Anda di halaman 1dari 2

1 | NAMA:SRI YULIA NINGSIH NI M: 1114 1 6 0 4 9 6

Gangguan Somatosensoris pada reaksi konversi, gangguan Psikofisilogik, dan gangguan


Agnosia

1. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi : secara harfiah soma artinya tubuh dan dan
sesorik artinya mekanisme neurologis yang terlibat dalam proses pengindraan dan perasaan.
Jadi, somatosensorik adalah suatu keadaan menyangkut tubuh secara simbolik
menggambarkan adanya suatu konflik emosional.

Contoh :

a. Anestesia, yaitu kehilangan sebagian atau keseluruhan kepekaan indra peraba pada kulit
b. Parestesia, yaitu perubahan pada indra peraba, seperti ditusuk-tusuk jarum, dibadannya
ada semut berjalan, kulitnya terasa panas atau kulitnya merasa tebal.
c. Gangguan penglihatan atau pendengaran,seperti melihat pohon pisang yang bergerak-
gerak
d. Makropsia (megalopsia) yaitu melihat benda lebih besar dari keadaan sebenarnya bahkan
kadang-kadang terlalu besar sehingga menakutkan seperti saat melihat suatu bayangan
tubuhnya sendiri.
e. Mikropsia, yaitu melihat benda lebih kecil dari sebenarnya, dapat berganti-ganti dengan
makropsopia pada hysteria( atau dapat timbul pada delirium tremes).

2. Gangguan Psikofisiologik ialah gangguan pada tubuh yang disarafi oleh susunan saraf yang
berhubungan dengan kehidupan (nervus vegitatif) dan disebabkan oleh gangguan emosi.

Contoh :

Gangguan ini mungkin terjadi pada :

a. Kulit: radang kulit (dermatitis), biduran (urtikaria), gatal-gatal (pruritis), dan banyak
cairan pada kulit (hyperhidrosis).
b. Otot dan tulang: otot tegang sampai kaku (tension headache), otot tegang dan kaku di
punggung (lowback pain).
c. Alat pernapasan: sindrom hiperventilasi (bernapas berlebihan yang mengakibatkan rasa
pusing, kepala enteng, parestesia pada tangan dan sekitar mulut, merasa berat di dada,
napas pendek, perut gembung, tetani, dan asthma bronchiale.
d. Jantung dan pembuluh darah: debaran jantung yang cepat (palpitasi), TD meningkat
(hipertensi), dan vascular headache.
2 | NAMA:SRI YULIA NINGSIH NI M: 1114 1 6 0 4 9 6

e. Alat pencernaan: lambung perih, mual dan muntah, kembung (meteorisme), sembelit
(konstipasi), dan mencret (diare).
f. Alat kemih dan alat kelamin: sering berkemih, ngompol (enuresis), memancarkan air
mani secara dini (evaculation precox), hubungan seksual yang sakit pada wanita
(dispareunia), sakit waktu menstruasi (dismenore), tidak mampu menikmati rangsangan
seksual pada wanita (frigiditas), dan impoten.
g. Mata: mata berkunang-kunang dan telinga bordering (tinnitus).

3. Agnosia yaitu ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan persepsi, baik sebagian
maupun total sebagai akibat kerusakan otak.
Contoh :

seperti pada pasien lansia yang karena umurnya yang sudah tua dan indranya sudah tidak
berfungsi seperti pada saat usianya masih muda maka, dia akan kesulitan untuk mengenali
benda-benda, orang, suara, bentuk atau bau, kecuali orang yang merawat dia selama ini(orang
terdekat).

Anda mungkin juga menyukai