SKRIPSI
GARY ANUGRAH T
I 111 06 019
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
1
2012
KUALITAS SUSU SAPI FRIES HOLLAND (FH) YANG DIBERI
TEPUNG DAUN MURBEI (Morus alba) DAN AMPAS TAHU
DENGAN LEVEL YANG BERBEDA
SKRIPSI
Oleh :
GARY ANUGRAH T
I 111 06 019
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
2
PERNYATAAN KEASLIAN
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab
Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan
Tertanda
Gary Anugrah T
3
Judul Penelitian : Kualitas Susu Sapi Perah Fries Holland (FH) yang
Diberi Tepung Daun Murbei (Morus alba) dan
Ampas Tahu dengan Level yang Berbeda
Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc Prof. Dr.Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc
NIP. 19520923 197903 1 002 NIP. 19641231 198903 1 025
4
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, atas segala limpahan kasih dan karuniaNYA yang telah diberikan dalam
Susu Sapi Perah Friesh Holland (FH) yang Diberi Tepung Daun Murbei (Morus
alba) dan Ampas Tahu dengan Level yang Berbeda, yang merupakan salah satu
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, baik
bantuan moril maupun materil. Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan
utama dan Ibu Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc Selaku
selesainya penulisan skripsi ini. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan,
Pembantu Dekan I, II, III, yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis
5
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc. Sebagai Ketua Jurusan
Produksi Ternak beserta seluruh dosen dan staf Jurusan Produksi Ternak atas
senantiasa memberikan motivasi dan nasehat yang sangat berarti bagi penulis
4. Seluruh Staf Dosen dan Pegawai dalam lingkungan Fakultas Peternakan yang
menyelesaikan studi.
5. Ayahanda Andi Tau dan ibunda Cherry Yassen, saudara-saudara dan semua
canda tawa serta kebersamaan selama ini, waktu yang dilalui sungguh
menjadikanku sahabat dan teriring dengan doa semoga rekan dan sahabatku
6
Yuliana Masri yang telah banyak membantu saya dan Alm. Januar syarif,
terima kasih atas bantuannya, walaupun kamu telah pergi meninggalkan kami
tetapi kamu selalu berada dalam hati kami. Semoga kamu tenang disisiNYA.
Bakteri 08 khususnya Siti Nursayang sang belahan jiwaku karena selama ini
telah memberikan saya dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, dan juga
kepada Muh. Azhar (Achal) terima kasih karena telah membantu penulis
dalam mengolah data hasil penelitian, Merpati 09, Lion 010 yang telah
dalam penyusunan skripsi ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga skripsi
Penulis
Gary anugrah T
7
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................. i
HALAMAN JUDUL. ii
HALAMAN PENGESAHAAN... iv
KATA PENGANTAR.. v
DAFTAR GAMBAR. x
ABSTRAK
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Kadar Abu................................ 24
b. Bahan Kering Tanpa Lemak................................................. 26
c. Kadar Protein................................................ 28
Kesimpulan........................................................................... 31
Saran ..................................................................................... 31
LAMPIRAN ................................................................................................ 36
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
9
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
10
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Teks
11
GARY ANUGRAH T (I11106019). Kualitas Susu Sapi Fries Holland (FH)
yang Diberi Tepung Daun Murbei (Morus alba) dan Ampas Tahu dengan
Level Yang Berbeda. Sjamsuddin Garantjang Sebagai Pembimbing Utama
dan Ratmawati Malaka Sebagai Pembimbing Anggota.
ABSTRAK
Kata Kunci : Kualitas Susu Sapi Fries Holland (FH), Tepung Daun Murbei,
Ampas Tahu
12
GARY ANUGRAH T (I11106019). The Quality of Fries Holland (FH) milk
mixed with Mulberry Leaf Powder (Morus Alba) and Tofu Waste In Different
Level. Sjamsuddin Garantjang as The First Consultant and Ratmawati
Malaka as Consultant Member.
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out whether substitutions of mulberry leaf
powder and tofu waste influence the quality of FH milk. The benefit of this
research is to find out the quality of fries holland milk after giving them mulberry
leaf powder (Morus alba).This research used method of RAL consisting of three
experiments, each of which used four samples. The data collecting was done by
taking the first data during the 1st, 2nd, 3rd, and 4th weeks of each experiment. This
experiment mixed 25% of mulberry leaf powder + 75% of tofu waste / 1 sample
daily and 50% of mulberry leaf powder + 50% of tofu waste / 1 sample daily. The
result of this research shows that the substitution of mulberry leaf at the level of
50% obviously influenced the quality of protein, but the level of ash (mineral) and
nonfat solid did not give any clear effect.
Key Words: Quality of Fries Holland Milk, Mulberry Leaf Powder, Tofu Waste
13
PENDAHULUAN
Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang populasinya tersebar
luas di seluruh Indonesia, terutama pada daerah yang produksi pertaniannya dapat
adalah untuk memperoleh produksi susu yang tinggi serta kualitas susu yang baik.
Populasi sapi perah di Sulawesi Selatan pada tahun 2006 baru mencapai
1000 ekor dengan produksi susu rata-rata 4 liter perekor perhari (Garantjang,
2009). Produksi susu yang dihasilkan dari ternak sapi perah di berbagai daerah
di Sulawesi Selatan. Hal ini disebabkan permintaan yang terus bertambah dari
berbagai konsumen. Kebutuhan susu segar maupun olahannya yang semakin lama
Pakan untuk ternak, terutama untuk ternak sapi yang sehat memerlukan
jumlah pakan yang cukup dan berkualitas. Nutrisi yang terkandung dalam pakan
badan yang optimal dan kesehatan reproduksi. Sapi muda memerlukan jumlah
pakan yang terus meningkat sampai dicapai pertumbuhan badan yang maksimal.
14
Sapi yang sedang bunting memerlukan pakan dengan kandungan nutrisi yang
lebih baik untuk pertumbuhan fetus. Pakan hijauan kaya akan berbagai nutrisi
Disamping itu, sapi memerlukan ketersediaan serat kasar yang cukup. Jenis
pakan: (1) pakan kasar; merupakan pakan yang kadar nutrisinya rendah, yakni
kandungan nutrisi pakan tidak sebanding dengan jumlah fisik volum pakan
tersebut. Misalnya rumput alam, jerami, batang jagung, pucuk daun singkong, dan
luar. Rumput yang sudah menua kandungan nutrisinya telah menurun. (2) pakan
penguat; merupakan pakan yang mengandung nutrisi tinggi dengan kadar serat
kasar yang rendah. Pakan konsentrat meliputi bahan pakan yang terdiri dari biji-
bijian, jagung giling, tepung kedelai, dedak, dan lain-lain. Peranan pakan
konsentrat adalah untuk meningkatkan nilai nutrisi yang rendah agar memenuhi
kebutuhan normal hewan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat (Anita,
2003).
Salah satu tanaman yang dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran
tinggi yang dapat memperlancar susu adalah tanaman murbei (Morus alba L).
Daun murbei memiliki kandungan nutrisi yang tinggi sehingga diduga mampu
menambah produksi susu sapi perah yang sedang laktasi dan juga meningkat
kualitas susu.
lebih dikenal sebagai satu-satunya sumber pakan dari ulat sutera, ternyata dari
15
aspek nutrisi dapat digunakan sebagai pengganti konsentrat pada pakan
ruminansia, utamanya sapi. Ini sebenarnya sudah lama menjadi pemikiran dan
berangkat dari fakta, ulat sutera mampu tumbuh dan berproduksi hanya dengan
kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ulat sutera untuk metabolisme tumbuh
kandungan protein sampai 20,4%. Angka yang sangat tinggi untuk nilai protein
dibandingkan berbagai bahan baku pakan yang biasa tersedia. Selain itu daun
murbei juga mengandung asam askorbat, asam folat, karoten, vitamin B1, pro
vitamin D, mineral Si, Fe, Al, Ca, P, K serta Mg. Sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Syahrir, Wiryawan, Parakkasi, Winugroho, dan Sari (2009) dengan
memberikan sebanyak 25% daun murbei yang dicampur konsentrat sebanyak 25%
serat kasarnya. Selain itu juga meningkatkan jumlah produksi VFA (Volatil Fatty
Salah satu parameter penting yang digunakan untuk melihat kualitas susu
yaitu dengan melihat kandungan protein, kadar abu dan bahan kering tanpa lemak.
pembuatan pakan konsentrat yang mampu meningkatkan kualitas susu sapi perah
FH. Kegunaan penelitian ini untuk mengetahui kualitas susu sapi perah FH hasil
16
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga
kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% (45-55%) kebutuhan
daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Sapi berasal dari
Sapi perah Fries Holland berasal dari propinsi Friesland, Negeri Belanda.
seluruh dunia baik di daerah beriklim sedang maupun di daerah tropis (Siregar,
1995 dalam Anita, 2003). Bangsa sapi Fries Holand (FH) yang tetuanya
temperatur lingkungan ideal antara 15-20oC (Sudono, 1975 dalam Anita, 2003).
disingkat dengan nama FH, namun ada juga yang menyebut dengan Fries Holland
segitiga
17
5 Mempunyai sifat jinak, dengan demikian mudah dalam penanganannya
6 Tidak tahan panas
7 Lambat dewasa, dapat dikawinkan pada umur 18 bulan
8 Berat badan sapi jantan 850 kg betina 625 kg
9 Produksi susunya 4500-5500 liter dalam satu masa laktasi dengan kadar
lemak 3,7%
Penampilan sapi perah terbaik akan dicapai pada suhu lingkungan kurang
dari 20oC dengan kelembaban 55 persen dan jika melebihi suhu tersebut maka
ternak sapi akan mengalami cekaman panas yang akan berakibat pada : nafsu
respirasi dan denyut jantung (Mc Dowell, 1972). Menurut Etgen (1987) bahwa
sapi yang produksinya tinggi, apabila dua kali sehari diperah harus dengan
interval kurang lebih 12 jam, sementara pemeliharaan tiga kali sehari dengan
susu adalah masa laktasi. Sejak melahirkan produksi susu akan meningkat dengan
cepat sampai mencapai puncak produksi pada 35-50 hari setelah melahirkan.
penurunan rata-rata 2,5% per minggu. Lama laktasi yang paling ideal yaitu 305
bangsa (faktor genetik), temperatur lingkungan juga pakan ternak sapi (Thomas,
18
memerlukan waktu yang lama, sedangkan peningkatan produksi melalui
perbaikan nutrisi pakan waktunya cepat dan dapat dilakukan dengan biaya yang
murah. Tillman dkk (1982), menyatakan bahwa produksi dan kualitas pakan yang
diberikan pada sapi perah yang laktasi akan berpengaruh langsung pada jumlah
Ransum sapi perah yang ideal ditinjau dari biologis dan ekonomis terdiri
dari sejumlah hijauan dan konsentrat sebagai makanan tambahan. Ransum sapi
perah yang hanya terdiri dari konsentrat saja akan meningkatkan produksi susu,
namun biaya ransumnya akan menjadi relatif lebih mahal dan ada kemungkinan
1996).
adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih, yang diperoleh
dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi
atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun. Sedangkan
susu segar adalah susu murni yang disebutkan diatas dan tidak mendapat
(Anonim, 1998).
cairan yang berasal dari ambing sapi yang sehat, dengan pemerahan yang
19
sedangkan Syarief (1985) mendefinisikan susu sebagai sekresi normal dari
kelenjar susu mamalia. Susu merupakan cairan yang berbentuk koloid agak kental
dan berwarna putih sampai kuning, tergantung jenis hewannya dan makanan saat
masa laktasi. Apabila volume susu agak banyak, susu nampak berupa cairan yang
berwarna putih sampai kuning, namun bila susu berupa lapisan tipis akan nampak
kebiru-biruan.
Susu dapat didefinisikan sebagai hasil sekresi normal kelenjar mamari atau
ambing mamalia, atau cairan yang diperoleh dari pemerahan ambing sapi sehat,
tanpa dikurangi atau ditambahkan sesuatu. Susu dapat pula didefinisakan dari
aspek kimia, yaitu suatu emulsi lemak di dalam larutan air dari gula dan garam-
yang cukup dan bernilai gizi tinggi yang seimbang, tidak akan
1969).
20
Susu dan produk susu sudah dinilai sebagai bahan makanan yang begizi
tinggi. Sumber susu untuk manusia dapat berasal dari sapi dan kambing. Hewan
lain yang dapat dipergunakan sebagai sumber susu, antara lain adalah kerbau,
domba, unta dan kuda. Pada umumnya susu dari berbagai spesies hewan
mengandung komponen yang sama, tetapi komposisi dan sifatnya agak bervariasi.
Sebagian besar susu dan produk susu disuplai atau berasal dari susu sapi. Istilah
susu selalu dianggap sebagai susu sapi dan susu yang berasal dari spesies lain
dan vitamin A, sementara itu susu yang sudah difortifikasi (diperkaya) juga
bahwa susu dapat digunakan sebagai makanan pengganti ASI bagi anak-anak.
Selain itu perlu kita tahu bahwa susu juga mengandung vitamin, sitrat, dan
enzim. Susu sapi yang baik memiliki warna putih kekuningan dan tidak tembus
21
cahaya. Menurut Hadiwiyoto (1994), warna susu dipengaruhi oleh jenis sapi, jenis
Protein Susu
Protein dalam susu mencapai 3,25%. Struktur primer protein terdiri atas
merupakan komponen protein yang terbesar dalam susu dan sisanya berupa
protein whey. Kadar kasein pada protein susu mencapai 80%. Kasein terdiri atas
merupakan salah satu komponen organik yang berlimpah dalam susu bersama
yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi asam (pH rendah), kasein akan mengendap
karena memiliki kelarutan (solubility) rendah pada kondisi asam. Susu adalah
Kasein asam (acid casein) sangat ideal digunakan untuk kepentingan medis,
digunakan pula dalam industri pelapisan kertas (paper coating), cat, pabrik tekstil,
22
Pemanasan, pemberian enzim proteolitik (rennin), dan pengasaman dapat
memisahkan kasein dengan whey protein. Selain itu, sentrifugasi pada susu dapat
dalam sintesis laktosa dan keberadaannya juga merupakan pokok dalam sintesis
susu.
faktor pertumbuhan (growth factor), dan pembawa zat gizi (nutrient transporter).
Sebagian besar protein whey kurang tercerna dalam usus. Ketika protein whey
tidak tercerna secara lengkap dalam usus, maka beberapa protein utuh dapat
merupakan salah satu bahan pangan yang mudah dijumpai dalam kehidupan kita
sehari-hari. Banyak produsen tahu di Indonesia, mulai dari tingkat usaha kecil dan
23
menengah hingga produsen yang berupa pabrik tahu. Fakta tersebut juga secara
tidak langsung menyebabkan surplus produksi ampas tahu atau sisa dari
pembuatan tahu. Ampas tahu belum banyak dimanfaatkan. Sebaian besar orang
menganggap ampas tahu sebagai limbah yang tidak berguna, oleh sebab itu ampas
Jika kita mengkaji lebih lanjut, sesungguhnya ampas tahu tadi masih bisa
dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang banyak kandungan proteinya. Saat ini
belum banyak peternak yang memanfaatkan ampas tahu tadi sebagai pakan
Selama ini stok ampas tahu masih melimpah, harganyapun masih sangat
murah. Lebih murah jika dibandingkan dengan harga konsentrat. Haraganya kira
kira sekitar 9-12 ribu per karung (60-80kg). Sehingga masih sangat
karena dengan sedikit pengeluaran tambahan untuk membeli ampas tahu tetapi
hasil yang didapat akan lebih banyak. Waktu perawatan/pertumbuhan ternak lebih
Ampas tahu dapat dijadikan pakan bagi berbagai jenis ternak diantaranya:
Pemanfaatan ampas tahu sangat efektif pada sapi potong. Sapi yang diberi
makan ampas tahu akan mengalami pertambahan berat badan yang lebih cepat.
24
Biasanya pemberian ampas tahu sebagai bahan pangan sapi dicampur dengan
bekatul yang diberi air dan lebih baik lagi jika dicampur dengan ketela yang telah
Babi dapat mengalami pertumbuhan yang lebih cepat jika diberi pakan
ampas ini karena kebutuhan protein dan gizinya terpenuhi. Bahkan babi pun tetap
suka dengan ampas tahu yang sudah berhari-hari. Sementara ini penggunaan
ampas tahu pada ternak babi paling besar dibanding pada ternak-ternak yang lain.
Kandungan gizi dalam ampas tahu masih cukup banyak, oleh sebab itu ampas
peningkatan berat badan dan juga untuk membuat rambut pada kambing lebih
mengkilat dan halus. Asupan gizi dari ampas tahu mampu membuat produksi
Kelinci yang diberi pakan ampas juga mempunyai berat dan ukuran yang
cukup optimum. Apalagi buat kelinci pedaging, daging yang dihasilkan lebih
banyak, juga bulu menjadi lebih mengkilap dan perawatan pakan lebih praktis.
25
Pada bebek ampas tahu dapat diberikan sebagai pengganti konsentrat,
yang kemudian juga menghasilkan daging dan telur. Dengan demikian biaya
produksi telur bebek lebih ringan. Para peternak bebek dapat menghemat beaya,
karena dengan pakan ampas sebagai pengganti konsentrat akan menekan beaya
Saat ini belum banyak yang menggunakan ampas tahu sebagai pakan
bandeng tetapi para pengelola tambak bandeng di daerah pesisir utara sudah mulai
menggunakannya. Harga pellet yang cukup tinggi membuat ampas tahu layak
atau tidaknya suatu limbah tergantung bagaimana kita dapat berinisiatif dan
yang dinilai kurang memiliki nilai ekonomis sesungguhnya dapat dijadikan lebih
berguna dan bahkan dapat memiliki nilai ekonomis tinggi bila kita ada kemauan
dipandang sebelah mata tetapi sekarang punya nilai jual. Hal ini menguntungkan
bagi semua pihak, bagi pemilik pabrik pembuat tahu dapat uang tambahan dari
sisa produksi tahu (ampas tahu) yang dulunya dibuang, dan bagi peternak
beruntung karena dapat mendapat pakan ternak murah dengan kandungan protein
26
D. Tinjauan Umum Tanaman Murbei (Morus alba)
Nama dari murbei ada banyak: walot (Sunda), murbai, besaran (Jawa);
kerta, kitau (Sumatera) ; sangye (Cina), maymon, dau tam (Vietnam); morus leaf,
morus fruit, mulberry leaf, mulberry bark ; mulberry twigs, white mulberry,
yang cukup basah seperti dilereng gunung, tetapi pada tanah yang berdrainase
baik, kadang ditemukan tumbuh liar. Tanaman murbei memiliki tinggi sekitar 10
berseling, bertangkai yang panjangnya 4 cm. Helai daun bulat telur sampai
menyirip agak menonjol, permukaan atas dan bawah kasar, panjang 2,5-20 cm,
lebar 1,5-12 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan keluar dari
ketiak daun, mahkota bentuk taju warnanya putih. Buahnya banyak berupa buah
buni, berair dan rasanya enak, tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya
kuncup, tunas, daun dan lain-lain. Bentuk yang khas dari daun adalah daun
ditemukan beberapa jenis murbei yang dapat tumbuh dengan baik antara lain:
27
Morus nigra, M. alba, M. bombicis var. Lembang yang merupakan murbei lokal
dengan masa panen 2-3 bulan dengan luas lahan mencapai 10.000 ha. Sedangkan
di negara-negara lain seperti Cina lahan murbei mencapai 626.000 ha, di India
lahan murbei mencapai 280.000 ha, di Thailand lahan murbei sekitar 35.000 ha,
dan di Brazil 35.000 ha. Ini menunjukkan bahwa produktivitas murbei cukup
tinggi dan daya adaptasi tumbuhan ini cukup baik karena mampu tumbuh subur di
berbagai negara dengan kondisi suhu yang berbeda (Sunarto, 1997). Komposisi
nutrien tanaman murbei diperlihatkan pada Tabel 1 (Syahriani, 2009) dan pada
28
Lemak kasar 2,89
Protein kasar 18,43
BETN 57,24
Sumber: Syahriani, 2009.
Tabel 2. Komposisi 15 macam asam amino daun murbei (% dari bahan
kering)
batang, ranting, akar dan kulit batang. Daun bersifat pahit, serta manis dingin,
darah dan efek tonik pada jantung. Kulit akar bersifat manis, sejuk, berkhasiat
29
Hasil penelitian Wyriawan (2009) mengenai performa sapi peranakan
ongole yang diberi daun murbei sebagai pengganti konsentrat dalam ransum
dengan daun murbei dalam ransum berbasis jerami padi (P2) dapat meningkatkan
produktivitas sapi PO. Penggunaan 50% daun murbei dalam ransum berbasis
produktivitas yang terbaik, akan tetapi kombinasi daun murbei dengan onggok-
urea juga dapat menjadi salah satu alternatif yang baik untuk diaplikasikan, karena
30
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 Januari 2012 dan
Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan 12 ekor induk sapi perah yang sedang laktasi
dengan masa laktasi antara 4-6 bulan. Pemberian pakan berupa ampas tahu segar
tepung daun murbei (Morus alba) dan hijauan yang diberikan berupa rumput
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang, milk can, kantong
Metode Penelitian
Pembuatan Tepung Murbei (Morus alba L)
Tanaman murbei yang digunakan adalah tanaman murbei yang sudah tua
(daun dan ranting yang agak lunak). Tanaman dipanen kemudian dikeringkan
selama 5-7 hari (kadar air 3-5%) kemudian digiling dengan menggunakan mesin
Penelitian ini menggunakan induk sapi perah laktasi yang dibagi dalam tiga
perlakuan yaitu :
31
a. Perlakuan A (PA) adalah pemberian ampas tahu dengan tanpa penambahan
Rancangan Penelitian
(RAL) yang terdiri tiga perlakuan dengan empat ulangan. Pengambilan data
dilakukan dengan mengambil data awal minggu I, II, III, dan IV dari masing-
masing perlakuan. Perlakuan ini mensubtitusi ampas tahu dengan daun tanaman
murbei (Morus alba) yang sudah kering dan berbentuk tepung sebanyak 25%
/ekor/hari dan 50% /ekor/hari dari berat BK ampas tahu yang diberikan.
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah kualitas susu dengan
melihat kandungan bahan kering tanpa lemak, protein, dan abunya. Tiap
dalam tabung reaksi lalu disimpan kedalam termos dan diisi es batu, kemudian
32
Prosedur Kerja Bahan Kering
Alat-alat yang digunakan : neraca analitik, oven, kantong kertas, desikator,
dan gegep.
Prosedur Percobaan:
a. Kantong kertas yang disiapkan di timbang (a gram)
b. Contoh kurang lebih 10 gram ditimbang bersama dengan kantong (b
gram)
c. Bahan dioven pada suhu 70oC selama 3 hari kemudian di timbang (c
gram)
ca
Rumus : kadar bahan kering = ba x 100%
Alat dan bahan yang digunakan : tabung reaksi 10ml, neraca analitik, pipet
Prosedur Percobaan:
p(ba)
Rumus : kadar lemak = berat contoh x 100%
2. Kandungan Protein
Prosedur Kerja Protein
33
Alat dan bahan yang digunakan : cawan porselin, neraca analitik, labu
Kjedhal 100 ml, labu ukur 100 ml, labu semprot, alat penyuling nitrogen
air suling
g. Dipipet 5 ml sampel dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan 5 ml
100 ml
i. Disuling hingga volume penampung menjadi kurang lebih 50 ml
j. Bilas ujung penyuling dengan air suling kemudian penampang
Keterangan :
V = Volume titrasi contoh
34
3. Kandungan Abu
Prosedur Kerja Analisa Kandungan Abu
Alat yang digunakan : cawan porselin, tanur listrik, desikator, dan gegep.
Prosedur Percobaan:
a. Terlebih dahulu cawan porselin dikeringkan selama kira-kira 1 jam
selama jam
e. Timbang (C)
f. Disimpan untuk penetapan kadar kalsium dan pospor
a+bc
Rumus: Kandungan Abu = b x 100%
Analisa Data
Data yang diperoleh diolah dengan analisis ragam sesuai Rancangan Acak
Yij = + i + ij
Keterangan :
35
A. Kadar Abu
Kadar abu merupakan sisa bahan yang tertinggal setelah pemanasan tinggi
menyisakan abu yang berwarna putih hingga abu-abu, sehingga kadar abu
merupakan total mineral yang terkandung dalam bahan. Hasil uji proksimat kadar
abu pada sampel susu segar sapi perah yang diberi perlakuan pemberian pakan
0.76 0.753
0.750
0.75 0.748
0.75
Kadar Abu (% ) 0.740
0.74
0.74
0.73
Gambar 2. Kadar Abu (%) Susu Segar Sapi Perah yang Diberi Pakan
Tambahan Tepung Daun Murbei pada Level yang Berbeda.
terdapat dalam susu segar dari sapi perah yang diberi perlakuan pakan tambahan
tepung daun murbei adalah sebesar 0,750,025%, nilai tersebut lebih tinggi dari
angka yang dikemukakan oleh Susilorini dan Sawitri (2006) sebanyak 0,65%.
Kadar abu tertinggi adalah pada perlakuan PC (50%), diikuti perlakuan PB (35%)
dan terakhir pada perlakuan PA (0%), tetapi hasil analisis ragam (Lampiran 1)
36
Kualitas susu yang dihasilkan oleh seekor sapi perah laktasi sangat
bergantung pada suplai nutrisi yang diperoleh melalui pakan, komposisi zat gizi
seperti bahan kering, protein, mineral dan kandungan vitamin akan optimal jika
nilai nutrisi pakan terpenuhi (NAS, 2003). Hasil penelitian yang diperoleh
terindikasi dari kadar abu menunjukkan kadar yang cukup tinggi pada susu yang
dapat dilakukan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sapi perah
nutrisi pakan yang diberikan tidak sesuai (belum mencapai) nilai yang dibutuhkan
oleh ternak, maka ternak akan menggunakan sumberdaya yang berasal dari
tubuhnya sendiri untuk tetap menjaga kualitas susu yang dihasilkan. Hal ini dapat
Sapi perah yang tinggi daya produksinya, bila tidak mendapat makanan
yang cukup dan bernilai gizi tinggi yang seimbang, tidak akan menghasilkan susu
ialah kebutuhan hidup pokok, kebutuhan untuk produksi dan kebutuhan untuk
37
B. Bahan Kering Tanpa Lemak
Bahan kering tanpa lemak (BKTL) merupakan total bahan kering bahan
setelah dikurangi kandungan kadar lemak, sehingga bahan kering yang tersisa
mengindikasikan komposisi protein dan mineral yang terdapat dalam susu segar.
Adapun hasil perhitungan bahan kering tanpa lemak yang diperoleh disajikan
pada Gambar 3.
10.00
9.588
9.50
8.929
9.00 8.823
Bahan Kering Tanpa Lemak (% )
8.50 8.378
8.00
7.50
Gambar 3. Kadar Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL) (%) Susu Segar Sapi
Perah yang Diberi Pakan Tambahan Tepung Daun Murbei pada
Level yang Berbeda.
Gambar 3 menunjukkan rata-rata total kadar BKTL susu segar sapi yang
diberi pakan tambahan hasil substitusi tepung daun murbei adalah 8,93%, dengan
kisaran antara 7,90% hingga 9,95%. Nilai rata-rata yang diperoleh tersebut sudah
kandungan BKTL minimum adalah 8,0%. Kesesuaian nilai BKTL yang diperoleh
tersebut mengindikasikan adanya pengaruh yang baik dari substitusi tepung daun
murbei terhadap ampas tahu yang selama ini digunakan oleh peternak sebagai
pakan tambahan, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh tingginya nilai gizi yang
38
Substitusi tepung daun murbei terhadap ampas tahu sebanyak 0%
menunjukkan BKTL sebesar 8,82%, pada substitusi 25% sebesar 8,38%; dan
sebesar 9,59% pada substitusi 50%. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan
bahwa subsitusi tepung daun murbei terhadap ampas tahu pada pakan ternak tidak
berpengaruh nyata terhadap kadar bahan kering tanpa lemak dari susu meskipun
kelihatannya ada kecenderungan subtitusi 500 g daun murbei member nilai yang
tertinggi.
Tidak adanya pengaruh yang signifikan dari substitusi tepung daun murbei
pada kadar BKTL ini kemungkinan disebabkan oleh lebih besarnya pengaruh
komposisi BKTL dalam susu. Sebagaimana yang tertuang dalam Raising the
Minimum Nonfat Solids Standard to the National Average in Raw Milk: A Study of
Fluid Milk Identity Standards yang diterbitkan oleh USDA pada tahun 2003, yang
kering tanpa lemak (solids nonfat) adalah protein, laktosa, mineral, asam (sitrat,
gas (oksigen, nitrogen), dan vitamin (vit. A, vit. C, vit. D, tiamin, riboflavin).
karena dipengaruhi berbagai faktor seperti faktor bangsa (breed), musim dan
39
BKTL seringkali dijadikan sebagai parameter penting dalam pengukuran
kualitas susu, mengingat banyaknya produk-produk susu (yang saat ini) dikurangi
konsumen produk sapi perah. Food and Drug Administration (FDA) menekankan
bahwa standar BKTL dalam susu segar sebesar 8,72% dari total padatan susu dan
C. Kadar Protein
Kadar protein didasarkan pada hasil analisis proksimat protein kasar yang
didasarkan pada pada penentuan kandungan nitrogen yang terdapat dalam bahan.
konversi nilai nitrogen menjadi nilai protein yang terkandung dalam susu segar.
5.00
4.358
4.125 3.978
4.00 3.452
3.00
Kadar Protein (% )
2.00
1.00
0.00
Gambar 4. Kadar Protein (%) Susu Segar Sapi Perah yang Diberi Pakan
Tambahan Tepung Daun Murbei pada Level yang Berbeda.
(Keterangan: Superskrip yang berbeda menunjukkan beda nyata pada
taraf 5%)
dalam susu segar sapi yang diberi pakan tepung daun murbei adalah sebesar
3,98%. Kadar protein yang dihasilkan ini lebih tinggi atau sudah sesuai dengan
40
sebesar 2,7%. Hal ini mungkin berkaitan dengan banyaknya kandungan asam
amino yang terkandung dalam daun murbei (Bambang, 2009) sehingga dapat
mendukung kebutuhan protein ternak sapi perah untuk dapat menghasilkan susu
segar dengan kualitas yang baik. Murbei mengandung banyak senyawa kimia
kholine dan quercetin (Kim et al., 2000). Ekstrak etanolik daun tanaman ini
kandungan fitokimia seperti quercetin dan anthosianin (Kim et al., 2000; Chen et
al., 2006).
(P<0,05) dari perlakuan substitusi tepung daun murbei terhadap ampas tahu
terhadap kadar protein susu segar yang dihasilkan. Tingkat substitusi 25% (PB)
substitusi 50% (PC) dan tidak berbeda nyata (P>0,05) dibandingkan dengan
tepung daun murbei secara bertaraf 25% tidak menunjukkan respon positif
kenaikan kadar protein pada saat substitusi diberikan pada taraf 50%. Kadar
protein sampel susu segar pada substitusi 50% menunjukkan kadar protein 3,45
0,51%, dengan kisaran data yang paling luas (Gambar 4) yang mengindikasikan
41
bahwa terdapat respon yang lebih beragam pada saat substitusi ditingkatkan dari
taraf 25% menjadi 50%. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh adanya kandungan
tanin dalam daun murbei yang berdampak anti-nutrisi dalam pakan, Darmayanti,
dkk. (2008) melaporkan kandungan Tanin dalam murbei sebesar 0,23 0,45%
dengan rata-rata 0,32 dari total bahan kering. Lebih lanjut Darmayanti, dkk.
(2008) mengemukakan bahwa tanin adalah senyawa fenolik yang larut dalam air,
dengan berat molekul antara 500-3000, dapat mengendapkan protein dari larutan.
Secara kimia tanin sangat komplek dan dibagi kedalam dua grup, yaitu
membahayakan. Akan tetapi apabila kadar tanin dalam pakan mencapai 0,5 %
ayam (Widodo, 2002). Sementara pada ternak ruminansia (khususnya sapi perah)
terlihat memiliki toleransi yang lebih rendah dimana kandungan tanin dalam
kandungan tanin dalam murbei relatif ada pada kisaran nilai yang masih rendah
dengan rataan 0,317 akan tetapi pada substitusi yang lebih tinggi maka komposisi
42
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Subtitusi ampas tahu dan daun murbei tidak mempengaruhi terhadap kadar
abu dan bahan kering tanpa lemak, tetapi mempengaruhi kadar protein pada
subtitusi 50%.
Saran
Dari hasil penelitian ini sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
menentukan sejauh mana pemberian daun murbei dengan level yang berbeda
43
DAFTAR PUSTAKA
Anita, 2003. Pengaruh Masa Laktasi Terhadap Produksi Air Susu Sapi Fries
Holland (FH) Di Kabupaten Enrekang. Jurusan Produksi Ternak Fakultas
Peternakan Unuversitas Hasanuddin, Makassar.
Anonim. 1998. Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3141-1998 tentang Air Susu
Murni.
.2011b.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/13037/Bab
%20I.%20Pendahuluan%20G09ili.pdf?sequence=10. Institut Pertanian
Bogor (IPB). Jawa Barat (diakses pada tanggal 17 Februari 2011).
Etgen, W.R. 1987. Dairy Catlle Feeding and Management. John Wiley and Sons
Inc, New York.
Hadiwiyoto, S. 1994. Tehnik Uji Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty.
Yogyakarta.
44
Jannes.2010. Manfaat Susu Segar. http//duniasapi.com/manfaat-susu-segar/html//.
Diakses 15 Maret 2011.
Kim S. Y., Gao J. J., Kang H. K., 2000, Two flavonoids from the leaves of Morus
alba induce differentiation of the human promyelocytic leukemia (HL-60)
cell line, Biol Pharm Bull. 23(4):451-5.
Manda, S.R.K. 2009. Analisa Kebutuhan Populasi dan Produksi Susu Sapi Perah
Di Kabupaten Enrekang. Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Mulyaningsih. 2009. Daun Murbei Untuk Sapi. LDF FORSITA Fapet-IPB, Bogor
Powell, J.M. M. J. Aguerre, and M.A. Wattiaux. Feeding tannins to dairy cows
abates ammonia emissions from brans and soil. 242nd ACS National
Meeting 23 January 2011, Denver, Colorado. http://www.agrodiv.org/
documents/denver11/Agriculture%20and%20Air%20Quality/Ag%20Air
%20Qual%20Matias%20Aguerre%20and%20Powell_2011.pdf (Akses: 2
Februari 2012).
Setiadi, A. 2007. Murbei (Morus alba L). Laboratorium Kimia Hasil Hutan
Fakultas KehuatananInstitut Pertanian Bogor.
45
Silk, B.J. 2008. Khasiat Daun Murbei (Morus alba L). http://ariefjais.
blogspot.com/2008/03/khasiat-murbei.html (diakses pada tanggal 17
Februari 2011).
Siregar, S. 1996. Sapi Perah, Jenis, Teknik Pemeliharaan dan Analisa Usaha.
Penebar Swadaya Anggota IKAPI, Jakarta.
. 1996. Pemeliharaan Sapi Perah Laktasi di Daerah Daratan Rendah.
Wiratazoa, Majalah seni Ilmiah Peternakan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Penelitian, Departemen Pertanian, Bogor.
Thomas, O.O. 1978. Management Of Cows and Their Caves During The Summer
From the of Breeding Season to Weaning. In The A Course Manual In Beef
Cattel Production. And. C.C. O Mary and I.A. Dyer. 2 nd. Ed, Lea and
Febiger Philadelphia. (209-222).
46
Wyriawan. 2009. Performa Sapi Peranakan Ongole Yang Diberi Daun Murbei
Sebagai Pengganti Konsentrat Dalam Ransum Berbasis Jerami Padi. IPB
(Bogor Agricultural University). Bogor.
47
Lampiran 1. Hasil Analisa Bahan
48
Lampiran 2. Analisa Kadar Abu
Between-Subjects Factors
N
Perlakuan P0 4
P1 4
P2 4
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Abu
Perlak Std.
uan Mean Deviation N
P0 .7400 .00816 4
P1 .7500 .03559 4
P2 .7525 .02872 4
Total .7475 .02491 12
49
Lampiran 3. Analisa Kadar Bahan Kering Tanpa Lemak
Between-Subjects Factors
N
Perlakuan P0 4
P1 4
P2 4
Descriptive Statistics
Dependent Variable:BK_Tp_Lemak
Perlak Std.
uan Mean Deviation N
P0 8.8225 .63636 4
P1 8.3775 .90301 4
P2 9.5875 1.26779 4
Total 8.9292 1.02156 12
50
Lampiran 4. Analisa Kadar Protein
Between-Subjects Factors
N
Perlakuan P0 4
P1 4
P2 4
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Protein
Perlak Std.
uan Mean Deviation N
P0 4.1250 .22053 4
P1 4.3575 .34798 4
P2 3.4525 .51623 4
Total 3.9783 .52879 12
51
Post Hoc Tests
Perlakuan
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Protein
(I) (J) Mean 95% Confidence Interval
Perlak Perlak Difference (I-
uan uan J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
LSD P0 P1 -.2325 .26963 .411 -.8425 .3775
P2 .6725* .26963 .034 .0625 1.2825
P1 P0 .2325 .26963 .411 -.3775 .8425
P2 .9050* .26963 .008 .2950 1.5150
P2 P0 -.6725* .26963 .034 -1.2825 -.0625
P1 -.9050* .26963 .008 -1.5150 -.2950
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .145.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets
Protein
Perlak Subset
uan N 1 2
Duncana P2 4 3.4525
P0 4 4.1250
P1 4 4.3575
Sig. 1.000 .411
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square (Error)145.
52
Protein
Perlak Subset
uan N 1 2
Duncana P2 4 3.4525
P0 4 4.1250
P1 4 4.3575
Sig. 1.000 .411
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square (Error)145.
53
Protein
Perlak Subset
uan N 1 2
Duncana P2 4 3.4525
P0 4 4.1250
P1 4 4.3575
Sig. 1.000 .411
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square (Error)145.
54
RIWAYAT HIDUP
SMA , tepatnya pada SMA Kartika Wirabuana-I Makassar dan selesai pada tahun
satu universitas negeri yang ada di Makassar pada Fakultas Peternakan jurusan
55