Anda di halaman 1dari 5

ANEMIA PENYAKIT KRONIK

PENGERTIAN

Anemia adalah suatu keadaan berkurangnya sel darah merah dalam tubuh.
Anemia penyakit kronik adalah anemia yag terjadi pada yang ditemukan pada
kondisi penyakit kronik seperti infeksi kronik, inflamasi kronik, atau beberapa
keganasan. Pada penyakit inflamasi, sitokin diasilkan oleh leukosit yang aktif dan
sel lain yang ikut berperan menurukan kadar hemoglobin (Hb). Ada beberapa
mekanisme terjadinya anemia pada anemia penyakit kronik :

Anemia yang terjadi disebabkan karena sitokin inflamasi yaitu interleukin-6


(IL-6) menghambat produksi sel darah merah. IL-6 meningkatkan produksi
hormone hepcidin yang diproduksi oleh hepatosit berperan dalam regulator zat
besi. Hormone hepcidin akan menghambat pelepasan zat besi dari makrofag
dan hepatosit, sehingga jumlah zat besi untuk pembentukan sel darah merah
terbatas.
Inhibisi pelepasan eritropoietin dari ginjal oleh IL-1 dan TNF- (Tumor
Necrosis Factor)
Inhibisi langsung proiferasi progenitor eritroid oleh TNF- dan INF-
(interferon ) dan IL-1
Peningkatan eritropagositosis makrofag RES (reticuloendothelial system) oleh
TNF-.

Keadaan yang berkaitan dengan anemia penyakit kronik yaitu ;

Table 1 keadaan yang berkitan dengn anemia penyakit kronik

Kategori Penyakit yang berhubungan


Infeksi Tuberculosis, HIV/AIDS, malaria,
osteonielitis, abses kronik, sepsis,
hepatitis B, hepatitis C.

Inflamasi Rheumatoid arthritis, kelainan


reumatologi lain, inflammatory bowel
disease, sindrom respon inflamasi
ssistemik

Keganasan Karsinoma, limfoma, multiple


myeloma, penyakit Hodgkin

Disregulasi sitokin Anemia karena usia tua

1
Penyakit sistemik Gagal ginjal kronik, sirosis hepatis,
gagal jantung

Penyebab dari anemia penyakit kronik :

Ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan produksi eritrosit (sel darah


merah) sebagai kompensasi pemendekan umur eritrosit
Destruksi sel darah merah
Sekresi hormone eritropoietin yag tidak adekuat dan resistensi terhadap
hormone tersebut
Eritropoiesis yang terbatas karena menurunnya jumalah zat besi
Absorpsi zat besi dari saluran cerna yang terhambat

PENDEKATAN DIAGNOSIS

Diagnosis cukup sulit terutama jika bersamaan dengan defisiensi zat besi.
Penyebab anemia lain harus disingkirkan sebelum mendiagnosis,seperti
perdarahan, malnutrisi, defisiensi asam folat, defisiensi vitamin B12, dan
hemolysis.

Anamnesis

Keluahn-keluhan yang didapatkan berupa rasa lemah danlelah, sakit


kepala, napas pendek.

Pemeriksaan fisik

Pucat, tampak anemis, dapat ditemukan kelanan-kelainan sesuai penyakit


penyebabnya.

Pemeriksaan penunjang

Hemoglobin (Hb) : menurun (kadar : 8-9g/dl)


Hitung retikulosit absolut : normal atau meningkat sedikit
Ferritin serum : noral atau meningkat. Merupakan penanda simpaan zat besi,
kadar 15 ng/ml mengindikasikan tidak adanya cadangan zat besi
Besi dalam serum : menurun (hipoferemia). Half-life 90 menit

2
Transferrin serum : menurun, Half-life 8-12 hari, sehingga penurunan
transferrin serum lebih lama terjadi daripadapenurunan kadar besi serum.
Saturasi transferrin
Reseptor transferrin terlarut (soluble transferrin receptor) :menurun
Rasio Reseptor transferrin terlarut dengan log ferritin.
Kadar siokin
Eritropoietin
Hapusan darah tepi : normositik normokrom, dapat hipokrom mikrositik
ringan
Aspirasi dan biopsy sumsum tulang : jarang dilakukan untuk mendiagnosis
anemiapenyakit kronik, tetapi dapat dilakukan sebagi gold standar untuk
membedakan dengan anemia defisiensi besi. Morfologi sumsung dan
pewarnaan zat besi normal. Kecuali dikarenakan penyakit penyebabnya. Hal
yang penting diperhatikan adanya simpana zat besi dalam sitoplasma
makrofag atau berfungsi di dalam nucleus. Pada individu normal, dengan
pewarnaan Prussian blue, partikel dapat ditemukan didalam atau disekitar
makrofag,sepertiga nucleus mengandung 1-4 badan inklusi berwarna biru
(sideroblas). Pada anemia penyakit kronik partikel besi di sideroblas
berkurang atau tidak ada, tetapi di makrofag meningkat. Penigkatan simpanan
zat besi di makrofag berhubungan dengan menurunnya kadar besi di sirkulasi.

Perbedaan anemia penyakit kronik dengan anemia defisiensi besi dari hasil
pemeriksaan laboratorium:

Tabel 2 perbedaan anemia dan hasil pemeriksaan penunjang

Parameter Anemia penyakit Anemia defisiensi Campuran


kronik besi keduanya
Serum besi atau normal

Transferrin atau normal

Saturasi atau normal


transferrin

Ferritin Normal atau atau normal

TFR Normal Normal atau

TFR/log ferritin Rendah (<1) Tinggi (>4) Meningkat (<2)

Sitokin Meningkat normal

3
Diagnosa Banding

Supresi sumsum tulang karena obat : besi serum meningkat, hitung retikulosit
rendah
Hemolysis karena obat ; hitung reikulosit, haptiglobin, bilirubin dan laktat
dehidrogenasw meningkat
Kehilangan darah kronik : serum besi menurun transferrin meningkat
Gangguan ginjal
Gangguan endokrin : hipotoroid, hipertiroid, diabetes mellitus
Metastasis sumsum tulang : poikilosit, normoblast, teardrop-shaped red cells,
sel myeloid imatur
Thalassemia minor

Tatalaksana

Mengenali dan mengatasi penyebabnya


Terapi besi, kegunaannya masih dalam perdebatan
Kotraindikasi jika ferritin normal (100 ug/ml)
Agen erythropoietic :
o Indikasi : anemia pada kanker yang akan menjalani kemoterapi, gagal
ginjalkronik, infeksi HIV yang kana menjalani terapi mielosupresi.
o 3 jenis : epoetin , epoetin , darbepoetin .
o Epoetin : dosis awal 50-150 U/kg berat badan diberikan 3 kali seminggu
selama minimal 4 minggu. Jika tidak ada respon dosis dinaikkan 300U/kg
diberikan 3 kali seminggu 4-8 minggusetelah dosis awal.
o Target : HB 11-12 gram/dl
o Sebelum pemberian harus menyingkirkan adanya anemia defisiensi besi.
o Monitoring selama terapi : setalh terapi selama 4 minggu dilakukan
pemeriksaan kadar Hb, dan 2-4 minggu keudian. Jika Hb meningkat < 1
gram/dl, evaluasi ulang status besi dan pertimbangkan pemberian
suplemen besi.jika Hb mencapai 12 gram/dl ,diperlukan penyesuaian dosis
. jika tidak ada respon dengan dosis optimal dalam 8 minggu, berarti
pasien tidak responsive terhadap terapi Agen erythropoietic.
Transfuse darah: jika anemia seang-berat (Hb < 6,5 gram/dl) dan bergejala

Komplikasi

Gagal jantung dan kematian

4
Prognosis

Keluhan anemia akan berkurang jika mngoati penyakit penyebabnya. Pada


suatu penelitian dinyatakan bahwa anemia berhubungan dengan gagal ginjal,
gagal jantung kongestif dan kanker. Derajat anemia berhubungan dengan tingkat
keparahan penyakit, prognosis buruk pada pasien dengan penyakit keganasan,
gagal ginjal kronik, dan gagal jantung kongestif. Kematian yang terjadi tidak
dikarenakan anemia secara langsung. Belum terbukti bahwa perbaikan anemia
saja akan meningkatkan prognosis penyakit penyebabnyaseperti kanker atau
penyakit inflamasi.

Unit yang menangani

RS pendidikan : deprtemen ilmu ppenyakit dalam devisi


hematologi onkologi medic
RS non pendidikan : bagian penyakit dalam

Anda mungkin juga menyukai