Skenario 3 Kurhab 4
Skenario 3 Kurhab 4
PEMBAHASAN
Penyebab :
Penyebab:
1. Kehilangan retensi
Penatalaksanaan :
Penatalaksanaan :
- Fraktur koronal
Fraktur koronal dapat disebabkan karena karies pada gigi
abutment. Fraktur juga dapat disebabkan karena preparasi gigi
yang berlebihan sehingga menyebabkan struktur gigi tidak
mampu untuk menahan beban oklusal.
Penatalaksanaan :
4. Fraktur porselen
Fraktur porselen terjadi baik dengan logam keramik dan
restorasi all ceramic. Sebagian besar fraktur porcelain fused to metal
dapat dikaitkan dengan karakteristik desain yang tidak tepat dari
kerangka logam atau masalah yang berhubungan dengan oklusi.
Restorasi all ceramic umumnya gagal karena kekurangan dalam
preparasi gigi atau adanya gaya oklusal yang berat. Sudut yang tajam
atau sudut tajam atau daerah yang sangat kasar dan tidak teratur di
atas area pelapisan bertindak sebagai titik konsentrasi tegangan yang
menyebabkan penjalaran retak dan patah keramik. Pengecoran logam
yang terlalu tipis tidak cukup mendukung porselen, sehingga lentur
dan patah pada porselen. porselen yang tidak didukung oleh logam
dalam porcelain fused to metal mungkin patah karena kegagalan
kohesif dalam porselen. Penanganan yang tidak tepat dari alloy selama
pengecoran, finishing atau aplikasi dari porselen dapat menyebabkan
kontaminasi logam.
Penatalaksanaan :
1. Ketidakcocokan warna
2. Perawatan pendahuluan
3. Tindakan-tindakan ortodonti
Tindakan ini misalnya ada kasus diastema sentralis,
sebaiknya dilakukan perawatan ortodonti terlebih dahulu sebelum
pembuatan gigitiruan.
Skenario : Gangguan Pengunyahan
Ibu Akhamd 49 tahun merasakan adanya ketidaknyamanan karena
adanya kegoyangan gigi tiruan tetap pada rahang atas kiri. Keadaan ini
telah dirasakan 3 hari yang lalu setelah mengunyah makanan. Berdasarkan
hasil pemeriksaan foto panoramic dan periapikal yaitu pada gigi 25
menunjukkan post perawatan endodontic dengan pemasangan pasak,
radiolucent berbatas jelas pada apical gigi dan tampak fraktur pada
retainer. Pada gigi 27 menunjukkan fraktur pada akar palatal, radiolucent
pada bagian apical gigi dan resorbsi tulang alveolar sampai 2/3 panjang
akar gigi. Secara klinis gigi 25 dan 27 merupakan retainer dengan desain
extracoronal retainer berupa porcelain fuse to metal dan pontic pada gigi
26 dengan tipe ridge lap pontic. Retainer dan pontic dihubungkan dengan
connector tipe fixed-fixed bridge. Disamping itu pada gigi 25 terdapat
karies permukaan akarpada bagian bukal dan gigi 27 tampak adanya resesi
gingival dan karies permukaan akar pada bagian bukal dan palatal. Tampak
adanya pengelupasan lapisan estetik (lapisan porcelain) pada oklusal
retainer gigi 25. Penderita menginginkan penggantian gigi tiruan tersebut.
Penatalaksanaan pada skenario tersebut adalah Gigi tiruan sebagian
lepasan karena kondisi gigi 25 dan 27 tidak dapat dipertahankan lagi
dikarenakan kondisi yang telah disebutkan di skenario. Maka gigi 25 dan
27 diindikasikan untuk dilakukan ekstraksi. Selain itu, dilihat dari data foto
panoramik di skenario, tampak gambarak radiolusen pada beberapa gigi
seperti pada gigi 16, 17, 36, 37, 45, 46 dan 47 yang menandakan bahwa
telah dilakukan perawatan pada gigi tersebut. Selain itu terlihat resorbsi
tulang alveolar horizontal yang terjadi secara general dari gigi 37 sampai
47. Oleh karena itu pasien diindikasikan untuk menggunakan GTSL.
Kegagalan GTJ
d. Konektor patah.
1. Biologikal
b. Karies
c. Perforasi pulpa
d. Kerusakan periodontal
e. Masalah oklusal
2. Mekanikal
3. Estetik
d. OH buruk
l. Trauma oklusal.
1. Biologis
Non iritan
Non toksik
Kariostatik
2. Kelarutan
Bahan tersebut harus tahan terhadap saliva (tidak larut dalam saliva)
3. Mekanis
4. Sifat termis
Hal ini berguna untuk mendapatkan jaringan yang sehat pada gigi yang
ada sehingga dapat memberikan dukungan dan fungsi yang baik untuk gigi
tiruan.
2. Tindakan Konservasi
3. Tindakan Prostetik
1. Desain retainer
2. Desain pontik
1. Menghilangkan karies
Keuntungan:
a. Estetis baik
Kerugian:
DAFTAR PUSTAKA