Anda di halaman 1dari 3

Nama : Benza Asa Dicaraka

NIM : P2CC14042

PERILAKU DAN BUDAYA ORGANISASI

Penurunan tingkat kepuasan di RSUD Gorontalo

1. Tanda-tanda masalah yang terjadi

a. Adanya penurunan jumlah kunjungan

b. BOR di bawah standar < 60 %

c. Tingkat kepuasaan pasien berkurang 2,3 % dari tahun sebelumnya

d. Keluhan terhadap perawat meningkat

2. Kemungkinan penyebabnya

a. Perawat yang tidak professional

b. Perawat yang kurang ramah

c. Customer merasa kurang diperhatikan selama perawatan

d. Pelatihan tenaga medis yang kurang

3. Inti permasalahan

a. Perilaku Caring

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perilaku caring dipersepikan

kurang oleh perawat pelaksana. Hal ini sangat mungkin terjadi karena perilaku

caring belum membudaya di kalangan perawat. Sebagian besar perawat lebih

memfokuskan pada tindakan medic dan diagnostic. Perawat lebih disibukkan oleh

tindakan-tindakan pengobatan sehingga waktu untuk melakukan caring kepada

pasien lebih berkurang.


b. Budaya organisasi

Budaya organisasi menurut perawat pelaksana secara keseluruhan

cenderung baik, tetapi masih perlu ditingkatkan karena 40% responden masih

menjawab kurang baik. Secara spesifik, faktor budaya organisasi sudah baik

meliputi pelatihan, pengambilan resiko dan reward. Sedangkan faktor yang

kurang menurut persepsi perawat meliputi, manajemen, kerja sama dan

pengambilan keputusan

c. Komunikasi

Komunikasi dapat memberikan dampak terhadap perilaku caring perawat

yakni memberikan informasi yang akurat, jujur, mengenai caring perawat selama

proses perekrutan, seleksi, dan sosialisasi. Proses perekrutan, seleksi, dan

sosialisasi dapat memberikan asumsi dan nilai bagi perawat, sehingga berdampak

terhadap motivasi dan kinerja perawat dalam melakukan care terhadap pasien.

d. Pelatihan mengenai perilaku caring

Pelatihan mengenai perilaku caring sangat penting dalam upaya peningkatan

kualitas dan produktifitas kerja. Kepala bidang mutu keperawatan mengatakan

pelatihan tentang caring sudah dilaksanakan sebanyak 2 kali tetapi hanya diikuti

oleh sebagian besar kepala ruang dan ketua tim. Pelatihan yang diikuti oleh

sebagian besar kepala ruang dan ketua tim tidak terlalu berdampak terhadap

pelaksanaan caring di ruangan, oleh karena itu disarankan untuk peserta pelatihan

sebaiknya adalah perawat pelaksana. Perawat pelaksana merupakan tenaga

perawat yang langsung berhadapan dengan pasien, sehingga aplikasinya dapat

langsung diterapkan pada pasien.


4. Alternative pemecahan masalah

a. Pelayanan keperawatan

Faktor-faktor budaya organisasi yang meliputi variabel pelatihan,

pengambilan keputusan, dan manajemen sangat berhubungan dengan perilaku

caring perawat. Penanaman nilai budaya organisasi yang berlandaskan caring

terhadap pasien perlu diciptakan dalam suatu organisasi pelayanan keperawatan

agara perawat sebagai frontliners memiliki kesamaan nilai-nilai dalam pelayanan

keperawatan yang cukup sehingga mempunyai dampak besar dalam

meningkatkan kepuasan pasien

b. Pendidikan keperawatan

Perilaku pemberi pelayanan dalam hal ini adalah perawat salah satunya

dipengaruhi dosen sebagai dosen sebagai tenaga pendidik. Pendidikan

keperawatan perlu mensinergiskan perkembangannya dengan pelayanan

keperawatan agar berjalan seriring sehingga berdampak nyata pada peningkatan

output pelayanan. Tenaga pengajar yang berperan dalam output tenaga perawat

harus dapat menjadi role model dalam lingkungan pendidikan untuk berperilaku

caring terhadap peserta didik, sehingga peserta didik akan merasa nyaman dan hal

inilah yang dapat memicu tumbuhnya nilai-nilai serta kebiasaan dalam melakukan

caring terhadap pasien.

Anda mungkin juga menyukai