Universitas Tadulako
REFLEKSI KASUS
DISUSUN OLEH:
Sitti Hajar
N 111 16 006
PEMBIMBING:
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
REFLEKSI KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. RP
Umur : 34 tahun
I. Deskripsi Kasus
Seorang perempuan 34 tahun MRS seorang diri dengan keluhan leher
terasa tegang tapi tidak nyeri dan terasa seperti tercekik dan jantung terasa
tertusuk-tusuk yang menyebabkan pasien susah tidur, selain itu pasien juga
merasa cemas dan selalu mengingat tentang kematian, keluhan ini sudah
dirasakan sejak 4 tahun lalu. Pasien kontrol rutin oleh dokter ahli jiwa.
Pasien rutin meminum obat agar bisa tidur dan menghilangkan ketegangan di
leher. Keluhan diatas tidak dirasakan terus menerus tetapi hilang timbul.
Saat ditanya mengenai tentang adanya beban pikiran, pasien
mengatakan bahwa dirinya saat ini stress memikirkan rumah tangganya
dimana pasien sedang mengalami masalah dengan saudara ipar dimana suami
dari saudara ipar berkelahi dengan suami pasien menyebabkan suami pasien
dilaporkan kepolisi dan sekarang menjadi buronan oleh polisi menyebabkan
pasien sulit untuk bertemu dan berkomunikasi dengan suaminya karena
sekarang tinggal terpisah. Dilain sisi pasien juga merasa dibenci oleh saudara
iparnya sudah sejak awal pernikahan dan hubungannya tidak baik hal ini
dikarenakan saudara iparnya cemburu terhadap pasien yang lebih mendapat
perhatian oleh mertua dibandingkan saudara iparnya. Pasien mengatakan hal
itu wajar karena pasien sudah selalu memasak makanan dan membersihkan
rumah jika berkunjung kerumah mertua.
Saat ditanya mengenai pekerjaan, pasien mengatakan tidak ada
hambatan, pasien tetap bekerja seperti biasanya. Pasien tidak memiliki riwayat
hipertensi, jantung dan diabetes militus, tetapi pernah konsultasi ke bagian
THT sekitar 1 tahun lalu dan pasien mengatakan tidak mengalami masalah
pada bagian leher dan tenggorokannya. Pasien merupakan pasien
III. Evaluasi
a. Pengalaman Baik
Pasien terlihat banyak bicara saat ditanya mengenai keluhan yang
membawa pasien ke dokter.
b. Pengalaman Buruk
Pasien cepat berbicara sehingga pemeriksa sedikit sulit memahami
perkataan pasien.
Aksis IV
Stressor psikososial yaitu masalah tidak diterima baik oleh keluarga
mertua dan sekarang terpisah/jauh dengan suami.
Aksis V
GAF scale 90-81
V. Analisis
Berdasarkan deskripsi kasus diatas, kasus ini merupakan pasien
dengan Gangguan Afektif Bipolar Episodik Manik dan depresi tanpa
Gejala Psikotik Campuran.
Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang
menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang
mengalami kondisi atau episode dari depresi dan/atau manik, hipomanik,
dan/atau kondisi campuran. Jika dibiarkan tanpa terapi, akan menghasilakan
kondisi psikiatrik dengan disabilitas berat.
Salah satu penyebab gangguan bipolar adalah factor lingkungan,
Penelitian telah membuktikan faktor lingkungan memegang peranan penting
dalam Gangguan perkembangan bipolar. Faktor lingkungan yang sangat
berperan pada kehidupan psikososial dari pasien dapat menyebabkan stress
yang dipicu oleh faktor lingkungan. Stress yang menyertai episode pertama
dari Gangguan bipolar dapat menyebabkan perubahan biologik otak yang
bertahan lama. Perubahan bertahan lama tersebut dapat menyebabkan
perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmitter dan sistem
pemberian signal intraneuronal. Perubahan mungkin termasuk hilangnya
neuron dan penurunan besar dalam kontak sinaptik. Hasil akhir perubahan
tersebut adalah menyebabkan seseorang berada pada resiko yang lebih tinggi
untuk menderita Gangguan mood selanjutnya, bahkan tanpa adanya stressor
eksternal. Pada pasien ini pemicu dapat berasal dari stress psikososial yang
dialami.
Penanganan gangguan bipolar memerlukan penanganan dokter
spesialis jiwa. Pada pasien ini telah diberi beberapa obat seperti antidepresan
golongan SSRI (fluoxetine), obat anti-mania, anti-anxietas golongan
benzodiasepin.
Disamping pengobatan medikamentosa, psikoterapi adalah salah satu
terapi yang efektif untuk gangguan bipolar. Terapi ini memberikan
dukungan, edukasi, dan petunjuk untuk seorang dengan gangguan bipolar.
Beberapa jenis psikoterapi yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R, 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
2. Jiwo tirto. 2012. Panduan bagi pasien, keluarga dan teman dekat : gangguan
jiwa bipolar. Pusat pemulihan dan pelatihan bagi penderita gangguan jiwa.
3. Maslim R, 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik
(Psychotropic Medication). Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma
Jaya, Jakarta.
4. Sadock B.J. & Sadock V.A., 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi 2. EGC,
Jakarta.