung
dengan rumus :
o Kelompok pengungsi
Apabila ditemukan satu (1) kasus pada desa dengan cakupan tinggi (>90%), rnasih
perlu diwaspadai pula mengingat adanya kemungkinan kesalahan rantai dingin
vaksin atau karena cakupan imunisasi yang kurang dipercaya.
Menurut WHO, apabila ditemukan satu (1) kasus pada satu wilayah, maka
kernungkinan ada 17-20 kasus di lapangan pada jumlah penduduk rentan yang
tinggi.
a. Penyelidikan Epidemiologi
b. Penanggulangan
KLB campak harus segera diselidiki untuk melakukan diagnose secara dini (early
diagnosis), agar penanggulangan dapat segera dilaksanakan.
c. Pemeriksaan Laboratorium
Untuk mendukung diagnosa campak pada saat KLB, maka perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium, yaitu dengan mengambil spesimen. darah sebanyak 10-
15 penderita baru, dan waktu sakit kasus kurang dari 21 hari, serta beberapa
sampel urine kasus campak untuk isolasi virus.
c. Kemitraan
7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 adalah :
Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada
suatu daerah
Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau
minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya
Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya
dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya
Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya
Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun
sebelumnya
Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian
kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama
Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk
mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. Untuk penyakit-penyakit
endemis (penyakit yang selalu ada pada keadaan biasa), maka KLB didefinisikan sebagai suatu
peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan daerah tertentu.
Menurut Departemen Kesehatan tahun 2000 Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam
kurun waktu dan daerah tertentu.
Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.