Hisab Jawa atau sebagian masyarakat menyebut Aboge (sehurusnya sudah berganti
dengan ASAPON) sebagai salah satu warisan ulama Jawa zaman dalu menurut saya
perlu dilestarikan, dengan mengabaikan segalam macam tuduhan miring terhadap
hisab Jawa. Salah satu bukti bahwa hisab Jawa adalah ciptaan Ulama dari golongan
ahlu sunnah wal Jamaah adalah pemberian nama-nama bulan Jawa yang selau
berkaitan dengan nama kegiatan yang sering dilakukan oleh kalangan Kaum Nahliyyin.
Seperti Muharram diganti dengan Suro karena ada peringatan Hari Assyuro
(menyantuni anak yatim, sodaqaoh dll), Robiul Awal diganti dengan Mulud karena ada
peringan Maulid Nabi, Syaban diganti dengan Ruwah untuk mengingatkan tradisi
kirim arwah menjelang bulan Ramadhan, Ramadhan diganti dengan Poso, Dzulqodah
diganti dengan Selo karena bulan ini ada di sela-sela dua bulan hari raya (id Fitri dan id
Adha), Dzulhijjah diganti dengan Besar karena di dalam bulan ini ada hari raya Idul
Adha. Hal ini membuktikan bahwa tahun jawa adalah ciptaan ulama dan bukan ciptaan
klenik-klenik dan dukun-dukun.
Hisab urfi dengan system Aboge, dirumuskan di zaman Sultan Agung, dimana
penanggalan dikelompokkan dalam satu siklus delapan tahunan (windu), masing
masing tahun diberi nama dengan huruf hijaiyah , yaitu tahun pertama alif, tahun
kedua ha, tahun ketiga Jim Awwal tahun ke empat zay, tahun ke lima dal, tahun ke
enam ba, tahun ke tujuh wawu dan tahun ke delapan jim akhir, lalu kembali ke tahun
alif sebagai tahun pertama untuk windu (siklus) berikutnya . Setiap satu windu yang
terdiri atas delapan tahun itu, terdiri atas 3 tahun kabisat(panjang) dengan umur 355
hari yaitu tahun tahun Ha Dal dan Jim akhir,dan 5 tahun basitah (pendek) dengan
umur 354 hari ,yaitu tahun tahun Alif, Jim awal, Zay,Ba dan Wawu . Dengan demikian
dalam satu windu terdiri atas 2835 hari yang terdiri atas 5 X 354 = 1770 hari ditambah
3 X 355 = 1065 hari.
Nama nama bulan yang dua belas, diberi nama yang lebih akrab dengan lidah jawa,
Yaitu 1.Suro untuk Muharom,2. Sapar untuk Shafar, 3. Mulud untu Rabiul awwal, 4.
Bakdo Mulud untuk Rabiul Akhir, 5. Jumadilawal untuk Jumadil Ula,6. Jumadilakir
untuk Jumaditsaaniyah, 7. Rejeb untuk Rajab,8. Ruwah untuk Syaban, 9. Pasa untuk
Ramadhan,10 Sela untuk Syawwal, 11. Apit atau Dulkaidah untuk Dzul Qadah, dan 12.
Besar untuk Dzul hijjah.
Untuk tahun tahun ganjil berumur 30 hari sedang tahun genap berumur 29. Khusus
untuk tahun Kabisah, Bulan Dzul hijah/Besar berusia 30.
Dalam tradisi Jawa di samping di kenal nama hari yang tujuh yaitu Ahad, Senin, Selasa,
Rabu , Kamis, Jumat dan Sabtu, juga dikenal nama rangkapan atau pasaran yang lima
yaitu Legi , Pahing , Pon, Wage dan Kliwon. Dari gabungan nama hari dan Pasaran
tersebut, maka ada siklus yang diberi nama selapan dina, yang terdiri atas 35 hari (7
nama hari X 5 nama pasaran) dimana setelah 35 hari nama hari dan pasaran kembali
nama yang sama, misalnya kalau hari pertama Adalah Rabu Wage (gabungan antara
hari Rabu, dan rangkapan/pasarannya Wage) maka 35 hari berikutnya akan muncul
nama Rabu Wage lagi.
Telah disebut terdahulu, bahwa satu windu terdiri atas 2835 hari. Angka 2835 hari
tersebut kalau dibagi dengan 35 akan habis , sehingga kalau tanggal satu Suro pada
awal windu adalah hari Rabu Wage misalnya, maka pada windu berikutnya akan jatuh
pada hari Rabu wage juga.
Dengan demikian maka untuk masing masing awal tahun sesuai namanya, maka
tanggal satu Suronya akan tetap, sedang tanggal satu untuk bulan bulan lain ada rumus
tetap yang mengacu pada tanggal satu Suronya..Nama hari, pasaran untuk tiap awal
tahun dan awal bulan dirumuskan dalam susunan kalimat pendek, sebagaimana telah
disebutkan dalam tulisan saya terdahulu
Karena berdasar penelitian rumus itu kurang teliti, maka perlu dilakukan koreksi setiap
120 tahun ada kelebihan satu hari, sehinggat tahun ke seratus dua puluh ( atau tahun
pada windu ke 15 , tahun Jimakir yang seharusnya kabisat menjadi basitah, dan rumus
tahunnya menjadi maju satu hari. Pada awalnya dizaman Sulitan Agung, kalender di
mulai tanggal satu bulan Sura tahun Alif jatuh pada hari Jumat legi. 120 tahun
kemudian berubah menjadi Kamis Kliwon, 120 tahun berikutnya berturut turut menjadi
Rabu Wage (disingkat Aboge), Selasa Pahing (disingkat Asapon) dan seterusnya. Entah
kenapa yang populer di masyarakat justru Aboge itu, padahal saat ini seharusnya yang
berlaku adalah rumus Asapon (alif Selasan Pon) yaitu sejak tahun 1989 (tahun 1867
tahun Jawa)
Huruf yang pertama dinamakan ahkir sedangkan yang kedua dinamakan awal, jika
dirinci akan menjadi:
1. tahun wawu
2. tahun jim akhir
3. tahun alif
4. tahun ha
5. tahun jim awal
6. tahun za
7. tahun dal
8. tahun ba
Rumusan yang sangat terkenal disebut dengan ABOGE walaupun sebenarnya harus
sudah diadakan persesuaian menjadi ASAPON seperti berikut ini:
Seharusnya rumusan tersebut sejak tahun 1867 Jawa, sudah harus diubah seperti
berikut :
TABEL I
Tahun 1430 H adalah tahun Za, berarti kita memakai rumus pada table I yaitu :
ZANENGI (tahun za senen legi). Sedangkan SENEN LEGI kita buat patokan untuk
menghitung tiap-tiap awal bulan Hijriyah, contohnya sebagai berikut
Muharam rumusnya RAMJIJI (dino siji pasaran siji) hitung dari senen legi, maka
hasilnya : tanggal 1 Muharam adalah senen legi, lhasil lebih detailnya pada table berikut
1.Minggu Legi
- arah barat :
- arah timur : untuk mencari sandang, tetapi juga ada sakitnya
- arah utara : untuk mencari pangan, tetapi juga ada naasnya
- arah selatan :
2.Minggu Pon
- arah barat : pangan
- arah timur : sandang
- arah utara : naas
- arah selatan : sakit
3.Minggu Pahing
- arah barat : pangan,
- arah timur : sandang, sakit
- arah utara : naas
- arah selatan : sakit
4.Minggu Wage
- arah barat : pangan
- arah timur : sandang
- arah utara : naas
- arah selatan : sakit
5.Minggu Kliwon
- arah barat : pangan
- arah timur : sandang
- arah utara : naas
- arah selatan : sakit
6.Senin Legi
- arah barat : naas
- arah timur : sakit
- arah utara : pangan
- arah selatan : sandang
7.Senin Pon
- arah barat : naas
- arah timur : sakit
- arah utara : sandang
- arah selatan : pangan
8.Senin Pahing
- arah barat :
- arah timur : sakit
- arah utara : pangan, naas
- arah selatan : sandang
9.Senin Wage
- arah barat : naas
- arah timur : sakit
- arah utara : pangan
- arah selatan : sandang
10.Senin Kliwon
- arah barat :
- arah timur : pangan
- arah utara : naas
- arah selatan : sandang, sakit
11.Selasa Legi
- arah barat :
- arah timur : sakit
- arah utara : sandang, naas
- arah selatan : pangan
12.Selasa Pon
- arah barat : pangan
- arah timur : sandang
- arah utara : sakit, naas
- arah selatan :
13.Selasa Pahing
- arah barat : sakit
- arah timur :naas
- arah utara : pangan
- arah selatan : sandang
14.Selasa Wage
- arah barat : naas
- arah timur : sakit
- arah utara : pangan
- arah selatan : sandang
15.Selasa Kliwon
- arah barat : sakit
- arah timur : pangan
- arah utara : utara
- arah selatan : sandang
16.Rabu Legi
- arah barat : sakit
- arah timur : naas
- arah utara : sandang
- arah selatan : pangan
17.Rabu Pon
- arah barat : pangan, naas
- arah timur :
- arah utara : sandang
- arah selatan : sakit
18.Rabu Pahing
- arah barat : pangan
- arah timur : sakit
- arah utara : sandang
- arah selatan : naas
19.Rabu Wage
- arah barat : naas
- arah timur : sakit
- arah utara : sandang
- arah selatan : pangan
20.Rabu Kliwon
- arah barat : sakit
- arah timur : pangan
- arah utara : sandang
- arah selatan : naas
21.Kamis Legi
- arah barat : pangan
- arah timur : sandang
- arah utara : naas
- arah selatan : sakit
22.Kamis Pon
- arah barat : pangan
- arah timur : sandang
- arah utara : naas
- arah selatan : sakit
23.Kamis Pahing
- arah barat : pangan
- arah timur : sandang
- arah utara : naas
- arah selatan : sakit
24.Kamis Wage
- arah barat : pangan
- arah timur : sandang
- arah utara : naas
- arah selatan : sakit
25.Kamis Kliwon
- arah barat : sakit
- arah timur : sandang
- arah utara : naas
- arah selatan : pangan
26.Jum'at Legi
- arah barat : sandang, pangan
- arah timur :
- arah utara : naas
- arah selatan : sakit
27.Jum'at Pon
- arah barat : sandang, pangan
- arah timur :
- arah utara : naas
- arah selatan : sakit
28.Jum'at Pahing
- arah barat : sandang, pangan
- arah timur :
- arah utara :
- arah selatan : sakit,naas
29.Jum'at Wage
- arah barat : rezeki sandang
- arah timur : naas
- arah utara : sakit
- arah selatan : pangan
30.Jum'at Kliwon
- arah barat : sandang
- arah timur :
- arah utara :
- arah selatan : pangan, naas
31.Sabtu Legi
- arah barat : pangan
- arah timur : naas
- arah utara :
- arah selatan : sandang
32.Sabtu Pon
- arah barat : sakit
- arah timur : pangan
- arah utara : naas
- arah selatan : sandang
33.Sabtu Pahing
- arah barat : naas
- arah timur : sakit
- arah utara : pangan
- arah selatan : sandang
34.Sabtu Wage
- arah barat : naas
- arah timur : sakit
- arah utara :
- arah selatan : sandang, pangan
35.Sabtu Kliwon
Kibayu
"BUDAYA SPIRITUAL DAN PUSAKA LELUHUR,
BAHAN RENUNGAN PRIBADI DEWASA"
Skip to content
Beranda
IKTIAR BATINIYAH
Tentunya bagi seorang nelayan mengarungi Samudera dan seorang pengelana ditengah hutan
belantara dalam perjalanan kemanapun diperlukan Kompas untuk mengetahui arah agar tidak
tersesat sehingga cepat sampai tujuan. Berikut ini merupakan sebuah catatan yang di wariskan
nenek moyang kita dalam sebuah perhitungan untuk suatu arah dan tujuan.
Dalam kita mencari Rezeki, baik itu rezeki sandang maupun rezeki pangan ada baiknya
diperhitungkan dengan matang langkah dan arah tujuan, agar persentasi keberhasilannya lebih
maksimal di setiap langkah kehidupan. Bukankah Tuhan juga memerintahkan kita untuk
Berfikir.
Apabila kita memandang secara hakikat insan, rezeki termasuk di dalamnya sandang pangan,
bahagia maupun celakanya seseorang itu sudah di tentukan oleh Allah SWT sejak azali.
Dibuktikan dalam catatan sejarah sufi, biografi Syekh Abdul Qodir Zailani merupakan salah satu
manusia yang jadi Wali Kutub apabila ingin mengetahui suatu rahasia insan kemudian melihat
kearah Lauhulmahfud maka semua sudah tercatat disana.
Suguhan kali ini adalah sebuah perhitungan yang diwariskan nenek moyang kita dalam
melakukan sesuatu hal di aktifitas sehari-hari menurut perhitungan hari dan pasaran.
Hari adalah nama yang 7 dalam 1 siklus disebut mingguan atau 1 minggu, yaitu: Ahad (minggu),
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu.
Sementara Pasaran adalah nama yang 5 dalam 1 siklus. yaitu: Legi (Manis), Pahing, Pon, Wage
dan Kliwon.
Ada juga yang menyebutkan hari dan pasaran itu merupakan hitungan sejodoh yang tak dapat
dipisahkan, dan apabila keduanya dihitung satu persatu maka setiap hari yang 7 akan bertemu
dengan pasaran yang 5. Kemudian dijumlah hari 7 pasaran 5 maka akan berjumlah 35 dan
kembali lagi ke awal. Begitu dan begitu seterusnya.
1. Ahad ada 5
2. Senin ada 5
3. Selasa ada 5
4. Rabu ada 5
5. Kamis ada 5
6. Jumat ada 5
7. Sabtu ada 5
1. AHAD LEGI
Arah Barat :
Arah Timur : Untuk Mencari Sandang, Tetapi Juga Ada Sakitnya
Arah Utara : Untuk Mencari Pangan, Tetapi Juga Ada Naasnya
Arah Selatan :
2. AHAD PAING
Arah Barat : Pangan,
Arah Timur : Sandang, Sakit
Arah Utara : Mati (Naas)
Arah Selatan : Sakit
3. ADAH PON
Arah Barat : Pangan
Arah Timur : Sandang
Arah Utara : Mati (Naas)
Arah Selatan : Sakit
4. AHAD WAGE
Arah Barat : Pangan
Arah Timur : Sandang
Arah Utara : Naas
Arah Selatan : Sakit
5. AHAD KLIWON
Arah Barat : Pangan
Arah Timur : Sandang
Arah Utara : Naas
Arah Selatan : Sakit
4. SENIN LEGI
7. SENIN PAING
Arah Barat :
Arah Timur : Sakit
Arah Utara : Pangan, Mati (Naas)
Arah Selatan : Sandang
8. SENIN PON
9. SENIN WAGE
Arah Barat :
Arah Timur : Pangan
Arah Utara : Naas
Arah Selatan : Sandang, Sakit
11. SELASA LEGI
Arah Barat :
Arah Timur : Sakit
Arah Utara : Sandang, Naas
Arah Selatan : Pangan
Demikianlah, Sejatinya hanya Allah SWT yang tau akan kebenarannya. Wallahu alam bish
shawaab.
Bagi mereka yang terlahir pada Mangsa Kaso, pada umumnya bidang rejeki cukup baik. Ada
yang mencapai kemapanan ekonomi setelah umur 45 tahun, adapula yang masih muda sudah
sukses. Penelitian sistem Horoskop Jawa pada bidang ekonomi, bagi mereka yang terlahir pada
Mangsa Kaso di bagi menjadi Tiga Kelompok hari lahir. Pembagian kelompok itu disebabkan
berbagai efek dari pengaruh sifat hari kelahiran dalam Mangsa Kaso.
Eka Kelompok I : Mereka yang terlahir pada hari Minggu, Rabu dan Jumat. Mereka ini
terpengaruh daya pancaran gaib hari-hari kelahiran dari Mangsa Kaso. Pengaruhnya sangat kuat
dalam bidang keberuntungan ekonomi keuangan pribadi. Rejeki dan keuangannya pasang surut
tak menentu pada masa mudanya. Tetapi berkat ketekunan bekerja dan meningkatnya karier,
maka setelah umur 35 tahun rejekinya mulai membaik. Bahkan lebih baik lagi, karena akan
mendapatkan keuntungan yang tidak terduga.
Dwi Kelompok II : Mereka yang terlahir pada hari Senin. Mereka ini terkena pengaruh
pancaran gaib hari tersebut dalam Mangsa Kaso, pengaruhnya sangat kuat dalam bidang
keberuntungan keuangan dan ekonomi pribadi. Sejak kecil tidak pernah mengalami kekurangan
uang, sedangkan dalam bidang pekerjaan selalu dalam keadaan baik. Karena tepat memilih
pekerjaan. Walaupun begitu, orang kelahiran hari Senin pada Mangsa Kaso ini sangat
Matrialistis, tetapi gampang rejekinya. Lebih-lebih setelah berumur lebih dari 45 tahun, bisa
menjadi seorang hartawan besar yang ternama.
Tri Kelompok III : Mereka yang terlahir pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Mereka ini
mendapatkan pengaruh sifat kelahirannya ialah Mangsa dan Hari, yang menyatu dalam dirinya
dan mempengaruhi daya dan gaya kehidupan, baik tentang keuangan maupun ekonomi pribadi.
Sesuai dengan sifat hari Selasa, Kamis dan Sabtu yang keras, berani, bijaksana, tegas dan welas
asih. Maka begitu pula dalam tingkah mereka. Sehingga berpengaruh pula pada pelaksanaan
penggunaan keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun rejekinya baik, tetapi banyak
dihamburkan untuk kepentingan-kepentingan diluar anggaran pribadi. Artinya banyak
dipergunakan untuk menolong orang lain. Lancar rejekinya, tetapi mudah mengeluarkan uang
alias pemboros. Pada umur 29 tahun telah berhasil mendapat keberuntungan, tetapi karena
pemborosan dengan mempergunakan uang untuk kepentingan orang lain. Maka barulah setelah
lewat umur 36 tahun dapat sukses. Banyak orang yang menolongnya dengan tidak sengaja, tetapi
banyak pula yang memusuhinya. Mereka yang memusuhi, adalah orang-orang yang iri padanya.
Maka harus berhati-hati dalam memilih kawan, dan berhati-hati dalam segala langkah. Karena
pada usia diatas 45 tahun dapat mencapai kegemilangan ekonomi dan keuangan. Sukses dan
Dermawan.
Ilmu Falak
Jumat, 26 November 2010
MENCARI TANGGAL LAHIR MENURUT PERHITUNGAN MASEHI DAN
HIJRIYAH (Sebuah Kajian Teoritis Ilmu Falak) 0leh Sunarto, MA
A. Pendahuluan
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah menjadikan Negara kita Indonesia ini
sebagai Negara yang kaya akan budaya dan peradaban, termasuk kaya akan system penanggalan.
Dari multi sitem penggalan yang ada di bumi nusantara ini, setelah terjadi seleksi alam, hanya
tinggal dua macam penggalan yang pada umumnya masih banyak dipergunakan masyarakat luas.
Kedua penanggalan tersebut yaitu: penanggalan Masehi dan penanggalan Hijriyah.
Pada dasarnya ada dua macam penanggalan besar di dunia ini, yaitu penanggalan Masehi dan
penanggalan Hijriyah. Pertama penanggalan Masehi didasarkan atas peredaran bumi terhadap
matahari (system syamsiyah / solar system / tahun surya). Kedua penanggalan Hijriyah, yaitu
penanggalan didasarkan atas peredaran bulan mengelilingi bumi (system qamariyah / lunar
system / tahun candra).
Penanggalan Masehi yang diindentfikasi dengan masa kelahiran Isa al-Masih (tahun 1 M), jauh
lebih lama[1] dibanding penanggalan Hijriyah yang terkaitkan dengan peristiwa hijrah Nabi
Muhammad SAW. dari Makkah ke Yatsrib pada tahun 622 M. Kedua sistem penanggalan
tersebut saling terkait dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Dewasa ini telah terjadi pergeseran nilai budaya keislaman, dimana umat Islam lebih banyak
mengenal dan bangga dalam pemakaian pruduk-produk luar, dibanding pemakaian produk-
produk intern umat Islam itu sendiri. Misalnya dalam berpakaian, berbahasa termasuk dalam
pemakaian kalender (penanggalan). Pada umumnya umat Islam lebih mengenal penanggalan
Masehi dibanding penanggalan Hijriyah, bahkan mereka banyak yang tidak hafal nama-nama
bulan Islam (Hijriyah) terlebih kalau ditanya berapa jumlah hari dalam bulan Syaban,
Ramadhan? misalanya. Kebanyakan mereka tidak bisa menjawab, atau berpikir lebih lama baru
bisa mengungkapkan. Berbeda dengan bulan Masehi tentu kalau ditanya mereka hafal luar
kepala. Jangankan ditanya nama-nama bulan Masehi beserta urutannya, ditanya berapa jumlah
hari dalam bulan Januari, pebruari? misalnya, mereka dengan mudah dapat menjawabnya.
Hal ini mengundang keprihatinan kita semua, seharusnya umat Islam lebih hafal dan bangga
terhadap nilai dan simbul-simbul budaya keislaman, namun pada kenyataannya sebaliknya. Umat
Islam dewasa ini lebih familier terhadap produk-produk budaya luar, sementara merasa asing
dengan produk-produk sendiri. Kalau ditanya berapa tanggal lahir anda? pasti jawabnya tanggal
lahir Masehi, ironisnya kita sering tidak mengenal tanggal lahir Hijriyah kita sendiri, padahal itu
kalender umat Islam sendiri.
Penulis teringat waktu Prof. Ahmad Mansur Suryanegara[2] dalam menyampaikan makalahnya
berjudul, Disislamisasi Sejarah Nasional Indonesia, dalam seminar nasional yang berjudul
Historiografi Islam Indonesia, dengan bangganya beliu mencantumkam kalender Islam paling
depan, kemudian diikuti kalender Jawa, baru yang terakhir kalender Masehi.
Bukan maksud hati ingin mendikotomikan kedua istilah penanggalan tersebut, namun mari kita
sosialisasikan dan kita realisasikan symbol dan nilai-nilai kebudayaan Islam, karena itu
merupakan cermin karakter pribadi kita sendiri. Mari kita membumikan peradaban dan
kebudayaan Islam yang nyaris punah ini. Setidaknya ada keseimbangan dalam pemakaian
budaya Islam dengan budaya lain. Kalau bukan kita (umat Islam) lantas siapa yang peduli dan
mau mengaplikasikan produk-produk umat Islam itu sendiri?
Melihat dari keprihatinan tersebut, di sini saya rumuskan: Bagaimana cara mengetahui tanggal
lahir kita? (hari, bulan, tahun dan pasaran, baik dalam penanggalan Masehi maupun Hijriyah).
Pada kesempatan kali ini saya akan mendeskripsikan tentang kedua system penanggalan
tersebut, baik Masehi maupun Hijriyah berikut historisnya, guna mencari penanggalan (hari,
pasaran, tanggal, bulan, dan tahun ) kelahiran anda. Kedua penanggalan tersebut dapat dideteksi
dengan hasil yang akurat, selama salah satu dari kedua penanggalan tersebut dapat diketahui
datanya (tanggal, bulan dan tahun) dengan benar dan akurat.
B. Historis Penanggalan Masehi dan Hijriyah
Penanggalan Masehi yang diindentifikasi dengan kelahiran Isa al- Masih tersebut berdasarkan
atas peredaran matahari mengelilingi bumi dengan gerak semu dalam pandangan kasat mata,
padahal pada kenyataannya bumilah yang berputar megelilingi matahari dengan arah
rektrograd[3] secara kontinyu yang disebut berevolusi.
Dalam gerak semunya matahari bergerak dari titik aries pada tiap-tiap tanggal 21 maret dan akan
berakhir ke tempat semula. Mulanya lama waktu yang dibutuhkan dalam satu kali putaran
mencapai 364,2425 hari, sementara sesuai penelitian al-Battani dalam buku karya Baiquni
menyatakan, perputaran bumi terhadap matahari dalam satu tahun terdapat: 365 hari 5 jam 46
menit 24 detik.[4] Hal ini juga mengindikasikan betapa majunya peradaban Islam pada abad-
abad klasik tersebut, dimana al-Battani (858-929M) seorang astronom Islam dengan segala
keterbatasannya pada saat itu sudah dapat memprediksi perhitungannya dengan akurat.
Penelitian al-Battani tersebut pada abad-abad berikutnya akan menjadi bahan referensi terhadap
ilmuwan-ilmuwan lain yang hidup sesudahnya, termasuk ilmuwan-ilmuwan Barat yang hidup
pada abad pertengahan.
Sebenarnya system serupa ini telah berlangsung lama sebelum dilahirkannya Nabi Isa as. Saat
itu bulan yang pertama adalah bulan Maret, selanjutnya bulan April sebagai bulan kedua,
sedangkan bulan terakhir adalah bulan Pebuarius.[5] Baru kemudian saat DPR Yunani bersidang
untuk yang pertama kalinya pada bulan Januari, maka pada saat itulah diresmikannya Januari
sebagai permulaan bulan, kemudian Pebruari, Maret, dan seterusnya sampai Desember sebagai
bulan ke dua belas (bulan terakhir).
Kebenaran hal tersebut dapat diindentifikasi secara etimologis, bahwa makna September adalah
tujuh, sementara Oktober adalah delapan. Akan tetapi karena permulaan bulan bukan lagi
dimulai dari bulan Maret, bahkan maju dua bulan ke depan maka terhitung dari: Januari,
Pebruari, Maret dan seterusnya, maka bulan September (selanjutnya dibaca Saptember)
menempati nomor urut bulan ke sembilan, Oktober (bulan ke sepuluh) dan seterusnya sampai
bulan Desember (bulan ke duabelas).
Setelah berjalan beberapa tahun kemudian terjadi suatu perubahan lagi, dimana kelahiran Isa al-
Masih dijadikan barometer tahun pertama Masehi, sedangkan nama-nama bulan tetap.
Pergeseran tersebut terjadi pada saat revolusi bumi terhadap Matahari, yang tadinya dalam satu
kali putaran teardapat 364,2425 hari akan tetapi sekarang terdapat 365,25 hari yang disebut
system Yustinian.[6]
Seiring dengan perjalan waktu, setelah berjalan lebih dari 15 tahun system Yustinian ini juga
mengalami keraguan. Satu hal yang menarik perhatian, dan justru dapat membongkar
keotentikan system tersebut adalah saat menentukan wafatnya Isa al-Masih (Easterday) yang
diyakini oleh kaum Masehi hari itu jatuh pada hari Minggu setelah bulan purnama selalu terjadi
setelah tanggal 21 Maret (Matahari berada tepat di titik Aries). Pada hari itulah mereka peringati
sebagai hari wafatnya Yesus (Isa al-Masih). Akan tetapi akhir-akhir ini terjadi suatu pergeseran,
dimana hari yang mereka peringati tidak seperti yang mereka telah lakukan puluhan tahun yang
lalu. Sehingga hal ini merespon pemikiran Paus Gregorius XIII untuk menyusun koreksi-koreksi.
Akhirnya pada tanggal 4 Oktober 1582 keluarlah kebijakan dari Paus Gregorius XIII atas saran
dari Klafius melakukan koreksi tersebut denagan melakukan potongan 10 hari, sehingga esuk
harinya tidak lagi jatuh tanggal 5 Oktober 1582 malainkan jatuh tanggal 15 Oktober 1582.
Kebijakan tersebut diharapkan disaat kaum Masehi memperingati wafatnya Isa al-Masih jatuh
tepat hari Minggu setelah bulan purnama pada tanggal 21 Maret (Matahari berada di titik Aries).
Peristiwa itu merupakan hari bersejarah bagi kaum Masehi, sehingga pada saat itu revolusi bumi
terhadap matahari tidak lagi dihitung 365,25 hari, melainkan 365,2425 hari. Atas dasar
ketentuan ini maka tiap-tiap 400 tahun akan terjadi selisih 3 hari dengan sistem Yustinian.
Selisih 3 hari tersebut dapat diketahui dengan rumusan: tiap-tiap tahun abad yang tidak habis
dibagi empat ratus maka dianggapnya tahun pendek (basithah[7] = common year). Akan tetapi
bilangan abad yang habis dibagi empat dianggapnya tahun panjang (kabisat[8]= leap year).
Sedangkan rumusan yang menyatakan tahun yang tidak habis dibagi empat adalah tahun pendek,
sedangkan tahun panjang adalah tahun yang habis dibagi empat, rumusan ini masih tetap
berlaku.
Dengan demikian dapat diambil resume, bahwa siklus kecil tahun masehi itu empat tahun = 1461
hr, sedangkan siklus besarnya terjadi 400 tahun= 146.097 hari. Sebetulnya system diatas tersebut
masih bisa diperinci lebih detail lagi yaitu 365,24220 hari. Jadi dengan system gregorius tersebut
terdapat selisih 0,0003 hari tiap-tiap tahun, maka selama 3334 tahun akan terjadi selisih 1 hari
lagi.
Dalam 1 Tahun Masehi terdapat 12 bulan, yaitu: Januari, Pebruari, Maret, April, Mei, Juni, Juli,
Agustus, Saptember, Oktober, Nopember dan Desember. Jumlah hari dalam tahun Masehi
berkisar 30 31 hari, kecuali bulan Pebruari. Jumlah hari bulan Pebruari antara 28 atau 29 hari,
kadang 28 hari bila bertapatan dengan tahun pendek, kadang pula 29 hari kalau bertepatan
dengan tahun panjang. Karena itu jumlah hari dalam satu tahun Masehi terkadang 365 hari tahun
pendek atau 366 hari tahun panjang.
Untuk mempermudah dibikinlah skala perhitungan yaitu daur (putaran / siklus). Satu daur dalam
Masehi = 1.461 hari atau 3 x 365 hari + 1 x 366 hari, atau dengan kata lain 1 daur Masehi = 3 x
tahun pendek + 1 x tahun panjang.
Untuk mempermudah dalam perhitungan, perhatikan tabel di bawah ini!
Tabel Jumlah hari dalam tahun Masehi:
1. Januari : 31 : 31 : 31 hr
2. Pebruari : 28/29 : 59 : 60 hr
3. Maret : 31 : 90 : 91 hr
4. April : 30 : 120 : 121 hr
5. Mei : 31 : 151 : 152 hr
6. Juni : 30 : 181 : 182 hr
7. Juli : 31 : 212 : 213 hr
8. Agustus : 31 : 243 : 244 hr
9. Saptember : 30 : 273 : 274 hr
10. Oktober : 31 : 304 : 305 hr
11. Nopember : 30 : 334 : 335 hr
12. Desember : 31 : 365 : 366 hr
Berbeda dengan penanggalan Masehi, system penanggalan Hijriyah ini didasarkan atas
peredaran bulan mengelilingi bumi. Dalam satu kali putaran bulan mengelilingi bumi kurang
lebih 30 hari, untuk lebih tepatnya 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik. [9] Peradaran bulan tersebut
terjadi 12 x dalam setiap tahunnya, hingga kalau diakumulasikan dalam 1 tahun rata-rata terdapat
354 hari 8 jam 48,5 menit, atau lebih sederhananya 354 11/30 hari.
Sistem penanggalan Hijriyah ini dimualai sejak tahun 17 H. yaitu sejak pemerintahan Umar bin
Khattab ra. Setelah berlangsungnya pemerintahan Umar bin Khattab ra. 2,5 tahun, munculnya
gagasan penanggalan Hijriyah tersebut. Adapun yang melatarbelakangi timbulnya penanggalan
Hijriyah tersebut adalah akibat adanya pelemik kecil dikalangan intern para shahabat Nabi
tentang dokumen. Apakah terjadi pada bulan Syaban itu atau bulan Syaban yang lalu?
Pertanyaan tersebut belum terjawab, hingga Umar bin Khattab ra. selaku Khalifah yang kuasa
pada saat itu dengan otoritasnya mengumpulkan para sahabatnya untuk menggagas sekaligus
menciptakan penanggalan Hijriyah untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut sebagai solusinya.
Dalam menciptakan kalender Islam tersebut tentu ada standar yang harus disepakati bersama
sebagai star awal perhitungan. Walaupun pada awalnya terjadi perdebatan dan silang pendapat di
antara para sahabat, namun pada akhirnya terjadi kesepakatan tentang penetapan awal
perhitungan penanggalan Hijriyah. Yaitu dengan suara aklamasi akhirnya ditetapkan, bahwa awal
Hijrah Nabi Muhammad SAW. Dari Makkah Mukarramah ke kota Yatsrib (Madinah
Munawarah) tahun 622 M sebagai awal perhitungan penanggalan tahun Hijriyah. Adapun nama-
nama bulan serta system perhitungannya masih mengacu kepada tradisi masyarakat Arab pada
saat itu. Dalam pemakaian nama-nama bulan misalnya masih mengacu seperti nama-nama bulan
sebelumnya, yaitu: Muharram, Syafar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, dan seterusnya sampai Dzul
Hijjah sebagai bulan kedua belasnya. Sedangkan perhitungan tahun Hijriyah diberlakukan
mundur 17 tahun ke belakang.
Sejarah Islam mencatat, bahwa hijrah Nabi Muhammad saw. terjadi pada tanggal 2 Rabiul Awal
1 H.[10] bertepatan dengan 14 saptember 622 M. Apabila kalender Hijriyah tersebut dihitung dari
Muharram, maka tanggal 1 Muharram 1 H. bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622 M. hal ini bila
ditinjau dalam prespektif rukyat.[11] Karena pada tanggal 14 Juli 622 M. tinggi hilal baru
mencapai 5 (derajat) 57' (menit) karena hilal tidak dapat dirukyat maka harus diistikmalkan [12].
Akan tetapi bila ditinjau dalam perspektif hisab[13], maka 1 Muharram 1 H. jatuh pada tanggal
15 Juli 622 M,[14] karena tinggi hilal pada tanggal 14 juli 622 M sore harinya mencapai 5 57'.
Maka malam itu dan esuk harinya (Kamis, tanggal 15 Juli 622 M) ditetapkan sebagai permulaan
perhitungan tahun Hijriyah. Adanya perbedaan kedua metodologi (hisab, rukyat) tersebut yang
menyebabkan terjadinya perbedaan dalam penetapan permulaan tahun Hijriyah.
Untuk menghindari adanya pecahan angka tersebut maka diciptakannya istilah tahun panjang
(kabisat), dan tahun pendek (basithoh), dan untuk mempermudah dalam perhitungan
diciptakannya istilah Daur (putaran). Satu daur dalam tahun Hijriyah terdapat 30 tahun, yaitu: 11
tahun panjang dan 19 tahun pendek, tahun panjang berumur 355 hari sementara tahun pendeknya
354 hari. Jadi dalam 1 x daur (30 tahun) terdapat: 11 x 355 + 19 x 354 = 10.631 hari. Dalam
tahun Hijriyah tahun panjangnya terdapat pada bulan Dzul Hijjahnya = 30 hari, sementara tahun
pendeknya umur bulan Dzul Hijjahnya tetap 29 hari.
Adapun yang dimaksud tahun Kabisat (panjang ) dalam hijriyah yaitu, tahun bila dibagi 30
sisanya menunjukkan / bertepatan dengan salah satu huruf yang bertitik pada syair di bawah ini.
Begitu juga kebalikannya, bila tahun tersebut dibagi 30 sisanya tidak bertepatan dengan salah
satu huruf yang bertitik pada syair, maka dinamakan tahun basithah (pendek).
Perhatikan syair di bawah ini!
#
Tahun Kabisat (tahun panjang) adalah tahun yang bertapatan dengan huruf yang bertitik pada
syair di atas antara lain no: 2,5,7,10, 13,15/16[15],18,21,24,26 dan 29. Adapun angka selain yang
tersebut di atas adalah tahun Basithah (tahun pendek).
Dalam 1 tahun Hijriyah juga terdapat 12 bulan, yaitu : Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul
Akhir, Jumadil Awal, Jumadil akhir, Rajab, Syaban, Ramadhan, Syawal, Dzul Qadah dan Dzul
Hijjah. Adapun jumlah hari dalam tahun Hijriyah berkisar 29 30 hari, bulan ganjil 30 hari
sementara bulan genapnya 29 hari. Dimulai dari Muharram 30 hari, Safar 29 hari, Rabiul Awal
30 hari, Rabiul Akhir 29 hari terus berselang-seling sampai Dzul Hijjah. [16] Dalam satu
tahunnya terdapat selisih 10 11 hari lebih panjang tahun Masehi dari pada tahun Hijriyah.
Dalam melakukan perhitungan tentu jangan lupa perhatikan tabel di bawah ini!
Tabel Jumlah hari dalam tahun Hijriyah:
1. Muharram : 30 : 30 : 30 hr
2. Safar : 29 : 59 : 59 hr
3. Rabiul Awal : 30 : 89 : 89 hr
4. Rabiul Akhir : 29 : 118 : 118 hr
5. Jumadil Awal : 30 : 148 : 148 hr
6. Jumadil Akhir : 29 : 177 : 177 hr
7. Rajab : 30 : 207 : 207 hr
8. Syaban : 29 : 236 : 236 hr
9. Ramadhan : 30 : 266 : 266 hr
10. Syawal : 29 : 295 : 295 hr
11. Dzul Qadah : 30 : 325 : 325 hr
12. Dzul Hijjah : 29 : 354 : 355 hr
C. Teknis Perhitungan Penanggalan
Sebagaimana yang saya sampaikan dalam pendahuluan di atas, bila anda tidak hafal (lupa)
tentang penanggalan kelahiran anda[17], maka di sini anda dapat mencarinya melalui
perhitungan yang akan saya deskripsikan di bawah ini, tentu saja anda harus mengikuti prosedur
yang saya tentukan.
Misalkah nama anda Shofiah tanggal lahir, 27 Juli 2007 M, sementara anda belum mengetahui
berapa penanggalan Hijriyahnya dan pasarannya. Maka terlebih dahulu anda tentukan, apakah
tahun tersebut (2007 M) kategori tahun panjang atau tahun pendek? Oleh karena itu anda bisa
menentukan melalui berikut:
Th. 2007 : 4 = 501, 75. Maksudnya tahun 2007 setelah dibagi 4 hasilnya didapatkan 501 daur +
0,75 ( lebih 0,75), jadi tahun 2007 = tahun pendek/Basithah. Kalau sudah diketahui identitas
tahun tersebut baik panjang atau pendeknya, baru anda perhatikan dalam pikiran anda pada bulan
Pebruarinya. Bila tahun tersebut panjang maka Pebruarinya = 29 hari, akan tetapi bila pendek
maka pebruarinya 28 hari.
1. Contoh perhitungan penanggalan Masehi
Shofiah lahir pada hari : Jumat, tanggal 27 Juli 2007. Berapa penanggalan Hijriyahnya ? (hari,
pasaran, tanggal, bulan, dan tahun).
Jadi Shofiah yang lahir pada tanggal 27 Juli 2007 M, bertepatan dengan hari: Jumat kliwon,
tanggal 12 Rajab 1428H.
Jadi Shofiah yang lahir pada tanggal, 12 Rajab 1428 H bertepatan dengan hari: Jumat kliwon,
tanggal 27 Juli 2007 M.
Jadi Indana Zulfa yang lahir pada tanggal 19 Dzul Hijjah 1426 H bertepatan dengan hari:
Kamis Legi, tanggal 19 Januari 2006 M.
Jadi Indana Zulfa yang lahir pada tanggal 19 Januari 2006 M bertepatan dengan hari: Kamis
Legi,19 Dzul Hijjah 1426 H.
Bila diketahui, Tahun Baru tanggal 1 Januari 2010 M, berapa penanggalan Hijriyahnya? (hari,
pasaran, tanggal, bulan, dan tahun).
Tanggal 1 Januari 2010 M (tahun pendek)
2009 th : 4 = 502 daur + 1 th + 0 bln + 1 hr
502 x 1461 = 733422 hr
1 x 365 = 365 hr
0 bulan = 0 hr
Tanggal = 1 hr
733788 hr
Anggaran Gregorius XIII = - 13 hr
Jumlah hari dari awal Masehi - tanggal 1 Januari 2010 M = 733775 hr
Tafawut Masehi Hijriyah = - 227016 hr
Jumlah hari dari awal Hijriyah - tanggal 1 Januari 2010 M = 506759 hr
506759 : 10631 = 47 daur +7102 hr
47 x 30 = 1410 th
7102 : 354 = 20 th + 22 hr
Dalam 20 th terdapat th kabisat = - 7 hr
Tanggal = 15 hr
Tanggal 15 Muharram 1431 H
Jadi Awal Tahun Baru 1 Januari 2010 bertepatan dengan hari: Jumat Wage, 15 Muharram
1431 H.
Konversikan dari Penanggalan Hijriyah ke Masehi!
Bila diketahui tanggal, 3 Saptember 2008 M. Berapa penaggalan Hijriyahnya? ( Hari, pasaran,
tanggal, bulan dan tahun).
Jadi tanggal 3 Saptember 2008 M bertepatan dengan hari: Selasa, Pon, 1 Ramadhan 1429 H.
Konversikan dari Penanggalan Hijriyah ke Masehi!
Jadi tanggal 1 Ramadhan 1429 H bertepatan dengan hari: Selasa, Pon, 3 Saptember 2008 M.
Hasil akumulasi angka yang telah anda dapatkan, misalnya : 732886 dibagi 5, sisanya
menunjukkan salah satu angka : 1,2,3,4, 5/0. Dihitung dari pasaran. Kliwon = 1; Legi = 2 ;
Paing = 3; Pon = 4; Wage = 5/0.
Contoh 1: 732886 : 5 = 146577,2. 0,2 x 5 = 1 (1). Jadi 1 = Kliwon.
Contoh 2: 732332 : 5 = 146466,4. 0,4 x 5 = 2. Jadi angka 2 = Legi.
Contoh 3: 733775 : 5 = 146755. Tidak ada sisa = 0, jadi 0 = Wage.
Contoh 4: 733289 : 5 = 146657,8. sisa = 0,8x5= 4. jadi 4 =Pon.
Hendaknya umat Islam saat sekarang mulai sadar dan responsip terhadap nilai budaya dan
peradaban Islam itu sendiri. Seiring dengan pesatnya peradaban dunia yang tidak diimbangi
dengan nilai-nilai peradaban Islam maka, nyaris lenyaplah perdaban Islam dari permukaan bumi
ini. Oleh karena itu mari bersama-sama kita lestarikan, kembangkan dan aplikasikan dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Kesimpulan di bawah ini merupakan representative terhadap metode perhitungan dengan segala
varianya meliputi: Penanggalan Tahun Masehi, Penanggalan Tahun Hijriyah, Penanggalan
Tahun Pendek (Basithah ), dan Penanggalan Tahun Panjang ( Kabisat ). Sebagaimana yang saya
simpulkan di bawah ini:
1. Shofiah yang lahir pada tanggal 27 Juli 2007 Masehi bertepatan dengan hari Jumat Kliwon,
12 Rajab 1428 Hijriyah.
2. Indana Zulfa yang lahir pada tanggal 19 Dzul Hijjah 1426 Hijriyah bertepatan dengan hari
Kamis legi, 19 Januari 2006 Masehi.
3. 1 Januari 2010 Masehi (tahun Kabisat/ panjang ) bertepatan dengan hari Jumat Wage, 4
Muharram 1431 Hijriyah.
4. 3 Saptember 2008 Masehi (tahun Basithah/ pendek) bertepatan dengan hari Selasa Pon, 1
Ramadhan 1429 Hijriyah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahan, Depag RI
Ahmad Baiquni, Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan Keislaman, Yogyakarta: PT. Dana
Bhakti Prima Yasa, 1997 M.
Almanak Hisab dan Rukyat, Jakarta: Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama Pusat
Republik Indonesia, 1981 M.
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: PT. al-Husna Zikra,1997 M.
Muslim ibnu Hajjaj, Shahih Muslim, Bairut: Dar Fikr, 1414 H / 1993 M.
Muh. Wardan, Hisab Urfi dan Hakiki, Jogjakarta: TB. Siaran, 1957 M.
[1] Menurut penelitihan selisih antara tahun Masehi-tahun Hijriyah terdapat 227015 hari
( menurut Hisab ) atau 227016 hari ( menurut Rukyat). Perbedaan tersebut disebabkan adanya
perbedaan penetapan awal bulan Muharam 1 Hijriyah yang jatuh pada tanggal 15 Juli 622 M
( menurut Hisab), atau tanggal 16 Juli 622 M ( menurut Rukyat).
[2] Prof. Ahmad Mansur Suryanegara, beliau adalah Guru Besar Sejarah UIN Bandung. Sewaktu
beliu menyampaikan dalam cover makalahnya sebagai berikut: Deislamisasi Sejarah Nasional
Indonesia. Seminar Historiografi Islam Indonesia Puslitbang Lektur Keagamaan, pada 20 Dzul
Qodah- 1 Dzul hijjah 1428 H, Ahad Kliwon Senin Legi, 9-11 Desember 2007 M di Hotel
Permata Alam Jalan Raya Puncak KM 83 Cisarua Bogor Jawa Barat. Beliu juga terkenal sebagai
figur Sejarahwan yang kontrofersial, menurutnya catatan sejarah Nasional banyak yang tidak
sesuai dengan fakta sesungguhnya, sarat dengan pesan orentalis dan otoritas penguasa saat itu.
[3] Putaran dari arah barat ke timur.
[4] Ahmad Baiquni, Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan Keislaman, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti
Prima yasa, 1997, h. 69
[5] Almanak Hisab dan Rukyat, Jakarta: Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama Pusat
Republik Indonesia, 1981, h. 40
[6] Almanak Hisab dan rukyat, h. 40
[7] Basithah maksudnya tahun pendek, tahun basithah dalam Masehi maksudnya tahun yang
tidak habis dibagi empat. Misalnya tahun 2009 : 4 = 502,25. Atau tahun abad yang tidak habis
dibagi 400. Contoh : abad 17, 18. Dan 19. Tahun 1700 : 4 = 425, 1700 : 400 = 4,25. Walaupun
tahun 1700 (abad 17) habis dibagi 4 akan tetapi tidak habis dibagi 400 maka tetap tahun tersebut
dinamakan tahun pendek.
[8] Kabisat adalah kebalikan dari Basithah, tahun kabisat yaitu tahun panjang, tahun yang habis
dibagi 4, contoh: 2000 : 4 = 500.Demikian pula abad yang habis dibagi 400 dinamakan tahun
panjang. Contoh: 2000 : 400 = 5, jadi tahun 2000 berarti tahun panjang.
[9] Pedoman Perhitungan Awal Bulan Qamariyah, Jakarta: Direktorat Pembinaan Badan
Peradilan Agama Islam, Depag RI, 1994/ 1995. h. 4
[10] Almanak Hisab dan Rukyat, h. 42. Sementara menurut Ahmad Syalabi dalam bukunya,
Sejarah dan Kebudayaan Islam, menyatakan bahwa Rasulullah sampai ke Yatsrib pada tanggal
12 Rabiul Awal. Pendapat Syalabi ini mengutip dari Ibnu Qutaibah dalam al-Maarif 75.
Menurut penulis sendiri setelah melakukan perhitungan lebih cenderung kepada pendapat
pertama, yaitu yang menyatakan, Hijrah Nabi saw. jatuh tanggal 2 Rabiul Awal 1H. wallahu
alamu bis shawab.
[11] Rukyat bermakna melihat dengan mata telanjang, yaitu melakukan observasi hilal
menjelang akhir bulan qamariyah (biasanya dilakukan tiap-tiap akhir tanggal 29 bulan
qamariyah) dengan melalui mata telanjang atau memakai teropong bintang, untuk menentukan
awal bulan qamariyah / awal penanggalan Hijriyah.
[12] Diistikmalkan maksudnya disempurnakan, bilangan hari dalam bulan Hijriyah
disempurnakan menjadi 30 hari karena adanya indikasi hilal tidak dapat dirukyat. Hal ini atas
dasar hadits Nabi saw. Dari Abdullah Ibn Muad bersambung sampai Abu Hurairah ra.
Mendengar Rasulullah saw. bersabda, Berpuasalah kamu tetkala melihat hilal dan berbukalah
tetkala melihat hilal, apabila mendung hilal tidak terlihat olehmu maka hitunglah
(sempurnakan) bilangan (bulan tersebut) tiga puluh hari. HR. Muslim, Shahih Muslim, Bairut:
Dar Fikr, 1414 / 1993 M., Jilid-1, h. 482.
[13] Hisab yang berarti hitungan adalah suatu metodologi alternative yang dapat dipakai dalam
menentukan awal bulan qamariyah selain rukyat. Sesuai dengan fatwah MUI, bahwa penetapan
awal bulan qamariyah bisa dilakukan dengan cara rukyat atau Hisab.
[14] Hal ini juga yang dijadikan pedoman Muhammadiyah sebagaiamana yang tercantum dalam
bukunya Muh. Wardan, Hisab Urfi dan Hakiki, Jogjakarta: TB.Siaran, 1957, h. 9.
[15] Menurut ahli hisab kabisat jatuh no. urut ke -16nya (), sementara pendapat ahli rukyat no.
urut ke-15nya () .
[16] Kecuali bulan Dzul Hijjah ( bulan ke -12), bila bertepatan dengan tahun panjang maka
jumlah harinya bertambah 1 hari, yang tadinya 29 hari menjadi 30 hari. Akan tetapi bila
bertepatan dengan tahun pendek maka jumlah harinya tetap 29 hari.
[17] Penanggalan anda maksudnya: hari, pasaran, tanggal, bulan, dan tahun, baik dalam Masehi
atau Hijriyah. Dengan catatan anda sudah mengetahui dengan benar salah satunya, maksudnya
bila anda belum mengetahui penanggalan Hijriyahnya, pastikan anda sudah mengetahui
penanggalan Masehinya, begitu juga sebaliknya.
Perhitungan Abajadun
Segala puji hanya milik Allah. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada
Junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Ilmu Falak adalah ilmu perbintangan yang diketemukan oleh salah seorang wali tersohor yaitu
Syekh Abu Ma'syar Al Falaqi melalui riyadhoh selamah 40 hari di sebuah gua. Ilmu ini sangat
berguna sekali bagi kita yang ingin menginginkan kehidupan yang lebih baik. Ilmu ini tidak
mendahului takdir dari Allah SWT, asalkan niat kita karena Allah SWT dan seraya momohon
kepada Allah SWT demi kehidupan yang lebih baik Fa' Insya'Allah kita akan mendapatkannya
melalui perhitungan ini. DIbawah ini kami paprkan metode perhitungan perjodohan.Apakah
nanti ketika menikah baik atau buruk, bahagia ataukah celaka, kita dapat membacanya dari
perhitungan ini. Dan kami mohon kepada pembaca agar tetap memasrahkan diri kepada Allah
SWT dengan keyakinan bahwa segala takdir kembali kepada Allah SWT. Caranya seperti
dibawah ini:
Huruf
Arab
Nama
Alif Ba Jim Dal Ha Wawu Za Ha Tho Ya
Huruf
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Angka
Huruf
Arab
Nama
Kaf Lam Mim Nun Sin Ain Fa Shod Qof
Huruf
Nilai
20 30 40 50 60 70 80 90 100
Angka
Huruf
Arab
Nama
Ro Syin Ta Tsa Kho Dzal Dlod Dho Ghoin
Huruf
Nilai
200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Angka
Contoh :
terdiri dari huruf 'ain = 70, mim = 40, dan ro' = 200 dan pasangan anda misal
terdiri dari Za' = 7, ya' = 10, nun = 50, dan ba' = 2 total = 69.
3. Jumlahkan keduanya ====> 200 + 69 = 269.
4. Bagi dengan 8 sisanya cocokkan dengan nadhom dibawahnya. Contoh :
269 : 8 = 33 sisa 5. Berarti jatuh pada Yusrun artinya penuh dengan kemudahan.
Nadhom perjodohan :
#
Suruurun wa Huznun wa-Jtimaun wa Furqotun #
Wa Yusrun Wa 'Usrun tsumma Saqmun wa Afiyah
Artinya:
1)Bahagia dan 2)Susah dan 3)Berkumpul/cocok dan 4)Berpisah/cerai
Dan 5)Mudah dan 6)Sulit kemudian 7)Sakit-sakitan dan 8)Sehat
Hal ini bukanlah untuk mendahului takdir, tetapi untuk salah satu ikhtiar memilih jodoh. Jodoh
itu sendiri tetaplah rahasia yang berada dalam genggaman Allah SWT. Mudah-mudahan ada
manfaat dan gunanya. Amin. Terima kasih telah mengunjungi blog kami.
Cara menangkap maling tersebut tentu tidak asal-asal tebak sebab menggunakan
perhitungan yang amat jeli dan bukan ramalan,sebab ini pakai hitungan yang sangat
jlimet
Tips mengetahui ala primbon jawa asli ini ternyata bisa di tebak sebab kejadian bisa
di hitung dari netu jawa (pasaran jawa) bagaimana itu ?
Petung kanggo nggoleksi durjono ing ngisor iki di pratelake menyang arah ing ngendi
playuning durjono anggone nyingidake dirine, utowo enggone nggedake barang
malingane.
Ilmu kejawen iki di percaya leluhur lan dening kahanan katarik geteran gaib kang
mrabawani . gungungen neptune dino lan pasaran mau.
(hitungan mencari orang jahat/maling yang di prediksi jalan ke arah mana larinya
maling/penjahat sembunyi/menyembunyikan barang curiannya, maka dengan ilmu
kejawen dapat ketarik getaran gaib yang memiliki wibawa/kekuatan.
Neptune dino :
Minggu : 5
Senin :4
Seloso : 3
Rabu :7
Kamis : 8
Jumat : 6
Sabtu : 9
Nah beginilah ilmu kejawen yang di yakini oleh leluhur dan sebagian orang Jawa
banhkan para normal juga menggunkan hal ini untuk menyibak tabir,serta bisa untuk
nebak dan meringkus maling.
Untuk itu bila di cocokan kemalingan di tempat pak ujang ps hampir cocok dengan
primbon sebab di lapangan memang lokasi yang di jebol dan untuk lari di sebelah
kidul kulon, yang lokasinya merupakan neptu hari ahad, dengan jumlah neptu ahad :
5 sedang neptu legi 5 total : 10 Jadi jelas lapangan dan primbon cocok.
sayangnya angka 10 merupakan angka aman sehingga maling perkutut di tempat pak
Ujang ps lolos dan tidak tertangkap.
Tentu saja bila maling mencuri di hari selasa dengan neptu 3 dan pasarannya kliwon
maka akan dapat di prediksi dan mungkin bernasip sial
Tentunya pula ilmu ini dapat tepat atau mleset jika paranormal yang menghitung
hanya mata duwitan yang hanya menghasilkan perhitungan mleset, sehingga tidak di
percaya lagi.
Terkait Pencurian di farm uajng ps saat media ini mencocokan TKP kemalingan
burung perkutut setelah di di cocokan dengan ilmu primbon hampir tak terbantahkan.
Karena lokasi yang di rusak dan di jebol betul dari kidul kulon dan mengakibatkan
burung lenyap.
Nah anda percaya ? inilah ilmu leluhur orang jawa kuno (primbon) yang masih
berlaku di zaman sekarang serta di zaman modern, pesan majalahburungpas harap hati
hati dan waspada pencuri bisa leluasa mendeksi peksi anda ""Tim redaksi.
Membahas tentang peradaban jawa memang tidak ada habisnya, apalagi kalau urusan hitung-
hitungan ala orang jawa banyak sekali hal-hal yang di luar nalar di jaman modern ini. Namun
meskipun demikian kita juga tidak boleh begitu saja meninggalkan peradaban tersebut. Karena
memang kadang-kadang kita juga masih harus percaya terhadap perhitungan jawa contohnya
saja kalau di kampung saya anak kecil yang menangis terus-terusan tanpa mengeluarkan air mata
biasanya akan berhenti menangis kalau dengan bantuan dukun atau para orang tua jawa.
Dalam artikel kali ini saya akan memberikan sedikit tips cara mencari barang hilang atau lupa
tempatnya dengan bantuan hitungan jawa. Percaya atau tidak masih banyak orang di sekitar saya
yang menggunakan trik ini untuk mengetahui kemana kira-kira barang tersebut. Perhitungan trik
ini berdasarkan jumlah hari dan pasaran hari saat pertama kali hilang atau lupa sebelumnya saya
sudah memberikan cara menghitung hari beserta pasaran baca:cara menghitung hari lahir ala
hitungan jawa.
Caranya adalah jumlahkan jumlah hari dan pasaran kapan pertama kali barang hilang tersebut,
kemudian hitung dengan jari anda. ingat pada jari mana anda berhenti sesuai jumlah hari dan
pasaran tersebut. Setelah anda ingat, hitung kata ini (BUMI,LANGIT,SURGA,NERAKA) yang
urutannya sama persis dengan cara anda menghitung jumlah hari tadi sampai berhenti tepat
dimana anda berhenti saat menghitung jumlah hari tadi.
Contoh: barang hilang hari selasa pon maka jumlahnya adalah selasa=3 dan pon=7. Dihitung
mulai jari kelingking akan berhenti pada jari jempol. kemudian hitung kata-kata yang berwarna
merah di atas dan akan berhenti pada kata langit.
Setelah anda hitung cocokkan hasil hitungan anda dengan makna di bawah ini:
BUMI : Berarti barang yang hilang tersebut jatuh, coba anda cari di sekitar rumah anda atau
perjalan anda
LANGIT : Berarti barang tersebut berada di bagian atas rumah atau di lantai atas rumah anda
SURGA : Berarti barang tersebut masih berada di dalam rumah anda sendiri
NERAKA : Berarti barang tersebut berada di sekitar dalam dapur anda atau rumah bagian
belakang anda.
Percaya atau tidak, hitungan ini masih di pakai di lingkungan tempat tinggal saya
Pasti anda pernah merasa kesal banget ketika barang anda tiba-tiba hilang atau kelupaan ditaruh
dimana?
1. Jangan mencarinya
ketika barang anda hilang, jangan lah langsung dicari. Tunggu sampai pikiran jernih dan siap
untuk mencarinya secara sistematis.
akuilah, kalau persoalannya bukan terletak pada barang yang hilang ? Melainkan masalahnya ada
pada diri sendiri.
3. Ingatlah aturan 3k
kenyamanan, duduklah dalam posisi santai. Bersandar dan tariklah napas dalam-dalam.
Ketenangan, redakan semua ketegangan dan kegelisahan. Tentu anda gemas ketika barang
hilang. Tapi, tenangkan diri dan hilangkan pikiran yang mencemaskan.
Keyakinan, katakanlah dalam hati bahwa segalanya akan cepat dan mudah, barang yang hilang
itu akan ditemukan lagi.
mengherankan! Terkadang barang kita berada di tempat yang seharusnya. (mungkin orang lain
membantu menyimpan/mengembalikan barang tersebut)
5. Terselip
jarang ada barang yang dikembalikan ke tempat seharusnya. Jadi, periksalah tempat terakhir
ketika barang itu digunakan.
terkadang hal semacam ini sering juga terjadi, bisa saja kita melihat barang tersebut namun tak
menyadarinya. Ketika menjadi begitu gelisah sehingga tak menyadari apa yang ada di depan
mata. Jadi tenangkan diri, ingat 3k.
7. Tertutupi
mungkin barang anda berada pada tempat yang seingat anda merupakan tempatnya, hanya saja
tertutupi oleh barang lain. (koran dan selendang biasanya menjadi biang keladinya)
8. Pikir kembali
tidak berhasil menemukan barang anda ? Di suatu tempat di alam bawah sadar, anda tahu dimana
tempat meletakan barang tersebut. Pikirkan kembali, ambil kembali ingatan itu, dan tarik garis
lurus yang menghubungkan ingatan itu dengan barang anda.
9. Zona eureka
banyak barang berada di dekat tempat yang menurut anda seharusnya merupakan tempat barang
itu. Barang itu hanya sedang mengalami salah penempatan. Barang cenderung berada tidak lebih
dari setengah meter dari tempat asalnya. Ukur radius tersebut, itulah zona eureka anda.
jangan berulang kali mencari pada tempat yang sama. Jika barang tersebut tidak ditemukan
ketika pertama kali mencarinya, maka ketika waktu kedua mencari pada tempat itu kembali tentu
akan tidak ada (dengan menganggap, pemeriksaan pertama memang teliti).
ikuti jejak anda. Telusuri lagi langkah anda dari tempat terakhir yang anda ingat melihat barang
itu. Ibarat seorang detektif, mungkin anda akan berteriak, "aha!".
terkadang barang bukannya salah tempat, melainkan dicuri. Dekatilah orang yang anda curigai
dan tanyakan (harus diplomatis yah) apakah dia mungkin mengambil atau meminjam barang
anda
Diciptakan untuk dijalani. Diciptakan untuk dicoba dan berhasil. Inilah prinsip siswa
perguruan olah batin. Bagaimanapun juga diciptakannya banyak ajian oleh para leluhur
kita dulu tidak hanya untuk menjadi perbendaharaan ilmu kesaktian saja. Namun,
berbagai ajian itu diciptakan agar dilakoni/dijalani dan memberikan kemanfaatan.
Pada suatu kurun waktu, adalah sebuah suratan takdir bila seseorang harus mengalami sebuah
kejadian yang tidak diharapkannya. Misalnya, apa yang dialami oleh nenek atau kakek kita dulu,
atau simbahnya kakek atau nenek kita dulu. Kalau di suruh memilih, mungkin mereka akan
memilih hidup di jaman sekarang yang serba enak dan mudah. Namun, karena takdir akhirnya
mereka harus dilahirkan pada jaman peperangan, jaman sengsara, jaman dimana seleksi alam
berlaku: yang kuat akan menang dan yang lemah akan kalah.
Dalam khasanah perbendaharaan ilmu kesaktian Jawa, kita mengenal Aji Panglimuman. Pemilik
ajian ini benar-bila bisa menghilang dari pandangan mata sehingga tidak bisa dideteksi
keberadaannya. Para pendekar yang memiliki aji panglimunan dipastikan mereka yang ilmu
kesaktiannya sudah sampai tataran tinggi. Olah rasa/batinnya sudah benar-benar bisa dibuktikan.
Sebab ajian ini sebenarnya untuk njangkepi/melengkapi semua ajian yang sudah ada.
Ajian panglimunan adalah jenis ajian yang tidak digunakan untuk menyerang, namun untuk
menghindar dari serangan fisik dan metafisik. Maka sifat Aji panglimunan ini adalah untuk
bertahan dan menjauh tanpa diketahui oleh pihak lawan. Meskipun begitu, Aji Panglimunan juga
bisa digunakan untuk memasuki wilayah-wilayah musuh untuk mencuri informasi penyerangan.
Maka ajian ini cocok untuk para telik sandi namun tidak boleh digunakan untuk mencuri. Sebab,
bila digunakan untuk mencuri untuk kepentingan pribadi, maka si pemiliknya akan mendapatkan
celaka.
Untuk mendapatkan ajian langka ini, para murid paguron harus melaksanakan laku sebgai
berikut: Puasa ngebleng 7 hari 7 malam, dimulai pada hari Selasa Kliwon. Mantra ajian ini
sebagai berikut:
Sir ora katon, sirep berkat saking nabi Muhammad la illaha illallahu yahu anta anta hem,
iyo iyo hum nasrum hu allah
Setelah usai menjalani laku, pagi harinya saat matahari terbit para murid ini merapalkan mantra
aji panglimunan dan membuktikan apakah mereka sudah bisa menghilang dengan cara melihat
bayangannya sendiri. Tanda-tanda ajian ini sudah bekerja dengan baik adalah bila tubuhnya
sudah tidak ada bayangannya lagi. Ini artinya mata manusia biasa sudah tidak bisa melihat
dirinya lagi.
Namun, bila belum berhasil menghilangkan tubuh, itu berarti dia masih belum menguasai aji
panglimunan dan harus kembali menjalani laku puasa ngebleng dari awal.
Bila sudah berhasil menguasai ajian hebat ini termasuk juga ajian lin, oleh para leluhur kita
disarankan untuk menggunakannya dengan bijaksana yang disertai dengan sikap rendah hati dan
mampu menguasai emosi sebaik-baiknya. Bhirawa Anoraga: Perkasa tapi rendah hati. Sebab
sebaik-baik manusia adalah manusia yang berbudi luhur dengan memeri kemanfaatan pada
sesama, mengayomi/melindungi mereka yang lemah dan tidak menebar permusuhan. Kebaikan
pasti akan mengalahkan kejahatan. Suradira jayadiningrat, lebur dening pangastuti.
Kemudian Setelah membaca ASMA MANDAL diatas, dilanjutkan dengan menyebut atau
membaca:
"Ya Syech Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani. Ya Sayyidina Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani, Ya
Maulana Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani. Ya Makbduma Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani. Ya
Khowajab Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani. Ya Syaah Muhyiddin Abdul Qoliir Jaelani, Ya
Daridisa Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani, Ya Qutba Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani. Ya Sulthona
Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani.
Ya Ghaotsa Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani. Ya Sayyidas Muhyiddin Abdul Qodir Jaelani".
Lalu ditutup dengan doa : Allohumma lakal kullu, wa minkal kullu, wa bikal kullu, wa ilaikal
kullu, wa kullul kulli, birohmatika ya arhamarrohimiin.
LALU TIUPKAN PADA MATA ANAK KECIL YANG AKAN MENJADI MEDIATOR
DALAM RANGKA MENCARI PENCURI ATAU PADA KERTAS HVS YANG POLOSYANG
SUDAH DIBASAHI.
(CATATAN: Doa / Amalana ini dihafalkan terlebih dahulu dan diamalkan sehabis sholat fardhu)
Siapkan anak kecil berusia 12 tahun kebawah (belum baligh), dan siapkan pula toples bening
berisikan air. Lalu tangan kita (Ujung jari-jari tangan kanan) dicelupkan setengah. Mulailah
dengan khusyu' membaca amalan ASMA MANDAL diatas sampai dengan selesai. Lalu oleskan
air yang kita sentuh/pegang dengan ujung jari tangan kanan tadi pada mata "Si Anak Kecil" yang
siap menjadi Mediatornya (Yang sebelumnya anak kecil tersebut suruh memejamkan matanya,
lalu usap matanya dengan air yang sudah kita mantrai/bacakan mantra tadi). Setelah itu suruh
anak kecil tersebut membuka matanya dan suruh menyebut "Khodam Hadir... !" Tunjukkan
wajah Pencurinya...!" Setelah anak tersebut selesai membantu kita usap lagi matanya dengan
membacakan sholawat sebanyak (3X)
Siapkan kertas putih palos HVS, lalu dilipat-lipat (4 kali lipatan) menjadi empat persegi yang
mengecil, selanjutaya celup-celuplah kertas tersebut didalam gelas/baskom yang sudah berisi air
sambil membaca amalan ASMA MANDAL diatas, setelah selesai buka kertas yang sudah basah
tersebut secara perlahan dan kalau bisa jangan sarnpai robek, lalu tiup kertas tersebut dan buka
secara perlahan, setelah kertas dibuka kembali pada ukuran kertas semula, langsung arahkan
padalampu atau sinar matahari (Jangan terlalu dekat lampu atau Matahari), maju mundurkan
secara perlahan kertas tersebut dan dalam hati katakan "KHODAM HADIR...!" TUNJUKKAN
WAJAH/NAMA SIPENCURI. Lihat secara perlahan sekeliling kertas tersebut hingga wajah atau
nama Si Pencuri tersebut muncul seperti negatif Film.
Related Posts
Dalam ilmu hitam, ada sebuah cabang ilmu yang disebut sirep, yakni ilmu yang menidurkan
orang. Biasanya ilmu ini di amalkan untuk tujuan jelek. Tidak mengherankan bila pengamalnya
keanyakan orang-orang yang berprofesi sebagai pencuri. Dengan menggunakan ilmu sirep.
Maling mampu berbuat leluasa di dalam rumah korban, sebab, korban ilmu ini bisa tidur tak
sadarkan diri sampai pagi. Walaupun seandainya dia mendengar suara-suara yang mencurigakan,
tapi terasa berat untuk membuka kelopak mata.
Seperti ilmu-ilmu lainnya, ilmu sirep juga bertingkat-tingkat kekuatannya. Dan yang sudah
cukup terkenal di antaranya adalah :
4.Sirep Nagapasa, kekuatannya puluhan Km, dan yang terkena pancarannya bisa sakit, bila
kondiosinya lemah akibat getarannya yang sangat kuat. Waktu untuk melakukan daya ilmu ini
adalah antara jam 10 malam sampai sam 3 pagi.
Adapun cara kerja ilmi sirep ibarat suatu radar atau gelombang elektromagnetik, gerak
pancarannya lurus tidak dapat berbelok-belok seperti gelombang amplitudo modulasi atau
modulasiwave, dengan pancaran terendahnya sekitar 2 jengkal di atas bumi.
Mengingat cara kerjanya yang seperti itu maka cara menangkalnya tidak perlu dengan puasa,
tetapi cukup tidur diatas lantai atau tanah sambil berdoa sebisanya mohon keselamatan. Dengan
tidur langsung diatas tanah atau lantai, tidak akan mudah terkena pancaran hawa daya tersebut.
Atau kalaupun terkena, tidak akan berpengaruh. Sebab dengan tidur di lantai berarti badan kita
bersatu dengan bumi, dan ilmu apapun jenisnya akan tawar bila menyentuh tanah.
Selain cara diatas, masih ada cara lain untuk menangkal ilmu sirep, yaitu : Apabila pada jam-
jam yang telah di sebutkan. Anda merasakan kantuk yang berlebihan dan badan tiba tibaterasa
lemas, sebaiknya buru-buru pergi ke kamar mandi. Basahilah tubuh Anda dari rambut sampai ke
ujung kaki. Pada siraman yang terakhir, masukan sedikit garam ke dalam gayung berisi air, lalu
basahilah tubuh Anda.
Tidak ada mantera yang perlu dibaca. Setelah itu Anda keluar, lalu taburkan sedikit garam ke
pojok-pojok rumah. Kemudian Anda kembali ke tempat tidur. Sebelum memejamkan mata,
matikan lampu di ruang depan dan belakang, sementara lampu di luar rumah biarlah menyala.
Kemudian jangan lupa berdoa dan Anda aman, tidak akan terkena serangan ilmu sirep.
Sebelum menjadi kekasih Allah, para wali Allah selalu berusaha agar di dalam hidupnya mereka
tidak melanggar larangan Allah SWT. Mereka gemar melakukan mujahadah dan riyadhah
-membebani diri dengan ibadah sunah yang banyak dan selalu menahan diri dari keinginan nafsu
dan syahwat- untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
Dan pada akhirnya Allah meridhai dan memilih mereka menjadi kekesih-kekasih-Nya. Para
kekasih Allah mendapatkan hadiah dari Allah berupa karaamah (hal-hal yang luar biasa yang
tampak pada diri seorang yang saleh). Salah satu bentuk karaamah itu adalah ia bisa menolong
orang dengan doa atau cara tertentu yang tidak lazim.
Hal ini juga terjadi pada Kyai Kholil Bangkalan, Kyai alim yang hampir setiap orang Islam
Indonesia pasti telah mendengar namanya. Dikisahkan, ketika para petani timun akan memetik
timun-timun yang siap dipanen, mereka berulang kali mendapati sebagian besar timun-timun itu
sudah raib entah kemana.
Mereka telah berusaha untuk mencari tahu apa penyebab hilangnya timun-timun yang sudah siap
dipanen itu, tetapi hasilnya tetapi nihil. Kemudian mereka mengadakan musyawarah dan
akhirnya diputuskan bahwa mereka akan meminta solusi kepada Kyai kholil. Ketika para petani
tiba di kediaman Kyai kholil, beliau sedang membacakan kitab jurumiyah (kitab yang membahas
tentang ilmu tata bahasa Arab tingkat pemula) di hadapan para santri.
Kyai Kholil menghentikan pengajarannya sejenak lalu bertanya kepada para tamu yang datang,
apa keperluan kalian datang kesini?, para petani kemudian menceritakan peristiwa yang
mereka alami. Karena sering mengalami kerugian gagal panen, mereka memohon dengan sangat,
tolonglah Kyai, berikan kami doa agar kami tahu apa penyebab hilangnya timun-timun itu.
Mata Kyai mengarah pada suatu kalimat dari kitab yang baru diajarkannya, qaama zaidun
(kalimat bahasa Arab yang berarti; Zaid berdiri). Kemudian Kyai Kholil berkata, karena
pelajaran kita sampai pada, qaama zaidun, maka doanya ini saja, qaama zaidun. Para
petani berkata, sudah itu saja Kyai?, ya, itu saja, jawab Kyai Kholil. Para petani itu tidak
mengerti apa arti dari kalimat, qaama zaidun, yang penting mereka mantap dengan itu.
Para petani pun mewiridkan dengan khusu apa yang telah diajarkan Kyai Kholil. Anehnya,
ketika para petani sampai di kebun, mereka menyaksikan para pencuri timun sudah berdiri kaku
di tempatnya masing-masing, bahkan mereka tidak bisa duduk. Setelah para petani tidak
memiliki cara untuk memulihkan mereka, akhirnya mereka kembali kepada Kyai Kholil dengan
mengucapkan terimakasih banyak seraya meminta obat agar para pencuri itu bisa pulih kembali.
Dan anehnya, setelah obat dari Kyai Kholil itu dioleskan pada badan para pencuri, mereka pulih
seketika. Mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada para petani. Akhirnya
para petani lega karena telah mengetahui penyebab hilangnya timun-timun itu.
Sebagai ungkapan rasa terimakasih kepada Kyai Kholil, mereka mengirimkan timun-timun
dalam jumlah grobak yang banyak. Dan pada saat itu pondok seperti kebanjiran timun.
Berbagai Sumber