Anda di halaman 1dari 4

Review Jurnal An Examination Of The Corporate Social And Environmental

Disclosures Of BHP From 1983-1997


A test of legitimacy theory
Penulis : Craig Deegan, Michaela Rankin, dan John Tobin
School of Accounting and Law, RMIT University, Melbourne, Australia

REVIEW
Penelitian yang dilakukan Deegan (2002) ini meneliti tentang pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan BHP Ltd (salah satu perusahaan terbesar di Australia) periode 1983-
1997. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tipe dan pengembangan laporan
tanggung jawab sosial dan lingkungan pada periode tersebut dan apakah laporan dapat
dijelaskan menggunakan konsep dari teori kontrak sosial dan legitimasi.
Deegan (2002) berpendapat bahwa pemikiran dan kesadaran publik/masyarakat (public
concerns and public awareness) dipengaruhi oleh pemberitaan atas isu isu lingkungan dan
sosial yang dilakukan oleh media seperti surat kabar, televisi, dan radio. Maka dari itu
manajer sebuah perusahaan besar harus mempertimbangkan media sebagai salah satu variabel
yang harus dicermati dalam menyusun pelaporan perusahaan khususnya laporan tanggung
jawab sosial dan lingkungan.
1. Pendahuluan
Penelitian ini menguji apakah perusahaan melaporkan laporan tanggung jawab sosial
dan lingkungan berdasarkan ekspektasi dari masyarakat yang berubah dari waktu ke
waktu. Penelitian ini menggunakan pengukuran yang berbeda dari Guthrie dan Parker
(1989). Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah peran media.
Peneliti yakin bahwa media berhubungan erat dengan ekspektasi masyarakat, dan
dipercaya bahwa media merefleksikan kepentingan, pemikiran dan ekspektasi masyarakat
pada saat itu. Jurnal penelitian ini secara garis besar menginvestigasi bagaimana media
membentuk dan merefleksikan kepentingan dan ekspektasi masyarakat.
2. Peran Media Dalam Membentuk Pemikiran Masyarakat
Brown dan Deegan (1998) berpendapat bahwa meningkatnya perhatian media pada
kasus khusus berdampak pada meningkatnya perhatian masyarakat pada kasus tersebut.
McCombs (1995) berpendapat bahwa media tidak merefleksikan apa yang terjadi di
masyarakat, melainkan media membentuk apa yang dipikirkan oleh masyarakat.
McCombs (1995) juga menyebutkan bahwa membentuk kesadaran publik adalah
langkah pertama dalam pembentukan opini publik dan sangat jelas bahwa kesadaran
publik ini dibentuk oleh media. Oleh karena itu, peran media atas opini publik bisa
dikatakan sentral dan sangat berpengaruh.
Beberapa penelitian menemukan beberapa variabel yang mempengaruhi hubungan
antara aktivitas media dan isu-isu publik. Variabel tersebut antara lain adalah:
a. Tingkat ukuran isu tersebut dan dampaknya yang bisa disebabkan
b. Bagaimana isu tersebut dikemas (secara positif atau negatif)
c. Tenggang waktu antara isu tersebut terjadi dan dikemukakan oleh media
Intensitas dan kemasan media atas isu yang mengemuka juga terbukti mempengaruhi
perilaku masyarakat. Dearing dan Rogers (1996) berpendapat bahwa kemasan negatif
media atas isu yang mengemuka lebih berpengaruh pada pemikiran dan perilaku
masyarakat dari pada isu yang dikemas secara positif karena publik menilai kemasan
negatif atas sebuah isu menjadikan isu tersebut menjadi isu yang besar.
Terdapat beberapa bentuk media, yaitu surat kabar atau koran, televisi, dan radio.
Dalam penelitian Mc Combs (1981) dan Bogart (1984) menyebutkan bahwa surat kabar
mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mengatur publik agenda daripada televisi
dan radio karena lebih banyak orang yang menyempatkan membaca suratkabar daripada
menonton TV maupun mendengarkan radio. Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan
bahwa besar kecilnya perhatian media pada suatu isu tertentu menentukan besar kecilnya
perhatian publik, dan media dapat membentuk dan mengarahkan opini masyarakat atas
suatu isu tertentu tersebut.
Karena hal-hal tesebur diatas, seorang manajer perusahaan harus menyadari bahwa
peran media sangat besar dalam bagaimana membentuk perhatian dan pemikiran
masyarakat atas perusahaannya. Terlebih pada saat ini media bukan lagi transmitter
informasi yang pasif namun sangat aktif dalam mencari informasi untuk diberitakan
kepada masyarakat. Media saat ini sangat gencar menyoroti perusahaan yang dekat dengan
isu-isu lingkungan dan sosial seperti BHP di Australia. BHP di Australia adalah
perusahaan multinasional yang bergerak di bidang pertambangan.
Dalam penelitian Deegan (2002) juga disebutkan bahwa adanya hubungan antara isu
publik dan pelaporan perusahaan. Teori legitimasi digunakan untuk menjelaskan
bagaimana suatu laporan perusahaan digunakan oleh manajemen perusahaan untuk
merubah perspektif publik atas perusahaannya.
3. Pelaporan Tanggung Jawab Sosial Sebagai Reaksi Atas Tuntutan Masyarakat
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa laporan tanggung jawab sosial dan
lingkungan yang dimasukkan dalam laporan tahunan perusahaan meningkat seiring
berjalannya waktu, baik dari segi konten laporan maupun jumlah perusahaan yang
melaporkannya.
Laporan tanggung jawab lingkungan dan sosial menjadi tuntutan yang tak terelakan
seiring dengan meningkatnya tuntutan publik terhadap perusahaan. Perusahaan sadar
bahwa keberhasilannya dalam mencapai tujuan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor
internal melainkan juga dipengaruhi oleh masyarakat yang berada di sekelilingnya. Ini
artinya, telah terjadi pergeseran hubungan antara perusahaan dan stakeholders (dalam hal
ini masyarakat dan lingkungan). Perusahaan yang semula memposisikan diri sebagai
pemberi donasi melalui kegiatan amal dan phylantrophy, kini memposisikan masyarakat
sebagai mitra yang turut andil dalam kelangsungan eksistensi perusahaan.

4. Hasil Penelitian, Konklusi Dan Implikasi


Deegan (2002) berpendapat bahwa peran media dalam membentuk dan mengarahkan
opini publik sangat besar. Media dapat mengemas suatu isu yang mengemuka dalam
masyarakat secara positif maupun negatif dan memiliki dampak yang berbeda pada opini
dan perilaku masyarakat.
Ekspektasi masyarakat atas tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan
meningkat dari waktu ke waktu. Ekspektasi ini adalah akibat dari kesadaran masyarakat
bahwa perusahaan secara alamiah memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan pada
sekitanya. Media berpengaruh terhadap meningkatnya ekspektasi masyarakat atas hal
sosial dan lingkungan perusahaan ini. Oleh sebab itu, manajer sebuah perusahaan harus
memperlakukan media secara serius dan menyusun strategi yang tepat untuk
mengakomodasi ekspektasi publik atas perusahaannya.
Dalam penelitian Deegan (2002) juga disebutkan bahwa adanya hubungan antara isu
publik dan pelaporan perusahaan. Teori legitimasi digunakan untuk menjelaskan
bagaimana suatu laporan perusahaan digunakan oleh manajemen perusahaan untuk
merubah perspektif publik atas perusahaannya. Penelitian ini menggunakan BHP
Australia, yaitu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang pertambangan. Media
saat ini sangat gencar menyoroti perusahaan yang dekat dengan isu-isu lingkungan dan
sosial seperti BHP di Australia.
Teori legitimasi menyatakan bahwa organisasi adalah bagian dari masyarakat
sehingga harus memperhatikan norma-norma sosial masyarakat. Kesesuaian perusahaan
dengan norma sosial dapat membuat perusahaan semakin legitimate. Penelitian Guthrie
dan Parker (1989) menyebutkan bahwa laporan tanggung jawab sosial dan lingkungan
berupa laporan pertanggung jaawaban sumberdaya manusia merupakan faktor yang paling
signifikan dan sangat diperhatikan oleh masyarakat. Faktor lain yang merupakan public
concerns dalam laporan tanggung jawab sosial dan lingkungan selain sumber daya
manusia antara lain adalah isu tentang lingkungan, penggunaan energi oleh perusahaan,
dan keikutsertaan perusahaan dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai