Disusun Oleh:
DELFANI GEMELY
KESMAS A
Vitamin B12, disebut juga kobalamin, adalah sebuah vitamin larut dalam
air yang berperan penting dalam berfungsi normalnya otak dan sistem saraf, serta
dalam pembentukan darah. Vitamin ini merupakan salah satu dari delapan vitamin
B. Umumnya, vitamin ini terlibat dalam metabolisme setiap sel dalam tubuh,
terutama pengaruhnya pada sintesis dan regulasi DNA serta pada sintesis asam
lemak dan produksi energi.
Gejala:
Selain mengurangi pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga
mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:
kesemutan di tangan dan kaki
hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan
pergerakan yang kaku.
Gejala lainnya adalah:
buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru
luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar
penurunan berat badan
warna kulit menjadi lebih gelap
linglung
depresi
penurunan fungsi intelektual.
Diagnosa :
Biasanya, kekurangan vitamin B12 terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin
untuk anemia. Pada contoh darah yang diperiksa dibawah mikroskop, tampak
megaloblas (sel darah merah berukuran besar). Juga dapat dilihat perubahan sel
darah putih dan trombosit, terutama jika penderita telah menderita anemia dalam
jangka waktu yang lama. Jika diduga terjadi kekurangan, maka dilakukan
pengukuran kadar vitamin B12 dalam darah. Jika sudah pasti terjadi kekurangan
vitamin B12, bisa dilakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya.
Biasanya pemeriksaan dipusatkan kepada faktor intrinsik:
1. Contoh darah diambil untuk memeriksa adanya antibodi terhadap faktor
intrinsic (reaksi autoimun).. Biasanya antibodi ini ditemukan pada 60-90%
penderita anemia pernisiosa.
2. Pemeriksaan yang lebih spesifik, yaitu analisa lambung.
Dimasukkan sebuah selang kecil (selang nasogastrik) melalui hidung,
melewati tenggorokan dan masuk ke dalam lambung.
Lalu disuntikkan pentagastrin (hormon yang merangsang pelepasan faktor
intrinsik) ke dalam sebuah vena. Selanjutnya diambil contoh cairan
lambung dan diperiksa untuk menemukan adanya faktor intrinsik.
3. Jika penyebabnya masih belum pasti, bisa dilakukan tes Schilling.
Diberikan sejumlah kecil vitamin B12 radioaktif per-oral (ditelan) dan
diukur penyerapannya. Kemudian diberikan faktor intrinsik dan vitamin
B12, lalu penyerapannya diukur kembali. Jika vitamin B12 diserap dengan
faktor intrinsik, tetapi tidak diserap tanpa faktor intrinsik, maka
diagnosisnya pasti anemia pernisiosa.
Metabolisme:
Penyerapan yang tidak adekuat dari vitamin B12 (kobalamin) menyebabkan
anemia pernisiosa. Vitamin B12 banyak terdapat di dalam daging dan dalam
keadaan normal telah diserap di bagian akhir usus halus yang menuju ke usus
besar (ilium).
Supaya dapat diserap, vitamin B12 harus bergabung dengan faktor intrinsik (suatu
protein yang dibuat di lambung), yang kemudian mengangkut vitamin ini ke
ilium, menembus dindingnya dan masuk ke dalam aliran darah. Tanpa faktor
intrinsik, vitamin B12 akan tetap berada dalam usus dan dibuang melalui tinja.
Pada awalnya suntikan diberikan setiap hari atau setiap minggu, selama beberapa
minggu sampai kadar vitamin B12 dalam darah kembali normal. Selanjutnya
suntikan diberikan 1 kali/bulan. Penderita harus mengkonsumsi tambahan vitamin
B12 sepanjang hidupnya.
Pencegahan
Jika penyebabnya adalah asupan yang kurang, maka anemia ini bisa dicegah
melalui pola makanan yang seimbang.
as. folat sedikit larut dalam air, mudah dioksidasi dalam larutan asam, peka
terhadap sinar matahari. disamping melalui konsumsi bahan makanan, asam folat
juga disintesis dalam saluran pencernaan.
fungsi: sintesis nukleoprotein utk pembentukan dan produksi butir2 darah merah
normal dalam susunan tulang, juga terlibat dalam proses oksidasi fenilalanin
menjadi tirosin.
defisiensinya karena konsumsi yang rendah atau karena mengalami penyakit
saluran pencernaan.
gejala: anemia