Anda di halaman 1dari 22

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum materi Reaktor Ideal Aliran Kontinyu ini disusun oleh:
Kelompok : 3/Kamis
Anggota : Rendy Renaldy Firdaus NIM 21030115140161
Venda Oktaviani Purba NIM 21030114170001
Yulinar Firdaus NIM 21030115120045
Telah disahkan pada
Hari :
Tanggal :

Semarang, 6 Maret 2017

Asisten
Yudy Wiraatmadja
NIM 21030113120025

2
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya,
Laporan Praktikum Proses Kimia yang berjudul Hidrolisa Minyak Jarak dapat diselesaikan dengan
lancar.
Laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, oleh
karena itu dalam kesempatan ini terima kasih disampaikan kepada :
1. Dr.Suherman, S.T., M.T selaku Dosen penanggung jawab Laboratorium Proses Kimia
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang tahun 2017
2. Laboran Laboratorium Proses Kimia Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro Semarang
3. Rinda Ameliya Firdhaus selaku koordinator asisten Laboratorium Proses Kimia
4. Yudy Wiraatmadja selaku asisten pengampu materi Reaktor Ideal Aliran Kontinyu
5. Segenap keluarga Integritas Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Diponegoro tahun
2015
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Laporan ini
disadari masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak diharapkan
untuk menuju kesempurnaan laporan ini.

BAB I

PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang

Reaktor tangki berpengaduk merupakan reaktor yang paling sering


dijumpai dalam industri kimia. Pada industri berskala besar, reaktor alir
tangki berpengaduk lebih sering diaplikasikan karena kemampuan operasinya
yang dapat diatur kapasitasnya. Unjuk kerja reaktor alir berpengaduk perlu
dipelajari untuk mengetahui karakteristik aliran fluida, reaksi yang terjadi
secara optimasi pengoperasian reaktor.

Pengoperasian reaktor alir tangki berpengaduk meliputi tiga tahap


yaitu pengisian reaktor tinggi overflow, kondisi kontinyu dan kontinyu steady
state. Evaluasi variabel-variabel operasi sangat mudah dilakukan pada kondisi
steady state.

Pemodelan matematik diperlukan untuk mempermudah analisa


permasalahan yang timbul dalam pengoperasian reaktor alir tangki
berpengaduk. Model matematika yang diusulkan diuji keakuratannya dengan
membandingkan dengan data-data percobaan. Model matematika yang
diusulkan diselesaikan dengan cara analisis jika persamaan itu mudah
diselesaikan. Namun untuk reaksi yang kompleks akan diperoleh model
matematika yang kompleks juga. Penyelesaian numerik sangat dianjurkan
untuk memperoleh nilai k, tetapan transfer massa, dan orde reaksi yang
merupakan adjustable parameter.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Menentukan harga orde reaksi penyabunan etil asetat dengan NaOH.
2. Menghitung harga konstanta reaksi (k) penyabunan etil asetat dengan
NaOH.
3. Mengetahui pengaruh variabel terhadap konstanta reaksi (k) penyabunan
etil asetat dengan NaOH.

2
4. Membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan model matematis
reaksi penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu.

1.3 Manfaat Percobaan


1. Mahasiswa dapat menentukan harga orde reaksi penyabunan etil asetat
dengan NaOH.
2. Mahasiswa dapat menghitung harga konstanta reaksi (k) penyabunan etil
asetat dengan NaOH.
3. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh variabel pengadukan terhadap
konstanta reaksi (k) penyabunan etil asetat dengan NaOH..
4. Mahasiswa mampu membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan
model matematis reaksi penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. REAKTOR BATCH

Neraca bahan pada reaktor secara simultan


output
Reaktor
input reaktan bereaksi
akumulasi
GambarII. 1 Bagan Neraca Massa Suatu Sistem

input = 0
output = 0

Reaktan yang bereaksi = (-rA)

Input = output + reaktan yang bereaksi + akumulasi


() (1)
0 = 0 + v (-rA) +

[ (2)
0 = Vi (-r A) +
(1)]

(3)


0 = Vi (-rA)


dt =
(4) Vi (rA)

t = NAo
(5)
0 Vi (rA)

Pada volume konstan

CA = CAo (1-XA)

dCA = -CAo.dXA (6)

Pers. (6) masuk ke pers. (5) diperoleh


(7)
t = CAo =-


0

2.2. REAKTOR IDEAL ALIRAN KONTINYU / REAKTOR ALIR TANGKI


BERPENGADUK (CSTR)

Tahapan yang terjadi pada reactor CSTR ini terbagi dalam 3 tahap proses, yaitu :

a. Tahap Pertama

Tahap pertama dimulai saat t = 0 sampai terjadi overflow

Dari hukum kekekalan massa

Akumulasi = input-output


= Fo 0 (8)

dV = Fo.dt , pada t = 0 V = 0

karena density laju alir dianggap konstan maka volumenya hanya


merupakan fungsi dari waktu.

V = Fo. T (9)

Sedangkan dari neraca komponen :

Akumulasi = input output laju konsumsi karena reaksi



(. ) = Fo. Co 0 V (-rA) (10)

Dalam hal ini :

V = volume bahan dalam reaktor (l)

C = kondentrasi molar reaktan dalam reaktor (mol/l)

Fo = laju alir reaktan masuk (l/ menit)

Co = konsentrasi molar reaktan dalam feed (mol/l)

t = waktu reaksi (menit)

-rA = kecepatan reaksi (mol/menit)


Reaksi yang terjadi :

A+BC+ D

- r A = k C A CB , karena CA = CB maka
- rA = k CA2 = k C2 (11)

Pers. (11) pers.(10)


(. ) = Fo. Co V.k.C2


V
+ C = Fo. Co V.k.C2 (12)

Pers. (9) pers. (12)


Fo.t. + C.Fo = Fo.Co F.t.k.C2 (13)



=
- - k.C2 (14)

Dengan menggunakan boundary condition pada t=0 , C = Co dan substitusi

U = exp [k ] maka pers.14 menjadi :


2
t2 2 + t - k.U. Co. t = 0 (15)

Pers. (15) diubah menjadi fungsi Bessel dengan substitusi z = t0,5 , menjadi :

2
z2. 2 +z - 4.k.Co.z2.u = 0 (16)

Pers. (16) merupakan modifikasi pers.Bessel yang mempunyai bentuk


umum sebagai berikut:

2
x2. 2 + x (a + 2bxr) + [c + dx2s b(1-a-r) x.r + b2.x2.r].y = 0 ...(17)

Dari pers.(5) didapatkan :

a=1
r=0
1 (1 )
p= 2 =0
2

b=0 s=0 p=0


c=0 d = -4.k.Co = imajiner

Sehingga penyelesaian pers. (16) adalah :

U = C1. zp. (4. . . ) + Cz. zp.( 4. . . ) (18)

Pada t = 0, z = 0 zp = ~

Sehingga Cz = 0

U = C1. Zp (4. . . )

Karena p = 0 dan = imaginer

Maka = U = C1. I0 (4. . . )




= C1. I0 (4. . . ) (19)

Dari Sherwood halaman 178 pers. (5.83) didapatkan



= C1. (4. . . ) I0 (4. . . ) (20)

Dari substitusi semula, diperoleh :



= 2.k. Cz. C1. I0 (4. . . ) (21)

Maka pers. (14) dan (15) diperoleh :

C1. (4. . . ) I0 (4. . . ) =k. C. C1. I0 (4.

.
. )
( 4. . . ) I 0 ( 4. . . )
C= .2 ..0 (4...)
C=
0 . 1 (2 . . ) (22)

k.t.T0(2..)
b. Tahap Kedua

Pada tahap ini proses berjalan kontinyu, namun belum tercapai kondisi
steady state. Dapat dinyatakan dengan :

C = f(t) dan V= konstan = 0


Dari neraca massa komponen diperoleh :


(. ) = F.Co F.C k.V.C2 (23)


V
- C = F.Co F.C - k.V.C2 (24)

Apabila T = t waktu, menit


konstanta waktu
=

Pers. (24) menjadi

Co

=
- k. C 2 (25)

Pada keadaan steady state C = Co

Penyelesaian partikular pers. (25) adalah C Cs, dimana Cs adalah


konsentrasi pada keadaan steady.

Substitusikan C = Cs + 1

Pers. (25) berubah menjadi pers.differential orde 1 yang mana dapat


diselesaikan dengan metode factor integrasi
1 (26)
C Co =
. ( )

C1 adalah konsentrasi awal tiap tahap kedua yaitu pada saat t = yang
diperoleh dengan pengukuran konsentrasi contoh.

c. Tahap Ketiga
Pada tahap ini proses berjalan dalam keadaan steady state dan akumulasi = 0
Dari neraca komponen , diperoleh :
F Co = F.C + Vr (27)
F Co = F.C + V.k.C s2 (28)


Co = Cs + k. Cs 2 (29)

k. . Cs 2 + Cs Co = 0 (30)

Apabila k diketahui maka Cs dapat diprediksikan. Sebaliknya apabila Cs


diukur maka nilai k dapat dihitung. Pers. (30) merupakan persamaan aljabar
biasa dan dapat diselesaikan dengan mudah.

2. 3. TINJAUAN THERMODINAMIKA

Reaksi = CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + C2H5OH

Untuk menetukan sifat reaksi apakah berjalan eksotermis / endotermis maka


perlu membuktikan dengan menggunakan panas permbentukan standart (Hf)
pada 1 atm dan 298 K dari reaktan dan produk

H298 = Hreaktan - Hproduk

Diketahui data sebagai berikut :

H CH3COOC2H5 = -444.500 J/mol

H NaOH = -425.609 J/mol

H CH3COONa = -726.100 J/mol

H C2H5OH = -235 J/mol

Sehingga

H reaksi = (H CH3COONa + H C2H5OH) (H CH3COOC2H5 +


H NaOH )

= (-726.100 + -235.609) (-444.500 - 425.609)

= -91600 J/mol
Karena H bernilai negative maka reaksi yang berlangsung adalah reaksi
eksotermis yang menghasilkan panas.

Reaksi = CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + C2H5OH

Untuk menentukan sifat reaksi apakah berjalan searah atau bolak balik dapat
diketahui dari nilai konstanta keseimbangan reaksi. Pada suhu kamar
diperoleh data :

G CH3COOC2H5 = -328 000 J/mol

G NaOH = -379 494 J/mol

G CH3COONa = -631 200 J/mol

G C2H5OH = -168 490 J/mol

Sehingga,

G reaksi = G produk - G reaktan

= [G CH3COONa + G C2H5OH] [G
CH3COOC2H5 + G NaOH]

= [-631 200 - 168 490] J/mol [-328 000 -379 494]

= -92196 J/mol


(G/RT) = 2

G = RT ln K

K pada standar 298 K = (/)


Dari data di atas diperoleh nilai konstanta keseimbangan pada temperature 298
K adalah 4,179 x 1067. Pada temperature operasi, harga K dihitung dengan
persamaan:

1 1
ln( ) = -
(

)
1

T = 27 oC (suhu ruang) = 300 K


4, 19 67
. 10 91091 1 1
ln(
) =-
1,98 298
(
300
)
7

k = 1.168 x 10-66

Karena harga konstanta keseimbangan kecil, maka reaksi berlangsung searah


(irreversible).

2.4. TINJAUAN KINETIKA

Ditinjau dari kinetika reaksi, kecepatan reaksi saponifikasi etil asetat dengan
NaOH akan makin besar dengan kenaikan suhu, adanya pengadukan dan
perbedaan konsentrasi. Hal ini dapat dijelaskan oleh persamaan Arrhenius
yaitu

Dengan :
k = konstanta laju reaksi
A = faktor frekuensi tumbukan
T = suhu
EA = Energi aktivasi
R = konstanta gas ideal
= 1,98 cal/gm-mol.oK
= 1,98 Btu/lb-mol.oR
=82,06 cm3.atm/gm-mol.oK

Berdasarkan persamaan Arrhenius dapat dilihat bahwa konstanta laju reaksi


dipengaruhi oleh nilai faktor frekuensi tumbukan, suhu,dan energi aktivasi.

2. 5. SIFAT FISIS DAN KIMIA REAGEN

1) NaOH
Sifat fisis :
- Berat Molekul = 40 gr/mol
- Titik didih = 134 C
- Titik lebur = 318, 4 C
- Berat jenis = 2, 130 gr/mol
- Kelarutan dalam 100 bagian air dingin 10 C = 42
- Kelarutan dalam 100 bagian air panas 100C = 32
Sifat kimia :
- Dengan Pb(NO3)2 membentuk endapan Pb(OH)2 yang larut dalam
reagen excess, merupakan basa kuat, mudah larut dalam air.
2) Etil Asetat
Sifat fisis : Berat jenis = 1, 356 gr/mol
Titik didih = 85 C
Berat molekul = 88 gr/mol
Titik lebur = -111 C
Sifat kimia:
Bereaksi dengan Hg+ membentuk endapan Hg2Cl2 putih yang tidak larut
dalam air panas dan asam encer tetapi larut dalam ammonia encer dan
2+
KCN tiosulfat, beraksi dengan Pb membentuk PbCl2 putih, mudah
menguap apabila dipanaskan.
3). HCl
Sifat Fisika :
1. Massa atom : 36,45
2. Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
3. Titik leleh : -1010C
4. Energi ionisasi : 1250 kj/mol
5. Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C
6. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna
7. Berbau tajam.
Sifat Kimia :
1.HCl akan berasap tebal di udara lembab.
2. Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang.
3.Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter.
4.Merupakan oksidator kuat.
5.Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya, sehingga dapat
6. Racun bagi pernapasan.
2.6. MENENTUKAN ORDE REAKSI
Trial orde reaksi pada reaktor batch
1. Diberikan data waktu (t) dan Ca, Cao adalah Ca pada t=0
2. Membuat data -ln(Ca/Cao) dan 1/Ca
3. Pertama menebak orde reaksi pertama dengan membuat grafik -
ln(Ca/Cao) vs t, hasil grafik harus lurus
4. A. Jika hasil grafik tidak lurus, maka menebak orde reaksi kedua
dari grafik antara 1/Ca vs t, hasil grafik harus lurus. (Apabila Cao
= Cbo)
B. Jika hasil grafik tidak lurus, maka menebak orde reaksi kedua
dari grafik antara ln Cb/Ca vs t, hasil grafik harus lurus. (Apabila
Cao = Cbo)

5. Membentuk persamaan y = a + bx , a = intercept dan b = slope dari grafik


log t vs ln Cao

Gambar II.1. Grafik Trial Reaksi Orde 1 Gambar II.2 Grafik Trial Reaksi Orde 2
(Ca = Cb)

Gambar II.3 Grafik Trial Orde 2 (Ca = Cb) Gambar II.4 Grafik Trial Orde n
(Levenspiel. O., 1999)
2.7. MENGHITUNG HARGA KONSTANTA REAKSI PENYABUNAN (k)
ETIL ASETAT DENGAN NaOH

Reaksi : NaOH + CH3COOC2H5 CH3COONa + C2H5OH A


+ B C + D
Orde reaksi 2
Persamaan kecepatan reaksi:

=

= . . dimana Ca=Cb



= . 2

2 = .



= .

2
0

1
[ ] = .

1 1


= .
1




1
= .

+

y = mx + c

Harga k didapat dari least square. Dimana harga k merupakan nilai dari m.
(Levenspiel. O., 1970)

Orde reaksi 1

= = .




= .

0
0

= .
0
ln[]

(ln ln 0) = .


ln 0
= .

=
BAB III METODE

PERCOBAAN

3.1. Rancangan Percobaan


Membuat Merangkai alat Melakukan
perhitung reaktor, secara percobaan batch,
an reagen proses batch dengan
dan kontinyu memasukkan
reagen ke reaktor
sampai
ketinggian 8 cm

memasukkan
reagen ke reaktor
Mengambil sampel 5 ml tiap
sampai ketinggian Melakukan 1,5 menit kemudian
8 cm. pompa percobaan secara ditambahkan indikator
masing reaktan kontinyu MO 3 teteske sampel
ke dalam CSTR,
titrasi dengan
dengan menjaga
HCL sampai merah orange
konstan laju alir

Mengambil sampel 5 Titrasi masing masing


ml tiap pada proses batch
1,5 menit kemudian dan kontinyu
ditambahkan indikator diberhentikan sampai
MO 3 tetes ke sampel volume titran yang
titrasi dengan HCL digunakan 3 kali
sampai merah orange konstan
3.2 Bahan dan Alat yang digunakan
III.1.1 Bahan Yang Digunakan III.1.2 Alat Yang Digunakan

1. NaOH 1. Pipet
2. Etil asetat 2. Thermometer
3. HCl 3. Magnetic stirer
4. Indikator MO 3 tetes 4. Reaktor Batch
5. Aquadest 5. Gelas Ukur
6. Buret
7. Statif dan Klem
8. Erlenmeyer
9. Rangkaian alat reaktor
aliran kontinyu

3.3 Gambar Rangkaian Alat Percobaan

a. Proses Batch

Gambar III.1 Gambar Alat Utama Proses Batch

Keterangan :

1. Reaktor Batch
2. Stirer
3. Statif
b. Proses kontinyu

Gambar III.2. Gambar Alat Utama Proses Kontinyu

Keterangan :

1. Reaktor Kontinyu
2. Stirrer
3. Statif
4. Tangki Reaktor

3.4 VARIABEL PERCOBAAN

Variabel Berubah
Pengadukan : 1. Tanpa pengadukan
2. pengadukan sedang
3. pengadukan cepat

Variabel Tetap

- Konsentrasi NaOH 0.1 N 2 liter


- Etil Asetat 0.1 N 2 liter
- HCl 0.05 N 500 ml
- Ketinggian reactor 8 cm
- Pengambilan tiap 1.5 menit
- Perbandingan reaktan volume 1:1
- Suhu ruang

3.5. RESPON UJI HASIL

Konsentrasi NaOH sisa yang dapat diamati dengan konsentrasi titran HCl
sampai TAT.

3.6. PROSEDUR PERCOBAAN

Percobaan Batch

1. Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat 0.1 N, HCl 0.05 N, dan
NaOH 0.1 N.
2. Masukkan etil asetat 0.1 N dan NaOH 0.1 N dengan volume masing
masing 1 liter
3. Ambil sampel 5 ml tiap 1.5 menit, kemudian tambahkan indikator MO
3 tetes ke dalam sampel dan titrasi dengan HCl sampai warna merah
orange. Titrasi dihentikan sampai volume titran yang digunakan 3 kali
konstan.
4. Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca (konsentrasi NaOH sisa).
5. Lakukan langkah 1 sampai 4 dengan variable yang berbeda.

Percobaan Kontinyu

1. Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat 0.1 N, HCl 0.05 N, dan
NaOH 0.1 N.
2. Masukkan etil asetat dan NaOH ke dalam tangki umpan masing-masing.
3. Pompa masing-masing reaktan ke dalam CSTR yang kosong dan
menjaga konstan laju alirnya serta mereaksikannya.
4. Ambil sampel 5 ml tiap 1.5 menit, kemudian tambahkan indikator MO
3 tetes ke dalam sampel dan titrasi dengan HCl sampai warna merah
orange. Titrasi dihentikan sampai volume titran yang digunakan 3 kali
konstan.
5. Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca (konsentrasi NaOH sisa).
6. Lakukan langkah 1 sampai 5 dengan variabel yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Levenspiel. O., 1999. Chemical reaction Engineering 3rded, Mc. Graw Hill Book
Kogakusha Ltd, Tokyo.

Anda mungkin juga menyukai