Anda di halaman 1dari 3

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Medis
1. Definisi
Diabetes melitus (DM) adalah keadaan hyperglikemia kronik
disertai berbagai kegiatan metebolik akibat gangguan hormonal,yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf dan
pembuluh darah disertai Lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan
mikroskop electon.
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

Klasifikasi diabetes
Ada beberapa tipe/jenis diabetes mellitus yaitu:
a. DM tipe I / insulin dependent diabetes mellitus (IDDM) yaitu penyakit
hyperglikemia akibat ketiadaan absolut insulin. Pengidap penyakit ini
harus mendapat insulin pengganti.
b. DM tipe II / non insulin dependent diabetes melitus (NIDDM) yaitu
penyakit hyperglikemia akibat berkurangnya sensitifitas terhadap
insulin atau resistensi terhadap insulin. Pada DM tipe II ini, insulin
tetap dihasilkan oleh sel-sel beta Pulau Langerhans tetapi jumlah
produksi insulin menurun.
c. DM Gestasional, terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes
sebelum kehamilannya. Hyperglikemia terjadi selama kehamilan
akibat sekresi hormon-hormon plasenta.
d. DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
(penyakit pankreas, penyakit hormonal, sirosis hepatik, obat-obatan).

2. Komplikasi
a. Akut
7

1) Hipoglikemia
Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat
oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit dan
atau aktivitas fisik yang berat.
2) Ketoasidosis
Akibat defisiensi insulin, maka pemecahan lemak (lipolisis)
menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol yang akan diubah
menjadi badan keton oleh hati. Badan keton tersebut bersifat asam
dan bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan
menimbulkan asidosis metabolik.
3) Makroangiopati
Peningkatan kadar glukosa darah akan mempengaruhi perubahan
aterosklerotik dalam pembuluh darah besar. Berbagai tipe penyakit
makrovaskuler dapat terjadi tergantung pada lokasi lesi
aterosklerotik. Bila perubahan aterosklerotik mengenai pembuluh
darah arteri koroner maka akan menyebabkan insedens infark
miokard. Dan jika terjadi pada pembuluh darah serebral atau
pembentukan embolus di tempat lain dalam sistem pembuluh darah
yang kemudian terbawa aliran darah sehingga terjepit dalam
pembuluh darah serebral dan menyebabkan serangan iskemia
sepintas (TIA) dan stroke. Serta jika menyerang pembuluh darah
besar pada ekstremitas bawah akan menyebabkan terjadinya
insidens penyakit oklusif arteri perifer yang merupakan penyebab
utama meningkatnya insidens gangren dan amputasi pada pasien
diabetes.
4) Retinopati diabetik
Gangguan penglihatan yang berhubungan dengan retinopati
proliperatif dapat terjadi akibat pendarahan vitreus atau ablasio
retina. Korpus vitreus yang normal tampak jernih sehingga
memungkinkan transmisi cahaya ke retina. Apabila terjadi
pendarahan, korpus vitreus akan menjadi keruh dan tidak dapat
mentransmisikan cahaya. Sebagai akibatnya terjadi kehilangan
penglihatan. Konsekuensi lain dari perdarahan vitreus adalah
8

terbentuknya jaringan parut fibrosa yang disebabkan oleh


reabsorbsi darah ke dalam korpus vitreus. Jaringan parut ini dapat
menarik retina sehingga terjadi ablasio (pelepasan) retina dan
akhirnya terjadi kebutaan.
5) Nefropati
Akibat dari peningkatan kadar glukosa dalam darah, maka
mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stres yang
mengakibatkan kebocoran protein darah ke dalam urine. Sebagai
akibatnya, tekanan dalam pembuluh darah ginjal meningkat yang
diperkirakan berperan sebagai stimulasi untuk terjadinya refropati.
Data yang biadanya muncul pada penyakit diabetes melitus yaitu:
Pengkajian
1) Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Riwayat keluarga DM, penyakit jantung, stroke, hipertensi;
penyembuhan luka yang lama, adanya riwayat melahirkan anak dengan
berat badan lahir lebih dari 4 kg, obesitas,ulkus pada kaki, penggunaan
obat yang dapat menaikkan kadar glukosa darah (seperti dilantin dan
fenobarbital).
2) Pola Nutrisi dan Metabolik
Tidak mengikuti diet; peningkatan masukan glukosa/karbohidrat, nafsu
makan hilang/menurun, mual/muntah, penurunan berat badan dalam
periode beberapa hari/minggu, banyak makan(polifagia), haus.
polidipsi, distensi abdomen, kulit kering/bersisik, turgor jelek, bau
buah (nafas aseton).
3) Pola Eliminasi
Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK, nyeri tekan
abdomen, perubahan pola berkemih nokturia, diare/konstipasi.

Anda mungkin juga menyukai