Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Trauma mencakup kepentingan lintas batas bangsa. Banyak negara yang
sedang berkembang sudah memiliki banyak korban trauma dari jalan raya dan industri
yang mengenai kelompok usia muda. Morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan
trauma tersebut dapat dikurangi dengan intervensi medik yang efektif sejak dini.
Oleh karena itu, sekarang ini banyak diadakan berbagai pelatihan untuk
penanganan gawat darurat. Pelatihan tersebut ditujukan untuk memberikan
pengetahuan dasar dan ketrampilan yang diperlukan untuk identifikasi dan menangani
korban trauma yaitu :
1. Penilaian cepat (rapid assessment)
2. Resusitasi
3. Stabilisasi bagian / fungsi tubuh yang cedera.
Ketika beberapa tulang rusuk atau sternum mengalami fraktur pada lebih dari
satu tempat, maka bagian dari dinding dada menjadi terpisah dari sangkar dada .
(Crisstanty Efendy 2003)

Didalam makalah ini, kami membahas tentang asuhan keperawatan dan


penanganan pada pasien dengan trauma thorax ( flail chest )

B. Tujuan
Setelah menbaca asuhan keperawatan mahasiswa diharapkan :

1. Memahami tujuan asuhan keperawtan flail chest


2. Mampu untuk mengaplikasikan pengkajian asuhan keperawatan dengan fail chest
3. Mampu untuk megaplikasikan kepada pasien trauma dada
4. Mampu mengorganisir tata laksana medik dasar korban trauma di rumah sakit

C. Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah selain untuk menambah wawasan
mahasiswa keperawatan, juga sebagai bahan acuan dalam pembuatan asuhan
keperawatan pada pasien dengan kasus flail chest ( fraktur costa)

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Ketika beberapa tulang rusuk atau sternum mengalami fraktur pada lebih dari
satu tempat, maka bagian dari dinding dada menjadi terpisah dari sangkar dada
disebut flail chest. (Crisstanty Efendy 2003)
Flail chest adalah keadaan dimana beberapa atau hampir semua kostae patah,
biasanya di sisi kanan kiri dada yang menyebabkan pelepasan bagian depan dada
sehingga tidak bisa lagi menahan tekanan negative waktu inspirasi dan malahan
bergerak ke dalam waktu inspirasi. (Northrup,Robert S.1989).
Flail chest adalah suatu keadaan apabila dua iga berdekatan atau lebih
mengalami fraktur pada dua tempat atau lebih. Bila fraktur terjadi pada dua sisi maka
stabilitas dinding dada lebih besar dan kurang mengancam ventilasi daripada bila
terjadi pada satu sisi.(Baswick,John A.1988)

B. Etiologi
Flail chest merupakan salah satu dari bentuk trauma toraks. Penyebab dari
trauma thoraks adalah kecelakan tabrakan mobil atau terjatuh dari sepeda motor.
Pasien mungkin tidak segera mencari bantuan medis, yang selanjutnya dapat
mempersulit masalah (Brunner & Suddarth, 2002).
1. Trauma tembus :
a. Luka tembak
b. Luka tikam/ tusuk
2. Trauma tumpul :
a. Kecelakaan kendaraan bermotor
b. Jatuh
c. Pukulan pada dada
(Baswick, John A.1988).

C. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis flail chest:
1. Nyeri dada hebat
2. Pernafasan paradoksial atau gerakan dada dengan gerakan ke arah sisi yang tidak
sakit saat inspirasi dan kembali ke arah garis tengah tubuh saat ekspirasi.
3. Oksilasi mediastinum,sehingga meningkatkan dispnea
4. Takipnea dengan pernafasan dangkal
5. Pernafasan dengan menggunakan otot-otot aksesori
6. Penurunan bunyi nafas saat auskultasi
7. Ansietas

D. Patofisiologi

2
Ketika beberapa tulang rusuk atau sternum mengalami fraktur pada lebih dari
satu tempat, maka bagian dari dinding dada menjadi terpisah dari sangkar dada yang
mengakibatkan flail chest. Dengan demikian dinding dada tidak lagi memberikan
sanggaan kaku yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi embusan yang
diperlukan untuk ventilasi normal. Hal ini mengakibatkan pernafasan para doksikal.
Pada saat inspirasi segmen yang mengalami perubahan letak tertarik ke dalam oleh
tekanan intrapleural menjadi kurang negatif.
Flail chest biasanya menyebabkan atelektasis setempat sekunder akibat
ventilasi yang menurun, sehingga mengakibatkan hipoksemia. Karena upaya
pernafasan yang meningkat, maka individu dapat juga mengalami hiperkapnea( CO2
berlebih dalam darah) dan asidosis respiratorik. Kontusio pulmonal adalah peristiwa
yang umum terjadi pada individu dengan flail chest.

E. Pathway

F. Pemeriksaan penunjang

a. Radiologi : X-foto thoraks 2 arah (PA/AP dan lateral)


b. Gas darah arteri (GDA), mungkin normal atau menurun.

3
c. Toraksentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa.
d. Hemoglobin : mungkin menurun.
e. Pa Co2 kadang-kadang menurun.
f. Pa O2 normal / menurun.
g. Saturasi O2 menurun (biasanya).

G. Prognosis
Komplikasi utama adalah gagal napas, sebagai akibat adanya ineffective air
movement, yang seringkali diperberat oleh edema/kontusio paru, dan nyeri. Pada
pasien dengan flail chest tidak dibenarkan melakukan tindakan fiksasi pada daerah
flail secara eksterna, seperti melakukan splint/bandage yang melingkari dada, oleh
karena akan mengurangi gerakan mekanik pernapasan secara keseluruhan.

H. Pengkajian

1) Identitas
Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan,
tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat,
semua data mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi
penanggung jawab klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi nama,
umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.

2) Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian.
Biasanya pasien akan mengeluh nyeri pada dada saat bernafas.
Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode PQRST,
paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality atau kualitas
(Q) yaitu bagaimana nyeri/gatal dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu
nyeri/gatal menjalar kemana, Safety (S) yaitu posisi yang bagaimana yang dapat
mengurangi nyeri/gatal atau klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan
klien merasakan nyeri/gatal tersebut.
Riwayat kesehatan yang lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di riwayat
sebelumnya.

Pengkajian pasien dengan pendekatan per sistem dengan meliputi :

4
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : dipnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardia ; disritmia ; irama jantunng gallops, nadi apical berpindah,
tanda Homman ; TD : hipotensi/hipertensi ; DVJ.
c. Integritas ego
Tanda : ketakutan atau gelisah.
d. Makanan dan cairan
Tanda : adanya pemasangan IV vena sentral/infuse tekanan.
e. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri uni laterl, timbul tiba-tiba selama batuk atau regangan, tajam dan
nyeri, menusuk-nusuk yang diperberat oleh napas dalam, kemungkinan menyebar
ke leher, bahu dan abdomen.
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, mengkerutkan
wajah.
f. Pernapasan
Gejala : kesulitan bernapas ; batuk ; riwayat bedah dada/trauma, penyakit paru
kronis, inflamasi,/infeksi paaru, penyakit interstitial menyebar, keganasan ;
pneumothoraks spontan sebelumnya, PPOM.
Tanda : Takipnea ; peningkatan kerja napas ; bunyi napas turun atau tak ada ;
fremitus menurun ; perkusi dada hipersonan ; gerakkkan dada tidak sama ; kulit
pucat, sianosis, berkeringat, krepitasi subkutan ; mental ansietas, bingung,
gelisah, pingsan ; penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif.
g. Keamanan
Gejala : adanya trauma dada ; radiasi/kemoterapi untuk keganasan.
h. Penyuluhan /pembelajaran
Gejala : riwayat factor risiko keluarga, TBC, kanker ; adanya bedah
intratorakal/biopsy paru.
Fokus Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi : Terdapat retraksi intercosta saat bernapas


b. Palpasi : - Adanya nyeri sentuh pada daerah yang mengalami
trauma
- Nyeri saat bernafas
c. Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
d. Auskultasi : Terdapat bunyi crackles

I. Diagnosa Keperawatan yang muncul

1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakcukupan kekuatan dan
ketahanan untuk ambulasi dengan alat eksternal.

5
3. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan trauma
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilator
Sumber :Diagnosa NANDA (2005)

J. Rencana Keperawatan

DIAGNOSA NOC NIC

Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Mangement nyeri


berhubungan dengan keperawatan selam 3 x 24 jam Observasi ku pasien
trauma jaringan dan nyeri pasien berkurang dengan Ukur tanda tanda

reflek spasme otot Kriteria Hasil: vital


Kaji skala nyeri
sekunder. TTV dbn Kaji faktor yang
Skala nyeri 3
memperparah nyeri
Ajarkan tehnik
relaksasi nafas dalam
Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian obat
analgetik
Gangguan mobilitas Setelah dilakukan asuhan Observasi KU pasien
fisik berhubungan keperawatan selam 3 x 24 jam Kaji TTV
dengan Kaji kekuatan otot
pasien dapat mobilisasi dengan
ketidakcukupan Latih untuk
kekuatan dan Kriteria Hasil:
mobilisasi secara
ketahanan untuk Dapat memnuhi ADLs
ambulasi dengan alat bertahap
secara mandiri Kolaborasi dengan
eksternal
Kekuatan otot 4/4
ahli fisioterapi

Bersihan jalan nafas - Respiratory status : - Pastikan kebutuhan


berhubungan dengan Ventilation oral / tracheal
- Respiratory status : suctioning.
trauma - Berikan O2
Airway patency
- Aspiration Control - Anjurkan pasien untuk
Setelah dilakukan tindakan istirahat dan napas
keperawatan selama 3x24 jam dalam
- Posisikan pasien untuk
pasien menunjukan keefektifan
memaksimalkan
jalan nafas dibuktikan dengan
Ventilasi
kriteria hasil :
- Lakukan fisioterapi

6
1. Mendemonstrasikan batuk dada jika perlu
efektif dan suara nafas - Keluarkan sekret
yang bersih,tidak ada dengan batuk atau
sianosis dan dyspneu Suction
(mampu mengeluarkan - Auskultasi suara nafas,
sputum, bernafas dengan catat adanya suara
mudah, tidak ada pursed Tambahan
- Jelaskan pada pasien
lips)
2. Menunjukkan jalan nafas dan keluarga tentang
yang paten (klien tidak penggunaan peralatan :
merasa tercekik, irama O2, Suction, Inhalasi
nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara
nafas abnormal)
3. Mampu
mengidentifikasikan dan
mencegah faktor yang
penyebab.
4. O2 dalam batas normal
5. Foto thorak dalam batas
normal
Gangguan pertukaran - Respiratory Status : Gas - Posisikan pasien untuk
gas berhubungan Exchange memaksimalkan
- Keseimbangan asam Ventilasi
dengan - Pasang mayo bila perlu
Basa, Elektrolit
ketidakseimbangan - Respiratory Status : - Lakukan fisioterapi
Ventilation dada jika perlu
perfusi ventilator
- Keluarkan sekret
- Vital Sign Status
dengan batuk atau
Setelah dilakukan tindakan
suction
keperawatan selama 3x24 jam
- Monitor respirasi dan
Gangguan pertukaran pasien
status O2
teratasi dengan kriteria hasi: - Catat pergerakan
1. Mendemonstrasikan dada,amati
peningkatan ventilasi dan kesimetrisan
oksigenasi yang adekuat penggunaan otot
2. Memelihara kebersihan
tambahan, retraksi otot
paru paru dan bebas dari
supraclavicular dan
tanda tanda distress
intercostals
pernafasan - Monitor suara nafas,
3. Mendemonstrasikan batuk
seperti dengkur
efektif dan suara nafas - Monitor TTV, AGD,
yang bersih, tidak ada elektrolit dan ststus
sianosis dan dyspneu mental

7
(mampu mengeluarkan - Observasi sianosis
sputum, mampu bernafas khususnya membrane
dengan mudah, tidak ada mukosa
pursed lips) - Jelaskan pada pasien
4. Tanda tanda vital dalam dan keluarga tentang
rentang normal persiapan tindakan dan
5. AGD dalam batas Normal tujuan penggunaan alat
6. Status neurologis dalam tambahan (O2,
batas normal Suction, Inhalasi)
- Auskultasi bunyi
jantung, jumlah, irama
dan denyut jantung

DAFTAR PUSTAKA

Zumari.fail.chest 2009.buku penyakit thorak.

Herdman T.Heather, Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan definisi dan klasifikasi,


Penerbit buku EGC Tahun 2013-2014 : Jakarta

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2012.

8
Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States
Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2012

Asih, Niluh Gede Yasmin.2002. Medical Bedah Klien dengan Gangguan System
Pernapasan. Jakarta. Buku kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai