Anda di halaman 1dari 4

http://ntt.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?

ID=24&ContentTypeId=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE
7897

: Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

Jud Perencanaan Persalinan dan Pencegahan


ul Komplikasi (P4K)

Isi Kupang, BKKBN NTT-Online : Apa


penyebab langsung kematian ibu?
Penyebab langsung kematian ibu yang
utama adalah perdarahan (40-50 persen),
infeksi, eklamsia, partus lama dan aborsi
yang terkomplikasi. Terjadinya komplikasi
sulit diperkirakan sehingga sering muncul
secara mendadak dan pertolongannya
memerlukan tindakan yang tepat dan
cepat (dalam waktu kurang dari dua jam)
agar nyawa ibu dan janinnya dapat
diselamatkan.

Faktor apa saja yang mempengaruhi


kematian ibu hamil ?
Faktor utama yang paling banyak
mempengaruhi kematian ibu hamil yaitu :
1. Masih banyak persalinan ditolong oleh
dukun atau keluarga.
2. Masih banyaknya persalinan
berlangsung di rumah, sehingga apabila
terjadi komplikasi yang perlu dirujuk maka
tidak cukup waktu untuk melakukan
rujukan.
3. Derajat kesehatan ibu yang rendah
pada saat hamil, bahkan terjadi sejak
sebelum hamil, antara lain 50 persen ibu
hamil menderita anemia, sekitar 30
persen berisiko karena kekurangan energi
kronis, sekitar 65 persen ibu hamil dalam
keadaan "empat terlalu", yaitu terlalu
muda, terlalu tua, terlalu sering dan
terlalu banyak.
4. "Tiga terlambat" yaitu:

Terlambat dalam mengenali tanda bahaya


dan mengambil keputusan di tingkat
keluarga untuk mencari pertolongan yang
berkualitas. Terlambat dalam mencapai
fasilitas kesehatan dan
terlambat dalam mendapatkan
pertolongan yang cepat dan tepat di
fasilitas pelayanan.

Upaya apa yang bisa dilakukan untuk


membuat ibu dan bayi selamat? Upaya
yang dilakukan agar ibu dan bayi selamat
adalah membawa semua ibu hamil
bersalin ke fasilitas kesehatan yang
memadai yang dikenal dengan "Strategi
Revolusi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)."

Agar semua ibu hamil bisa dibawa untuk


bersalin pada fasilitas kesehatan yang
memadai, maka diperlukan suatu
perencanaan yang matang. Perencanan
ini adalah salah satu kegiatan dari jejaring
desa siaga, yaitu jejaring notifikasi.

Guna membantu ibu hamil dan


keluarganya membuat perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi
maka bidan di desa telah dibekali
ketrampilan khusus dan stiker
"Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi" atau lebih dikenal dengan
"P4K" yang akan ditempel di tiap rumah
yang salah satu anggota keluarganya
sedang hamil.

Program Perencanaan Persalinan dan


Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan
stiker merupakan upaya terobosan
percepatan penurunan angka kematian
ibu. Melalui P4K dengan stiker yang
ditempel di rumah ibu hamil, maka setiap
ibu hamil akan tercatat, terdata dan
terpantau secara tepat. Stiker P4K berisi
data tentang nama ibu hamil, taksiran
persalinan, penolong persalinan, tempat
persalinan, pendamping persalinan,
transport yang digunakan dan colon donor
darah.

Dengan data dalam stiker, suami,


keluarga, kader, dukun, bersama bidan di
desa dapat memantau secara intensif
keadaan dan perkembangan kesehatan
ibu hamil, untuk mendapatkan pelayanan
yang sesuai standar pada saat hamil,
persalinan dan nifas, sehingga proses
persalinan sampai dengan nifas termasuk
rujukannya dapat berjalan dengan aman
dan selamat, tidak terjadi kesakitan dan
kematian ibu serta bayi yang dilahirkan
selamat dan sehat.

* Manfaat
Manfaat P4K ini adalah terjalinnya
kemitraan antara tenaga kesehatan,
dukun dan masyarakat yang tinggal di
sekitar ibu hamil. Dengan demikian maka
komplikasi dapat tertangani secara dini,
terpantaunya kesakitan dan kematian ibu
serta yang paling penting adalah
menurunnya kejadian kesakitan dan
kematian ibu.

* Pelaksanaan

Di tingkat desa :
a. Memanfaatkan pertemuan bulanan
tingkat desa antara bidan desa, kader,
dukun, kepala desa, tokoh masyarakat
untuk mendata jumlah ibu hamil yang ada
di wilayah desa serta membahas dan
menyepakati calon donor darah, transport
dan pembiayaan (asuransi kesehatan
masyarakat miskin, tabungan ibu
bersalin).
b. Bidan di desa bersama kader dan/atau
dukun melakukan kontak dengan ibu
hamil, suami dan keluarga untuk sepakat
dalam pengisian stiker termasuk
pemakaian KB pasca salin.
c. Pemasangan stiker di rumah
d. Suami, keluarga, kader dan dukun
memantau secara intensif keadaan ibu
hamil untuk mendapatkan pelayanan
sesuai standart.
e. Bidan melakukan pencatatan pada buku
KIA sebagai pegangan ibu hamil dan di
kartu kohort ibu untuk disimpan di
polindes/puskesmas, memberikan
pelayanan dan memantau ibu hamil serta
melaporkan hasil pelayanan kesehatan ibu
di wilayah desa (termasuk laporan dari
dokter dan bidan praktek swasta di desa
tersebut) ke puskesmas setiap bulan
termasuk laporan kematian ibu, bayi lahir
hidup dan bayi lahir mati.

Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan


P4K, maka dibentuk wadah forum
komunikasi yang bersifat lintas program
dan lintas sektor di berbagai tingkatan
dan melibatkan masyarakat setempat.

(Oleh drg. Iien Adriany, M.Kes; dr. Stefanus


Bria Seran, MPH, Tim Revolusi KIA Dinkes
Provinsi NTT)

Anda mungkin juga menyukai