Oleh :
Mya Oktafiana
15010115120014
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
RAHASIA
I. IDENTITAS SUBJEK
Inisial : FSA
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : S-1 Teknik Industri
Tanggal Tes : 19 Maret 2017
subjek bergumam
sendiri mengenai
pakaian apa yang
dikenakan oleh figur
perempuan. Selain itu,
subjek tampak
berkonsentrasi dan
sangat berhati-hati saat
menggambar, sehingga
garis yang dihasilkan
tampak tipis dan putus-
putus.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil interpretasi pada tes Draw A Person (DAP), didapat bahwa pada:
1. Aspek Kognitif
Subjek memiliki kapasitas intelektual yang baik dan memiliki ambisi dalam
meraih prestasi. Dalam bertindak, subjek merupakan orang yang impulsif, yakni
sering kali bertindak cepat berdasarkan adanya dorongan untuk mengekspresikan
keinginan, misalnya: tidak sabaran, sering memotong pembicaraan orang lain,
dan/atau tidak bisa menunggu giliran.
2. Aspek Emosi
Subjek merupakan orang yang cenderung introvert. Ragu-ragu, labil, dan
kekanak-kanakan. Selain itu, subjek merupakan orang yang suka mementingkan
dirinya sendiri (egois) dalam suatu kelompok atau pun pekerjaan dan cenderung
bergantung pada orang lain. Subjek juga dapat mengendalikan emosi dengan baik.
3. Aspek Sosial
Subjek memiliki hambatan dalam bergaul dengan orang lain, terutama untuk orang
yang baru dikenal sehingga subjek cenderung menutup diri, terutama pada laki-
laki. Sebenarnya subjek merasa siap untuk berinteraksi dengan dunia luar, akan
tetapi subjek masih merasa canggung dan tidak aman, maka dari itu subjek butuh
adanya sahabat atau orang yang dapat diandalkan dan dipercaya olehnya. Apabila
tidak ada orang tersebut di sisinya, maka subjek tampak tidak berdaya dan lemah.
Selain itu, subjek memiliki kesulitan menerima kritik atau masukan dari orang
lain, sehingga subjek cenderung kukuh terhadap pendapatnya dan terkadang
memandang rendah orang lain yang dirasa kurang mampu dibandingkan dengan
dirinya.
menggambar
mahkota, subjek
berdiam diri beberapa
saat untuk
menentukan
bagaimana bentuk
mahkotanya. Setelah
gambar selesai,
subjek memberikan
hasil gambar kepada
tester dengan yakin.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil interpretasi pada tes BAUM, didapat bahwa pada:
1. Aspek Kognitif
Subjek merupakan orang yang memiliki kapasitas intelektual dan proses berpikir
yang bagus. Dalam hal ini, subjek memiliki keunggulan dalam bidang matematis.
Subjek juga memiliki ambisi yang kuat dalam mencapai prestasi (need of
achievement). Namun, ambisi tersebut terkadang kurang diimbangi dengan aksi
yang nyata dan subjek juga cenderung idealis. Selain itu, subjek juga memiliki
keinginan untuk mendominasi sesuatu pada bidang yang ditekuninya, salah
satunya ialah berusaha dirinya agar dipandang lebih unggul daripada teman-
temannya.
2. Aspek Emosi
Subjek merupakan pribadi yang introvert, sehingga subjek menunjukkan perasaan
untuk menarik diri dari lingkungan dan cenderung lebih nyaman beraktivitas
sendiri. Subjek juga merupakan orang idealis, sehingga subjek terkadang masih
kesulitan dalam mengontrol rasa marah apabila berbagai keinginannya kurang
terpenuhi secara maksimal.
3. Aspek Sosial
Subjek sebenarnya siap untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial. Namun,
subjek masih ragu-ragu dan merasa tidak aman dalam menyikapi pergaulan di
sekitarnya, sehingga subjek membutuhkan waktu yang lama untuk dapat
menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru. Dalam pergaulan, subjek
merupakan pribadi yang suka bergantung pada orang lain, sehingga subjek perlu
adanya pegangan atau bimbingan pada seseorang terutama pada orang yang telah
dipercayainya (seorang sahabat), hal itu dilakukan agar dirinya merasa aman dan
nyaman.
V. INTERPRETASI HTP
RAHASIA
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil interpretasi pada tes House Tree Person (HTP), didapat bahwa
pada:
1. Aspek Kognitif
Subjek memiliki kapasitas intelektual dan proses berpikir yang bagus dan
sistematis. Selain itu, subjek merasa kurang diberi kesempatan untuk
mengekspresikan diri dalam lingkungan sosial, sehingga subjek cenderung ragu-
ragu atau tidak konsisten dalam mengambil suatu tindakan, merasa takut
tindakan yang diambilnya dinilai salah oleh pihak ibu atau pun ayah.
2. Aspek Emosi
Subjek kurang dapat mengekspresikan emosinya secara bebas sehingga subjek
masih merasa ragu-ragu untuk terbuka pada keluarga. Selain itu, subjek
sebenarnya memiliki keinginan untuk terlepas dari sosok ibu yang protektif.
RAHASIA
3. Aspek Sosial
Subjek memandang sosok ibu sebagai sosok yang dapat memberikan rasa aman
terhadap subjek melalui bentuk kasih sayang. Namun, ibu subjek cenderung
kurang memberikan kesempatan secara luas kepada subjek dalam hal pergaulan,
sehingga ibu dianggap sebagai orang yang protektif. Selain itu, subjek
memandang ayah sebagai orang yang kaku, suka mengatur, dan kurang
memberikan kasih sayang terhadap subjek, sehingga subjek memiliki harapan
agar ayah dapat memberikan kasih sayang secara langsung kepada subjek seperti
yang dilakukan oleh ibu.
Namun, figur ibu tampak sulit untuk menerima lingkungan luar dan protektif, sehingga ibu
subjek cenderung menerapkan batasan-batasan tertentu apabila subjek bergaul dengan
orang lain. Di sisi lain, subjek memandang figur ayah kurang baik dalam menjalankan
fungsi perannya, hal tersebut terlihat sikap ayahnya yang cenderung suka mengatur dan
kaku, sehingga subjek merasa ragu-ragu dan takut dalam menyampaikan keinginan atau
bercerita karena takut mengalami penolakan. Sebenarnya subjek mengharapkan kasih
sayang ayah seperti yang diberikan oleh ibu. Kemudian, berdasarkan hasil interpretasi
menunjukkan bahwa ayah dan ibu subjek memiliki hubungan yang kurang harmonis.
Demikianlah laporan hasil interpretasi ini, semoga dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Daftar Pustaka
a. Buku:
Eriany, Praharesti. 1998. Manual Tes Grafis (Psikodiagnostik IV). Semarang:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.
b. Internet:
Anonim. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Kbbi.web.id. Diakses
pada tanggal 29 Maret 2016, pukul 23.20 WIB. Semarang.