(Syukri, 1999)
Menurut prinsip Le Chatelier, sistem pada keadaan setimbang
menanggapi peningkatan salah satu preaksinya dengan cara
menggeser kesetimbangan dimana arah pereaksi tersebut
dikonsumsi. Kelarutan senyawa ion yang sedikit larut semakin
rendah kelarutannya dengan kehadiran senyawa lain yang
memberikan ion senama. Pengaruh ion senama yang
ditambahkan dalam larutan jenuh adalah menurunkan
kelarutan, sedangkan pengaruh ion tak senama yang lebih
dikenal dengan istilah pengaruh garam, cenderung
meningkatkan kelarutan (Petrucci, 1987).
Brady, James E. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi kelima jilid 1. Binarupa Aksara : Jakarta.
Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat larut dan zat tak larut. Pembentukan
larutan jenuh dapat dipercepat dengan pengadukan yang kuat dari zat terlarut yang berlebih.
Banyaknya zat terlarut yang melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu, untuk
menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan zat terlarut. Lazimnya kelarutan
dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 cm3 atau 100 gram pelarut pada temperatur yang
sudah ditentukan (Keenan, 1991).
Suatu larutan tak jenuh kalah pekat (lebih encer) dari pada larutan jenuh. Dan suatu
larutan lewat jenuh lebih pekat dibandingkan dengan larutan jenuh. Suatu larutan lewat jenuh
biasanya dibuat dengan membuat larutan jenuh pada tempuratur yang lebih tinggi. Zat
terlarut haruslah lebih banyak larut dalam pelarut panas daripada dalam pelarut dingin. Jika
tersisa zat terlarut yang belum larut, sisa itu disingkirkan. Larutan panas itu kemudian
didinginkan dengan hati-hati untuk menghindari pengkristalan. Artinya larutan itu tidak boleh
digetarkan atau diguncangkan dan debu maupun materi asing dilarang masuk. Jika tidak ada
zat terlarut yang memisahkan diri selama pendinginan, maka larutan yang dingin itu bersifat
lewat jenuh (Keenan, 1991).