Anda di halaman 1dari 22

SKIZOFRENIA TAK

TERINCI (F20.3)
LAPORAN KASUS
Pembimbing: dr.Patmawati,M.Kes.,Sp.KJ
Oleh:
Sitti Hajar
N11116006
Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Desa lena blok E, kec. Pamona
utara, poso
Pekerjaan : IRT
Agama : kristen
Status Perkawinan : sudah menikah
Pendidikan terakhir : SMP
Tanggal Pemeriksaan : 02 mei 2017
Tempat Pemeriksaan : ruang langsat RSD Madani Palu
LAPORAN PSIKIATRIK

Keluhan Utama: Mengamuk


Perempuan 48 tahun dibawa ke RSJ Madani oleh keluarganya karena pasien
kadang mengamuk, mengancam orang disekitar, berbicara sendiri, susah tidur
dan sering berjalan keluar rumah dan mengambil barang-barang milik orang
yang ditemui, sering bermain-main dengan kompor gas, serta sering membuka
pintu rumah pada malam hari disaat semua orang rumah sedang tidur. Keluhan-
keluhan ini sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu SMRS

Saat tiba di rumah sakit pasien dalam keadaan tenang dan tidak mengamuk,
pasien mengeluhkan jika kepalanya sakit pada bagian kiri, serta pasien sering
mendengar suara anak-anaknya yang meminta uang padanya. Pasien
mengatakan sering dimarahi oleh adiknya dan keluarga adiknya dimana tempat
ia tinggal, pasien di marahi jika tidak makan, mandi, dan jika pasien selalu tidur,
pasien melakukan hal tersebut karena pasien merasa tidak nyaman tinggal
dirumah adiknya dan selalu meminta pulang kekampungnya untuk tinggal
bersama suami dan 3 anaknya namun keinginannya untuk pulang tidak
dipenuhi oleh adiknya sehingga membuat pasien merasa jengkel dan marah.
Tetapi pasien juga mengatakan jika suami dan anaknya juga sering memarahi
pasien, walaupun begitu pasen tetap menerima dan tetap ingin menjalankan
kewajibannya sebagai istri dan seorang ibu seperti memasak, mencuci dll.
Menurut keluarga pasien, pasien pernah dirawat dirumah sakit madani
dengan keluhan yang sama dan sekitar 2 bulan yang lalu keluar dari rumah
sakit. Sekitar 2 minggu yang lalu pasien mau minum obat.
Pasien adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara. Menurut keluarga pasien,
pasien adalah orang pendiam,
Pasien tidak merokok, penggunaan miras dan narkoba disangkal. Riwayat
kejang (-), infeksi (-), trauma (-).
Keluarga pasien mengaku pasien tidak memiliki masalah dalam belajar dan
tidak pernah tinggal kelas, namun pasien hanya mengenyam pendidikan
sampai tingkat SMP.
Pada saat datang , tampak perempuan memakai pakaian kaos berwarna
kuning bergaris lengan pendek, memakai celana panjang coklat bermotif,
lusuh. Postur tinggi badan pasien sekitar 155 cm, rambut ikal, tampakan
wajah pasien sesuai dengan umurnya, perawatan diri kurang.
Pasien tampak kaku saat berjalan, kurang ekspresi, dan kontak mata
kurang karena saat ditanya, pasien menjawab pertanyaan dengan arah
pandangan keatas. Saat ini keinginan pasien hanya ingin pulang ke
kampung bertemu dengan anak dan suaminya.
Hubungan gangguan
Faktor Stressor sekarang dengan Riwayat Gangguan
Hendaya Disfungsi
Psikososial riwayat penyakit Sebelumnya
sebelumnya.
Hendaya Sosial (+) Pasien selalu dimarahi Pasien pernah dirawat Tidak ada riwayat
Hendaya Pekerjaan (+) oleh adiknya ketika dirumah sakit jiwa kejang , infeksi berat ,
Hendaya Penggunaan pasien tidak mau ebelumnya, dan sekitar trauma , penggunaan
Waktu Senggang (+) disuruh untuk 2 bulan lalu keluar dan NAPZA , merokok (-)
melakukan sesuatu. tinggal dengan dan alkohol (-).
adiknya, putus obat 2
minggu lalu
RiwayatKehidupanPribadi

Riwayat Masa Riwayat Masa Kanak


Riwayat Prenatal dan Riwayat Masa Kanak
Pertengahan (4-11 Akhir dan Remaja.
Perinatal Awal (1-3 tahun)
tahun) ( 12-18 tahun)
Pasien lahir normal, Pasien mendapatkan Pasien diasuh oleh Pasien melanjutkan
cukup bulan, di ASI dari ibunya kedua orang tuanya. pendidikan ke SMP.
rumah, dan di bantu hingga 2 tahun, Pertumbuhan dan Namun setelah lulus
oleh dukun. Ibu pertumbuhan perkembangan baik. SMP tidak
pasien tidak pernah dan perkembangan Pasien masuk melanjutkan
sakit berat selama sesuai umur, tidak sekolah dasar di sekolahnya ke
kehamilan. Pasien ada riwayat kejang, kampungnya pada jenjang SMA. Pasien
anak ke-2 dari 3 trauma atau infeksi umur 6 tahun. termasuk pribaddi
bersaudara (LPP) pada masa ini. Pertumbuhan dan yang tertutup dan
Pasien mendapatkan perkembangan sama pendiam.
kasih sayang dari dengan anak
orang tua. seusianya, memiliki
banyak teman untuk
bermain bersama.
Persepsi pasien
Riwayat Kehidupan
Situasi Sekarang tentang diri dan
Keluarga
kehidupan.
Pasien anak ke-2 Semenjak keluar Pasien tidak
dari 3 bersaudara dari RS 2 bulan lalu menyadari dirinya
(LPP) Hubungan pasien tinggal sakit secara penuh,
dengan saudara dirumah adiknya, dan tidak
kurang baik, pasien dan belum pernah memerlukan
sering dimarahi, pulang ke pengobatan dari
hubungan dengan kampungnya, dokter.
suami dan anak sehingga pasien
kurang baik, pasien selalu memiliki
juga sering keinginan untuk
dimarahi atau pulang kampung
dibentak. Tidak ada
riwayat menderita
penyakit yang
sama dalam
keluarga .
STATUS MENTAL

Penampilan: Mood : eutimia

Deskripsi Umum

Keadaan Afektif
Tampak perempuan memakai pakaian Afek : luas
kaos berwarna kuning bergaris lengan
pendek, memakai celana panjang Keserasian : tidak serasi
coklat bermotif, lusuh. Postur tinggi (inappropriate)
badan pasien sekitar 155 cm, rambut
ikal, tampakan wajah pasien sesuai Empati : tidak dapat
dengan umurnya, perawatan diri dirabarasakan
kurang. Pasien tampak kaku saat
berjalan, kurang ekspresi, dan kontak
mata kurang.
Kesadaran: composmentis
Perilaku dan aktivitas
psikomotor : tampak tenang,
sedikit kaku
Pembicaraan : Spontan,
kurang lancar dan intonasi
biasa, kadang tidak sesuai
dengan pertanyaan.
Sikap terhadap pemeriksa :
Kooperatif
Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan

(Kognitif)
Fungsi Intelektual
kecerdasan
Pengetahuan dan kecerdasan sesuai taraf
pendidikannya.
Daya konsentrasi : terganggu
Orientasi : Baik
Daya ingat
Jangka Pendek : Baik
Jangka sedang : Baik
Jangka Panjang : Baik
Pikiran abstrak : Baik
Bakat kreatif : Tidak ditemukan
Kemampuan menolong diri sendiri : kurang
Gangguan persepsi

Halusinasi : ada auditorik


Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada

Proses berpikir

Arus pikiran :
Produktivitas : Cukup
Kontinuitas : Irrelevan, asosiasi longgar
Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi Pikiran
Preokupasi : pulang kampung
Gangguan isi pikiran : Tidak ada

Pengendalian impuls

Baik

Daya nilai

Norma sosial : Baik


Uji daya nilai : Kurang
Penilaian Realitas : Kurang

Tilikan (insight)

Derajat I: Pasien tidak menyadari dirinya sakit dan tidak butuh pengobatan dari dokter

Taraf dapat dipercaya

Dapat dipercaya
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK LEBIH
LANJUT
Pemeriksaan fisik :
Status internus: T : 110/70
mmHg, N:84x/menit, S:
36.5 C, P : 20 x/menit.
GCS : E4M6V5, fungsi
kortikal luhur dalam batas
normal , pupil bundar
isokor , reflex cahaya (+)/
(+), kongjungtiva tidak
pucat, sclera tidak icterus,
jantung dan paru dalam
batas normal,fungsi
motorik dan sensorik ke
empat ekstremitas dalam
batas normal.
Evaluasi Multiaksial

Aksis I
Skizofrenia tak terinci (F20.3)

Aksis II
Pasien adalah orang yang mempunyai banyak teman walaupun
agak pendiam sehingga digolongkan dalam ciri kepribadian tidak
khas.

Aksis III
Tidak ditemukan diagnosis karena tidak ada ditemukan
gangguan organic.

Aksis IV
Stressor psikososial yaitu pasien sering dimarahi oleh
saudaranya.

Aksis V
GAF scale 50-41 ( gejala berat (serious) disabilitas berat).
Daftar Masalah

Organobiologik Psikologik

Terdapat Ditemukan adanya


ketidakseimbangan masalah/ stressor
neurotransmitter psikososial
sehingga pasien sehingga pasien
memerlukan memerlukan
psikofarmaka. psikoterapi.
Prognosis

Faktor yang mempengaruhi :


Tidak ada kelainan organobiologik
Dubia ad bonam Adanya dukungan dari keluarga
Keinginan dari pasien untuk sembuh
Kepatuhan minum obat
Rencana Terapi

Psikofarmaka Non Psikofarmaka

Antipsikotik Psikoterapi
tipikal: suportif
Haloperidol 5 mg Ventilasi
2x 1 Persuasi
Sugesti
Desensitisasi
Sosioterapi
Follow Up

Memantau keadaan umum pasien dan


perkembangan penyakit serta menilai efektifitas
pengobatan yang diberikan dan kemungkinan
munculnya efek samping obat yang diberikan.
Pembahasan

skizofrenia, schizos = pecah-belah atau bercabang, phren = jiwa,

suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan
penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya
Penyebab Skizofrenia

Teori Diathesis stres Teori Hipotesis dopamin

hiperaktivitas dopamin
ini karena terlalu
banyaknya pelepasan
dopamin atau terlalu
banyaknya reseptor
dopamin atau
kombinasi kedua
mekanisme tersebut.
PPDGJ III
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini
yang amat jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam
atau kurang jelas:
Thought echo , Thought insertion or
withdrawal, Thought broadcasting
Delusion of control , Delusion of influence,
Delusion of passivity , Delusional perception
Halusinasi auditorik
Waham
PPDGJ III

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja


Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan
yang tidak relevan, atau neologisme;
Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas
cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
Gejala-gejala "negatif

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih.

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall
quality), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan,tidak berbuat sesuatu,
sikap larut dalam diri sendir (self absorbed atitude), dan penarikan diri secara sosial.
SKIZOFRENIA TAK TERINCI (F20.3)

Tidak memenuhi
Memenuhi kriteria
kriteria untuk
umum untuk
diagnosis skizofrenia
diagnostic
paranoid,hebefrenik
skizofrenia
atau katatonik,

Tidak memenuhi
kriteria untuk
skizofrenia residual
atau depresi pasca-
skizofrenia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai