Anda di halaman 1dari 23

Efisiensi Rumah Sakit dan

Data Envelopment Analysis (DEA):

Studi Empirik
Penerapan Lean Six-Sigma
di RSIA Kemang Medical Care

A. Heri Iswanto, Gatot Soeryo Koesoemo , MS. Wibisono


A. HERI ISWANTO

Pendidikan:
PhD : Ilmu Ekonomi
Master : Administrasi RS
Sarjana: Manajemen RS

Posisi:
Direktur Umum
Kemang Medical Care
Pelayanan Kesehatan
Tidak Harus Efisien?

Pandangan mengenai apakah pelayanan kesehatan harus efisien atau tidak


ditanggapi berbeda oleh sejumlah pakar (Jacobs, 2000).
Pelayanan kesehatan diargumenkan tidak harus efisien krn jangkauan universal.
Upaya untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit memerlukan pendekatan
trial error yang tidak efisien.
Situasi pendanaan dibidang kesehatan memerlukan kemandirian, agar mampu
memberikan pelayanan maksimum pada masyarakat.
Hal ini menuntut adanya efisiensi termasuk pada rumah sakit.
i Pa ra m e t e r
si s e b a g a
Efisien

Pemegang saham, baik itu pemerintah atau swasta, mengharapkan agar


manajemen dapat memberikan hasil terbaik dan ini ditunjukkan oleh
parameter efisiensi.
Tanpa pengawasan terhadap efisiensi, masalah dapat muncul dari sisi
manajemen yang berujung pada tindakan-tindakan penyimpangan.
Begitu pula, data efisiensi dapat digunakan untuk mengalokasikan sumber
daya dengan lebih tepat sasaran sehingga sumber daya yang datang dari
pemegang saham dapat dimanfaatkan secara optimal (Magnussen, 1996).
Kualitas dan Efisiensi

Argumen lain menyatakan bahwa informasi


efisiensi mempengaruhi kesediaan masyarakat
untuk membayar biaya perawatan rumah sakit
(Biorn et al, 2002).
Jika masyarakat mempersepsi rumah sakit tidak
efisien, masyarakat akan menghindari
penggunaannya karena khawatir hal ini
berpengaruh pada kualitas pelayanan kesehatan
yang diperolehnya.
Perlu Pengukuran
Efisiensi

Situasi yang sama terjadi di Indonesia.


Dana yang disediakan oleh
pemerintah menuntut rumah sakit,
baik swasta maupun pemerintah,
mampu menggunakan sumber daya
secara optimal (Suwandono, 2001).
Karenanya, pengukuran efisiensi
rumah sakit mutlak harus dilakukan.
Pengukuran Efisiensi
Pengukuran efisiensi mensyaratkan adanya perbandingan antara masukan dan
keluaran.
Organisasi dikatakan efisien jika mampu menghasilkan keluaran lebih besar
dengan masukan yang sama, atau menghasilkan keluaran yang sama dengan
masukan yang berkurang (Alexander et al, 1991).
Hal ini seolah mengimplikasikan kalau pengukuran efisiensi rumah sakit sangat
sederhana dengan hanya mempertimbangkan dua variabel : masing-masing satu
untuk masukan dan satu untuk keluaran (Mortimer dan Peacock, 2002).
Pengukuran Efisiensi RS
Bagi rumah sakit lebih rumit.
Hal ini disebabkan keluaran dari rumah sakit sangat heterogen
sehingga sulit untuk memilih mana yang merupakan masukan dan
mana yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh masukan
tersebut (Folland dan Hofler, 2001).
Fungsi biaya yang dihasilkan tidak bersifat linier dan merupakan
kombinasi dari banyak masukan.
Metode Parametrik
Mengukur Efisiensi RS
Terdapat dua metode umum untuk
mengukur efisiensi rumah sakit yakni:
parametrik dan non-parametrik.
Metode parametrik bertopang pada model
batas-batas stokastik yang
mempertimbangkan hitungan acak pada
batas-batas estimasi.
Model parametrik sangat terbatas,
mengandung adanya asumsi distribusi
data, dan tidak praktis ketika
menggunakan sejumlah keluaran yang
dipengaruhi oleh sejumlah masukan
(Olesen dan Petersen, 1998).
Metode Non Parametrik
Mengukur Efisiensi RS

Alternatifnya adalah metode yang bersifat non parametrik.


Metode non parametrik tidak mengandung asumsi bentuk fungsi
produksi atau batas produksi (Tiemann dan Schreyogg, 2009).
Hal ini memungkinkan sejumlah keluaran dibandingkan dengan
sejumlah masukan.
Dua metode non parametrik yang popular diantaranya adalah Data
Envelopment Analysis (DEA) dan indeks produktivitas Malmquist
(Barros et al, 2008).
Data Envelopment Analysis (DEA)
DEA merupakan model yang murni deterministik dengan menarik
fungsi efisiensi berdasarkan best practice yang terjadi di
lapangan (Tiemann et al, 2011).

Hal ini membuat penggunaan DEA dalam latar dimana terdapat


keluaran jamak yang tak terpasarkan perlu dipertimbangkan,
sementara bobot dari keluaran yang benar tidak dapat ditentukan
(Dalmau-Matarrodona dan Puig-Junoy, 1998).

DEA bekerja dengan membangun sejumlah batasan yang


berusaha mengelilingi sebuah pusat koordinat.
Titik yang berada di bagian dalam dari batasan ini (lebih dekat ke
pusat) dinyatakan sebagai titik tidak efisien.

Sementara titik yang efisien berada di kawasan perbatasan (Tofallis,


2001).
Studi DEA
Berbagai studi sebelumnya menggunakan
parameter yang berbeda-beda sebagai masukan
dan keluaran (Afonso dan Fernandes, 2008).

Linna (1998) menggunakan masukan berupa


biaya operasional, jumlah tempat tidur, tingkat
upah, dan indeks pengeluaran tahunan,
sementara keluaran berupa kunjungan pasien
gawat darurat, jumlah kunjungan rawat jalan,
jumlah hari perawatan, pengembangan SDM,
dan publikasi ilmiah.
Zere (2000) menggunakan masukan berupa
pengeluaran dan jumlah tempat tidur, sementara
keluaran berupa hari perawatan dan kunjungan
pasien rawat jalan.
Indikator Keuangan
sbg Variabel
Studi ini membatasi variabel
hanya pada variabel biaya
sehingga mereduksi studi ini ke
dalam indikator keuangan.

Hal ini pantas dilakukan dalam


konteks rumah sakit swasta yang
bertopang lebih pada indikator
keuangan untuk menghasilkan
efisiensi.
Variabel Penelitian
Studi ini menggunakan data laporan keuangan dari RSIA Kemang Medical Care
(RSIA KMC), dari tahun 2011-2013 dan sudah diaudit oleh akuntan publik.
Studi ini dilakukan menggunakan masukan berupa: Harga Pokok Pelayanan
(HPP), Biaya Operasional (BO), Biaya Umum dan Administrasi (BUA), Biaya
Pasien (BP) dan Jasa Medik (JM).
Sementara untuk keluaran menggunakan Pendapatan (PN), Laba Kotor (LK) dan
Laba Bersih (LB).
Variabel
Masukan dan Keluaran
Potential
Improvements

Untuk mengkuantifikasi in-efisiensi, peneliti menggunakan prosedur


Potential Improvements dalam piranti DEA.
Perubahan efisiensi diukur sebagai selisih antara dua tahun. Situasi
sebelum merujuk pada situasi peningkatan tahun 2012 terhadap
tahun 2011.
Situasi setelah merujuk pada situasi peningkatan tahun 2013
terhadap tahun 2012.
Perbandingan Pencapaian
Target Reduksi Masukan
(Miliar Rupiah)

HPP BO BUA BP JM
T A T A T A T A T A
2 thn sebelum LSS 21,7 23,8 20,5 30,4 42,2 54,2 10,1 11,7 10,8 12,1
1 thn sebelum LSS 30,4 32,2 28,7 32,0 59,1 64,2 14,2 16,3 15,1 15,9
1 thn setelah LSS 32,5 32,5 30,7 30,7 63,2 63,2 15,2 15,2 16,2 16,2

HPP = Harga Pokok Pelayanan T = Target


BO = Biaya Operasional A = Actual
BUA = Biaya Umum dan Administrasi LSS = Lean Six-Sigma
BP = Biaya Pasien
JM = Jasa Medik
Perbandingan Pencapaian
Target Reduksi Luaran
(Miliar Rupiah)

LK PN LB
T A T A T A
2 thn sebelum LSS 14.418 12.303 36.120 36.120 804 (9.090)
1 thn sebelum LSS 20.173 18.346 50.538 50.538 1.124 (4.866)
1 thn setelah LSS 21.585 21.585 54.075 54.075 1.203 1.203

PN = Penerimaan T = Target
LK = Laba Kotor A = Actual
LB = Laba Bersih LSS = Lean Six-Sigma
DEA dan Evaluasi Kinerja

DEA merupakan metode non parametrik dalam riset operasi


yang memungkinkan evaluasi terhadap kinerja rumah sakit.
Lebih jauh DEA memungkinkan analisis inefisiensi di rumah
sakit secara detail dan membantu mengidentifikasi perbaikan
yang mungkin dilakukan serta mengkuantifikasi jumlah uang
yang dapat dihemat secara teoritis jika inefisiensi tersebut
dapat dihapuskan.
Lean Six Sigma
sbg Solusi
Inefisiensi

Studi ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi pada RSIA


KMC relatif rendah pada saat sebelum implementasi lean
six sigma dimana dengan masukan yang sama, dihasilkan
keluaran yang lebih rendah.
Kemampuan intervensi lean six sigma dalam mengatasi
masalah inefisiensi di rumah sakit.
Referensi
Afonso, A., Fernandes, S. (2008). Assessing Hospital Efficiency: Non-parametric Evidence for Magnussen, J. (1996). Efficiency Measurement and the Operationalization of Hospital Production,
Portugal, Working Paper WP 07/2008/DE/UECE, Department of Economics: Technical Health Services Research, 31(1), 21-36
University of Lisbon. Mortimer, D., Peacock, S. (2002). Hospital Efficiency Measurement: Simple Ratios vs Frontier
Alexander, J., Bloom, J., Nuchols, B. (1991). Nursing Turnover and Hospital Efficiency: An Organization Methods, Working Paper 135, Centre for health Program Evaluation: University of
Level Analysis, Working Paper, Institute for Research on Labor and Employment: UC Melbourne
Berkeley Olesen, O., Petersen, N. (1998). The Use of Data Envelopment Analysis with Probabilistic Assurance
Barros, C., de Menezes, A., Peypoch, N., Solonandrasana, B., Vieira, J. (2008). An analysis of hospital Regions for Measuring Hospital Efficiency, Working Paper, School of Business and
efficiency and productivity growth using the Luenberger indicator, Health Care Manage Economics: Odense Universiteit
Sci, 11, 373381 Suwandono, A., Gani, A., Purwani, S., Blas, E., Brugha, R. (2001). Cost Recovery Beds in Public
Biorn, E., Hagen, T., Iversen, T., Magnussen, J. (2002). The Effect of Activity-Based Financing on Hospitals in Indonesia, Health Policy and Planning, 16 (Suppl 2), 10-18
Hospital Effciency: A Panel Data Analysis of DEA Effciency Scores 1992-2000, MPRA Tiemann, O., Schreyogg, J. (2009). Effects of Ownership on Hospital Efficiency in Germany, Business
Paper No. 8099, HERO: University of Oslo Research, 2(2), 115-145
Dalmau-Matarrodona, E., Puig-Junoy, J. (1998). Market Structure and Hospital Efficiency: Evaluating Tiemann, O., Schreyogg, J., Busse, R. (2011). Hospital Ownership and Efficiency: A Review of Studies
Potential Effects of Deregulation in a National Health Service, Review of Industrial with Particular Focus on Germany, Health Policy
Organization 13, 447466 Tiemann, O., Schreyogg, J. (2012). Changes in Hospital Efficiency after Privatization, Health Care
Folland, S., Hofler, R. (2001). How Reliable Are Hospital Efficiency Estimates?: Exploiting the Dual to Manag Sci
Homothetic Production, Health Economics, 10, 683-698. Tofallis, C. (2001). Combining Two Approaches to Efficiency Assessment, Journal of the Operational
Jacobs, R. (2000). Alternative Methods to Examine Hospital Efficiency: Data Envelopment Analysis and Research Society, 52, 1225-1231
Stochastic Frontier Analysis, Discussion Paper, Centre for Health Economics: University Zere, E. (2000), Hospital Efficiency in Sub-Saharan Africa Evidence from South Africa, Working Paper
of York 187 (June), World Institute for Development Economics Research: The United Nations
Linna, M. (1998). Measuring hospital cost efficiency with panel data models, Health Economics, 7, University
415-427.

Anda mungkin juga menyukai