Anda di halaman 1dari 10

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Materi : Demam Berdarah Dengue (DBD)


Tempat : Di Puskesmas Ambacang

oleh :

KELOMPOK : J17

1. Anggia Similikiti
2. Mutia Suandi
3. Dwi Noviyani
4. Henita Eka Putri
5. Dini Hayati
6. Livia Tessa Surya
7. Rahmayuni
8. Sri Ratna Dewi
9. Yelza Nigita
10. Yoka Mutia

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Demam Berdarah Dengue (DBD)


Sub Topik : Pengenalan, Pencegahan dan Penanganan DBD

Sasaran : Masyarakat di wiliyah kerja Puskesmas Ambancang

Hari / Tanggal : Kamis, 23 Februari 2017

Waktu : 08.00 s.d Selesai

Tempat : Puskesmas Ambancang

Penyuluh :

1. Anggia Similikiti
2. Mutia Suandi
3. Dwi Noviyani
4. Henita Eka Putri
5. Dini Hayati
6. Livia Tessa Surya
7. Rahmayuni
8. Sri Ratna Dewi
9. Yelza Nigita
10. Yoka Mutia

A. Latar Belakang

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit epidemic akut yan
disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegyptidan Aedes
albopictusPenderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa demam ringan sampai
tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan persendian, hingga
perdarahan spontan (WHO, 2010)
Beberapa tahun terakhir, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) seringkali muncul
di musim pancaroba, khususnya bulan Januari di awal tahun seperti sekarang ini. Karena
itu, masyarakat perlu mengetahui penyebab penyakit DBD, mengenali tanda dan gejalanya,
sehingga mampu mencegah dan menanggulangi dengan baik. (Depkes, 2015)
Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34
provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka
tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah
penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita.
(Depkes, 2015)
Tahun 2015, angka kejadian DBD di wilayah kerja puskesmas Ambacang terdapat
60 kasus, dan mengalami penurunan pada tahun 2016 yaitu menjadi 50 kasus. Sementara
itu angka kematian pada tahun 2014 yaitu sebanyak 2 orang, dan tahun 2015 dan 2016
yaitu tidak ada (0%)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang penyakit DBD di harapkan
keluarga pasien mengerti mengenai penyakit DBD.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan keluarga pasien (Orangtua) di Puskesmas
Ambancang:
1) Mampu menjelaskan pengertian DBD.
2) Mampu menjelaskan penyebab DBD
3) Mampu menjelaskan tanda dan gejala DBD
4) Mampu menjelaskan cara penularan DBD
5) Mampu menjelaskan perawatan anak DBD sebelum dibawa ke Rumah sakit.
6) Mampu menjelaskan cara pencegahan DBD.

C. Sasaran
Pengunjung Rawat Jalan Puskesmas Ambacang

D. Materi Penyuluhan
1) Pengertian DBD.
2) Penyebab DBD
3) Perjalanan Penyakit DBD
4) Klasifikasi DBD
5) Tanda dan Gejala DBD
6) Pemeriksaan Diagnostik
7) Penanganan Pertama
8) Cara pencegahan DBD.

E. Metode Pembelajaran
1) Ceramah
2) Tanya jawab

F. Media
1) Leaflet
2) Infoccus, proyektor
3) Laptop
4) Wireless

G. Setting tempat

Keterangan:

: LCD/ Proyektor : Fasilitator

: Moderator : Notulen
: Penyuluh : Observer

: Peserta

H. Pengorganisasian
Pengorganisasi
a. Moderator : Henita Eka Putri
b. Penyuluh : Livia Tessa Surya

c. Fasilitator :
Anggia Similikiti
Mutia Suandi
Dini Hayati
Rahmayuni
Sri Ratna Dewi
Yelza Nigitia
d. Observer : Dwi Noviyani
e. Notulen : Yoka Mutia

Pembagian Tugas

a. Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
b. Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
c. Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
d. Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
e. Notulen : Mencatat alur diskusi, pertanyaan, dan kesimpulan

I. Materi : Terlampir
J. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan 1. Memberikan salam dan 1.Menjawab Salam
2.Mendengarkan dan
5 menit ucapan terimakasih.
2. Perkenalan memperhatikan.
3. Kontrak waktu untuk
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
5. Tujuan diadakannya
penyuluhan

2 Isi Menjelaskan materi tentang: 1.Mendengarkan dan


25 menit 1. Pengertian DBD.
memperhatikan
2. Penyebab DBD
3. Perjalanan Penyakit DBD
4. Klasifikasi DBD
5. Tanda dan Gejala DBD
6. Pemeriksaan Diagnostik
7. Penanganan Pertama
8. Cara pencegahan DBD.

3 Penutup Evaluasi 1. Bertanya pada penyuluh


15 menit
1. Memberi leaflet kepada peserta jika masih ada yang belum
penyuluhan jelas.
2. Memberi kesempatan kepada 2. Menjawab pertanyaan
3. Menjawab salam
pasien untuk bertanya
3. Memberikan pertanyaan kepada
pasien
4. Menyimpulkan Materi
5. Memberi reward
6. Mengucapkan terimakasih
7. Mengucapkan salam

DEMAM BERDARAH DANGUE (DHF)

A Pengertian
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
(arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (suriadi &
yuliani, 2010)
Penyalkit DBD mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena
pasien meninggal akibat penangananya yang terlambat. Demam berdarah dengue (DBD)
disebut juga dengue hemorrhagic fever (DHF), dengue fever (DF), demam dengue (DD)
fan demam shock syndrome (DSS).

B Etiologi
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok arbovirus B, yaitu arthropod-
borne virus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Virus ini termasuk genus
flavivirus dari family flaviviridae.
Vaktor utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypti (di daerah perkotaan) dan
aedes albopictus (di daerah pedesaan). Nyamuk yang menjadi vector penyakit DBD
adalah nyamuk yang menjadi terinfeksi saat menggigit manusia yang sakit dan viremia
(terdapat virus dalam darahnya).

C Patofisiologi
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes Aegypti dan
kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan akan terjadi proses peradangan yang akan
menimbulkan demam pada penderita. Bereaksinya virus dengan antibodi akan membentuk
kompleks virus antibodi, sehingga dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen.
Akibat dari aktivasi tersebut akan dilepaskan anafilaktoksin C3a dan C5a, dua peptida yang
berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor
meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah sehingga terjadi penurunan volume
plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dari pembentukan kompleks virus antibodi
juga mengakibatkan depresi tulang belakang sehingga terjadi trombositopenia, yang
menyebabkan timbulnya gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi koagulasi yang
merupakan penyebab utama terjadinya perdarahan. Perdarahan kulit umumnya disebabkan
oleh faktor kapiler dan trombositopenia, sedangkan perdarahan massive akibat kelainan yang
lebih kompleks, yaitu trombositopenia, gangguan faktor pembekuan, dan kemungkinan oleh
faktor DIC.

D Klasifikasi
Menurut WHO dalam buku Nurarif (2013) membagi DBD/DHF menjadi 4
derajat, yaitu sebagai berikut:
a Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi
perdarahan(ujitourniquiet positif).
b Derajat II
Seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain
c Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan lemah, tekanan darah
menurun (kurang dari 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin dan lembab,
gelisah
d Derajat IV
Renjatan berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur

E Manifestasi klinik
Menurut Susilaningrum (2013) manifestasi klinis dari DHF adalah :
a. Siklus Pelana Kuda (grafik demam naik turun)
- Fase Demam : Hari 1-3
Pada saat awal terkena DBD penderita akan mengalami fase demam selama 3-4 hari.
Panas ini bisa mencapai 39-41oC. Pada masa ini, demam tak kunjung turun dalam
kurun waktu 2-3 hari yang disertai sakit kepala, lemas, mual, muntah, nyeri sendi,
perdarahan pada bagian tubuh misalnya gusi dan mimisan.
- Fase Kritis : Hari 3-5
Pada fase ini terjadi penurunan suhu tubuh. Banyak masyarakat yang menganggap hal
ini sebagai masa penyembuhan. Pada kasus ini merupakan fase kritis dan penuh resiko.
Pada fase ini memerlukan penanganan cepat dan tepat.
- Fase Penyembuhan : Hari 6-7
Fase ini merupakan fase terakhir atau penyembuhan. Pada fase ini terjadi peningkatan
suhu tubuh. Namun pada fase ini terjadi banyak perbaikan diantaranya perdarahan
berhenti, nadi menjadi kuat, dan beberapa fungsi tubuh lainnya mengalami
peningkatan. Nafsu makan pasien juga mengalami peningkatan.
b. Anoreksia
c. Mual muntah
d. Nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut
e. Nyeri kepala
f. Nyeri otot dan sendi
h. Perdarahan, petechiae; epitaksis; perdarahan massif

F Pemeriksaan diagnostik
a Darah lengkap : hemokonsentrasu (hematokrit meningkat 20% atau lebih),
trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
b Serologi: uji HI (hemoaglutination inhibition test)
c Uji tourniquet positif

G Penanganan pertama penderita DBD


1) Penderita diberi minum yang banyak
2) Penderita di kompres hangat agar panasnya turun
3) Penderita diberi obat penurun panas.
4) Secepatnya penderita dibawa ke dokter, puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
H Cara Pencegahan
1) Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari.
2) Tidak membiarkan kain/baju baju tergantung.
3) Rapikan halaman dan jangan biarkan semak semak di halaman tidak terurus
4) Melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan cara :
3M
a) Menguras tempat-tempat penampungan air (bak mandi/WC, tempayan,
ember , vas bunga , dsb) seminggu sekali.
b) Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong dan
drum.
c) Mengubur barang-barang bekas yang ada di sekitar atau di luar rumah yang
dapat menampung air hujan seperti kaleng bekas, botol, plastik dan
tempurung kelapa.
PLUS :
a) Menaburkan bubuk abate atau altosid 2-3 bulan sekali di tempat air yang
sulit dikuras atau tempat sulit air.
b) Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
c) Cegah gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk dan menyemprot
nyamuk dengan zat kimia.
d) Lakukan pengasapan

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi UF, Sudjana P, Sukowati S. Demam Berdarah Dengue. Buletin Jendela


Epidemiologi. Agustus 2010;Volume 2.
Depkes RI. Pencegahan Dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Dirjen
Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan; 2010.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC
Suriadi & Yuliani, R. 2010. Asuhan keperawatan pada anak edisi 2. Jakarta: Sagung seto
Suroso. T. Hadinegoro SR, Wuryadi S, Simanjuntak G, Umar AI, Pitoyo PD, et.al. Penyakit
Demam Berdarah Dengue dan Demam Berdarah Dengue. WHO dan Depkes. RI,
Jakarta 2000. P.3 58
Widoyono. Penyakit tropis ediemiologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasan, edisi 2.
Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai