Anda di halaman 1dari 3

TUJUAN AUDIT

Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia.Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang terkandung
dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.Akuntan publik tidak menyatakan
bahwa laporan keuangan tersebut benar, karena pemeriksaannya dilakukan secara sampling,
sehingga mungkin saja terdapat kesalahan dalam laporan keuangan tetapi jumlahnya tidak
material sehingga tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
TEKNIK AUDIT
Teknik audit adalah cara-cara yang ditempuh auditor untuk memperoleh pembuktian dalam
membandingkan keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya. Teknik audit erat
hubungannya dengan prosedur audit, dimana teknik-teknik audit digunakan dalam suatu
prosedur audit untuk mencapai tujuan audit. Ada beberapa prosedur audit terhadap pengendalian
yang harus dilakukan langsung oleh auditor (secara manual), dan beberapa prosedur yang dapat
menggunakan dukungan komputer.
Berikut ini adalah 18 macam teknik audit yang umum digunakan:
1) Analisis
2) Observasi/pengamatan
3) Permintaan informasi
4) Evaluasi
5) Investigasi
6) Verifikasi
7) Cek
8) Uji/test
9) Footing
10) Cross footing
11) Vouching
12) Trasir
13) Scanning
14) Rekonsiliasi
15) Konfirmasi
16) Bandingkan
17) Inventarisasi/opname
18) Inspeksi

ASERSI
Asersi (assertion) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan
keuangan. Asersi (assertion) adalah suatu deklarasi, atau suatu rangkaian deklarasi secara
keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi tersebut. Jadi, asersi adalah
pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh
pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan dalam
laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
KRITERIA
Kriteria Audit adalah standar, ukuran, harapan, dan praktik terbaik yang seharusnya dilakukan
atau dihasilkan oleh entitas yang diaudit.Terdapat perbedaan dalam penetapan kriteria antara
audit laporan keuangan dan audit kinerja. Dalam audit atas laporan keuangan kriterianya sudah
baku yaitu berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sedangkan untuk audit kinerja
kriterianya bersifat spesifik untuk setiap tujuan auditnya. Ketika auditee telah memiliki kriteria
maka harus diuji, sedangkan dalam hal auditee belum memiliki kriteria auditor harus
membangun kriteria tersebut.

Hubungan asersi manajemen dengan tujuan umum audit dapat digambarkan sebagai
berikut:

1. Asersi Manajemen-Keberadaan atau keterjadian dengan Tujuan Umum Audit :


Aktiva dan kewajiban entitas ada pada tanggal tertentu, dan transaksi pendapatan dan biaya
terjadi dalam periode tertentu.
Kas di bank, dana kas kecil, kas yang belum disetor ke bank, dan unsure kas lain yang disajikan
sebagai kas dalam neraca ada pada tanggal neraca.

2. Asersi Manajemen-Kelengkapan dengan Tujuan Umum Audit :


Semua transaksi dan semua rekening yang seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan
Kas yang disajikan dalam neraca mencakup semua dana kas kecil, kas yang belum disetor ke
bank, dan semua kas yang ada di tangan, serta saldo kas yang ada di bank yang tidak dibatasi
pemakaiannya

3. Asersi Manajemen-Hak dan Kewajiban dengan Tujuan Umum Audit :


Aktiva adalah hak entitas dan hutang adalah kewajiban entitas pada tanggal tertentu
Semua unsure yang dimasukkan ke dalam kas dimiliki oleh entitas pada tanggal neraca

4. Asersi Manajemen-Penilaian atau alokasi dengan Tujuan Umum Audit :


Komponen aktiva, hutang, pendapatan dan biaya telah disajikan dalam laporan keuangan pada
jumlah yang semestinya
Semua unsure yang termasuk dalam kas telah dijumlah secara benar.
Jurnal penerimaan dan pengeluaran kas secara matematik benar dan telah dibukukan dengan
semestinya ke dalam akun buku besar yang bersangkutan.
Kas ditangan telah dihitung dengan benar.
Kas di bank telah direkonsiliasi dengan catatan akuntansi.

5. Asersi Manajemen- Penyajian dan pengungkapan dengan Tujuan Umum Audit :


Komponen tertentu dalam laporan keuangan telah digolongkan, digambarkan, dan diungkapkan
secara semestinya
Semua unsur yang dimasukkan ke dalam kas tidak dibatasi penggunaannya dan disediakan untuk
operasi entitas.
Pengungkapan yang diwajibkan telah dipenuhi.

Penetapan tujuan audit membantu memfokuskan kegiatan pengumpulan bukti audit, mencapai
hasil audit yang diinginkan (kriteria audit), menghasilkan mutu audit yang konsisten, dan
menjadi ukuran atas mutu audit kinerja yang harus ditunjukkan pada akhir audit

alat untuk mengaitkan tujuan audit dengan program audit selama tahap pengujian terinci dan
sebagai dasar dalam pengumpulan data serta menyediakan dasar penetapan prosedur
pengumpulan data.

HUBUNGAN TUJUAN DAN LINGKUP AUDIT DENGAN KRITERIA AUDIT SERTA


BUKTI AUDIT
kriteria proses dikaitkan dengan tujuan audit
kriteria proses berkaitan dengan cara kerja dan sumber daya yang seharusnya digunakan dalam
proses pekerjaan
Kriteria audit adalah standar, ukuran, harapan, dan praktik terbaik yang seharusnya dilakukan
atau dihasilkan oleh entitas yang diaudit.
Bukti audit adalah informasi yang dikumpulkan dan digunakan untuk mendukung temuan audit.
kriteria hasil dikaitkan dengan tujuan audit
Kriteria hasil berkaitan dengan tercapainya ekonomi, efisiensi, dan efektivitas sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
kriteria audit
kriteria audit yang tepat

kesimpulan
menetapkan lingkup audit/batasan audit serta tujuan audit akan membantu auditor supaya lebih
fokus dalam pengumpulan bukti-bukti audit yang diperlukan, sehingga proses perencanaan audit
akan berlangsung lebih cepat dan tepat.

Selain itu, dengan penetapan kriteria audit juga memberikan dampak positif bagi pengumpulan
data/bukti audit karena dengan adanya kriteria audit yang handal akan mempermudah dalam
pemilihan metodologi pengumpulan data/bukti yang efisien dan efektif

Anda mungkin juga menyukai